Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

STRATEGI MENINGKATKAN KESADARAN POLITIK WARGA NEGARA

Disusun oleh :

Aulia Nur Habibah (043524265)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS FHISIP

UNIVERSITAS TERBUKA

JAKARTA

2021

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. I-4

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... I-4

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ I-4

1.3 Tujuan Pembahasan ............................................................................................. I-5

1.3 Metode Pembahasan ............................................................................................ I-5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... I-6

2.1 Strategi Meningkatkan Kesadaran Politik Warga Negara ................................... I-6

2.2 Membangun kesadaran politik publik dan partisipasi publik .............................. I-7

2.3 Ciri-Ciri Masyarakat Politik ............................................................................... I-11

2.4 Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik .................................................................... I-12

2.5 Peran Warga Negara dalam Kehidupan Politik ............................................... I-13

2.6 Tingkatkan efektivitas pendidikan politik bagi warga negara di Indonesia ........ I-17

2 7 Geopolitik ............................................................................................................ I-20

2.8 Wawasan Nusantara ............................................................................................ I-23

BAB III KESIMPULAN................................................................................................... I-25

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... I-25

3.2 Saran .................................................................................................................... I-25

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... I-26

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Sehingga saya dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Strategi meningkatkan kesadaran politik
warga negara”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam makalah ini saya membahas tentang Strategi meningkatkan
kesadaran politik warga negara. Semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya dan khususnya
pembaca pada umumnya.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari para
pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Jakarta, 23 April 2021

Aulia Nur Habibah

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada pembelajaran kali ini berkaitan dengan Wawasan Nusantara dan Geopolitik Indonesia,
Dan Geopolitik Indonesia, serta Ketahanan Nasional dan Geostrategi Indonesia yang berkaitan
dengan Strategi Meningkatkan Kesadaran Politik Warga Negara sesuai dengan kaidah
pembelajaran ilmiah, yang akan ditelunsuri, menanya, menggali, membangun argumentasi dan
mendiskripsikan kembali konsep cara Strategi Meningkatkan Kesadaran Politik Warga Negara
baik secara lisan maupun tulisan. maka diperlukan adanya pengetahuan Untuk mengantisipasi
dan memberi solusi terjadinya Strategi Meningkatkan Kesadaran Politik Warga Negara, maka
perlu ditingkatkan efektivitas pendidikan politik bagi warga negara di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah peran serta warga negara dalam sistem politik indonesia ?


2. Apakah ciri-ciri masyarakat politik ?
3. Apa saja bentuk-bentuk partisipasi politik ?
4. Seperti apakah peran warga negara dalam kehidupan politik?
5. Bagaimana konsep Wawasan nusantara?
6. Kenapa Nusantara turut memandang wilayah Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan
ekonomi?
7. Kapan pelaksanaan Geopolitik Indonesia?
8. Mengapa makna Wawasan Nusantara yang memandang Kepulauan Nusantara sebagai
kesatuan politik dan sebutkan poin-poinnya?
1.3. Tujuan Pembahasan
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewarganegaraan.
2. Menambah pengetahuan tentang pendidikan kewarganegaraan.
3. Membahas secara sederhana strategi meningkatkan kesadaran politik warga negara.
4. Membahas tingkatkan efektivitas pendidikan politik bagi warga negara di Indonesia.
5. Memaknai Wawasan Nusantara yang memandang Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan
politik

4
1.4. Metode Pembahasan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka
yaitu menggunakan media bedasarkan pada BMP MKDU 4111 Pendidikan Kewarganegaraan.
Dan bedasarkan analisis persoalan yang terjadi di masyarakat. Serta membuat makalah
bedasarkan analisis/ kalimat sendiri serta mencantunkan daftar Pustaka dalam penyusunan
makalah ini.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Strategi Meningkatkan Kesadaran Politik Warga Negara


Dalam masyarakat Demokrasi peran Warga Negara sangatlah dibutuhkan untuk
terciptanya masyarakat yang demokratis, sehingga peran warga Negara ini dapat menjadi acuan
untuk terciptanya pemerintahan yang demokratis pula. Dalam menciptakan masyarakat yang
demokatis maka tidak lain adalah keikutsertaan masayarakat dalam perannya terhadap politik.
Sehingga masyarakat yang ikut berperan aktif dalam politik dapat mengembangkan partisipasi
politiknya yang berpengaruh terhadap sistem politik Negara dan pemerintahannya.
Makna keasadaran politik
Apakah kita semua tahu apa makna kesadaran politik itu? Seringkah mendengar istilah
tersebut?
Budaya politik yang berkembang di masyarakat akan selalu berkaitan dengan kesadaran
politik. Pada hakekatnya budaya politik merupakan cerminan dari kesadaran politik suatu
masyarakat terhadap sistem politik yang sedang berlaku.
Apa sebenarnya kesadaran politik itu?
Kesadaran politik atau dalam istilah asing disebut political awwarness. M.Taopan
dalam tulisannya yang berjudul Kesadaran Politik (2011) menyatakan bahwa kesadaran politik
merupakan proses batin yang menampakan keinsyafan dari setiap warga negara akan
pentingnya urusan kenegaraan dalam kehidupan bernegara. Kesadaran politik atau keinsyafan
hidup bernegara menjadi penting dalam kehidupan kenegaraan, mengingat begitu kompleks
dan beratnya tugas yang dipikul negara dalam hal ini para penyelenggara negara.
Kesadaran politik masyarakat tidak hanya diukur dari tingkat partisipasi mereka dalam
kegiatan pemilihan umum. Akan tetapi diukur juga dari peran serta mereka dalam mengawasi
atau mengoreksi kebijakan dan perilaku pemerintah selama memegang kekuasaan
pemerintahan. Setiap masyarakat mempunyai kesadaran politik yang berbeda-beda. Kesadaran
politik masyarakat sangat tergantung pada latar belakang pendidikannya. Masyarakat yang
mempunyai tingkat pendidikan tinggi cenderung mempunyai kesadaran politik yang relatif
tinggi. sebaliknya, kelompok masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah, maka kesadaran
politiknya pun relatif rendah sehingga memerlukan pembinaan. Nah, bagaimana cara untuk
menciptakan kesadaran politik? Kesadaran politik dapat tercipta salah satunya melalui
sosialisasi politik (political socialization).
Apa sebenarnya sosialisasi politik itu?

