Anda di halaman 1dari 13

11.

1 Pengertian positioning
Positioning merupakan upaya menempatkan posisi produk atau jasa dalam persaingan
dengan produk sejenis lainnya.Sederhananya adalah positioning adalah produk atau jasa
seseorang ingin di ingat sebagai apa, sehingga produk menjadi unik.Umumnya manusia
hanya mampu mengingat tiga sampai tujuh brand ketika memutuskan membeli Kinerja
perusahaan dalam persaingan bisnis akan sangat dipengaruhi oleh strategi positioning yang
digunakannya untuk mengiklankan produknya. Item yang diperkenalkan perusahaan ke pasar
seharusnya tidak hanya memiliki manfaat atau fitur yang sebanding dengan produk
pesaingnya, tetapi mereka juga perlu memiliki sejumlah fitur yang khas dan berbeda dari
pesaing mereka, yang akan mendorong pelanggan untuk membeli produk tersebut.
Organisasi perlu memutuskan berapa persentase nilai dan posisi yang ingin ditempati di
segmen tersebut, selain segmen pasar yang akan ditargetkannya. Rasio nilai menunjukkan
bagaimana bisnis akan menciptakan berbagai nilai di pasar sasaran. Posisi suatu produk di
pasar mengacu pada bagaimana pelanggan menggambarkannya berdasarkan karakteristik
signifikan yang mereka miliki atau bagaimana mereka memandangnya dalam kaitannya
dengan barang-barang saingan.Pembeda dan pemosisian pasar itu perlu lakukan oleh karena
banyak produkdi pasar sehingga tentu mengenalkan produk tehadap konsumen jika tidak
melakukan pembeda produk yang di komunikasikan kepada pihak konsumen.Konsumen
setiap akan membeli barang tentu akan mengalami banyak sekali pilihan produk sehingga
mereka juga akan sulit mengidentifikasi produk yang sebenarnya yang akan di beli.
Memposisikan suatu produk untuk pasar berarti memastikan bahwa itu menonjol
dibandingkan dengan pesaing dalam pemikiran konsumen target. Pemasar harus melalui
untuk mendapatkan posisi pasar. Tindakan ini adalah
a. Memeriksa posisi saingan
b. Menyediakan barang dengan keunggulan kompetitif
c. Menyesuaiakan elemen bauran pemasaran sesuai segmentasinya
d. Menilai respon dari target pasar dan menyesuaikan rencana seperlunya
Siapkan peta posisi persepsi yang menampilkan persepsi pelanggan tentang merek
tertentu untuk menganalisis posisi pesaing ketika merancang rencana pemasaran dengan
perbedaan. di bandingkan dengan produk pesaing dalam dimensi tertentu.Dalam
pemosisian itu tentu telihat di manakah posisi merek yang satu di bandingkan dengan
mereka yang lain.Dengan peta tersebut tentu di ketahui di mana produk bisa di temukan
sehinnga dapat di persepsikan oleh konsumen. Dengan demikian, menawarkan produk
yang kompetitif mengacu pada menguraikan manfaat dari produk yang disediakan
daripada saingan bagi pelanggan. Hal ini menandakan bahwa akan sulit untuk
membedakan suatu produk di depan pelanggan jika hanya meniru produk lain atau tidak
berbeda dengan mereka atau hal serupa.
Dengan positioning yang tepat, bisnis dapat memenangkan hati klien dan menempati
posisi teratas dalam pikiran mereka. Adalah umum bagi bisnis untuk membuat janji
kepada pelanggan bahwa mereka akan menjadi yang terbaik di industri ini, menawarkan
promosi, dan meningkatkan produk dan layanan mereka. Ini adalah salah satu cara bisnis
mencoba untuk menonjol dari persaingan dalam pikiran pelanggan dan membantu
mereka menghasilkan reputasi positif. Alhasil, bisnis perlu menonjol dari produk
pesaingnya dan memiliki karakter yang kuat.
Ini dilakukan setelah analisis menyeluruh tentang pasar dan persaingan, tidak hanya
untuk menentukan kekuatan dan kelemahan tetapi juga untuk mengidentifikasi
kesenjangan dalam persepsi atau citra konsumen. Faktor lain adalah krisis komunikasi
berlebihan global saat ini yang disebabkan oleh perluasan informasi, media, dan iklan.
