Anda di halaman 1dari 55

PENGARUH LOKASI, HARGA, DAN FASILITAS TERHADAP PENYEWAAN TEMPAT

KOST

( Studi Kasus Mahasiswa Mahasiswi IKOPIN )

USULAN PENELITIAN

Disusun oleh

Clara Lovina

C1170297

Dosen Pembimbing :

Hj. Lely Savitri Dewi, SE, M.Si

KONSENTRASI MANAJEMEN PEMASARAN

PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN

INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA

2021
BAB I.

LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan pembelajaran, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang pada

suatu bangsa untuk menjadi bangsa yang lebih baik. Indonesia adalah salah satu bangsa yang

membutuhkan pendidikan untuk dijadikannya generasi penerus di era globalisasi, untuk menyaring

pengaruh asing sehingga budaya yang masuk dapat disesuaikan dengan budaya yang ada di Indonesia.

Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.

Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah

pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang. Salah

satunya adalah perguruan tinggi sebagai satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi

sangat memberikan peranan dalam menciptakan generasi generasi penerus yang berkualitas.

Pada umumnya saat memasuki perguruan tinggi khususnya mahasiswa/i yang berasal dari luas

daerah, akan memilih tempat tinggal yang mudah dijangkau dari kampus. Salah satunya Jatinangor,

merupakan kawasan pendidikan di Jawa Barat yang dapat dijadikan pilihan untuk menempuh

pendidikan perguruan tinggi. Beberapa universitas dan institut ternama seperti, Unpad (Universitas

Padjajaran), IKOPIN (Institut Manajemen Koperasi Indonesia), IPDN (Institut Pemerintahan Dalam

Negeri), dan ITB (Institut Teknologi Bandung) yang berada di Jatinangor. Kehadiran universitas di

kawasan Jatinangor dapat menambah perekonomian masyarakat sekitar dikarenakan banyaknya

mahasiswa yang menempati kawasan ini untuk pendidikan, seperti usaha tempat makan, laundry,

fotocopy, usaha kos-kosan, dan lain-lain.


Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa/i di Perguruan Tinggi Jatinangor 2019/2020

No. Perguruan tinggi Jumlah Mahasiswa/i

1. Unpad (Universitas Padjajaran) 33.803

2. IKOPIN (Institut Manajemen Koperasi Indonesia) 2.496

3. IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) 6.806

4. ITB (Institut Teknologi Bandung) 24.678

Sumber PDDikti (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi)

Dari tahun ketahun, semakin banyak mahasiswa dari berbagai daerah yang datang untuk

menuntut ilmu di Jatinangor, yang berarti dapat menambah peluang bagi para wirausaha, salah satunya

yaitu kos-kosan sebagai tempat tinggal sementara bagi mahasiswa/i yang berasal dari luar daerah. Bagi

para mahasiswa/i ini tentunya mencari tempat tinggal terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran

berlangsung di kampus. Jatinangor merupakan suatu kecamatan yang berada di kota Bandung, dulunya

Jatinangor merupakan daerah perkebunan teh dan pohon karet yang dikuasai oleh perusahaan milik

Belanda. Namun pada tahun 1990, area perkebunan dialih fungsikan menjadi kawasan pendidikan

dengan dibangunnya empat perguruan tinggi, yakni Unpad (Universitas Padjajaran), IKOPIN (Institut

Manajemen Koperasi Indonesia), IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri), dan Universitas Winaya

Mukti. Nama Jatinangor sebagai nama kecamatan baru dipakai sejak tahun 2000-an. Seiring dengan

hadirnya kampus kampus tersebut, Jatinangor juga mengalami perkembangan fisik dan social yang

pesat. Banyak lahan pertanian di Jatinangor yang berubah fungsi menjadi rumah sewa untuk mahasiswa

ataupun pusat perbelanjaan.

Menurut Kotler dan Keller jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu

pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan

apapun. Jasa tersebut mungkin saja atau mungkin juga tidak terkait dengan suatu produk fisik. Industri
jasa menurut Kotler & Amstrong adalah industri yang menghasilkan produk yang tidak berwujud yang

juga tidak menghasilkan pemilikan suatu hal. Pada jasa rumah kost, pemillik memberikan penawaran

produk berupa kamar kost, fasilitas-fasilitasnya dan nilai yang dapat dirasakan oleh konsumen jasa

dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau rasa aman.

Para wirausaha mulai membangun berbagai jenis tempat tinggal berupa kos kosan, Apartemen,

kontrakan, dan rumah sebagai fasilitas bagi mahasiswa/i yang sedang menempuh dunia pendidikan di

perguruan tinggi. Apartemen dan kos kosan dapat di jadikan pertimbangan dalam memilih tempat

tinggal, jika dilihat dari sudut pandang ekonomi para mahasiswa, apartemen tidak begitu menjadi

pilihan utama dikarenakan mahasiswa/i lebih memilih tempat tinggal yang terjangkau namun dengan

kualitas yang baik. Dilihat dari para mahasiswa/i berasal dari luar daerah Jatinangor, tentunya banyak

biaya yang akan dikeluarkan sehingga mereka lebih selektif dalam memilih tempat tinggal agar

meminimalisir pengeluaran. Harga sewa kos biasanya lebih murah dari sewa apartemen, inilah alasan

mengapa kos kosan lebih dilirik oleh mahasiswa dibanding apartemen. Rumah kost adalah sejenis

kamar sewa yang disewa selama kurun waktu tetentu. Umumnya sewa kamar dilakukan selama kurun

waktu satu tahun serta memiliki fungsi sebagai tempat tinggal sementara. Fungsi rumah kost ini yang

menjadikan mahasiswa perantau lebih memilih alternatif rumah kost karena adanya pertimbangan

hemat biaya dan waktu karena tempat yang dekat akan menjadi tujuan penyewa. Jika dikaitkan dengan

fungsi rumah kost ditssemukan banyak fenomena pindahan rumah kost yang dilakukan oleh penyewa.

Agar memperoleh rumah kost sesuai dengan yang diinginkan, ada beberapa faktor yang mungkin dapat

dipertimbangkan oleh mahasiswa/i sebelum memutuskan rumah kost mana yang akan dipilih. Beberapa

faktor diantaranya seperti, mahasiswa memilih rumah kost dengan memperhatikan lokasi rumah kost,

perbandingan harga sewa, fasilitas yang disediakan oleh pihak jasa rumah kost.

Lokasi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih rumah

kost. Menurut Alma (2003) lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan

melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya. Lokasi

usaha yang tepat sangat menentukan keberhasilan dan kegagalan usaha di masa yang akan datang.

Lokasi rumah kos yang strategis dan mudah dijangkau seperti dekat dengan kampus, tempat makan,
warnet, fotocopy, shopping center, ataupun tempat tempat hiburan lainnya merupakan hal yang menjadi

pertimbangan mahasiswa.