6
Michael Rush dan Phillip Althoff dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sosiologi
Politik (2003:25), mengatakan bahwa sosialisasi politik adalah proses bagaimana
memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan
tanggapan serta reaksireaksinya terhadap gejala-gejala politik.
2.2 Membangun kesadaran politik publik dan partisipasi publik
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Politik Kesadaran politik dapat
dipengaruhi oleh banyak faktor, dalam Usman Abdul Mu’is (2000:97-97) faktor yang
mempengaruhi kesadaran politik adalah :
1.Jenis kultur politik dimana individu itu tumbuh darinya/dengan kata lain, tabiat kepribadian
politik yang terbentuk darinya.
2.Berbagai revolusi dari perubahan budaya yang terjadi dimasyarakat.
3.Berbagai kemampuan dan kecakapan khusus yang dimiliki individu, juga tingkat
pendidikannya.
4.Adanya pemimpin politik, sejumlah tokoh politik yang genius yang mampu memberikan
arahan politik kepada masyarakat. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan faktor-faktor
tersebut mempunyai peranan dalam mempengaruhi dan menumbuhkan keasadaran politik
seseorang.
Faktor-faktor ini pula dapat di jadikan sebagai sebuah acuan dalam mempengaruhi
kesadaran politik seseorang, sehingga seseorang bisa menjadi sadar akan politik. Partisipasi
Politik Menurut Ramlan Subakti (1992 : 140-141) partisipasi politik adalah keikutsertaan
warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan menyangkut atau mempengaruhi
hidupnya, sesuai dengan istilah partisipasi.
Pengaruh Kesadaran dan Partisipasi Pada Pemilihan Bupati (Ayuni Nur Fatwa)1619
politik berarti keikutsertaan warga negara biasa yang tidak mempunyai kewenangan dalam
mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Sementara menurut
Michael Rush & Philip Althof (2001:147) menjelaskan partisipasi politik sebagai usaha
terorganisir oleh warga negara untuk memilih pemimpin-pemimpin mereka dan mempengaruhi
bentuk dan jalannya kebijaksanaan umum.Berdasarkan beberapa teori di atas dapat
didefinisikan bahwa Partisipasi politik adalah keterlibatan masyarakat secara aktif dalam
politik yang dilakukan secara sukarela untuk mempengaruhi proses kebijakan pemerintah,
yang bisa diwujudkan melalui bentuk-bentuk partisipasi politik seperti mengikuti kampanye,
pemungutan suara, lobby politik dan diskusi politik serta membentuk dan bergabung dengan
kelompok kepentingan.

7
Untuk mengukur partisipasi politik, indikator yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1.Mengikuti diskusi politik
2.Mengikuti kampanye politik
3.Menggunakan hak suara di TPS Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik
Bentuk partisipasi politik menurut Huntington dan Nelson dalam Budi Suryadi (2007 :
129) yaitu kegiatan pemeilihan mencakup suara, sumbangan-sumbangan untuk kampaye,
bekerja dalam suatu pemilihan, mencari dukungan bagi seorang calon atau setiap tindakan yang
bertujuan mepengaruhi hasil pemilihan. Sementara itu menurut Rosenau dalam Arifin Anwar
(2006 :35) bentuk partisipasi politik terdiri atas dua jenis: Pertama, para pengamat yang
memperhatikan politik tidak hanya selama pemilihan umum, melainkan diantara pemilihan
umum yang satu dengan pemilihan umum yang lain. Mereka pada umumnya khalayak media
yang secara aktif dalam diskusi, seminar dan memberikan komentar melalui media massa.
Kedua, partisipasi aktif adalah khalayak yang bukan saja mengamati tetapi giat melakukan
komunikasi dengan pemimpin politik atau politikus dipemerintahan.
Colin Mc Andrews (dalam Mas’oed,1989 : 47), mengatakan bentuk-bentuk partisipasi
politik terdiri dari :a.Konvensional yaitu pemberian suara (voting), diskusi politik, kegiatan
kampanye, membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan, komunikasi individual
dengan pejabat politik dan administratif.b.Non Konvensional yaitu pengajuan petisi,
berdemontsrasi, konfrpntasi, mogok, tindakan kekerasan politik terhadap harta benda
(perusakan, pemboman, pembakaran), tindak kekerasan politik terhadap manuasia (penculikan,
pembunuhan) perang gerilya dan revolusi.
Bentuk-bentuk dari frekuensi partisipasi politik diatas dapat dipakai sebagai ukuran
untuk menilai stabilitas politik, integritas kehidupan politik, dan kepuasan atau ketidak puasan
warga negara. Agar penelitian ini lebih menurut Colin Mc Andrews yaitu pemberian suara,
diskusi politik dan kampanye. Hubungan/PengaruhKesadaran politik dengan Partisipasi Politik
kesadaran dan partisipasi politik merupakan salah satu aspek penting dan saling berhubungan
di dalam demokrasi. Kesadaran akan partisipasi politik rakyat apapun alasannya adalah
merupakan suatu syarat utama yang harus dipenuhi dalam membangun negara bangsa yang
demokratis. Ada berbagai bentuk partisipasi politik yang berkaitan dengan momen pemilu
seperti saat ini, diantaranya ikut pada kegiatan diskusi politik, ikut serta dalam kampanye
pemilu dan memberikan suara dalam pemilihan umum. Menurut Surbakti (1992:144),
kesadaran politik adalah kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Tingkat
kesadaran politik diartikan sebagai tanda bahwa warga masyarakat menaruh perhatian terhadap
masalah kenegaraan dan atau pembangunan.

8
Lebih jauh, Jeffry M. Paige dalam Surbakti (2007) menyebutkan ada variabel penting yang
mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat partisipasi politik seseorang, yaitu kesadaran politik.
Jadi, jika individu memiliki kesadaran politik maka ia akan memiliki kesadaran akan posisi
dirinya dalam sebuah tatanan kehidupan bernegara.
Salah satu wujud dari kesadaran politik salah satunya bentuknya adalah partisipasi
politik dalam kegiatan pemilu/pemilukada. Partisipasi politik yang dilandasi oleh kesadaran
politik akan mendorong individu menggunakan hak pilihnya secara rasional. Partisipasi politik
tanpa kesadaran politik itu bisa saja terjadi, seperti pada kasus pemilih yang hanya sekedar
menggunakan pilihannya, namun sebenarnya ia hanya asal memilih. Sebaliknya, partisipasi
politik yang dilandasi oleh kesadaran politik akan menghasilkan pilihan yang baik dan sesuai
dengan aspirasi yang bersangkutan. Dari penjelasan diatas maka dapat di katakan bahwa
kesadaran politik berpengaruh terhadappasrtisipasi politik masyarakat, karena apabila
seseorang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara maka akan mendorong
orang tersebut untuk berpartisipasi politik. Dari uraian di atas maka penulis berhipotesis
sebagai berikut : bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Kesadaran Politik
dengan Partisipasi Politik Masyarakat pada Pemilihan Bupati.
Ciri-Ciri Masyarakat Politik
1. Adanya pendidikan politik bagi warga negaranya
Untuk menciptakan masyarakat politik maka pemerintah harus memberikan pendidikan
politik kepada warga negaranya, pendidikan politik dimaksudkan untuk mengembangkan
dan mempertahankan situasi politik yang sudah ada. Sehingga masyarakat akan menjadi
melek politik dan dengan pendidikan politik masyarakat akan tahu bagaimana system politik
dan budaya politik yang ada di negara tersebut sehingga sangat perpengaruh terhadap
keberlangsungsn dan perkembangan politik di negaranya. Pendidikan politik di Indonesia
dilakuakan diantaranya melalui pendidikan formal di sekolah seperti pelajaran Pendidikan
Kewarganegaaan.
2. Adanya Kesadaran Politik warga negara yang tinggi.
Dengan pendidikan politik yang diperoleh warga negara maka diharapkan munculnya rasa
kecintaan kepada negaranya sehingga diharapka munculnya kesadaran politik. Kesadaran
politik yang tinggi warga Negara sangat diperlukan untuk keberlangsungan pemerintahan.
3. Adanya Budaya Politik yang berkembang di masyarakat suatu negara Budaya politik akan
muncul dengan sendirinya seiring dengan perkembangan politik suatu Negara. Budaya

9
adalah sesuatu yang dilakukan berulang-ulang dan dijadikan suatu nilai sehingga muncul
ciri dari politik suatu Negara.
4. Bagaimana cara sosialisasi politik masyarakatnya cara menerapkan sosialisasi politik
terhadap warga negaranya, baik melalui lembaga formal maupun non formal harus
dilakukan untuk mempertahankan keberlangsungan politik suatu negara. Jika sosialisasi
yang dilakuakan pemerintah berjalan baik maka budaya politik yang sudah ada akan terus
bertahan dan berkembang seiring denga waktu.
5. Adanya peran aktif warga negara dalam sistem politik peran aktif warga negara sangat
dibutuhkan untuk menjaga kestabilitasan politik dan pemerintah suatu negara. Negara tidak
akan berkembang secara politik jika tidak ada peran aktif warga negara dalam politik. Hal
ini akan mengakibatkan suatu pemerintahan yang absolute, karena tidak adanya pengawasan
dari masyarakatnya.
6. Adanya keloyalan warga negara terhadap negaranya keloyalan warga negara sangat
mempengaruhi perkembangan politik suatu negara. Dengan partisipasi yang aktif warga
negara dan keloyalan terhadap negara maka proses perkembangan budaya politik di suatu
negara akan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dibutuhkan keloyalan tidak hanya
sekedar mencari kekuasaan akan mengangkat drajat seseorang yang bersedia untuk selalu
loyal terhadap negaranya sehingga kemungkinan-kemungkian terjadinya penyelewengan
akan terkikis dengan sendirinya
7. Tumbuh dan berkembangnya masyarakat madani masyarakat madani berpengaruh terhadap
perkembangan politik suatu negara, negara akan lebih mudah dalam meningkatkan
partisipasi politik, dalam hal sosialisasi dan pengawasan jalannya politik akan lebih stabil
jika masyarakat madani berkembang dalam suatu masyarakat.
2.3 Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik
Bentuk-bentuk partisipasi politik yang terjadi di berbagai negara yang dapat dibedakan
dalam kegiatan politik yang berbentuk konvensional dan non konvensional, termasuk yang
mungkin legal (seperti petisi) maupun illegal (cara kekerasan atau revolusi).
1. Konvensional Ikut dalam Pemilu baik menggunkan hak aktif maupun pasifnya Ikut
memberikan kritikan dan masukan lewat berbagai media, semisal media social seperti FB
Berkomunikasi dengan para pejabat dalam penyesuaian sebuah kebijakan publik semisal lewat
demonstrasi sesuai dengan aturan.