Akibatnya, perjuangan terjadi dalam imajinasi para prospek. Perusahaan harus dapat
mengembangkan sikap yang memperhitungkan tidak hanya kekuatan dan kelemahan
perusahaan itu sendiri tetapi juga kekuatan dan kekurangan pesaing di mata prospeknya
untuk berhasil dalam masyarakat yang terlalu komunikatif. Karena itu, konsep dasar
positioning tidak lagi melibatkan hanya menghasilkan sesuatu yang unik dan
Agar terlihat kompetitif di pasar dan mencapai target penjualan yang sesuai, bisnis
harus terlebih dahulu memastikan bahwa barang-barang yang akan mereka sediakan di
pasar memiliki titik tolak ukur dan titik diferensiasi yang memadai. Positioning juga
merupakan salah satu criteria yang harus di ketahui oleh seorang marketing.Di bawah ini
merupakan beberapa pengertian tentang positioning :
1. Merek, menurut Kotler dan Keller (2016: 258), adalah setiap nama, frasa, lambang,
tanda, atau kombinasinya yang digunakan untuk membedakan barang atau jasa dari satu
penjual atau kelompok penjual dari milik saingan.
2. Menurut Cranves and Piercy (2013), strategi positioning lebih seperti strategi bisnis,
dengan tujuan memberi pelanggan nilai lebih. Strategi ini mencakup semua tindakan dan
langkah-langkah yang telah dilakukan bisnis untuk menarik pelanggan, menangkis
persaingan, dan memperkuat posisinya di pasar. Strategi penentuan posisi bertujuan
untuk menempatkan merek di benak konsumen dan membedakan produk dari pesaing.
Positioning menghasilkan bagian dari nilai yang berfokus pada pelanggan, yang
merupakan argumen yang kuat bagi target pasar untuk membeli suatu produk.
3. "Strategi untuk memimpin pelanggan Anda secara kredibel," tulis Kartajaya (2014: 11).
Untuk membangun kredibilitas pelanggan, lakukanlah.
Untuk meningkatkan pangsa pasarnya, perusahaan harus menggunakan strategi
positioning yang tepat. Produk baru ini akan menghadapi hambatan yang signifikan untuk
memenangkan pangsa pasar dari pesaing atau perusahaan mapannya yang lebih kompeten
daripada perusahaan baru jika perusahaan ini baru saja bergabung dengan target pasar untuk
pertama kalinya atau memperkenalkan merek baru ke dalam target pasar yang ada.
Jadi kesimpulannya positioning adalah kemampuan atau tindakan memposisikan brand di
benak konsumen agar berbeda dengan competitor dalam hal fitur, keuntungan dan
kenyamanan.Artinya sebagai seorang marketing kita perlu memposisikan brand kita atau
produk kita di benak konsumen.
11.2 Brand positioning model
Keunikan merek dan pengembangan ekuitas merek membutuhkan modal
pemosisian merek. Dalam konteks persaingan yang semakin ganas, mendapatkan dan
mempertahankan keunggulan kompetitif melalui pemosisian merek adalah proses yang
menantang. Sayangnya, banyak strategi penentuan posisi memiliki kecenderungan untuk
jatuh ke dalam perangkap yang sama dengan mencocokkan tren pasar, gagal
membedakan merek secara signifikan (critea, 2014). Pemosisian merek mengacu pada
bagaimana pelanggan memandang merek dalam hal karakteristik, fungsi, dan nilai merek
utama.
Dalam aksinya, strategi pemosisian merek melibatkan pembentukan tempat
khusus dan berbeda untuk merek di benak konsumen. Persepsi ini didasarkan pada ruang
berbeda yang dimiliki merek di benak konsumen dibandingkan dengan merek
pesaing.Brand positioning merupakan apa yang yang bakal di pikirkan oleh customer dari
pelaku seorang marketing.Contohnys Domino`s atau pizzadengan statement mereka fresh
pizza delivered with in 30 mins.Hal tersebut terbukti ampuh membuat customer yang
mau praktis dang a punya banyak waktu.
