Anda di halaman 1dari 17

RESERVOIR MIGAS

Dr. Budhi Kuswan Susilo, S.T., M.T.


POROSITAS
Mata Kuliah: Reservoir Migas
PENDAHULUAN
• Batuan reservoir minyak bumi, misalnya seperti pada
gambar merupakan sampel batupasir yang tampak
padat, tetapi seringkali tidak terlalu padat.
• Batupasir dibangun oleh butiran pasir dengan
berbagai ukuran butir yang terkubur dan dikompresi
sebagai bagian dari proses pengendapan,
menghasilkan ruang yang tersisa di antara partikel.
• Pemeriksaan mikroskopis mengungkapkan adanya
bukaan kecil (pori-pori) pada batuan tersebut
(ukurannya bisa hingga 300 µm) pada batuan A sandstone core plug sample.
reservoir minyak bumi

(Dandekar, 2006)
• Representasi skematik dari ruang pori
ditunjukkan pada gambar.
• Kapasitas penyimpanan batuan reservoir ini
disebut porositas.
• Semakin porous suatu batuan reservoir,
maka semakin besar jumlah ruang terbuka
atau void yang dikandungnya, sehingga
semakin besar kapasitas untuk menyimpan
cairan cadangan minyak bumi.
• Dari perspektif teknik reservoir, maka
porositas adalah salah satu sifat batuan
reservoir yang paling penting.

(Dandekar, 2006)
Porositas total atau absolut adalah:
perbandingan total ruang kosong (pori-pori) di batuan reservoir dengan
volume total atau volume batuan

(Dandekar, 2006)
Conceptual representation of different types of pores
in reservoir rock.
(Dandekar, 2006)
Porositas efektif didefinisikan sebagai:
rasio volume pori-pori yang saling berhubungan dan pori-pori buntu
atau cul-de-sac dengan volume total atau bulk.

• Dari sudut pandang teknik reservoir, porositas efektif adalah nilai kuantitatif yang
diinginkan dan digunakan dalam semua perhitungan, karena mewakili ruang pori
yang ditempati oleh fluida bergerak.
• Namun, Fatt et al. (1966) menemukan bahwa dalam dua sampel batuan reservoir
batugamping yang mereka pelajari, sekitar 20% dari volume pori merupakan pori-
pori buntu atau cul-de-sac.

(Dandekar, 2006)
Porositas yang tidak efektif didefinisikan sebagai:
rasio volume pori-pori yang terisolasi atau benar-benar terputus
dengan volume total atau volume

• Namun, pori-pori yang tertutup atau terisolasi atau benar-benar


terputus, maka tidak efektif dalam menghasilkan cairan reservoir
minyak bumi karena adanya isolasi

(Dandekar, 2006)
Ringkasan:

• untuk batuan yang tersementasi dengan buruk hingga sedang,


maka nilai porositas total diperkirakan relatif sama dengan
porositas efektif,

• untuk material yang sangat tersementasi, akan terbentuk perbedaan


yang signifikan antara nilai porositas total dan efektif.

(Dandekar, 2006)
KLASIFIKASI POROSITAS
• Porositas batuan reservoir secara umum dapat diklasifikasikan
berdasarkan mode asalnya, baik asli maupun terinduksi.
• Porositas asli atau induksi juga kadang-kadang disebut porositas
primer atau sekunder.
• Porositas asli menyerupai porositas asli, yang berkembang didalam
pengendapan material sedimen.
• Porositas terinduksi dikembangkan oleh beberapa proses geologi yang
terjadi pasca proses pengendapan batuan.
• Contoh umum dari porositas terinduksi adalah perkembangan
rekahan (fractures) atau lubang-lubang (vugs) yang biasa ditemukan
di batugamping.

(Dandekar, 2006)
• Contoh yang baik dari konsep porositas asli atau terinduksi adalah cara
partikel pasir lepas-lepas atau tidak terkonsolidasi (dengan berbagai ukuran)
dikemas dalam sebuah wadah.
• Misalnya, jika wadah hanya diisi dengan partikel pasir (tanpa menggunakan gaya atau
pemadatan) porositas asli diperoleh,
• sedangkan porositas terinduksi dihasilkan, jika wadah mengalami guncangan atau
partikel pasir dipadatkan dalam wadah.
• Dalam hal ini, porositas asli lebih tinggi daripada porositas yang diinduksi,
karena ruang pori antara partikel pasir atau butiran disebabkan oleh:
• tingkat pengemasan (grain packing), dan
• penataan ulang (rearrangement) butiran pasir
• Batuan reservoir yang memiliki porositas asli memiliki karakteristik yang lebih
seragam dibandingkan dengan batuan yang sebagian besar porositasnya
diinduksi.
(Dandekar, 2006)
PARAMETER YANG MEMPENGARUHI POROSITAS
• Banyak faktor yang mempengaruhi porositas batuan reservoir antara
lain:
• ukuran butir,
• bentuk butir,
• sortasi,
• kadar lempung,
• pemadatan, dan
• sementasi.

(Dandekar, 2006)
Perhatikan -: Apa yang signifikan beda?

Cubic packing of spheres resulting in a Rhombohedral packing of spheres resulting


least-compact arrangement with a in a most-compact arrangement with a
porosity of 47.64%. porosity of 25.96%.

(Dandekar, 2006)
Penjelasan -1:
• Keberadaan porositas pada kedua sistem orientasi pada gambar diatas
menunjukkan bahwa: “tidak bergantung pada ukuran butir (diameter bola)
• Namun, jika ada bola-bola yang lebih kecil bercampur di antara kedua sistem
diatas, maka secara signifikan akan ada:
• pengurangan ruang pori atau porositasnya berkurang.
• porositas efektif akan sangat berkurang.
• Bentuk sedimen mempengaruhi porositas suatu batuan.
• Batuan sedimen dapat dalam berbagai bentuk, karena tidak bulat sempurna atau
bentuk yang tidak beraturan,
• Akibat ketidah beraturan bentuk,sehingga proporsi ruang kosing (pori-pori) lebih
rendah bila dibandingkan dengan yang betuan sedimen dengan butiran yang
seragam bentuknya.

(Dandekar, 2006)
Penjelasan -2:
• Pengaruh sortasi pada porositas adalah bahwa: sedimen yang tersortir dengan baik (dengan kisaran
ukuran partikel yang sama) umumnya memiliki porositas yang lebih tinggi daripada sedimen dengan
sortasi yang buruk, karena berbagai ukuran partikel yang lebih kecil mengisi rongga di antara partikel
yang lebih besar, sehingga menghasilkan porositas yang lebih rendah.
• Untuk pasir yang tidak terkonsolidasi atau lepas-lepas, distribusi ukuran butiran umumnya diukur
dengan nampan ayakan dengan ukuran mata jaring bergradasi dengan teknik yang disebut analisis
ayakan (sieve analysis).
• Keberadaan tanah liat dan kandungan organik (misal, carbonaceous shales) secara umum cenderung
meningkatkan ruang kosong, karena partikel tanah liat yang cenderung saling tolak secara elektrostatis,
sehingga menghasilkan porositas yang lebih tinggi.
• Pemadatan (kompaksi) dan sementasi cenderung justru menurunkan porositas.
• Pemadatan menghasilkan pengaturan mekanis butir tertentu dan pola sistem pori baru, karena pemadatan sedimen,
yang ditandai dengan berkurangnya volume pori.
• Sementasi mengacu pada pengendapan mineral di dalam ruang pori yang akhirnya menyebabkan penurunan volume
pori.
• Kedua parameter ini sebenarnya terkait dengan porositas primer dan sekunder.
(Dandekar, 2006)
PENGUKURAN POROSITAS
• Porositas batuan reservoir pada dasarnya dapat ditentukan dengan dua proses yang
berbeda: analisis inti rutin (routine core analysis): pengukuran laboratorium pada sumbat
inti yang dibor dari seluruh sampel inti; dan teknik logging sumur.
• Di antara kedua proses ini, analisis inti rutin mungkin merupakan metode yang paling
umum digunakan dalam penentuan porositas batuan reservoir.
• Sampel batuan yang digunakan dalam pengukuran porositas disebut core plugs. Kadang-
kadang sub-sampel yang disebut end trim, yakni irisan dari core plugs yang digunakan
dalam analisis inti rutin (porositas, permeabilitas absolut, dan pengukuran saturasi).
• Teknik logging sumur bersifat tidak langsung dan biasanya porositas diukur secara in situ,
yaitu, sampel fisik batuan reservoir tidak diuji di laboratorium seperti analisis inti rutin.

(Dandekar, 2006)
AKHIR PERKULIAHAN

(Dandekar, 2006)

Anda mungkin juga menyukai