2. Non Konvensional Demonstrasi dengan tidak meminta izin dulu kepada pihak yang
berwajib Menghina pejabat publik Membakar simbul-simbul Negara.

10
Bentuk-bentuk dan frekuensi partisipasi politik dapat dipakai sebagai ukuran untuk menilai
stabilitas sistem politik, integritas kehidupan politik, kepuasan atau ketidakpuasan warga
negara.

Konvensional Non Konvensional

Pemberian suara (Voting) Pengajuan Petisi


Diskusi Politik Berdemonstrasi
Kegiatan Kampanye Konfrontasi
Membentuk dan bergabung dalam Mogok
kelompok kepentingan Tindak kekerasan politik terhadap harta benda
Komunikasi individual dengan pejabat perusakan, pemboman, pembakaran
politik / administratif Tindak kekerasan politik terhadap manusia:
penculikan, pembunuhan, perang
gerilya/revolusi.

Peran warganegara:

 Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-undangan


yang berlaku.

 Peran aktif merupakan aktivitas warga negara untuk terlibat (berpartisipasi) serta ambil
bagian dalam kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi keputusan publik.

 Peran positif merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara
untuk memenuhi kebutuhan hidup.

 Peran negatif merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan negara
dalam persoalan pribadi
 Partisipasi aktif; WN mengajukan usul kebijakan, mengajukan alternatif kebijakan,
mengajukan saran dan kritik untuk mengoreksi kebijakan pemerinta, mengajukan
tuntutan.
 Partisipasi pasif; berupa kegiatan mentaati peraturan/pemerintah, menerima dan
melaksanakan setiap keputusan pemerintah.

11
2.4 Peran Warga Negara dalam Kehidupan Politik

Peran warga negara dalam kehidupan berpolitik pada dasarnya dapat dinyatakan berupa
hak warga negara untuk berpartisipasi dan mempengaruhi setiap proses pembuatan dan
pelaksanaan kebijakan publik oleh para pejabat atau lembaga-lembaga negara/pemerintah.
Peran warga negara di bidang politik sangat penting, karena dapat untuk mewujudkan
kebebasan mengeluarkan pikiran dan pendapat, serta kebebasan berserikat. Kebebasan tersebut
merupakan faktor penentu untuk menumbuhkan kehidupan politik yang demokratis. Peran
warga negara di bidang politik dijamin dalam pasal 28 UUD 1945.
a. Pemerintah yang Baik
Peran warga negara dalam ikut serta mengembangkan pemerintahan yang bersih dari
KKN, pada dasarnya adalah untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good govermance).
Pemerintah yang baik adalah yang menjunjung tinggi norma kesusilaan, kepatutan, dan norma
hukum untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dari dan bebas dari KKN.
b. Kepemimpinan yang Berkualitas
Kepemimpinan yang berkualitas akan muncul karena pendidikan, pengalaman dan
pengetahuan yang sebelumnya mengarahkan seorang calon pemimpin, demikian menurut teori
sosial dan psikologi. Dengan kata lain menurut teori ini pemimpin itu dibentuk bukan
dilahirkan (leader are made not born) dan teori keturunan (genesis/heredity theory) serta teori
situasional.
c. Otonomi Daerah
Otonomi daerah merupakan suatu pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan
keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemikiran. Dengan demikian
otonomi daerah merupakan kewenangan penyelenggaraan pemerintah sendiri dalam koridor
pusat.
d. Budaya Demokrasi
Budaya demoksari pada dasarnya berupa nilai-nilai dan perlaku yang menjunjung
pengembangan sistem politik demokrasi. Beberapa sikap politik demokratis yang akan
menghasilkan perilaku yang demokratis, diantaranya adalah sikap politik: akomodatif,
resiprokal dan moderat.
Peran dalam bidang politik ini mayoritas tentang masalah partisipasi dalam politik.
Demokratisasi dalam bidang politik memberi peluang agar warga negara berpartisipasi dalam
bidang poltik diantaranya adalah partisipasi lewat partai politik dengan cara menjadi anggota
parpol ataupun beberapa organisasi kecil di masyarakat, selalu mengkontrol dan mengkritisi

12
kinerja pemerintah dalam hal kebijakan politik, membangun suatu sarana sosialisasi politik
agar membantu upaya peningkatan identitas nasional dan integrasi nasional, selalu ingin
berperan dalam pengambilan keputusan politik lewat aksi demo maupun ikut serta dalam
pemilu. Peran ini sangat penting dalam perkembangan negara Indonesia terlebih karena kita
sudah pernah merasakan rezim keotoriteran yang tidak bebas dalam meakukan partisipasi
politik. Peran dalam bidang politik sangat penting karena bersentuhan langsung dengan
kebijakan maupun keputusan politik yang diambil untuk kepentingan bersama yaitu seluruh
rakyat Indonesia. Berbagai cara bisa dilakukan warga Negara dalam menyampaikan aspirasi
dan keinginan politik dalam peran sertanya pada sistem politik yang ada.
Berikut contoh peran serta warga Negara dalam sistem politik di Indonesia:
a. Memberikan suara dalam pemilu
b. Terlibat dalam kampanye
c. Diskusi Politik
d. Komunikasi individual dengan pejabat politik / administratif
e. Demonstrasi.
f. Menduduki jabatan politik atau administrasi
g. Mencari jabatan politik atau administrasi
h. Keanggotaan aktif suatu organisasi politik
i. Keanggotaan pasif suatu organisasi politik
j. Keanggotaan aktif suatu organisasi semu politik
k. Keanggotaan pasif suatu organisasi semu politik
l. Partisipasi dalam rapat umum
m. Partisipasi dalam diskusi politik informasi, minat umum dalam politik
n. Voting (pemberian suara)
o. Apathi total

Setiap warga Negara dapat ikut serta secara langsung ataupun tidak langsung dalam kegiatan-
kegiatan antara lain :
a. ikut memilih dalam pemilihan umum
b. Menjadi anggota aktif dalam partai politik, kelompok penekan (pressure group), maupun
kelompok kepentingan tertentu.
c. Duduk dalam lembaga politik, seperti MPR, Presiden , DPR, Menteri, dan sebagainya.
d. Mengadakan komunikasi (dialog) dengan wakil-wakil rakyat.
e.Berkampanye, menghadiri kelompok diskusi, dan lain-lain.

13
f. Mempengaruhi para pembuat keputusan sehingga produk-produk yang
dihasilkan/dikelurkan sesuai dengan aspirasi atau kepentingan masyarakat.

Berikut ini adalah contoh kemerdekaan berserikat dan berkumpul bagi setiap warga
negara:
a. Hak menjadi anggota partai politik dan organisasi kemasyarakatan.
b. Hakmendirikanpartai.

Contoh tindakan yang termasuk kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan


adalah sebagai berikut
a. Mengeluarkan pikiran secara lisan dari seseorang kepada orang lain secara langsung.
b. Mengeluarkan pikiran melalui media elektronik, seperti misalnya televisi, radio, internet,
c. Kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan tertulis dapat diwujudkan dengan
mengeluarkan pikiran kepada orang lain dengan cara menulis melalui media cetak (penerbitan)
atau media massa, seperti misalnya koran, majalah, atau buletin.
2.5 Tingkatkan efektivitas pendidikan politik bagi warga negara di Indonesia

Untuk meningkatkan strategi Kesadaran Politik Warga Negara salah satunya dengan
melalui Pendidikan politik bagi warganegara di Indonesia. Para ahli ilmu sosial menggunakan
istilah pendidikan politik untuk menunjukkan cara bagaimana anak-anak sebagai generasi
muda diperkenalkan pada nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, serta bagaimana mereka
mempelajari peranan-peranan yang akan dilakukan di masa mendatang jika kelak sudah
dewasa.

Sebagai usaha untuk meningkatkan dan memantapkan kesadaran masyarakatdalam


berpartisipasi politik dapat ditempuh melalui pendidikan politik. Karenapendidikan politik
bermaksud untuk meningkatkan kesadaran setiap warga negaratermasuk dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Landasan umum dalam rangkamemantapkan pembangunan bagi
segenap masyarakat Indonesia demi terciptanyasuasana dan harapan sesuai dengan cita-cita
kemerdekaan bangsa. Pendidikan politikyang dilakukan secara sadar dan berencana pada
kahekatnya adalah usaha untukmeningkatkan kesadaran partisipasi politik masyarakatsebagai
warga negara yang baik.Dengan adanya peran pemerintah dalam meningkatkan partisipasi
politik yang,maka masyarakat akan semakin sadar akan hak dan kewajibannya sebagai
warganegara sehingga ikut serta secara aktif dalam kehidupan kenegaraan dan
sertamemperkokoh persatuan dan kesatuan. Dari warga negara yang demikianlah

14
diharapkanakan terjamin kelancaran usaha mencapai tujuan nasional dan partisipasi politik
akanmengusahakan, menciptakan, mengkonsolidasikan dan menempatkan situasi dan
kondisiguna meningkatkan terlaksananya proses pembaharuan kehidupan politik
yangdiharapkan akan terciptanya sistem politik yang benar-benar demokratis, stabil,
dinamis,efektif dan efisisen.

Pendidikan politik di Indonesia ialah pendidikan yang diarahkan untuk mewujudkan


kesadaran politik yang tinggi bagi warganegara, sehingga mereka sadar akan hak dan
kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk kesadaran untuk
menggunakan hak pilihnya dalam pemilu berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Untuk itu mata pelajaran Pendidikan Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan, dan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kelompok mata pelajaran yang memiliki misi
seperti itu.Dengan mengacu pada pendapat Apter (1985), Almond (1991) Rush dan Althof
(1998), Surbakti (1999), dan Sukemi (2004), pendidikan politik yang dapat membentuk sikap
dan perilaku politik warganegara dapat dilaksanakanmelaluilembaga-lembagaberikut:
(1)keluarga,(2)lembagapendidikan,(3)temansebaya/sepergaulan/sepermainan/seprofesi
(peergroup), (4) media massa, dan (5) organisasi politik.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, partisipasi politik masyarakat


sangatpenting dalam usaha meningkatkan kesadaran politik masyarakat, oleh sebab itu sangat
dibutuhkan kerjasama dari pemerintah dan masyarakat dalam rangka keikutsertaan
danpartisipasinya dalam pembangunan melalui partisipasi politik. Partisipasi
politikmasyarakat pada dasarnya berlangsung secara alamiah dalam suatu masyarakat yang
lazim dilakukan oleh organisasi sosial politik, keluarga ataupun pribadi. Partisipasipolitik
masyarakat seperti itu sudah tentu akan berkembang secara sendiri-sendiri. Apabila partisipasi
bersumber dari berbagai aspirasi politik yang berbeda, akan salingbertentangan, oleh karena
itu diperlukan adanya partisipasi politik yang diusahakansecara sadar dan terencana yang
bersumber dari aspirasi yang digali dari kepribadianbangsa Indonesia sendiri dan disepakati
secara nasional. Partisipasi politik yang demikianjelas akan menunjang terpeliharanya
stabilitas nasional dan memperlancar usahapencapaian cita-cita bangsa. Dengan demikian
dapat diperkirakan dan diharapkan bahwa partisipasi politikmasyarakat yang baik akan dapat
mengatasi segala kemungkinan bahaya dan ancaman,baik yang datang dari luar maupun dari
dalam. Partisipasi politik masyarakat yangdimaksud adalah keseluruhan untuk mematangkan

