Anda di halaman 1dari 21

Sebagian besar kegagalan peralatan di MIGAS operation disebabkan oleh Korosi

KOROSI adalah Proses degradasi material akibat berinteraksi dengan lingkungan.


Hal ini dapat terjadi apabila terdapat beda potensial pada lokasi lokasi permukaan
logam atau metal. Biasanya pada daerah daerah permukaan katodik atau anodik

Hal hal yang menyebabkan terjadinya beda potensial tersebut :


a) Adanya perbedaan logam
b) Perbedaan konsentrasi spesi dalam lingkungan
c) Perbedaan temperatur pada permukaan struktur

Bentuk Korosi secara umum dibagi 2 :


1) Korosi merata (general corrosion)
2) Korosi setempat ( localized corrosion)
Jenis jenis korosi setempat :
a) Korosi galvanik
b) Korosi erosi
c) SCC (stress corrosion cracking)
d) Fatigue corrosion
Upaya pengendalian korosi :
1) Pemilihan material
2) Modifikasi Lingkungan
3) Pelapisan (coating)
4) Proteksi Katodik
5) Penggunaan inhibitor
Perawatan Peralatan di Lepas Pantai
Strategy Perawatan :
1. Reactive/Breakdown Maintenance/RTF
2. Preventive Maintenance
3. Predictive Maintenance
4. Proactive/Prevention Maintenance

1. Reactive/Breakdown Maintenance/RTF
Break down (run to failure) maintenance : mesin
dioperasikan tanpa perawatan sampai kerusakan terjadi.
Kerusakan primer hampir selalu menimbulkan kerusakan
sekunder.
2. Preventive Maintenance Time Based(PM)
Preventive maintenance adalah suatu tindakan untuk menjaga agar peralatan tetap
dapat beroperasi dengan cara inspeksi, deteksi dan pencegahan kerusakan.
 Semua kegiatan perawatan dijadwal berdasar waktu (mingguan, bulanan, triwulanan,
1000 jam, 3000 jam dlsb)
 Pelaksanaan mudah, tinggal mengikuti jadwal: pembersihan, pengecatan, pelumasan,
pemeriksaan, perbaikan.(Rencana dan jadwal tahunan harus disiapkan).
 Penganggaran mudah: anggaran umumnya dibuat tahunan.
 Murphy Law: Kerusakan biasanya terjadi pada waktu peralatan sangat dibutuhkan.
Contoh: Pada saat banyak order, peralatan produksi rusak. Perbaikan dapat memakan
waktu beberapa jam atau beberapa hari.
 Hal yang tidak menguntungkan ini dapat dicegah dengan PM.
 Alasan lain: keselamatan, penghematan biaya perbaikankarena kerusakan sekunder.

Kekurangan Preventive Maintenance :


a. Periodic disassebly membutuhkan biaya & waktu yg cukup menyita pekerjaan
maintenance
b. Periode atau interval cukup sulit untuk ditentukan
c. Melakukan maintenace/repair, berdasarkan jadwal tanpa mengetahui apakah ada atau
tidaknya masalah pada equipment tersebut
d. Tidak adanya data Trending atau data lainnya yg diperlukan untuk justifikasi suatu
failure pada equipment
3.Predictive Maintenance (PdM)
Predictive (on condition based) maintenance (PdM): Tata cara pemeliharaan
peralatan yg dikembangkan dari PM dan menggunakan hasil analisis(observasi)
reliability tool antara vibration analisis, thermography /Flir dll. Atau kondisi
mesin dipantau secara menerus. Bila terdeteksi adanya ketidak normalan baru
diambil tindakan

Pdm biasanya dilaksanakan dengan condition monitoring (CDM)


Konsep dari PdM adalah fixed before failure dilaksanakan dengan tujuan untuk
meningkatkan efisiensi. Dan diharapkan dapat memprediksi tingkat kerusakan
dan root cause analysisnya.

Keuntungan penderapan PdM :


1. Pentingnya tool untuk meyakinkan tingkat safety yg tinggi dan meningkatkan
reliability pada equipment
2. Mendeteksi sejak awal kerusakan equipment
3. Mengurangi resiko kerusakan extrim pada equipment
4. Mengurangi waktu repair & down-time yg berujung pada penghematan cost
5. Meningkatkan Efisiensi.
4. Proactive/Prevention Maintenance
Proactive (prevention) maintenance: kerusakan yang terjadi dicari penyebabnya untuk mencegah
kerusakanyang sama berulang
 Kerusakan premature (belum saatnya) dapat terjadi atas peralatan
 Mencegah perbaikan berulang atas kerusakan premature
 Kerusakan jenis tersebut harus dicari
 penyebabnya dengan Root Cause Failure
 Analysis (RCFA)
 Improvement/redesign
Instalasi dan Peralatan yang Wajib Dilaksanakan Pemeriksaan
Keselamatan Kerja
A. Instalasi

1. Instalasi Eksplorasi dan Eksploitasi:


a. Instansi pemboran;
b. Instalasi produksi;
c. Instalasi pengumpul;
d. Instalasi lainnya yang terkait dengan kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi.

2. 1Instalasi Pemurnian dan Pengolahan :


a. Instalasi Pemurnian dan Pengolahan;
b. Pembongkaran dan Pemuatan;
c. Instalasi lainnya yang terkait dengan kegiatan Pemurnian dan Pengolahan baik langsung maupun
tidak langsung berhubungan dengan kegiatan termaksud.

3. Instalasi Penimbunan dan Pemasaran yang dimaksud adalah :


a. Instalasi Seafed Depot;
b. Instalasi Inland Depot;
c. Instalasi Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU);
d. Intalasi Transit Terminal;
e. Instalasi Stasiun Pengisi Bahan Bakar (SPBU) dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG);
f. Instansi lainnya yang terkait dengan kegiatan penimbunan dan pemasaran.
Peralatan dan Instalasi yang Wajib Dilaksanakan Pemeriksaan
Keselamatan Kerja
B. Peralatan

1. Katup pengamanan, yaitu peralatan yang berguna untuk melindungi peralatan dan fasilitas yang terkait
meliputi :
a. Safety Valve;
b. Relief Valve;
c. Safety Relief Valve;
d. Thermal Relief Valve;
e. Pilot Operated Safety Valve;
f. Vacuum Relief Valve.

2. Bejana Tekan dan sejenisnya, yaitu peralatan yang bekerja dengan tekanan kerja didalam peralatan
melebihi 1/2 Atm tekanan lebih (gauge), atau bejana vakum dengan tekanan kerja didalam peralatan
kurang dari 1 atm absolut.

3. Pesawat Angkat, yaitu untuk memindahkan, mengangkat barang secara vertikal dan atau horizontal dalam
jarak ditentukan, antara lain meliputi:
a. Pesawat Angkat Bergerak;
b. Pesawat Angkat Tetap;
c. Pesawat Angkat di atas kepala.

4. Peralatan Putar, yaitu peralatan yang berfungsi memindahkan atau memanpatkan minyak, gas serta
panasbumi meliputi :
a. Unit Kompresor;
b. Unit Pompa.
Peralatan dan Instalasi yang Wajib Dilaksanakan Pemeriksaan
Keselamatan Kerja
B. Peralatan

5. Peralatan Listrik, yaitu peralatan yang membangkit, mendistribusi dan mengendalikan


sistem tenaga listrik, meliputi :
a. Unit Power Generator;
b. Unit Power Transformer;
c. Unit Switchgear;
d. Unit Motor Control Center.

6. Pipa Penyalur, yaitu bentang pipa berikut fasilitas-fasilitas terkait yang digunakan untuk
mengalirkan dan menyalurkan minyak dan gas bumi serta panas bumi.