Kualitas pelayanan merupakan suatu strategi untuk menarik lebih banyak konsumen yang baru,

mempertahankan konsumen yang ada, menghindari berpindahnya konsumen dan menciptakan

keunggulan khusus. Perusahaan yang mengutamakan kualitas pelayanan akan berdampak pada

kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan sebagai usaha untuk mewujudkan kenyamanan terhadap

konsumen agar konsumen merasa puas dengan pelayanan yang ada. Begitupun pada rumah kost,

konsumen akan melihat tempat yang layak dihuni untuk sementara selama melanjutkan pendidikan

diluar daerah tempatnya berasal. Dari sinilah para wirausaha mulai berfikir bagaimana cara memikat

para konsumen dengan fasilitas-fasilitas yang akan disediakan. Harapan konsumen merupakan faktor

penting, kualitas layanan yang lebih dekat untuk kepuasan konsumen akan memberikan harapan lebuh

dan sebaliknya. Dengan adanya kualitas pelayanan yang telah diberikan, maka secara tidak langsung

konsumen akan merasa puas.

Selain kualitas pelayanan, harga juga merupakan faktor lainnya yang mempengaruhi keputusan

konsumen. Harga yang ditetapkan harus sesuai dengan perekonomian konsumen, agar konsumen dapat

membeli barang tersebut. Sedangkan bagi konsumen harga merupakan bahan pertimbangan dalam

mengambil keputusan pembelian. Karena harga suatu produk mempengaruhi persepsi konsumen

mengenai produk tersebut.

Harga dan fasilitas merupakan hal yang berbanding lurus. Semakin lengkap fasilitas yang

diberikan maka akan semakin tinggi pula harga yang akan ditawarkan. Begitupun sebaliknya, semakin

minim fasilitas yang disediakan oleh pihak penyedia jasa kos atau pondokan maka harga sewa yang

ditawarkan juga akan rendah. Fasilitas-fasilitas yang ditawarkan oleh rumah kos dapat beragam, seperti

ketersediaan tempat parkir yang luas, fasilitas wifi, bahkan ada juga rumah kos yang sudah melengkapi

kamar kosannya dengan semua perlengkapan, seperti tempat tidur,lemari, meja belajar, sehingga calon

penyewa tinggal membawa pakaian mereka saja, tanpa perlu memikirkan repotnya pindahan barang-

barang perlengkapan yang dibutuhkan.


Pada kos-kosan yang ada di Jatinangor, terdapat beraneka keragaman tersendiri seperti harga,

fasilitas dan lokasinya. Berdasarkan sumber dari Mitula Properti jumlah kost yang ada di wilayah

Jatinangor yaitu 1.205 kost baik khusus perempuan, laki laki maupun campuran. Mulai dari tempat kost

dengan fasilitas biasa, yaitu terdapat tempat tidur, kasur dan lemari, sedangkan pada tempat kost

mewah yang fasilitasnya diberi tambahan AC dan akses wifi.

Berdasarkan wawancara dengan mahasiswa/I IKOPIN memilih tempat kost yang jaraknya lebih

dekat dengan lokasi kampus yaitu sekitar 900 m sampai 2 Km. Untuk fasilitas yang terdapat di kos

kosan sesuai dengan harga, semakin tinggi harganya maka fasilitas yang didapat juga semakin lengkap.

Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemilihan dari berbagai alternatif tindakan

yang mungkin dipilih dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan terbaik. Menurut Buchari

Alma (2013:96) “Keputusan pembelian adalah suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh

ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence,

people dan process. Sehingga membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi

dan mengambil kesimpulan berupa respon yang muncul produk apa yang akan dibeli.” Pada dasarnya,

proses pengambilan keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen akan melalui beberapa

tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evalauasi alternatif, keputusan pembelian,

perilaku pasca pembelian (Kotler & Amstrong, 2012).

Pengaruh perkembangan ini terlihat dengan adanya peluang usaha yang muncul dari berbagai

bidang, seperti usaha jasa laundry, photocopy, rumah makan, warnet, salon dan bisnis propeerti rumah

kost. Jasa bisnis properti rumah kost ialah salah satu bisnis yang cukup diminati. Hal ini dapat semakin

banyaknya pembangunan akan properti rumah kost yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. Melihat

semakin banyaknya properti rumah kost yang dibangun disekitar sektor kampus, maka fenomenna yang

ada sering ditemukan kebingungan para perantau seperti dalam kasus ini mahasiswa/i perantau yang

bingung memilih rumah kost seperti apa atau bisa dilihat banyaknya kasus mahasiswa melakukan

pindahan rumah kost selama mereka menjadi perantau, maka pertimbangan bahwa tinjauan terhadap

rumah kost yang ingin ditempati sangat penting dilakukan oleh para mahasiswa/i dalam memilih rumah
kost mana yang akan disewa. Hal ini terutama terkait dengan pemasaran produk jasa rumah kost oleh

pemilik atau pengusaha rumah kost lakukan sehingga dapat menarik minat konsumen.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman pribadi peneliti terhadap kos kosan di Jatinangor,

banyak dari mahasiswa/i IKOPIN yang berpindah kosan karena kurangnya referensi tentang informasi

tentang layanan rumah kost sebelumnya.

Gambar 1.1 Diagram Pemilihan Tempat Kost (dalam persentase)

Pemilihan Tempat Kost (dalam persentase)


7.00%
7.00%
13.00%

6.00%
14.00%
7.00%

46.00%

fasilitas harga lokasi lokasi dan fasilitas


harga dan lokasi harga dan fasilitas ketiganya

Berdasarkan diagram hasil wawancara kepada 15 mahasiswa/i IKOPIN, 14% menyatakan

tingkat kenaikan harga kosan setiap tahun dan tanpa adanya keringanan pembayaran seperti cicilan dan

lain lain. 46% menyatakan bahwa lokasi kosan yang terlalu jauh dengan kampus sehingga

menyebabkan adanya tambahan biaya transportasi ke kampus. 13% menyatakan bahwa fasilitas yang

disediakan oleh pemilik jasa rumah kost terlalu minim dengan harga yang sedikit lebih tinggi. 7%

menyatakan karena adanya pertimbangan harga dan fasilitas dan sesuai dengan buddget mahasiswa 7%

menyatakan karena adanya pertimbangan dari lokasi yang terlalu jauh dengan kampus dan fasilitas yang

terlalu minim. 6% menyatakan karena adanya pertimbangan dari harga yang naik setiap tahunnya dan

lokasi yang jauh dengan kampus. Dan 6% memilih ketiganya karena harga menentukan fasilitas dan

lokasi. Sehingga untuk mengatasi fenomena seperti ini, harus adanya referensi sebelum memilih untuk

menyewa sebuah tempat kost.


Dari uraian di atas dapat dikatakan salah satu faktor penting yang mendukung kelancaran dalam

menempuh pendidikan khususnya mahasiswa yang berasal dari luar daerah Jatinangor adalah tempat

tinggal selama masa pendidikan berlangsung. Hal ini menjadikan penyedia jasa tempat tinggal

khususnya penyedia jasa rumah kost menawarkan produk jasanya kepada mahasiswa dengan berbagai

keunggulan produk jasa yang mereka miliki, dan tentunya calon penyewa jasa kost dapat memilih

tempat yang mereka inginkan. Berdasarkan banyaknya faktor yang menjadi pertimbangan mahasiswa/i

dalam memilih rumah kost, maka dari itu penulis akan membahas tentang faktor yang mempengaruhi

keputusan mahasiswa dalam penyewaan layanan rumah kost dengan judul “Pengaruh Lokasi, Harga

dan Fasilitas Terhadap Penyewaan Tempat Kost”.

.
BAB II.

IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, peneliti berkeinginan mengangkat permasalahan yang

dianggap mendasar, yaitu :

1. Sejauhmana lokasi berpengaruh secara parsial terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih

tempat kost?

