Anda di halaman 1dari 21

Prodi Teknik Geologi

Universitas Sriwijaya

GEOLOGI
PENGEMBANGAN
WILAYAH
Dr. Budhi Kuswan Susilo, S.T. ,M.T.
Suatu Pengantar:
KONSEP TEORITIS
PENGEMBANGAN WILAYAH,
TATA GUNA LAHAN DAN
BENTANG LAHAN
Terminologi Penting (1)
• Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan/atau aspek fungsional
• Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai
jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah
• Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya
• Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam
dan sumber daya buatan.
• Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya buatan
(UU No 26/2007- Tata Ruang)
Terminologi Penting (2)
• Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya.
• Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
• Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
• Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budi daya.
• Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
(UU No 26/2007- Tata Ruang)
PENGEMBANGAN WILAYAH

• Pengembangan wilayah didasarkan atas perencanaan tata


ruang
• Perencanaan tata ruang adalah:
suatu proses untuk menentukan struktur ruang
dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan
penetapan rencana tata ruang
(UU No 26/2007 – Tata Ruang)
PENATAAN RUANG
• berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem internal perkotaan.
• berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan lindung dan
kawasan budi daya.
• berdasarkan wilayah administratif terdiri atas penataan ruang wilayah
nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah
kabupaten/kota.
• berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan
perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan.
• berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan
strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan
ruang kawasan strategis
kabupaten/kota.
(UU No 26/2007 – Tata Ruang)
Konsep Teoritis
Pengembangan Wilayah
• Pengembangan wilayah bertalian erat dengan peruntukan lahan (baca: tata
guna lahan)
• Peruntukan lahan sebagai suatu kajian didefinisikan sebagai subjek yang
inklusif dan interdisipliner yang berfokus pada materi yang terkait
dengan sifat peruntukan lahan dan tutupan lahan,
perubahannya terhadap ruang dan waktu, dan sosial,
ekonomi, budaya, politik, pengambilan keputusan,
lingkungan, dan proses ekologi yang menghasilkan
pola dan perubahan ini dan dianggap sebagai bagian sentral dari
fungsi sistem bumi serta mencerminkan interaksi manusia dengan lingkungan
dalam skala lokal hingga global (Aspinall & Hill, 2008).
• Conceptual model of sustainability choice space (From
Potschin and HainesYoung, 2006 op.cit. Aspinall & Hill, 2008)
TEORI LOKASI DALAM PENGEMBANGAN
WILAYAH
• Pengembangan suatu wilayah yang kapasitas
wilayahnya tidak mampu mengakomodasi
pertumbuhan/pembangunan yang tinggi
(berkurangnya kemampuan penyerapannya),
menyebabkan perluasan wilayah dalam
mengakomodasikan pertumbuhan tersebut
• Ini disebut: Spillover effect and backwash effect
MODEL KUTUB PERTUMBUHAN
(growth pole model)
• Pengembangan suatu wilayah mengikuti gaya
sentripetal, karena daya tarik dari pusat pertumbuhan
>> urbanisasi
• Pengembangan suatu wilayah mengikuti gaya
sentifugal, karena pesatnya pertumbuhan yang tidak
mampu diakomodasi pusat pertumbuhan, sehingga
memunculkan pusat-pusat pertumbuhan baru
(development pole)
MODEL POLISENTRIS

• Pertumbuhan monosentri ditinggalkan, karena


banyak pusat pertumbuhan baru, sehingga
perkembangan wilayah melampaui batas wilayah
(urban field)
• Hal diatas dapat disebabkan oleh tingginya
intensitas pergerakan orang, barang, uang dan
informasi
KONSEP TEORITIS DAYA DUKUNG DAN DAYA
TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
Penataan ruang wilayah dan pemanfaatan sumber daya alam harus
berkesesuaian dengan DDDTLH
• Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara
kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
• Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan
antar keduanya.
• Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya

UU No 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup


• Daya dukung dan daya tampung lingkungan dalam perencanaan tata
ruang dimaksudkan agar pemanfaatan tidak sampai melampaui batas-
batas kemampuan lingkungan hidup dalam mendukung dan
menampung aktivitas manusia tanpa mengakibatkan kerusakan
lingkungan.
• Kemampuan tersebut mencakup kemampuan dalam menyediakan
ruang, kemampuan dalam menyediakan sumberdaya alam, dan
kemampuan untuk melakukan perbaikan kualitas lingkungan apabila
terdapat dampak yang mengganggu keseimbangan ekosistem.
• Penataan ruang yang mengabaikan daya dukung lingkungan dipastikan
akan menimbulkan permasalahan dan degradasi kualitas lingkungan
hidup seperti banjir, longsor dan kekeringan, pencemaran dan lain
sebagainya.
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) UNTUK
PENGEMBANGAN WILAYAH

Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya


disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip Pembangunan
Berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program.
PP No 46/2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS
Asas-Asas Prinsip Keberlanjutan yang Mendasari
KLHS bagi Penataan Ruang
Keterkaitan (interdependency) menekankan pertimbangan keterkaitan
antara satu komponen dengan komponen lain, misal satu variabel
biofisik dengan variabel biologi.
Keseimbangan (equilibrium) menekankan aplikasi keseimbangan antar
aspek, kepentingan, maupun interaksi antara makhluk hidup dan ruang
hidupnya, seperti diantaranya adalah keseimbangan laju pembangunan
dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
Keadilan (justice) untuk menekankan agar dapat dihasilkan kebijakan,
rencana dan program yang tidak mengakibatkan pembatasan akses dan
kontrol terhadap sumber-sumber alam, modal dan infrastruktur, atau
pengetahuan dan informasi kepada sekelompok orang tertentu
(Setyabudi, 2008)
Pada perkuliahan lanjutan tidak berfokus pada
pembahasan untuk prosedur teknis penataan
ruang dan perencanaan tata ruang, dst.,
melainkan, lebih berfokus pada berbagai tinjauan
geologi, khususnya karakteristik bentang lahan
(landforms) dan kontrolnya terhadap peruntukan
lahan (land use) dalam pengembangan suatu
wilayah
4 Komponen Bumi:
Geosfer, Astenosfer, Biosfer, Hidrosfer

LINGKUNGAN
PENGEMBANGAN
EKONOMI WILAYAH
SOSIAL &
BUDAYA
KESEJAHTERAAN DAN KUALITAS HIDUP
MASYARAKAT YANG LEBIH BAIK
GEOLOGI PENGEMBANGAN WILAYAH

Sains tentang (simplifikasi):


bumi (batuan + struktur + upaya meningkatkan fungsi lahan
morfologi) dengan banyak untuk pembangunan berkelanjutan
cabang keilmuan
suatu daerah
kegunaan:
1) Rekonstruksi sejarah
geologi Fungsi lahan berkenaan dengan
2) Terapan rekayasa bentuk/bentang lahan (landform)
pembangunan (misal,
pertambangan,
infrastruktur sipil) dan
lingkungan Ø cara pandang/
GEOMORFOLOGI pendekatan
GEOMORFOLOGI PENGEMBANGAN WILAYAH
Bentang lahan (landforms): Peruntukan Lahan (land use):
1) Relief topografi (DEM) – 1) Hutan
beda tinggi, gradien lereng, 2) Lahan pertanian
orientasi, dll. 3) Rekreasi
2) Proses geomorfik (alamiah + 4) Residensial (pemukiman)
artifisial) 5) Institusional (Kantor, sekolah, museum)
=> proses denudasi, 6) Bisnis & Komersil (Bandara, terminal,
fluvial, marin, pasar, mall)
karstifikasi, aktivitas 7) Industri (Pabrik, Pembangkit, SPBU)
antropogenik, dll. 8) Lahan konservasi (cagar alam, suaka
margasatwa, dll)
DAFTAR PUSTAKA
Aspinall, R. J., dan Hill, M. J. 2008. Land Use Change: Science, Policy and Management.
CRC Press. Taylor & Francis Group. 6000 Broken Sound Parkway NW.
KLH. 2014. Pedoman Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup.
Kementerian Lingkungan Hidup. Deputi 1 Bidang Tata Lingkungan, Asisten Deputi
Perencanaan Pemanfaatan SDA & LH & Kajian Kebijakan LH Wilayah & Sektor
Peraturan Pemerintah No 46/2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS
Setyabudi, Bambang. 2008. Pertimbangan-pertimbangan dalam Penerapan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis untuk Kebijakan, Rencana dan Program Penataan
Ruang. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 30 halaman
Undang-Undang No 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-Undang No 26/2007 tentang Tata Ruang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai