Anda di halaman 1dari 3

1.

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk kecelakaan
yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya.

Kecelakaan tambang adalah kecelakaan yang memenuhi 5 unsur kecelakaan tambang yaitu:
a) Benar-benar terjadi, yaitu tidak diinginkan, tidak direncanakan, dan tanpa unsur kesengajaan
b) Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh Kepala Teknik Tambang, atau
Penanggungjawab Teknik dan lingkungan (PTL)
c) Akibat kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan dan/ atau pemurnian atau akibat kegiatan
penunjang lainnya
d) Terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat cidera atau setiap saat orang yang diberi izin, dan
f) Terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah proyek

2. 5 unsur kecelakaan tambang yaitu:


a) Benar-benar terjadi, yaitu tidak diinginkan, tidak direncanakan, dan tanpa unsur kesengajaan
b) Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh Kepala Teknik Tambang, atau
Penanggungjawab Teknik dan lingkungan (PTL)
c) Akibat kegiatan usaha pertambangan atau pengolahan dan/ atau pemurnian atau akibat kegiatan
penunjang lainnya
d) Terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang mendapat cidera atau setiap saat orang yang diberi izin, dan
f) Terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah proyek

3. “Suatu proses yang sistematis untuk menemukan atau mengungkap penyebab dasar & akar masalah dari
suatu masalah (insiden) dengan tujuan untuk menentukan tindakan perbaikan, sehingga masalah (insiden)
dengan penyebab yang sama dapat dicegah terulang kembali.
4. Penyebab Kecelakaan dilihat dari Faktor Penyebab Dasar :
Faktor Pribadi
1. Kurang Pengetahuan (33%)
2. Motivasi keliru (24%)
3. Kurangnya kemampuan Mental (24%)
4. Kurangnya Keterampilan (9%)

Faktor Pekerjaan
1. Kualitas Kepemimpinan & Pengawasan minim (34%)
2. Standar Kerja Kurang (31%)
3. Rekayasa Kurang (7%)
4. Kuantitas Kepemimpinan dan Pengawasan Kurang(6%)

5. Pengendalian sebelum kontak ditujukan untuk menghindari terjadinya accident/incident.

Ukuran utama dalam pengendalian ini adalah


1) Penetapan program K3KO;
2) Merencanakan langkah-langkah untuk mengurangi kerugian bila dan ketika terjadi kecelakaan tambang;
3) Membentuk ERT Team & Memberikan Fasilitas, Training serta melaksanakan drill terkait dengan scenario
yang telah diidentifikasi;
4) Memberikan reinforcement terkait pelaksanaan pelatihan sesuai dengan kebutuhan yang telah di
identifikasi sebelumnya;
5) Memastikan SOP/WI telah memadai dan di implementasikan sesuai dengan persyaratan didalam system
kendali administrative tersebut;
6) Memastikan semua Sarana, Prasarana, Instalasi dan Peralatan tambang telah layak pakai, diperlihara &
dirawat sesuai dengan persyratan;
7) Memastikan tenaga ahli yang berkompeten sesuai dengan bidang/ ruang lingkupnya telah tersedia;
8) Memastikan penerapan kaidah pertambangan yang baik diterapkan sesuai dengan persyaratan didalam
peraturan perundangan

6. KTT/PTL mengupayakan lokasi kejadian berbahaya dan kecelakaan tambang yang berakibat cedera berat dan
mati tetap seperti semula (tidak berubah), kecuali untuk pertolongan dan/atau atas persetujuan KAIT.

Dalam hal dianggap perlu untuk kepentingan keberlangsungan pekerjaan, keadaan ditempat kerja hanya
boleh diubah dengan persetujuan KaIT/Kadis atas nama KaIT sesuai wewenangnya.

Untuk kejadian hampir celaka dan kecelakaan tambang yang berakibat cedera ringan, lokasi dapat diubah
setelah pengumpulan data dan bukti dilakukan.

7. Pengamanan Lokasi & Barang Bukti


a) Pasang batas pengaman pada lokasi kejadian dengan pita pita batas pengaman (safety line) warna kuning
bertuliskan “Keselamatan Pertambangan”,
b) Terdapat Signage “ Tanda Peringatan = dilarang masuk lokasi kecelakaan kecuali petugas”
c) Menjaga dan mengamankan lokasi kejadian, termasuk barang bukti yang sulit dipindahkan sampai
kebutuhan penyelidikan dinyatakan selesai,
d) Melakukan pemotretan dengan segera menggunakan kamera digital dengan resolusi minimal 16
megapiksel dan minimal 8 (delapan) kali pemotretan dari arah/sudut yang berbeda, termasuk pemotretan
barang bukti yang lain,
e) Memastikan foto hasil pemotretan butir d menunjukkan tanggal dan waktu pemotretan,
f) Mengumpulkan dan mengamankan barang bukti yang ada dilokasi kejadian hampir celaka, kecelakaan
tambang, atau kejadian berbahaya dalam wadah yang sesuai serta diberi label,
g) Menyimpan barang bukti di ruang tersendiri di kantor keselamatan pertambangan perusahaan, dan
h) Mencatat keadaan cuaca, waktu, kondisi fisik lokasi, barang bukti dan kondisi fisiknya,serta personel saat
kejadian hampir celaka, kecelakaan tambang, atau kejadiaan berbahaya.

8. Pengumpulan data penunjang


Data Penunjang Terdiri dari
1. Sketsa dan foto lokasi kejadian dilengkapi dengan data survei;
2. Biodata korban dan saksi langsung (riwayat kerja dan catatan yang berhubungan dengan keselamatan),
kondisi Kesehatan fisik dan mental (Riwayat kesehatan) dan kompetensi yang dimiliki;
3. Data riwayat/kelaikan peralatan yang terlibat dalam kejadian hampir celaka, kecelakaan tambang, atau
Kejadian berbahaya (pemeliharaan dan perbaikan/penggantian suku cadang peralatan);
4. Prosedur kerja, norma, standar, kriteria tentang K3, data pendidikan dan pelatihan, daftar, hadir karyawan,
serta dokumen lainnya yang terkait dengan kejadian hampir celakan dan kecelakaan tambang, atau kejadian
berbahaya;
5. Catatan kondisi lingkungan kerja tempat kejadian hampir celaka, kecelakaan tambang, atau kejadian
berbahaya, dan
6. Laporan awal dari pengawas langsung di area kerja tempat kejadian hampir celaka, kecelakaan tambang,
atau kejadian berbahaya.

9. Laporan investigasi yang berisi sekurang-kurangnya antara lain:


a) Pengantar dari eksekutif (executive summary).
b) Kronologi kecelakaan (penjelasan tentang waktu dan aktifitas sebelum dan sesudah kejadian).
c) Hasil investigasi yang mencakup data korban, data alat, fakta lapangan (posisi korban, alat, dll; bagian-
bagian yang tidak berfungsi/rusak; catatan-catatanyang berkaitan dengan orang, alat maupun
prosedur/peraturan), dan keterangan saksi (saksi langsung dan tidak langsung).
d) Kesimpulan (penyebab, jenis, dan akibat kecelakaan).
e) Tindakan koreksi (sementara dan permanen) yang mempertimbangkan, reengineering, prosedur,
instruksi, administrasi, dan alat proteksi diri.
f) Larnpiran (foto, sketsa, peta, keterangan dokter, catatan-catatan, dll).

10.

Anda mungkin juga menyukai