2. Sejauhmana harga berpengaruh secara parsial terhadap keputusan mahasiswa dalam memillih

tempat kost ?

3. Sejauhmana fasilitas berpengaruh secara parsial terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih

tempat kost ?

4. Sejauhmana lokasi, harga dan fasilitas berpengaruh secara simultan terhadap keputusan

mahasiswa dalam memilih tempat kost?

.
BAB III.

MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk membahas pengaruh lokasi, harga dan fasilitas terhadap keputusan

mahasiswa dalam penyewaan tempat kost.

3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh lokasi secara parsial terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih

tempat kos.

2. Untuk mengetahui pengaruh harga secara parsial terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih

tempat kos.

3. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas secara parsial terhadap keputusan mahasiswa dalam

memilih tempat kos.

4. Untuk mengetahui pengaruh lokasi, harga dan fasilitas secara simultan terhadap keputusan

mahasiswa dalam memilih tempat kost.


BAB IV.

KEGUNAAN PENELITIAN

4.1 Kegunaan teoritis

1. Dapat bermanfaat selain sebagai bahan informasi juga sebagai literatur atau bahan informasi

ilmiah.

2. Dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran yang bermanfaat bagi

perkembangan ilmu ekonomi secara umum.

3. Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai lokasi, harga dan fasilitas

yang mempengaruhi keputusan mahasiswa di daerah Jatinangor dalam memilih tempat kost.

4.2 Kegunaan Praktis

1. Dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan rumah kost yang baik bagi mahasiswa saat

menempuh pendidikannya diluar kota.

2. Bagi penyedia layanan rumah kost dapat digunakan sebagai bahan referensi atau bahan

pertimbangan guna mengambil langkah langkah perbaikan maupun mempertahankan mutu

jasanya.

3. Dapat memberikan bahan referensi bagi masyarakat/pebisnis yang akan mebangun rumah kost

yang banyak diminati dan disukai mahasiswa.


BAB V.

KERANGKA PENELITIAN

Kerangka penelitian adalah konsep pada penelitian yang saling berhubungan, dimana

penggambaran variabel satu dengan lainnya bisa terkoneksi secara detail dan sistematis. Hal ini

menjadikan hubungan antarvariabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dari perumusan

masalah yang telah di indentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survey literatur.

5.1 Kerangka Teori

Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam identifikasi masalah, maka untuk dapat membahas

masalah yang diteliti, diperlukan kerangka teoritis yang relevan dan mendukung penelitian ini yaitu

berupa teori-teori, konsep, referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

5.2 Pendekatan Pemasaran

Menurut (Kotler & Keller 2009:5) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana

seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan

dan pertukaran produk dan nilai. American Marketing Association (AMA) dalam (Kotler & Keller

2009) pemasaran adalah suatu fungsi orrganisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,

mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan

pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Sasaran dari

pemasaran adalah menarik pel;anggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga

menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta

mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan.

Oleh karena itu, pemasaran harus dikelola dengan sistematik agar tujuan pemasaran dapat tercapai

sesuai dengan target perusahaan.

Definisi pemasaran menurut (Agustina Shinta 2011:2) adalah suatu proses dan manajerial

yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala

kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.

Peranan pmasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi

juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memnberikan kepuasan kepada pelanggan dengan

menghasilkan laba. Bagi pelaku bisnis sasaran fundamental dari bisnis mereka adalah laba dan

kelangsungan hidup. Pemasaran memberikan kontribusi secara langsung untuk mencapai sasaran ini.

5.3 Pendekatan Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan (yang

terdiri dari kegiatan mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau

mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien

dan efektif. (Agustina Shinta 2011:2). Sasaran dari pemasaran adalah menarik peelanggan baru dengan

mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap

memegang prinsip kepuasan pelanggan.

Menurut pendapat Kotler dan Keller (2007) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai seni

daln ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan

menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Menurut Kotler

dan Amstrong (2012:29) definisi pemasaran yaitu : “Pemasaran adalah proses dimana perusahaan

menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan

tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.” Dari uraikan diatas dapat

disimpulkan manajemen pemasaran adalah penerapan fungsi fungsi manajemen dalam kegiatan

penciptaan dan penyerahan barang atau jasa kepada konsumen atau masyarakat agar dapat memperluas

pasar bagi kemajuan suatu perusahaan atau industri.

5.4. Pengertian Jasa

Perkembangan pemasaran berawal dari tukar menukar barang secara sederhana tanpa

menggunakan alat tukar berupa uang ataupun logam mulia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan,

maka semakin dibutuhkan suatu alat tukar yang berlaku umum dan untuk itulah diciptakan uang.
Disamping itu manusia juga membutuuhkan jasa dalam mengurus hal hal tertentu, sehingga jasa

menjadi bagian utama dalam pemasaran. Jasa adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat

ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan

kepemilikan apapun (Kotler dan Keller, 2009). Jasa merupakan suatu aktivitas ekonomi yang

melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau barang barang milik, namun tidak menghasilkan

transfer kepemilikan.

Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa jasa mempunyai empat karakteristik berbeda yang

sangat mempengaruhi desain program pemasaran, yaitu :

1. Tidak berwujud (Tangibility)

Sifat jasa yang tidak berwujud mengakibatkan suatu jasa tidak dapat mencium, melihat, mendengar,

meraba dan merasakan hasilnya sebelum membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian tersebut

konsumen akan mencoba mencari informasi tentang jasa tersebut, seperti lokasi perusahaan, rekam

jejak kinerja perusahaan dan apa yang akan didapat dari perusahaan tersebut jika kita melakukan

transaksi serta hal hal lainnya.

2. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability)

Jasa umumnya diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika seseorang melakukan pembelian

jasa, maka penyedia jasa tersebut merupakan bagian dari jasa. Karena konsumen selalu menunggu

sampai jasa tersebut diproduksi, maka interaksi penyedia jasa dan konsumen merupakan ciri utama dari

pemasaran jasa.

3. Bervariasi (Variability)

Jasa tergantung kepada siapa penyedia jasa tersebut dan kapan serta dimana jasa diproduksi,

mengakibatkan jasa memiliki hasil yang berbeda beda. Misalnya sebuah hotel yang sangat ramah

melayani dan tanggap terhadap keluhan-keluhan tamunya, sedangkan hotel yang lain tidak. Hal ini
mengakibatkan pembeli jasa sangat berhati hati terhadap adanya perbedaan ini, sehingga seringkali

meminta pendapat dari orang lain sebelum memilih suatu jasa.

4. Tidak tahan lama (Perishability)

Jasa ridak dapat disimpan. Karakteristik perishability ini tidak akan menjadi masalah jika permintaan

tetap. Tetapi jika perusahaan berfuktuasi, maka perusahaan jasa mengalami masalah. Misalnya

perusahaan transportasi harus menyediakan lebih banyak kendaraan selama jam jam sibuk untuk

memenuhi permintaan konsumen.

5.5 Lokasi

Lokasi adalah tempat aktivitas suatu usaha atau tempat perusahaan beroperasi dan melakukan

kegiatan untuk menghasilkan barang, jasa atau tempat konsumen untuk datang berbelanja. Pemilihan

suatu lokasi usaha yang strategis dan tepat sangat menentukan keberhasilan suatu usaha dimasa yangg

akan datang. Lokasi adalah hal pertama yang harus dipertimbangkan dalam keberhasilan suatu usaha.