15
mekanisme yang mangatur bagaimanakeputusan politik atau kebijakan umum yang telah
dirumuskan dan ditetapkan (MeriamBudiardjo, 1982).
Dengan memadukan pengertian tersebut di atas, maka secara umum partisipasipolitik
masyarakat merupakan bagian dari sistem politik demokrasi Pancasila yang dapatdiartikan
sebagai suatu mekanisme melalui setiap keputusan politik atau kebijaksanaanumum yang
diatur, dirumuskan dan ditetapkan dengan mengikut sertakan masyarakatmelalui wakil-
wakilnya serta menganut asas musyawarah untuk mufakat. Sistem demokrasi Pancasila ini
dalam setiap kegiatan yakni diharapkan akan tetap berpedomanpada nilai-nilai Pancasila.Hal
ini menunjukkan bahwa generasi masyarakat adalahtongkat bangsaIndonesia, sehingga
merupakan jaminan bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara. Itulah sebabnya pendidikan
politik sangat penting untuk menumbuhkan sertameningkatkan partisipasi politik masyarakat
dalam usaha-usaha pembangunan yangsedangdan akan dilaksanakan. Partisipasi politik
masyarakat juga secara langsung dsapatmempengaruhi kinerja dari pemerintah. Hal ini jelas
dapat dilihat dari kepedulianmasyarakat akan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah.
Apabila masyarakat bersifat apatis atau acuh tak acuh terhadap kebijaksanaan dan pengambilan
keputusanpemerintah, maka hal ini akan mengakibatkan kinerja dari pemerintah yang buruk.
Dariuraian tersebut di atas, maka dapat digaris bawahi ternyata, partisipasi politik
masyarakatdapat mempengaruhi kinerja pemerintah.

1.Pendidikan Politik melalui Keluarga

Keluarga merupakan institusi pertama dan utama dalam kehidupan seseorang, sehingga
menjadi lembaga yang pertama kali membentuk watak dan kepribadian serta perilaku anak. Di
lingkungan keluarga, orang tua berperan mengajarkan anaknya untuk mengenal masyarakat,
bangsa, dan negaranya selaras dengan nilai-nilai budaya yang ada.

2.Pendidikan Politik melalui Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan mempunyai misi untuk meningkatkan dan mengembangkan


kemampuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai bagi anak. Di lembaga pendidikan yang
merupakan bentuk masyarakat kecil terdapat jaringan kerja dari sejumlah komponen yang
saling terkait, seperti guru, siswa, kepala sekolah, administrator sekolah, dan Secara teoritik,
jenjang pendidikan warga negara berpengaruh positif terhadap partisipasi politik termasuk
partisipasi dalam pemilihan umum. namun demikian pada dataran praksis terjadi sebaliknya,

16
artinya justru dalam kenyataannya warganegara yang berpendidikan lebih tinggi cenderung
tidak menggunakan haknya atau golput dalam pemilihan umum.

3.Pendidikan Politik melalui Teman Sebaya/ Sepergaulan/ Sepermainan/ Seprofesi.

Aristoteles mengemukakan bahwa manusia adalah insan politik (zoon politicon)


sehingga senantiasa merasa saling ketergantungan, keterkaitan, dan saling mempengaruhi satu
sama lain untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Salah satu kelompok sosial yang menjadi
ajang seseorang untuk hidup dengan orang lain adalah teman sebaya/sepergaulan/sepermainan/
seprofesi (peergroup). Unit sosial ini mempunyai peranan sebagai media pendidikan politik
yang selanjutnya dapat membentuk sikap dan partisipasi politik warga negara.

4.Pendidikan Politik melalui Media Massa

Di dalam kehidupan modern seperti sekarang ini, manusia senantiasa melakukan


komunikasi, baik secara langsung maupun melalui media. Dengan komunikasi, manusia saling
mempengaruhi sehingga dapat terbentuk wawasan dan pengalaman yang serupa. Surat kabar,
majalah, radio, film, telepon, dan televisi merupakan media yang memungkinkan sumber
informasi termasuk bidang politik dapat menjangkau audien dalam jumlah besar dan tersebar
luas.

5.Pendidikan Politik melalui Organisasi Politik atau partai Politik.

Yang dimaksud dengan organisasi politik atau partai politik adalah suatu organisasi
yang dibentuk oleh sekelompok warganegara secara suka rela atas dasar persamaan kehendak
dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara
melalui pemilihan umum. Salah satu fungsi organisasi politik adalah sebagai sarana pendidikan
politik bagi anggotanya dan warganegara pada umumnya.

2.6 Geopolitik

A. Konsep Geopolitik

Geopolitik, jika dilihat dari katanya, berasal dari Bahasa Yunani geo yang berarti bumi
dan politeia yang berarti urusan masyarakat atau negara. Geopolitik merupakan kebijakan
politik yang dipengaruhi oleh letak dan kondisi geografis sebagai wilayah hidup. Politik abtara

17
lain mengatur bagaimana menyatukan bangsa, bagaimana pemerintah dengan masyarakat yang
beragam bagaimana menyatukan bangsa, bagaimana pemerintah dengan masyarakat yang
beragam dan bagaimana negara mensejahterahkan rakyatnya. Dalam konteks keilmuan,
geopolitik adalah studi atau ilmu tentang “pengarauh faktor geografis pada Tindakan politik”
geopolitik juga merupakan ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan
dengan maslah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Geopolitik turut
mempelajari hubungan antara factor-faktor geografi, strategi, dan politik suatu negara.