C. Teknik Yang Dipergunakan


Teknik yang dipergunakan, yatiu tatacara atau prosedur yang akan dipergunakan
dalam operasi pertambangan minyak dan gas bumi antara lain, meliputi :
1. Spesifikasi Prosedur Las (WPS) dan Rekaman Kualifikasi Prosedur (PQR);
2. Catatan Unjuk Kerj (Sertifikat) Juru Las/Operator Las;
3. Prosedur Uji Tekan Pipa Penyalur;
4. Prosedur Uji Beban Pesawat Angkat;
5. Prosedur Reparasi, Modifikasi dan Alterasi.
Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi dan Peralatan
1. Pemeriksaan Keselamatan Kerja Instalasi

A. Pemeriksaan Keselamatan Kerja Instalasi meliputi penilaian perencanaan dengan melaksanakan penelaahan terhadap data :
a. Peralatan proses, utilitas dan pengolah limbah;
b. Alat ukur dan metering;
c. Sistem perpipaan;
d. Sistem instrumentasi;
e. Piranti Pengaman
f. Tangki Timbul;
g. Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
h. Sistem pencegahan dan pemantauan pencemaran lingkungan;
i. Peralatan lain;
j. Diagram alir proses dan diagram pipa & instrumen;
k. Gambar tata letak peralatan;
l. Pekerjaan sipil;
m. Klasifikasi daerah berbahaya (hazardous area classification);
n. Electrical one line diagram;
o. Gambar tata letak pentanahan (grounding lay-out);
p. Diagram cause & effect / SAFE Chart;
q. Prosedur kerja pengoperasian peralatan;
r. Prosedur evakuasi darurat;
s. Surat persetujuan atau rekomendasi dari instansi yang berwenang untuk program Pengolahan dan Pemantauan
Lindungan Lingkungan.
Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi dan Peralatan
A. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi :
1. Pemeriksaan Instalasi untuk memastikan sesuai tidaknya Intalasi dengan perencanaan, spesifikasi, prosedur pembuatan dan
pemasangan.

2. Memeriksa Kelengkapan Mutu Peralatan, Teknik Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan meliputi :
a. Alat Pemadam kebakaran;
b. Alat deteksi api, panas, asap dan gas berbahaya;
c. Alat perlengkapan penyelamatan dan pelindung perorangan;
d. Sistem komunikasi;
e. Sistem kontrol dan penghentian darurat (emergency shutdown system);
f. Pemeriksaan tangga, lampu, bordes dan handrail;
g. Flaring;
h. Rock Muffler;
i. Peralatan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan;
j. Sistem untuk meniadakan bahaya listrik statis dan arus listrik lainnya;
k. Tanda-tanda keselamatan kerja, antara lain; tanda peringatan, larangan kode warna dan tanda lainnya.
l. Memeriksa Kelengkapan Sertifikat Kelayakan Penggunaan peralatan, Sertifikat Kelayakan Konstruksi Platform serta
Ijin Penggunaan dari Instansi teknis terkait antara lain:
 Katup Pengaman;
 Bejana Tekan dan peralatan lain sejenisnya;
 Peralatan Berputar (unit pompa dan unit kompresor);
 Peralatan listrik;
 Pesawat Angkat;
 Pipa Penyalur;
 Struktur Anjungan Lepas Pantai;
 Ketel Uap & Bejana, Alat bantu Navigasi, Alat Ukur dan Metering, Alat Timbang, Helideck, Zat Radio Aktif,
Bahan Peledak, dan lain-lain;
 Peralatan penyelamatan dan pelindung perorangan.
Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi dan Peralatan

3. Khusus Instalasi pemboran wajib dilakukan pemeriksaan berkala sesuai dengan Pedoman
Pelaksanaan Pemboran Darat dan Lepas Pantai Yang Aman di Indonesia (KK-01-DJM).

4. Pemeriksaan Pre-Commissioning, Commissioning dan Pengujian.

5. Pelaporan
Menyusul seluruh hasil pemeriksaan teknis berbentuk dokumen untuk diserahkan ke Direktur
Direktorat Teknik Pertambangaan Minyak dan Gas Bumi sebagai bahan evaluasi untuk penerbitan