Menurut Tarigan (2006) (dalam Rizka Adelia Oftisinarum 2020) teori lokasi adalah ilmu yang

menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis

dari sumber sumber yang potensial, seta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan

berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial.

Lokasi menurut Lupiyoadi (2009), berhubungan dengan di mana usaha harus bermarkas dan

melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi,

yaitu:

1) Konsumen mendatangi pemberi jasa (usaha): apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi

sangat penting. Usaha sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau

dengan kata lain harus strategis.

2) Pemberi jasa mendatangi konsumen : dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus

diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.


3) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa dan konsumen

berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi

sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik.

Dengan menetapkan lokasi yang baik maka perusahaan akan mencapai tujuannya, karena

lokasi merupakan salah satu faktor penunjang untuk keberhasilan suatu perusahaan di dalam

operasionalnya. Suatu lokasi disebut strategis bila berada dipusat kota, kepadatan populasi,

kemudahan mencapainya menyangkut kemudahan transportasi umum, kelancaran lalu lintas dan

arahnya tidak membingungkan konsumen.

Dengan demikian, maka ada hubungan antara lokasi yang strategis dengan daya tarik

konsumen untuk melakukan penyewaan jasa rumah kost. Strategis dalam arti dekat dengan kampus,

rumah makan, fotocopy, warnet, dan lain lain.

5.5 Harga

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada konsumen untuk mendapatkan manfaat

dari suatu produk (barang/jasa) yang dibeli dari penjual atau produsen. Agar dapat sukses dalam

memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga

suatu barang dan jasa merupakan penentu bagi permintaan pasar. Harga merupakan satu satunya unsur

bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga

unsur lainnnya menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).

Harga merupakan salah satu faktor penentu konsumen dalam menentukan suatu keputusan

pembelian terhadap suatu produk maupun jasa. Apalagi apabila produk atau jasa yang akan dibeli

tersebut merupakan kebutuhan sehari hari seperti makanan, minuman dan kebutuhan pokok lainnya,

konsumen akan sangat memperhatikan harganya. Menurut Tjiptono (2014) harga adalah sejumlah

uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non-moneter) yang mengandung utilitas atau kegunaan

tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa.


Menurut William J. Stanton harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa

orang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang

menyertainya. Seorang pemasar dapat menaikkan nilai suatu produk baik dengan memberikan

tambahan manfanfaat yang diperoleh, dengan mengurangi harga, atau bahkan kombinasi keduanya.

Ketika seorang konsumen mengevaluasi jasa yang ditawarkan pesaing, pada dasarnya mereka nilai

bersih.

Menurut Tjiptono (2014), beberapa faktor yang biasanya mempengaruhi keputusan penetapan

harga, antara lain:

1. Permintaan produk

Memperkirakan permintaan total terhadap produk adalah langkah yang penting dalam penetapan harga

sebuah produk. Ada dua langkah yang dapat dilakukan dalam memperkirakan permintaan produk yaitu

menentukan apakah ada harga tertentu yang diharapkan oleh pasar dan memperkirakan volume

penjualan atas dasar harga yang berbeda beda.

2. Target pangsa pasar

Perusahaan yang berupaya meningkatkan pangsa pasarnya bisa menetapkan harga lebih agresif dengan

harga yang lebih rendah dibandingkan perusahaan lain yang hanya ingin mempertahankan pangsa

pasarnya. Pangsa pasar dipengaruhi oleh kapasitas produksi perusahaan dan kemudahan untuk masuk

dalam persaingan pasar.

3. Reaksi pesaing

Adanya persaingan baik yang sudah ada maupun yang masih potensial, merupakan faktor yang

mempunyai pengaruh penting dalam menentukan harga dasar suatu produk. Persaingan biasanya

dipengaruhi oleh adanya produk serupa, produk pengganti atau substitusi, dan adanya produk yang

tidak serupa namun mencari konsumen atau pangsa pasar yang sama.

4. Penggunaan strategi penetapan harga: penetrasi ratai saringan


Untuk produk baru, biasanya menggunakan strategi penetapan harga saringan. Strategi ini berupa

penetapan harga yang tinggi dalam lingkup harga harga yang diharapkan atau harga yang menjadi

harapan konsumen. Sedangkan strategi berikutnya yaitu strategi penetapan harga penetrasi. Strategi ini

menetapkan harga awal yang rendah untuk suatu produk dengan tujuan memperoleh konsumen dalam

jumlah banyak dan dalam waktu yang cepat.

5. Produk, saluran distribusi dan promosi

Untuk beberapa jenis produk, konsumen lebih memilih membeli produk dengan harga yang lebih murah

dengan kualitas dan kriteria yang mereka perlukan. Sebuah perusahaan yang menjual produknya

langsung kepada konsumen dan melalui distribusi melakukan penetapan harga yang berbeda.

Sedangkan untuk promosi, harga produk akan lebih murah apabila biaya promosi produk tidak hanya

dibebankan kepada perusahaan, tetapi juga kepada pengecer.

6. Biaya memproduksi atau membeli produk

Seorang pengusaha perlu mempertimbangkan biaya biaya dalam produksi dan perubahan yang terjadi

dalam kuantitas produksi apabila ingin dapat menetapkan harga secara efektif. Harga seringkali

digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan

atas suatu barang atau jasa.

5.7 Fasilitas

Fasilitas adalah sesuatu yang dapat memudahkan serta memperlancar pelaksanaan suatu usaha,

baik berupa benda maupun uang. Maka segala fasilitas yangg ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan,

desain interior, dan eksterior serta keberhasilan fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat

dengan apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung.

Fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada

konsumen. Fasilitas dapat pula berupa segala sesuatu yang memudahkan konsumen dalam memperoleh

kepuasan. Pelanggan memang harus dipuaskan, sebab kalau tidak puas akan meninggalkan perusahaan
dan menjadi pelanggan pesaing. Hal ini akan menjadikan penurunan penjualan dan pada gilirannya

akan menurunkan pendapatan perusahaan.

Fasilitas jasa Menurut Tjiptono (2014) desain dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan

pembentukan presepsi pelanggan. Sejumlah tipe jasa, persepsi yang terbentuk dari interaksi antara

pelanggan dengan fasilitas berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut dimata pelanggan. Faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap fasilitas jasa adalah sebagai berikut:

1. Pertama, (Sifat dan tujuan organisasi) Sifat suatu jasa seringkali menentukan berbagai persyaratan

desainnya. Desain fasilitas yang baik dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya perusahaan

mudah dikenali dan desain interior bisa menjadi ciri khas atau petunjuk mengenai sifat jasa didalamnya.

2. Kedua, (Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang atau tempat) Setiap perusahaan jasa

membutuhkan lokasi fisik untuk mendirikan fasilitas jasanya. Dalam menentukan lokasi fisik

diperlukan beberapa faktor yaitu kemampuan finansial, peraturan pemerintah berkaitan dengan

kepemilikan tanah dan pembebasan tanah, dan lain–lain.