Ada tiga cara yang bisa di gunakan untuk membuat brand positioning yajni yang
pertama, manfaat apa yang di butuhkan customer.Kedua, kelebihan apa yang tidak di
punyai oleh komptitor.Ketiga yaitu harus memahami brand positioning,lakukan dengan
baik.Kunci dari brand positioning ini bukan menjadi yang pertama tapi yaitu produk kita
harus unik, sulit di tiru, dan juga bagaimana kita bisa mendapatkan tempat di pikiran
konsumen.
Model brand positioning adalah salah satu model yang disebutkan oleh Keller
dalam komentar Priyanda (2014). Merek adalah harga yang harus dibayar untuk
memainkan permainan pemasaran, tetapi model ini menjelaskan cara memberikan
panduan strategi pemasaran terpadu untuk memaksimalkan terobosan teknis,
perkembangan peraturan, atau tren konsumen. Saat meluncurkan perusahaan, pengusaha
sering mengabaikan posisi pasar mereka. Tujuan dari brand positioning adalah untuk
memasukkan suatu produk ke dalam pikiran setiap pengguna (Al-Ries dan Trout dalam
Firmansyah 2019: 119).
Persaingan yang terjadi pada saat ini mewajibkan setiap perusahaan untuk
memberikan merek yang di punyai ke dalam benak pemakai sehingga public mampu
melakukan dan memahami nilai-nilai merek, dan pada masalah inilah brand positioning
mengambil peran. Saat memasuki pasar, pelaku usaha harus mempertimbangkan
positioning. Karena strategi penentuan posisi perusahaan melibatkan perancangan produk
dan bauran pemasarannya untuk meninggalkan citra tertentu pada pelanggan. Akibatnya,
pelanggan menyadari dan menghargai apa yang dilakukan bisnis dibandingkan dengan
para pesaingnya.
Penentuan posisi melibatkan manipulasi ruang mental pelanggan target, bukan
produk itu sendiri.Pada dasarnya positioning bukan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda, tetapi untuk memanipulasi apa yang sudah ada dalam pikiran
pelanggan.Menurut Kartajaya (2016 : 62) syarat membangun positioning adalah :
a) Posisi konsumen perlu dilihat dengan baik oleh pelanggan dan berubah
menjadi motivator untuk pembelian.
b) Posisi perusahaan harus menyoroti keunggulan kompetitif dan poin
terkuatnya. seperti manfaat dan daya saing perusahaan.
c) Posisi kompetitif harus khas untuk membedakan dirinya dari saingan.
d) Positioning harus selalu beradaptasi dengan beragam perubahan dalam
lingkungan bisnis dan tetap berkesinambungan.

11.3 Teknik penempatan


Strategi adalah pendekatan komprehensif untuk perencanaan, pelaksanaan, dan
implementasi suatu tindakan dalam kerangka waktu tertentu. Strategi yang sukses meliputi
koordinasi tim kerja, ide sentral, identifikasi elemen yang mempromosikan penerapan ide,
pendanaan yang efektif, dan strategi untuk mencapai tujuan.
Strategi positioning yang sukses adalah strategi yang dapat memberikan pembenaran
yang meyakinkan kepada konsumen untuk membeli barang-barang mereka (catalin,
2014).Personal baranding yang juga termasuk dalam strategi positioning yaitu strategi untuk
membangun citra diri di tengah masyarakat atau yang ada di pikiran kita. Alhasil, ketika kita
mendengar sebuah nama, kita bisa langsung mengenali orisinalitasnya. Reposisi merek saat
ini menggunakan metode yang dikenal sebagai "pemosisian produk" harus didasarkan pada
pemeriksaan target pasar. Keputusan penentuan posisi yang dibuat harus mempertimbangkan
daya tarik front pasar serta manfaat dan kerugian dari saingan terdekat. Sebagai gambaran,
strategi positioning ini dimaksudkan untuk menarik pelanggan, menangkis persaingan, dan
mempertahankan posisi perusahaan di pasar.