II. Pemeriksaan Keselamatan kerja atas Peralatan


A. Pemeriksaan Keselamatan Kerja Katup Pengaman
B. Pemeriksaan Keselamatan Kerja Bejana Tekan dan Sejenisnya
C. Pemeriksaan Keselamatan Kerja Pesawat Angkat
D. Pemeriksaan Keselamatan Kerja Unit Pompa, Unit Kompresor dan Penggeraknya
E. Pemeriksaan Keselamatan Kerja Pipa Penyalur
F. Pemeriksaan Keselamatan Kerja Unit Power Generator, Unit Transformer, Unit
Switchgear dan Unit Motor Control Center
Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi dan Peralatan
II. Pemeriksaan Keselamatan kerja atas Peralatan
A. Pemeriksaan Keselamatan Kerja Katup Pengaman
Pemeriksaan teknis katup pengaman meliputi :
a. Penelaahan Dokumen
− P & ID (Piping & Instrumen Diagram)
− Dokumen katup pengaman
− Plat nama
− Tipe katup pengaman
− Konvensional
− Pilot
− Balance
− Sertifikat Kelayakan Penggunaan test bench
− Rekaman Kalibrasi presure gauge/indicator
− Perhitungan tekanan uji cold diff untuk menentukan tekanan buka nyata
b. Pelaksanaan pengujian
− Uji tekanan buka
− Uji bojor
c. Rekaman Hasil Uji
Rekaman hasil uji diisi berdasarkan dokumen katup pengaman, data plat nama serta data pengujian
sebagai bahan evaluasi penertiban Sertifikat Kelayakan Penggunaan Peralatan.
d. Penyegelan
Penyegelan katup pengaman dilakukan oleh Pelaksana Inspeksi Tambang pada pengatur katup pengaman
yang telah diuji dengan hasil baik dengan menggunakan Segel Migas.
Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi dan Peralatan
B. Pemeriksaan Keselamatan Kerja Bejana Tekan dan Sejenisnya

Pemeriksaan Teknis bejana tekan dan sejenisnya dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian :
1. Bejana tekan dan sejenisnya yang baru dan atau akan dipasang.
2. Bejana tekan dan sejensinya yang lama dan atau telah dipasang.
3. Bejana tekan dan sejenisnya yang mengalami reparasi/alterasi/modifikasi.

C. Pemeriksaan Keselamatan Kerja Pesawat Angkat


Pemeriksaan teknis pesawat angkat meliputi :
a. Penelaahan Dokumen
1. Spesifikasi perencanaan dan tabel beban
2. Perhitungan perencanaan
3. Gambar perencanaan
4. Material yang digunakan
5. Spesifikasi sambungan
6. Sumber tenaga yang digunakan
7. Petunjuk operasi (Operasi Manual)

b. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan sambungan-sambungan
2. Pemeriksaan kait pemegang beban
3. Pemeriksaan bagan yang bergerak serta berputar
4. Pemeriksaan sistem hidrolik/pneumatik
5.Pemeriksaan kondisi tali baja (wire rope) termasuk ikatan simpul dan jumlah lilitaan.
6.Verifikasi fungsi indikator-indikator
7.Verifikasi dimensi boom
8.Verifikasi counter weight
9.Pemeriksaan persiapan pengujian
Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi dan Peralatan
C. Pelaksanaan pengujian
a. Implementation of testing
− Uji fungsi tanpa beban
− Uji beban sesuai dengan prosedur uji beban yang telah mendapat pengesahan Direktur
b. Pemeriksaan setelah pengujian
Pemeriksaan atas seluruh bagian-bagian terbebani dan bergerak ataupun yang diam untuk mengetahui
kemungkinan adanya deformasi, retak, longgar pada baut dan atau cacat-cacat lainnya.
c. Pemeriksaan khusus
− Apabila pesawat angkat mengalami kerusakan atau diragukan kemampuannya.
− Apabila diadakan perbaikan atau perubahan prinsipil pada pesawat angkat.
e. Rekaman hasil uji
Rekaman hasil uji diisi berdasarkan atas data pesawat angkat dan hasil uji.
f. Pelaporan
Menyusun seluruh hasil pemeriksaan teknis berbentuk dokumen untuk diserahkan ke Direktur
Direktorat Teknik Pertambangan minyak dan Gas Bumi sebagai bahan evaluasi untuk menerbitkan
Sertifikat Kelayakan. Penggunaan Peralatan
Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi dan Peralatan
D. Pemeriksaan Keselamatan Kerja Unit Pompa, Unit Kompresor dan Penggeraknya
Pemeriksaan teknis unit pompa, unit kompresor dan penggeraknya meliputi :
a. Penilaian terhadap rancang bangun unit Pompa, unit Kompresor dan penggeraknya dengan melaksanakan penelaahan data :
− Spesifikasi perencanaan;
− Gambar dan perhitungan perencanaan;
− Spesifikasi material dan sambungan yang digunakan;
− Spesifikasi komponen utama dan pendukung serta piranti pengaman yang digunakan;
− Pedoman pengoperasian dan pemeliharaannya.
b. Penilaian pabrikasi dengan melaksanakan penelaahan laporan inspeksi yang dilakukan oleh Pihak Ketiga yang indenpenden di
pabrik pembuat yang terdiri dari antara lain :
− Identifikasi material; dan Verifikasi pipa-pipa instrumen;
− Verifikasi pengujian komponen-komponen utama;
− Hasil uji balancs;
− Hasil pemeriksaan kelurusan (aligment) kopling dan poros/kompresor dengan penggeraknya;
− Hasil "factory acceptance test" yang telah dilakukan di pabrik pembuat;
− Pemeriksaan terhadap sistem penggeraknya.
c. Pemeriksaan fisik, yaitu pemeriksaan mengikuti proses pemasangan unit Pompa/unit Kompresor dengan penggeraknya di lokasi
pemasangan dengan melakukan:
− Identifikasi peralatan komponen; dan Pemeriksaan kondisi struktur pondasi;
− Pemeriksaan kelengkapan alat ukur dan piranti pengaman;
− Pemeriksaan umum kondisi pemasangan unit Pompa/unit Kompresor dan penggeraknya;
− Uji mekanikal, kelistrikan dan instrumen;
− Uji coba piranti pengaman;
− Pemeriksaan pelaksanaan "start-up";
− Uji kemampuan.
d. Pelaporan
Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi dan Peralatan
E. Pemeriksaan Keselamatan Kerja Pipa Penyalur
Pemeriksaan teknis pipa penyalur meliputi :
a. Penelaahan Dokumen :
− Umum
 Lokasi
 Jadwal penyelesaian pembangunan
 Spesifikasi perencanaan
 Spesifikasi prosedur las dan rekaman kualifikasi prosedur serta catatan kualifikasi (sertifikat) unjuk kerja juru/operator las
 Prosedur reparasi
 Spesifikasi material yang digunakan
 Prosedur pengoperasian dan pemeliharaan
 Prosedur pembersihan dan pengeringan
 Data Piranti pengaman

b. Rancang bangun
1. Penelaahan peta jalur bentang pipa penyalur antara lain :
− Kedalaman letak pipa penyalur maksimum dan minimum (khusus pipa penyalur lepas pantai)
− Sudut kemiringan
− Keadaan perparitan
− Jarak bentangan maksimum yang tersangga
− Right of Way (ROW)
2. Penelaahan metode pelengkungan pipa di lokasi meliputi:
− diameter pipa
− ketebalan pipa
− radius lengkung pipa
3. Penelaahan beban pipa penyalur :
− Beban operasi antara berat sendiri, tekanan internal dan eksternal,ekspansi panas, daya apung dan lain-lain.
− Beban lingkungan antara lain gelombang, arus, angin, gempa dam lain-lain.
− Beban pemasangan antara lain buckling, residual stress yang terjadi saat instalasi pipa
Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi dan Peralatan
4. Penelaahan perhitungan perhitungan kekuatan pipa penyalur antara lain :
− Tegangan yang terjadi pada pipa penyalur, buckling, on bottom stability (khusus pipa penyalur lepas pantai)
− Perhitungan penyangga pipa penyalur
− Perhitungan tekanan uji yang akan dilakukan.
5. Penelaahan perhitungan pengendalian korosi antara lain:
− Karateristik korosi
− Metode pengendalian korosi
− Spesifikasi dan dimensi coating
− Kebutuhan pengendalian korosi yang diperlukan
6. Penelaahan pada fasilitas terkait dan sistem instrumentasi antara lain :
− Sistem pipa terkait seperti riser, pig launcher, pig receiver,sistem metering dan lain-lain
− Stasiun penguat
− Sistem instrumentasi seperti sistem penghentian darurat, katup pengaman dan lain-lain.
7. Penelaahan surat persetujuan atau rekomendasi dari instansi yang berwenang untuk program pengelolaan dan pemantauan
lingdungan lingkungan.
8. Penelaahan data rencana operasi
− Penggunaan (service)
− Use (service)
− Specific grafity
− Tekanan normal masuk
− Inlet normal pressure
− Tekanan normal keluar
− Tekanan operasi maksimum
Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi dan Peralatan
C. Laju aliran operasi

a . Pemeriksaan fisik meliputi :