3. Ketiga, (Fleksibilitas) Fleksibilitas desain sangat dibutuhkan apabila volume permintaan sering

berfluktuasi dan jika spesifikasi jasa cepat berkembang, sehingga resiko keuangan relatif besar. Kedua

kondisi ini menyebabkanfasilitas jasa harus dapat disesuaikan dengan kemungkinan perkembangan di

masa datang.

4. Keempat, (Faktor estetis) Fasilitas jasa yang tertata rapi, menarik akan dapat meningkatkan sikap

positif pelanggan terhadap suatu jasa, selain itu aspek karyawan terhadap pekerjaan dan motivasi

kerjanya juga meningkat. Aspek-aspek yang perlu ditata meliputi berbagai aspek. Misalnya tinggi

langit–langit bangunan, lokasi jendela dan pintu, bentuk pintu yang beraneka ragam, dan dekorasi

interior.

5. Kelima, (Masyarakat dan lingkungan sekitar) Masyarakat (terutama masalah sosial dan lingkungan

hidup) dan lingkungan disekitar fasilitas jasa memainkan peranan penting dan berpengaruh besar
terhadap perusahaan. Apabila perusahaan tidak mempertimbangkan faktor ini, maka kelangsungan

hidup perusahaan bisa terancam.

6. Keenam, (Biaya kontruksi dan operasi) Kedua jenis biaya ini dipengaruhi desain fasilitas. Biaya

kontruksi dipengaruhi oleh jumlah dan jenis bangunan yang digunakan. Biaya operasi dipengaruhi oleh

kebutuhan energi ruangan, yang berkaitan dengan perubahan suhu.

5.8 Keputusan Pembelian

Keputusan untuk membeli yang diambil oleh konsumen sebenarnya merupakan kumpulan dari

sejumlah keputusan. Keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih (Schiffman dan

Kanuk, 2007). Seorang pemasar harus menguasai berbagai berbagai hal yang dapat mempengaruhi

pembeli dan mengembangkan suatu pengertian bagaimana sebenarnya seorang konsumen membuat

keputusan. Pemasar haruslah mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan membeli, jenis-jenis

membeli, dan tahap-tahap dalam proses pembelian.

Pemasar haruslah mengidentifikasi siapa siapa yang membuat keputusan membeli, jenis-jenis membeli,

dan tahap-tahap dalam proses pembelian. Sedangkan menurut Kotler & Keller (2016) keputusan

pembelian adalah suatu tahap dimana konsumen telah memiliki pilihan dan siap untuk melakukan

pembelian atau pertukaran antara uang dan janji untuk membayar dengan hak kepemilikan atau

penggunaan suatu barang atau jasa. Ada juga beberapa tahapan dalam keputusan pembelian.

Lima tahapan atau proses yang dilalui konsumen dalam mengambil suatu keputusan pembelian, yaitu:

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat

dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.

Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan

dinamakan penguatan perhatian. Pada level itu orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi
produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin masuk ke pencarian informasi secara aktif: Mencari

bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu.

3. Evaluasi Alternatif

Pasar harus tahu tentang evaluasi alternatif, yaitu bagaimana konsumen mengolah informasi merek

yang bersaing dan membuat penilaian akhir. Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang

digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Bagaimana

cara konsumen mengevaluasi alternatif bergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian

tertentu.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek merekyang ada di dalam

kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling

disukai. Namun, dua faktor berikut dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian.

Faktor pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang

disukai seseorang. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan

mengubah niat pembelian.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu, tugas

pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan

pascapembelian, tindakan pascapembelian dan pemakaian produk pascapembelian. Jika kinerja produk

lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa. Jika ternyata sesuai harapan, pelanggan akan

puas. Jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. (Kotler dan Keller, 2009).

5.9 Kerangka Pemikiran Penelitian

Lokasi yang strategis dan mudah diakses diprediksi akan mempengaruhi mahasiswa dalam

memilih rumah kos. Harga kos yang terjangkau juga diprediksi akan mempengaruhi mahasiwa dalam
memilih rumah kos. Dan rumah kos yang menyediakan beberapa fasilitas diprediksi akan

mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih rumah kos hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa variabel lokasi. .Berdasarkan uraian diatas maka kerangka konseptual dalam penelitian ini

sebagai berikut:

LOKASI

KEPUTUSAN
HARGA DALAM
PEMILIHAN

FASILITAS

Gambar 5.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

BAB VI.

HIPOTESIS

Hipotesis merupakan pernyataan pernyataan yang menggambarkan suatu hubungan antara dua

variabel yang berkaitan dengan suatu kasus tertentu dan merupakan anggapan sementara yang perlu

diuji benar atau tidak benar tentang dugaan dalam suatu penelitian serta memiliki manfaat bagi proses

penelitian agar efektif dan efisien.

Sugiyono (2012:70) berpendapat bahwa hipotesis adalah:

“Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan hanya didasarkan pada teori relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data.”

Uji hipotesis atau uji pengaruh untuk mengetahui apakah koefesien regresi tersebut signifikan atau

tidak. Sekedar mengingatkan bahwa hipotesis yang saya ajukan dalam analisis regresi linear sederhana

ini adalah:

Variabel lokasi:

H0 = tidak ada pengaruh lokasi (X1) terhadap keputusan mahasiswa/i dalam memilih tempat kost (Y)

Ha = ada pengaruh lokasi (X1) terhadap keputusan mahasiswa/i dalam memilih tempat kost (Y)

Variabel harga:

H0 = tidak ada pengaruh harga (X2) terhadap keputusan mahasiswa/i dalam memilih tempat kost (Y)

Ha = ada pengaruh harga (X2) terhadap keputusan mahasiswa/i dalam memilih tempat kost (Y)

Variabel fasilitas:

H0 = tidak ada pengaruh fasilitas (X3) terhadap keputusan mahasiswa/i dalam memilih tempat kost (Y)

Ha = ada pengaruh failitas (X3) terhadap keputusan mahasiswa/i dalam memilih tempat kost (Y)

Sementara itu untuk memastikan apakah koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak (dalam

arti variabel X berpengaruh terhadap variabel Y) kita dapat melakukan uji hipotesisi ini dengan cara

membandingkan nilai signifikasi (sig), dengan probabilitas 0,05 atau dengan cara lain yakni

membandingkan nilai τ hitung dengan τ tabel.

BAB VII.

METODE PENELITIAN
7.1. Metode Penelitian

Metode penelitian menurut (Sugiyono 2015:3) pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan dengan adanya metode penelitian ini

adalah untuk memberikan gambaran kepada peneliti tentang bagaimana penelitian dilakukan, sehingga

permasalahan dapat diselesaikan. Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan metode

kuantitatif dengan instrumen berupa survey. Lokasi yang di ambil yaitu sekitaran wilayah Jatinangor.

Penulis mengambil data tentang pengaruh lokasi, harga dan fasilitas terhadap keputusan mahasiswa

dalam memilih jasa rumah kos. Responden yang akan dipilih peneliti adalah mahasiswa/i yang

menggunakan jasa kos di daerah Jatinangor.

7.2. Data yang Diperlukan

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang dapat menggambarkan objek

yang akan diteliti baik penelitian yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Jenis data yang

dibutuhkan dalam dalam penelitiann ini adalah sebagai berikut:

7.2.1 Macam Data

Dalam penelitian ini , data yang diteliti merupakan data primer, menurut Sugiyono (2012:402)

pengertian data primer adalah “Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua , yaitu

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian dimana

data ini bersumber dari pegawai atau dapat dikatakan sebagai data yang diperoleh oleh

pengumpul data dari objek risetnya (Sumarsono, 2004:69). Sumber data dalam penelitian ini

adalah kuisioner yang diberikan kepada mahasiwa/i di daerah jatinangor yang menggunakan

jasa rumah kost.