Pengertian geopolitik juga bisa dirunjuk dari pendapat para ahli. Frederich ratzel, dalam
bukunya “political geography” (1897) menyatakan bahwa negara merupakan organisme yang
hidup. Sedangkan menurut Rudolf Kjellen, geopolitik merupakan system politik terkait dengan
demopolitik, ekonomipolitik, sosiopolitik, kratopolitik. System politik tersebut membutuhkan
keberadaan negara sebagai prinsip dasar dari organisme. Ahli laian, yakni Karl Haushofer yang
menyatakan bahwa geopolitik merupakan landasan ilmiah bagi dindakan politik dalam
berjuangan demi keberlangsungan hidup suatu organisasi untuk mendapatkan ruang hidupnya.

Politik pada hakekatnya merupakan kekuatan. Maka dari itu, perlu diatur pengertian
dan penggunaan kekuatan sesuai nilai-nilai moral yang meradap. Kekuatan fisik
meliputikekuatan jasmani atau fisik dan kekuatan kesejahteraan material, sedangkan kekuatan
mental meliputi kekuatan keagamaan, ideologi dan ilmu pengetahuan. Penggunaan kekuatan
politik cenderung mengarah ke politik adu kekuatan dan kekuasaan untuk mencapai dominsasi
dunia. Sedangkan pengguna kekuasaan mental cenderung mengarah ke politik persuasi melalui
diplomasi atau musyawarah.

B. Wawasan Kwkuatandua unsur yakni, wadah dan sii

Konsep geopolitik sebagai suatu wawasan mengandung inti kekuaasaan, kekuatan


sebagai wawasan bisa dibedakan menjadi empat macam, yakni wawsan benua, wawasan
bahari, wawasan dirgantara, wawasan kombinasi. Wawasan nusantara bertitik tolak dari
pengertian wilayah pulau atau negara yang dikaitkan dengan cita-cita proklamasi, filsafat dasar
negara Indonesia, kepentingan nasional, terutama bedasarkan pada pembukaan UUD 1945,
yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan.

18
Konsep geopolitik Indonesia terdiri dari dua unsur yakni wadah dan isi. Unsur wadah terdiri
dari unsur bentuk wujud, tata inti organisasi, dan tata kelengkapan organisasi. Sedangakan
unsur isi terdiri dari unsur cita-cita, sifat,dan ciri serta cara kerja. Unsur wadah merupakan
ruang hidup bangsa yang saling berintraksi dalam kerangka hidup negara. Turunanya adalah
unsur bentuk wujud, yakni geopolitik Indonesia mewujudkan diri dalam bentuk wilayah
Kepulauan Nusantara merupakan kesatuan untuk wilayah dengan batas yang ditentukan oleh
lautan yang didalamnya terdapat pulau-pulau.

Dalam hal tata organisasi, Indonesia memiliki inti organisasi, yakni UUD 1945 yang
meliputi bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintah negara, system pemerintahan
dan system perwakilan. Agar tujuan organisasi tercapai maka negara turut membutuhkan tata
kelengkapan organisasi, antara lain apatur negara, kesadaran politik, masyarakat, media pers
dan parsitipasi rakyat. Apatur negara merupakan pegawai pemerintah yang bekerja diinstansi
pemerintah. unsur geopolitik lain, yakni isi yang merupakan cita-cita geopolitik, sifat dan ciri
geopolitik serta cara kerja geopolitik. Dalam konteks cita-cita geopolitik, sifat dan ciri
geopolitik serta cara kerja geopolitik.

C. Pelaksanaan Geopolitik Indonesia

Pelaksanaan mewujudkan dalam tata laku geopolitik dalam tata laku geopolitik
Indonesia, yakni menerapkan unsur isi dalam unsur wadah serta memberikan dasar bagi
kebijakan dan memanfaatkan letak geografis Indonesia. Tata laku turut bisa diterapakan secara
mental, yakni dengan membangun sikap mental bangsa yang menyakini dan mengembangkan
nilai religious, kemanusian, nasionalisme, demikrasi, dan keadilan. Tata laku turut
mewujudkan dalam tata perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang merupakan
penerapan UUD 1945 dalam geopolitik Indonesia. Tata perencanaan kehudupan bernegara
sesuai UUD1945 diamatkan oleh rakyat kepada MPR yang berperan mengubah dan
menetapkan UUD.

D. Wawasan Pembangunan Nasional

Wawasan Nusantara sebagai wawasan pembangunan mengutamakan persatuan bangsa


dan kesatuan wilayah yang mencakup kesatuan politik, ekonomi, sosial-budaya, dan hamkan.
Perwujudan wawasan nusantara sebagai kesatuan politik, antara lain:

19
1. Kesatuan wilayah nusantara dengan segala isi dan kekayaan yang terkandung di
dialamnya merupakan dengan segala isi dan kekayaan yang terkandung di dalamnya
merupakan wadah, ruang hidup, dan kesatuan dimensi bangsa sebagai modal bersama
bangsa.
2. Kesatuan dan persatuan bangsa yang terdiri berbagai suku, agama, dan ras
mental bangsa Indonesia yang merasa satu dalam semangat persatuan, senasib
sepenanggung, sebangsa dan setanah air, serta satu tekad mencapai cita-cita bangsa.
3. Pancasila berperan sebagai ideologi bangsa dan negara yang menjadi landasan,
panduan dan arah bangsa dalam mencapai tujuan
4. Kehidupan politik diwilayah merupakan satu kesataun politik yang diselenggarakan
bedasarkan Pancasila dan UUD 1945
5. Kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan hukum yang berarti hanya ada satu hukum
nasional untuk kepentingan nasional
6. Bangsa Indonesia turut berhubungan dan bekerjasama dengan bangsa lain sebagai
sesame bangsa dalam posisi setara dan saling menguntungkan.