− Pemeriksaan lokasi jalur pipa penyalur untuk memastikan klasifikasi area, tipe konstruksi dari jarak aman yang tersedia;
− Pemeriksaan persiapan pengelasan dan kesamaan sumbu serta kelurusan sambungan pipa;
− Pemeriksaan sistem penyangga dan perparitan;
− Penelaahan hasil uji tidak merusak;
− Kondisi dan rekaman hasil uji sistem pengendalian korosi serta pemberat pipa (khusus pipa penyalur lepas pantai);
− Pemeriksaan pelaksanaan pembersihan dan pengeringan dalam pipa penyalur;
− Pemeriksaan kelengkapan piranti pengaman;

b. Pemeriksaan pelaksanaan uji tekan


Kelengkapan peralatan uji yang terdiri dari :
− Deat weight tester (DWT)
− Pengukuran tekanan
− Pengukuran temperatur
− Pencatat tekanan (pressure recorder)
− Perekam Temperatur
− Pompa

Alat pengukur dan pencatat tersebut harus dikalibrasi sebelum digunakan, dan skala penunjukkan maksimumnya adalah 1,5
- 4 kali tekanann uji.

c. Uji tekan
Uji tekan dilaksanakan dengan menaikkan tekanan secara bertahap sampai dengan tekanan uji dan ditahan mikimum selama
24 (dua puluh empat) jam untuk pipa penyalur didarat, mikimum 8(delapan) jam untuk pipa penyalur dilepas pantai dan
mikimum 2 (dua) jam untuk pipa penyalur uap panas bumi.
Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi dan Peralatan
F. Pemeriksaan Keselamatan Kerja Unit Power Generator, Unit Transformer, Unit Switchgear dan Unit Motor
Control Center
Pemeriksaan teknis Peralatan Listrik meliputi :
a. Penelaahan Dokumen / Standar yang digunakan
− Spesifikasi unit peralatan listrik/data sheet (generator, transformer, switchgear dan motor control center);
− Gambar perencanaan; dan Spesifikasi perencanaan dan konstruksi;
− Spesifikasi material;
− Perhitungan perencanaan (bila disyaratkan);
− Prosedur pengoperasian & pemeliharaan;
− Klasifikasi area; dan Piranti pengaman;
− Klas isolasi;
b. Pemeriksaan fisik meliputi :
− Pemeriksaan peralatan dan komponennya
− Verifikasi plat nama dan Pemeriksaan umum kondisi pemasangan di lokasi
− Pemeriksaan lay out peralatan dan area klasifikasi
− Pemeriksaan panel kendali dan Pemeriksaan terminal kabel utama dan penetralan
c. Pengujian meliputi :
− Pengujian ketahanan isolasi dan Pengujian panel kendali
− Pengujian Hi-pot kabel dan Setting relay pengaman
− Pengujian sinkronisasi dan Pengujian automatic start unit emergency
− Pengujian tanpa beban dan dengan beban dan Penilaian penerimaan (test value)
− Pre-commisioning dan Commissioning
d. Pelaporan
Menyusun seluruh hasil pemeriksaan teknis berbentuk dokumen untuk diserahkan ke Direktur Direktorat Teknik Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi sebagai bahan evaluasi untuk penerbitan Sertifikat Kelayakan Penggunaan Peralatan.
Sumber

 PEDOMAN DAN TATACARA PEMERIKSAAN KESELAMATAN KERJA ATAS INSTALASI, PERALATAN DAN TEKNIK
YANG DIPERGUNAKAN DALAM USAHA PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI DAN PENGUASAAN
SUMBERDAYA PANAS BUMI
 Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor : 84.K/38/DJM/1998

 Keselamatan Instalasi MIGAS by SUYARTON

Anda mungkin juga menyukai