2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan semua data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang

diteliti (Sumarsono:69). Dalam penelitian ini, data sekunder yang diambil yaitu data yang

diperoleh dari buku, literatur, jurnal ataupun laporan ilmiah yang berhubungan dengan

penelitian ini.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Pengertian data primer

menurut Sugiyono (2012:193) adalah “Sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data.”

7.2.2. Jenis Data yang Digunanakan

a. Data Kualitatif yaitu data-data yang tidak berbentuk angka (berbentuk huruf) yang diperoleh

melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya kuisioner dan analisis dokumen.

b. Data Kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka yang dapat diukur atau dihitung sceara langsung

sebagai variabel angka atau bilangan melalui pengumpulan data yang diperoleh dari kuisioner yang

digunaka untuk penelitian ini.

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu variabel independen (bebas)

dan variabel independen (terikat).

1. Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen adalah Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel

independen (bebas) (Sugiyono,2012:59). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan

mahasiswa dalam memilih rumah kost.

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi suatu yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,2012:59). Variabel independen dalam penelitian ini

yaitu
X1=Lokasi

X2=Harga

X3=Fasilitas

Tabel 7.1 Operasionalisasi Variabel

No. Variabel Definisi Indikator

1. Lokasi (X1) Tempat suatu usaha 1. Dekat dengan

kost didirikan akses yang

diperlukan

2. Dekat dengan

wilayah kampus

3. Lingkungan

yang aman

2. Harga (X2) Nilai tukar berupa 1. Persaingan

uang yang dibayar harga dengan kos

mahasiswa/i untuk kosan lain

jasa sewa rumah


2. Kesesuaian
kost.
harga dengan

fasilitas
3. Kesesuaian

harga dengan

manfaat

3. Fasilitas (X3) Perlengkapan dan 1. Fasilitas umum

alat alat yang


2. Fasilitas
disediakan oleh
tambahan
pemilik jasa rumah
3. Fasilitas kamar
kost.
kost

4. Keputusan Dalam Menyewa Keputusan 1. Kesesuaian

pemilihan jasa dengan

rumah kost dari kemampuan

berbagai banyak finansial

pilihan.
2. Mudah

dijangkau atau

tidaknya lokasi

rumah kos dengan

keinginan

3. Kesesuaian

rumah kos dengan

keinginan

4. Kenyamanan

rumah kos sebagai

tempat tinggal
Pengukuran masing masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala

likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item item instrumen yang dapat

berupa pernyataan atau pertanyaan. Skala likert menggunakan lima jawaban sebagai berikut:

Tabel 7.2 Instrumen Skala Likert

Sumber sugiyono (2010)

7.3 Sumber Data dan Cara Menentukannya

7.3.1 Sumber Data

Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka data tersebut baik data

primer maupun data sekunder juga haruss diperoleh dari sumber sumber yang dapat dipertanggung

jawabkan kebenarannya. Data penelitian diperoleh melalui:

a. Reponden, adalah sumber data primer yang memberikan informasi atau jawaban dari penyataan-

pernyataan tentang topik penelitian, dalam hal ini adalah mahasiswa/i IKOPIN angkatan 2017 yang

menggunakan jasa rumah kost.


b. Literatur adalah sumber data sekunder berupa buku-buku, dokumen-dokumen atau sumber lain

yang berkaitan dengan topik penelitian.

7.3.2 Cara Menentukannya

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:115) menjelaskan definisi populasi adalah sebagai berikut :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek dan subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian diatas dapat dikatakan bahwa populasi bukan sekedar jumlah yang ada

pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki oleh objek dan subjek tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i IKOPIN angkatan 2017 yang

menggunakan jasa layanan penyewaan rumah kost di daerah Jatinangor. Jumlah sampel yang

diambil sebanyak 33 responden dari 352 populasi.

2. Sampel

Setelah menentukan populasi penelitian maka selanjutnya peneliti menentukan sampel. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah rancangan sampel nonprobabilitas dengan

teknik pengambilan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan menentukan

kriteria kriteria tertentu.

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2012:116) adalah sebagai berikut :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Maka sampel yang akan diambil berdasarkan kriteria kriteria tertentu yaitu mahasiswa yang

menggunakan jasa layanan penyewaan rumah kost.


7.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam

suatu penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Observasi, yaitu teknik pengambilan data dan informan dengan melakukan pengnamatan langsung di

lapangan terhadap objek yang akan diteliti.

2. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan

informan mengenai objek yang diteliti.

3. Kuisioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pernyataan pernyataan secara

tertulis kepada responden

4. Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan cara membacar literatur yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti.

7.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

7.5.1 Rancangan Analisis

Untuk memudahkan hitungan maka responden akan diberi 5 alternatif jawaban untuk setiap pernyataan

dengan menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono(2010:93) Skala likert adalah skala yang

digunakan untuk mengatur sikap,pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena

sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang

dapat berupa pernyataan.

Teknik yang akan digunakan dalam Skala Likert adalah teknik skoring melalui 5 jenjang, yaitu:

Batas atas = 5 × 33 = 165


Batas bawah = 1 × 33 = 33

Sedangkan untuk menentukan interval dari masing–masing tingkat kriteria digunakan rumus sebagai

berikut:

(5 ×33)−(1 ×33)
= = 26,4 ≈ 26
5

Keterangan:

I : Interval

K : Jumlah kriteria

Sti : Skor Tertinggi

n : Jumlah Responden

Str : Skor Terendah

7.3 Interval Skala Penilaian Variabel Lokasi

Skor Skala Kriteria Tanggapan


5 137 – 165 Sangat setuju

4 111 – 136 Setuju

3 85 – 110 Cukup setuju

2 59 – 84 Kurang setuju

1 33 – 58 Sangat tidak setuju

Untuk mempermudah penilaian indikator-indikator digunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 7.4. Format Jawaban Responden Terhadap Variabel Lokasi

Kriteria Jawaban
Setelah

memperoleh jawaban dari responden terhadap setiap pernyataan indikator yang disajikan maka

diperoleh hasil rekapitulasi dengan hasil sebagai berikut

( Skt ×i ×n) −( Skr ×i ×n)


I=
N

Keterangan: I = Interval

Skt =Jumlah Skor Tertinggi

Skr = Jumlah Skor Terendah

i = Indikator

N =Jumlah Kriteria

(5 ×3 ×33)−(1× 3× 33)
I=
5
495 −99
=
5

= 79,2 ≈ 79

Maka akan diperoleh kriteria sebagai berikut:

Skor Skala Kriteria Tanggapan

5 137 – 165 Sangat setuju

4 111 – 136 Setuju

3 85 – 110 Cukup setuju

2 59 – 84 Kurang setuju

1 33 – 58 Sangat tidak setuju

Tabel 7.5 Format Rekapitulasi Variabel Lokasi

1.