Secara umum strategi positioning dapat di lihat dalam dua aspek utama adalah sebagai
berikut :
a. Points of difference (POD)
Agar strategi penentuan posisi menjadi efektif dan jelas, Ini harus
dikomunikasikan kepada pelanggan dengan cara yang dapat diterima dan berkelanjutan.
Merek dapat memperoleh keunggulan kompetitif dengan mengembangkan POD (Keller,
2013). Dengan memberi pelanggan lebih banyak nilai—baik melalui biaya yang lebih
rendah atau dengan menawarkan lebih banyak keuntungan untuk mengimbangi harga
yang lebih tinggi—strategi ini berusaha untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.
Manfaat nilai tambah yang ditawarkan bisnis kepada pelanggan akan memainkan peran
penting dalam keberhasilan strategi ini atau tidak.
Jadi, POD ini bisa menunjukan keunggulan dari sebuah merek.Titik perbedaan
suatu produk ini bersifat esensial atau penting untuk bersaing di pasar. Tiga keinginan
pelanggan utama menuju titik perbedaan adalah pertimbangan penting bagi pemasar
ketika menentukan titik diferensiasi, dan mereka adalah sebagai berikut:
1. Pertinensi
Konsumen yang dituju harus mempertimbangkan titik perbedaan menjadi
signifikan dan relevan.
2. Berbeda dari yang lain
Pelanggan harus menemukan bahwa titik perbedaannya lebih unggul dan
berbeda dari penawaran pesaing.
3. Bereputasi baik
POD telah digambarkan sebagai ada dalam kenyataan serta dalam komunikasi
pemasaran.
b. Points of equality (POP)
POP adalah sesuatu yang harus dikelola pemasar jika mereka ingin orang menerima
merek mereka. Untuk membangun zona toleransi bagi pelanggan di mana merek tersebut
cukup baik dibandingkan dengan pesaing, sebuah merek membutuhkan POP untuk
menolak POD dari merek pesaing. POP dengan demikian menjadi salah satu elemen
paling penting dan berpotensi membutuhkan dukungan lebih lanjut. POD ini adalah
asosiasi yang tidak harus spesifik untuk merek; mereka bisa ada untuk perusahaan lain
juga. Mengingat hal ini, ada dua jenis utama asosiasi konsumen.yaitu
1. Titik kesamaan kategori
asosiasi yang dianggap penting oleh orang-orang untuk penawaran yang andal dan
kredibel dalam kategori produk atau layanan tertentu.
2. Kemiripan antara pesaing
asosiasi yang dibuat oleh pemasar untuk mengklaim adanya keunggulan kompetitif.
Untuk menciptakan POD dan POP ini seorang pemasar untuk menyususn strategi
pemasarannya terutama di dalam positioning, harus memahami bagaimana menciptakan POD
dan POP.Yaitu dengan cara
1. Sajikan secara mandiri
dengan membuat dua kampanye pemasaran berbeda yang masing-masing
menempatkan fokus pada berbagai kualitas dan keunggulan.
2. Dapatkan modal dari organisasi lain
Selebriti terkenal sering digunakan oleh merek untuk mengumpulkan modal atau
meminjamkan kredibilitas dengan imbalan fasilitas terkait.
3. Evaluasi kembali koneksi Anda
Memberi pelanggan wawasan baru dan menyarankan merek untuk mengabaikan
faktor-faktor tertentu adalah dua cara untuk melengkapi redefinisi.
Kemampuan untuk mengenali kemungkinan pemosisian adalah ujian yang menantang bagi
seorang pemasar, klaim Kottler dan Amstrong (2018: 162). Akibatnya, mengembangkan rencana
pemosisian merek memerlukan pendekatan inti, yang dapat mencakup:
a. penentuan posisi pada fitur spesialisasi produk;
b. penentuan posisi pada spesifikasi pengembangan produk;
c. penentuan posisi pada frekuensi penggunaan produk;
d. memposisikan pada faktor-faktor yang menyebabkan konsumen memilih produk dari pada
pesaing;
e. positioning terhadap produk pesaing;
f. penentuan posisi dengan menyortir kelas produk;
g. pemosisian menggunakan simbol-simbol budaya.