2.7 Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara adalah pandangan nasional bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungan tempat hidup negra bangsa Indonesia. Cara pandang bangsa Indonesia ini
mempengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa Indonesia menuju tujuannya. Selain
sebagai cara pandang, wawasan nusantara menjadi landasan visional bangsa Indonesia. Arti
nusantara adalah pulau-pulau diluar jawa dan majapahit sebagai ibu kotanya. Selanjutnya, kata
nusantara digunakan oleh Ki Hajar Dewantara untuk menggantikan sebutan Hindia Belanda.
Pada acara kongres pemuda Indonesia II tahun 1928. Nama Indonesia berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu indo/indu yang berarti Hindu/Hindia dan nesia/ nesos yang berarti pulau.
Nusantara lahir sejak dekralasi djuanda pada 13 desember tahun 1957 oleh perdana
mentri Ir. H. Djuanda Kartawidjaja. Isi pokok dekralasi ini adalah bahwa lebar laut territorial
Indonesia 12 mil yang dihitung dari garis yang menghubungkan pulau terluar Indonesia.
Konsep wawasan kesatuan republik indonesia adalah sebuah negara kepulauan berciri
nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal tersebut menyatakan negara Indonesia dirinci bedasarkan wilayah. Krdaulatan atas
wilayah negara tersebut turut diperkuat melalu UUD No.4 prp Tahun 1960 tentang perairan
Indonesia. Makna wawasan nusantara yang memandang wilayah kepulauan nusantara sebagai
kesatuan politik bisa dijelaskan dalam poin-poin berikut ini:

20
1. Kebutuhan wilayah nasioanal dengan segala isi dan kekayaan merupakan satu kesatuan
wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan dimensi bangsa serta menjadi modal dan
milik Bersama bangsa
2. Bangsa Indonesia yang terduri dati berbagai suku, agama dan ras, berbicara dalam
berbagai Bahasa daerah serta meyakini agama
3. Bangsa Indonesia memiliki kesadaran persatuan, senasib sepenanggung, sebnagsa, dan
setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa
4. Pancasila menjadi falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang melandasi, menuntun,
dan mengarahkan bangsa Indonesia dalam menvapai tujuannya.
5. Kehidupan politik diseluruh wilayah merupakan satu kesatuan politik
6. Seluruh kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan system hukum dalam arti bahwa
hanya ada satu nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional
7. Bangsa Indonesia hidup berdampingan dengan bangsa lain, dan berperan menciptakan
ketertinam dunia yang berlandaskan kemerdekaan
Wawasan nusantara turut memandang kepulauan nusantara sebagai kesatuan ekonomi
artinya kekayaan nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik Bersama
bangsa dan keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata diseluruh wilayah tanah air.
Wawasan nusantara terkait soal pandang kesatuan sosial budaya artinya, budaya Indonesia
pada hakekatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya yang menggambarkan kekayaan
budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa. Wawasan
nusantara turut mewujudkan dalam kesatuan pertahanan dan keamanan. Artinya, ancaman satu
pulau satu daerah pada hakikatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara .
perwujudan wawasan nusantara dalam kehidupan dan keamanan akan menimbulkan kesadaran
cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada tiap warga
negara Indonesia.

21
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Simpulan
Negara merupakan organisasi yang mewadahi bangsa serta dirasakan kepentingannya
oleh bangsa itu sehingga tumbuh kesadaran untuk mempertahankan tetap tegak dan utuhnya
negara melalui upaya bela negara, dengan pola pikir, sikap, dan tindak sebagai:
a. Bangsa yang berbudaya yang mau berhubungan dengan Sang Pencipta (Tuhan) sehingga
melahirkan agama;
b. Bangsa yang mau berusaha dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga
melahirkan ekonomi
c. Bangsa yang mau berhubungan dengan lingkungan, sesamanya, dan alam sekitarnya
sehingga melahirkan sosial;
d. Bangsa yang berhubungan dengan kekuasaan dan kekuatan sehingga melahirkan politik;
e. Bangsa yang mau hidup aman tentram dan sejahtera, ada rasa kepedulian dan ketenangan
serta kenyamanan hidup dalam negara sehingga melahirkan pertahanan keamanan.

3.2 Saran
Kita sebagai warga negara Indonesia harus dapat memahami betul peran kita sebagai
warga negara Indonesia yang baik itu seperti apa. Diharapkan setelah membaca makalah ini
pembaca dapat memahami strategi meningkatkan kesadaran politik warga negara. Dengan
adanya pembahasan ini penulis berharap memberikan sumbangan pikiran bagi pembaca.

22
DAFTAR PUSTAKA

Hastangka. (Cetakan Pertama, Februari 2020). Wawasan Nusantara Dan Geopolitik. 2020:2.1.
Lasiyo. (Cetakan pertama, Februari 2020). Wawasan Nusantara Dan Geopolitik. 2020: 2.1.
Reno, W. (Cetakan Pertama, Februari 2020). Wawasan Nusantara Dan Geupolitik. 2020: 2.1.

23

Anda mungkin juga menyukai