Dst.
Jumlah skor

(5 ×33)−(1 ×33)
= = 26,4 ≈ 26
5

Keterangan:

I : Interval
K : Jumlah kriteria

Sti : Skor Tertinggi

n : Jumlah Responden

Str : Skor Terendah

Tabel 7.6 Interval Skala Penilaian Variabel Harga

Skor Skala Kriteria Tanggapan

5 137 – 165 Sangat setuju

4 111 – 136 Setuju

3 85 – 110 Cukup setuju

2 59 – 84 Kurang setuju

1 33 – 58 Sangat tidak setuju

Untuk mempermudah penilaian indikator-indikator digunakan tabel sebagai berikut Tabel 7.7. Format

Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga

Kriteria Jawaban

Setelah memperoleh jawaban dari responden terhadap setiap pernyataan indikator yang disajikan maka

diperoleh hasil rekapitulasi dengan hasil sebagai berikut


( Skt ×i ×n) −( Skr ×i ×n)
I=
N

Keterangan:

I = Interval

Skt =Jumlah Skor Tertinggi

Skr = Jumlah Skor Terendah

i = Indikator

N =Jumlah Kriteria

(5 ×3 ×33)−(1× 3× 33)
I=
5

495 −99
=
5

= 79,2 ≈ 79

Maka akan diperoleh kriteria sebagai berikut:

Skor Skala Kriteria Tanggapan

5 415-495 Sangat setuju

4 336-414 Setuju

3 257-335 Cukup setuju

2 178-256 Kurang setuju

1 99-177 Sangat tidak setuju

Tabel 7.7 Format Rekapitulasi Variabel Harga


1.

Dst.
Jumlah skor

Sedangkan untuk menentukan interval dari masing–masing tingkat kriteria digunakan rumus sebagai

berikut:

(5 ×33)−(1 ×33)
= = 26,4 ≈ 26
5

Keterangan:

I : Interval

K : Jumlah kriteria

Sti : Skor Tertinggi

n : Jumlah Responden

Str : Skor Terendah

7.8 Interval Skala Penilaian Variabel Fasilitas

Skor Skala Kriteria Tanggapan

5 137 – 165 Sangat setuju

4 111 – 136 Setuju

3 85 – 110 Cukup setuju

2 59 – 84 Kurang setuju

1 33 – 58 Sangat tidak setuju


Untuk mempermudah penilaian indikator-indikator digunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 7.9. Format Jawaban Responden Terhadap Variabel Fasilitas

Kriteria Jawaban

Setelah memperoleh jawaban dari responden terhadap setiap pernyataan indikator yang disajikan maka

diperoleh hasil rekapitulasi dengan hasil sebagai berikut

( Skt ×i ×n) −( Skr ×i ×n)


I=
N

Keterangan: I = Interval

Skt =Jumlah Skor Tertinggi

Skr = Jumlah Skor Terendah

i = Indikator

N =Jumlah Kriteria

(5 ×3 ×33)−(1× 3× 33)
I=
5

495 −99
=
5

= 79,2 ≈ 79

Maka akan diperoleh kriteria sebagai berikut:


Skor Skala Kriteria Tanggapan

5 415-495 Sangat setuju

4 336-414 Setuju

3 257-335 Cukup setuju

2 178-256 Kurang setuju

1 99-177 Sangat tidak setuju

Tabel 7.10 Format Rekapitulasi Variabel Fasilitas

1.

Dst.
Jumlah skor

(5 ×33)−(1 ×33)
= = 26,4 ≈ 26
5

Keterangan:

I : Interval

K : Jumlah kriteria

Sti : Skor Tertinggi

n : Jumlah Responden
Str : Skor Terendah

7.11. Interval Skala Penilaian Variabel Keputusan Penyewaan

Skor Skala Kriteria Tanggapan

5 137 – 165 Sangat setuju

4 111 – 136 Setuju

3 85 – 110 Cukup setuju

2 59 – 84 Kurang setuju

1 33 – 58 Sangat tidak setuju

Untuk mempermudah penilaian indikator-indikator digunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 7.12. Format Jawaban Responden Terhadap Keputusan Penyewaan

Kriteria Jawaban

Setelah

memperoleh jawaban dari responden terhadap setiap pernyataan indikator yang disajikan maka

diperoleh hasil rekapitulasi dengan hasil sebagai berikut

( Skt ×i ×n) −( Skr ×i ×n)


I=
N
Keterangan: I = Interval

Skt =Jumlah Skor Tertinggi

Skr = Jumlah Skor Terendah

i = Indikator

N =Jumlah Kriteria

(5 × 4 ×33) −(1× 4 ×33)


I=
5

660− 132
=
5

= 105,6 ≈ 106

Maka akan diperoleh kriteria sebagai berikut:

Skor Skala Kriteria Tanggapan

5 556 – 661 Sangat setuju

4 450 – 555 Setuju

3 344 – 449 Cukup setuju

2 238 – 343 Kurang setuju

1 132 – 237 Sangat tidak setuju

Tabel 7.13.1.Format Rekapitulasi


Analisis Keputusan
regresi linier berganda Penyewaan

Alat ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel

1.

Dst.
Jumlah skor
dikarenakan terdapat variabel bebas dalam penelitian yang jumlahnya lebih dari satu.

Menurut Sugiyono (2017: 275) persamaan regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

Dimana:

Y = keputusan penyewaan

a = konstanta

b = koefisien regresi variabel independen

X1 = lokasi

X2 = harga

X3 = fasilitas

2. Analisis Korelasi

Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara korelasi kedua

variabel (independen dan dependen) dan ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat atau

kekuatan hubungan korelasi tersebut. Pengukuran koefisien ini dilakukan dengan

menggunakan koefisien pearson correlation product moment, untuk menguji hubungan

asosiatif/hubungan biladatanya berbentuk interval atau rasio dan Penentuan koefisien

Analisis ini juga digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan antara

variabel X1(lokasi), X2(harga) dan X3(fasilitas) dengan variabel Y(keputusan pembelian)

secara bersamaan, adapun rumus korelasi ganda menurut Sugiyono (2016:191) sebagai

berikut:

Ry X1 X2 X3 =

Keterangan:

√ r 2 yx 1+ r 2 yx 2+r 2 yx 3 −2 r yx 1 2 ryx1 rx 1 x 2
2
1 −r x 1 x 2
Ry X1X2X3 = Korelasi antara variabel X1, X2 dan X3 secara bersama-sama dengan

variabel Y

ryx1 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y

ryx2= Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y

ryx3= Korelasi Product Moment antara X3 dengan Y

r X1X2X3 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2

7.5.2 Uji Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (uji-t)

Pengujian individual menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara

simultan secara parsial dalam menerangkan variabel dependennya. Menurut Sugiyono (2016:184) uji

signifikansi t dapat dilakukan dengan rumus statistik sebagai berikut :

t=r
√ n−2
1 −r
2

Dimana :

t : Nilai uji t yang dihitung

r : Koefisien korelasi

r2 : Koefisien determinasi

n : Jumlah anggota sampel.


Kriteria pengambilan keputusan :

a. H0 diterima jika t hitung ≤t tabel atau sig t ≥ α = 5%

b. H0 ditolak jika t hitung > t tabel sig t < α = 5%

2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (uji-F)

Uji hipotesis berganda bertujuan untuk menguji apakah semua variabel

bebas yang dimasukkan dalam model bersama-sama memiliki pengaruh terhadap

variabel terikatnya. Pengujian Fht dapat dihitung dari formula sebagai berikut

Ariefianto (2012:22) :

R 2 /K
Fht =
(1 − R)(n − k − 1)

Keterangan :

R : Koefisien korelasi berganda

k : jumlah variabel independen

N : jumlah anggota sampel

Kriteria pengambilan keputusan


Daerah Penolakan Ho

Daerah
Penerimaan Ho

F tabel
Hoditolak jika F statistik < 0,05 atau Fhitung >Ftabel

Hoditerima jika F statistik > 0,05 atau Fhitung <Ftabel

Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali dalam Sujarweni (2015), Tujuan dari uji ini adalah untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh (X) terhadap (Y) . nilai r 2 menunjukan seberapa

besar proporsi dari total variasi variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh

variabel penjelasnya. Semakin tinggi nilai r2 maka semakin besar proporsi dari total

variasi variabel dependen yanh dapat dijelaskan oleh variabel independen. Besarnya

koefisien determinasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kd = r2 × 100%

Dimana:

Kd = Koefisien Determinasi

r2 = Koefisien korelasi

untuk mencari r diperlukan rumus :

(Σ x)(Σ y )
Σxy −
n
r=
√ ¿ ¿¿

Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah:

a. Jika Kd mendeteksi nol (0), maka pengaruh variabel independent

terhadap variabel dependent lemah.


b. Jika Kd mendeteksi satu (1), maka pengaruh variabel independent

terhadap variabel dependent kuat.

7.6 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat kost yang dihuni oleh mahasiswa/i

IKOPIN angkatan 2017 di daerah Jatinangor.

7.7 Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang digunakan untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal

dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 2 (dua) bulan, 1 bulan

pengumpulan data.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina Shinta. 2011. Manajemen pemasaran. UB press. Malang


Alma, Buchari. 2003. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi 2.

Bandung : Alfabeta

Alma, Buchari. 2013. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung.

Alfabeta

Amstrong, Gary & Philip, Kotler. (2012) Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid I, Alih

Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta: Penerbit Prenhalindo.

Kotler, Philip & Gary Amstrong. 2006. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 12 Jilid 1.

Erlangga: Jakarta.

Kotler, Philip dan Amstrong 2012 Prinsip Prinsip Pemasaran. Edisi 13.jilid 1

Erlangga Jakarta

Kotler, Philip dan Keller, 2007, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Kedua belas,

PT. Indeks, Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1.Jakarta:

Indeks.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 2.Jakarta:

Indeks.

Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), Sugiyono, Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Lupiyoadi, R. & Hamdani, A. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi kedua.

Jakarta: Salemba Empat.

Ningrum, P. (2017). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa

Memilih Rumah Kos Dalam Perspektif Ekonomi Islam. [Skripsi] Lampung (ID):

Universitas Islam Negeri Raden Intan.

Philip Kotler Kevin Lane Keller. 2009 Manajemen Pemasaran. Edisi 13 jilid 1

Rasti, H. (2015). Pengaruh Lingkungan, Harga, Fasilitas dan Kelompok Referensi

Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Memilih Jasa Rumah Kos di Kawasan Limau

Manis dan Jati. [Skripsi] Padang (ID): Universitas Andalas.

Adelia, R. (2020). Analisis Faktor Pemilihan Lokasi Usaha Bakery Di Kabupatem

Sidoarjo. [Skripsi] Malang: (UMY)

Schiffman, Leon G. and Leslie Lazar Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Edisi

Ketujuh. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia.

Schiffman, Leon G., Kanuk, Leslie Lazar. 2007. Perilaku Konsumen

AlihBahasa:Zoelkifli Kasip. Jakarta: Indeks

Sugiyono.(2015).Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D).Bandung: Alfabeta

Sujarweni, Wiratna. 2015. Metode Penelitian Bianis dan Ekonomi. Yogyakarta :

Pustakabarupress
Sumarsono, Sonny , Metode Riset Sumber Daya Manusia. Jember:Graham Ilmu,2004

Tjiptono, F. (2014). Pemasaran Jasa. Jakarta: PT. Gramedia

Wiliam J. Stanton, Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga 1984), Jilid 1

Sumber lain:

https://www.kajianpustaka.com/2020/12/lokasi-usaha.html

https://thidiweb.com/pengertian-jasa/

https://www.kompasiana.com/irwanrinaldi/59d76d7c7a70f125503e71e2/jatinangor-

kota-mahasiswa

https://rumah.mitula.co.id/rumah/kost-jatinangor-sumedang
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN PENGARUH LOKASI, HARGA, DAN

FASILITAS TERHADAP KEPUTUSAN DALAM MEMILIH JASA RUMAH

KOST PADA MAHASISWA IKOPIN

Responden yang terhormat,

Saya mohon kesediaan anda untuk menjawab pertanyaan maupun

pernyataan pada lembar kuesioner penelitian ini.Informasi yang anda berikan adalah

sebagai data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Atas waktu dan kesediaan

anda dalam mengisi kuesioner, saya mengucapkan banyak terima kasih.

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Fakultas :

3. Jenis kelamin :

□ Laki-laki □ Perempuan

4. Stambuk :

□ 2015

□ 2016
□ 2017

5. Tingkat Penggunaan Rumah Kos (berapa kali melakukan keputusan dalam

memilih rumah kos):

□1 kali

□2 kali

□3 kali

□> 3 kali

6. Biaya kos/pertahun/kamar:

□< Rp. 3.000.000

□Rp. 3.000.000 s/d Rp. 4.000.000

□Rp. 4.000.000 s/d Rp. 5.000.000

□> Rp. 5.000.000

II. PETUNJUK PENGISIAN

1. Berilah tanda centang (√) pada salah satu alternatif jawaban pada kolom yang

tersedia untuk jawaban yang paling tepat menurut persepsi anda.

2. Harap dipertanyakan pada peneliti jika ada poin yang kurang dipahami.

3. Keterangan :
III. DAFTAR PERTANYAAN

1. LOKASI (X1)

NO. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Saya memilih rumah kost yang

lokasinya dekat dengan akses

yang diperlukan

2. Saya memilih rumah kost yang

lokasinya dekat dengan

wilayah kampus IKOPIN

3. Saya memilih rumah kost yang

lingkungan sekitarnya aman.


2. HARGA (X2)

NO. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Saya memilih rumah kost yang

harganya lebih murah

dibandingkan kost lain yang

sejenis

2. Saya memilih rumah kost yang

biayanya sesuai dengan

fasilitas yang disediakan

3. Saya memilih rumah kost yang

biayanya sesuai dengan

manfaat yang saya dapat

FASILITAS (X3)

NO. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Saya memilih rumah kost yang

pemiliknya menyediakan

fasilitas umum rumah kost.


2. Saya memilih rumah kost yang

pemiliknya menyediakan

fasilitas umum rumah kost.

3. Saya memilih rumah kost yang

pemiliknya menyediakan

fasilitas kamar kost.

4. KEPUTUSAN DALAM PENYEWAAN

NO. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Saya merasa rumah kost yang

dipilihsesuai dengan

kemampuan finansial

2. Saya memilih rumah kost

berdasarkan mudah dijangkau

atau tidaknya lokasi rumah

kost.

3. Rumah kost yang saya pilih

sesuai dengan keinginan


4. Saya merasa rumah kost yang

saya pilih nyaman sebagai

tempat tinggal

Anda mungkin juga menyukai