Dalam upaya memperkuat posisi pasar perusahaan, strategi ini merupakan komponen
kunci. Sikap pesaing utama menyimpang secara signifikan, yang meningkatkan
kemungkinan pola perilaku yang rumit di antara pesaing di pasar yang dilayani. Keberhasilan
perusahaan umumnya dihasilkan dari upaya untuk mencapai perbedaan posisi dari saingan
industri. Strategi pemasaran ini ialah rencana yang di buat untuk meningkatkan lalu lintas
konsumen melalui praktek marketing.Membuat strategi seperti itu di artikan untuk membantu
tim dari berbagai ukran menerima kejelasan mengenai cara terbaik untuk melakukan
pendekatan pengembangan pasar dan tetap menjadi panduan yang solid tentang bagaimana
cara mempertahankan dan menmabah pertumbuhan, baik secara internal ataupun eksternal.
Secara umum, bisnis harus menghindari kesalahan penempatan berikut::
1. Underpositioning, pertama Organisasi menemukan bahwa konsumen memiliki
pemahaman yang samar tentang merek. Pelanggan tidak benar-benar memiliki
perasaan khusus tentang merek itu. Merek hanya dipandang sebagai pesaing baru
yang mengisi pasar. Karena pelanggan tidak menganggap "lebih banyak konten"
sebagai hal yang positif, upaya Unilever untuk mengganti Teh Botol Sosro dengan
konten yang lebih besar gagal.
2. Posisi yang berlebihan Pelanggan mungkin memiliki persepsi yang terlalu terbatas
tentang merek. Meskipun klien dapat percaya bahwa Dunkin Donuts adalah pilihan
terendah di Rp. 4.500,- per potong, perusahaan benar-benar menawarkan kemasan
yang lebih kecil seharga Rp. 1.000,- per potong.
3. Penempatan yang tidak jelas Karena korporasi membuat terlalu banyak klaim atau
sering menggeser posisi merek, konsumen bingung dengan citra merek.
4. Posisi yang dipertanyakan Pelanggan mengalami kesulitan mempercayai suatu merek
ketika membuat klaim mengenai pembuat, harga, atau kelengkapan produk.Jika
positioning adalah pertarungan untuk pikiran (otak), pemasaran adalah pertarungan
untuk uang senilai kantong prospek. Pesaing akan berperang jika Anda tidak
memposisikan diri dan mengambil inisiatif. Janji yang dibuat untuk target pasar juga
dapat dianggap sebagai positioning.
Tindakan berikut dapat diikuti untuk membuat strategi penentuan posisi:
1. Menentukan produk/pasar yang relevan
Banyak di maksudkan agar memnuhi lebih dari satu keperluan.Karenanya suatu produk
bisa di posisikan di segala pasar yang berbeda.hal pertama yang di lakukan adalah
mendaftar semua kebutuhan yang dapat di penuhi produk.
2. Sebutkan oposisi. Setiap produk umumnya menghadapi banyak persaingan. Mereka yang
bersaing untuk memenuhi tuntutan dianggap sebagai pesaing utama. Saingan sekunder
adalah saingan tidak langsung, yang berarti mereka tidak langsung terlintas dalam pikiran
saat memikirkan kebutuhan pelanggan.
3. Temukan bagaimana pelanggan menilai kemungkinan yang tersedia. Pemasar perlu
menyadari kriteria yang digunakan konsumen untuk mengevaluasi produk dan layanan,
serta bobot relatif yang dimiliki setiap pengguna saat membuat keputusan.
4. Kenali bagaimana pelanggan memandang posisi pesaing. Berdasarkan karakteristik,
skenario penggunaan, atau grup pengguna, posisi ini.
5. Buat daftar paralel dalam urutan pendiriannya. Tidak serta merta kita harus berusaha
mengisi celah ini, tetapi kita harus terlebih dahulu melakukan analisis pasar.
6. Kembangkan dan terapkan taktik posisi
Pemasar perlu membangun strategi yang menjamin pelanggan akan membentuk persepsi
yang diinginkan tentang produk atau merek setelah mendengar semua informasi
tentangnya.

Beberapa strategi positioning yang selalu di terapakan perusahaan adalah sebagai


berikut:
1. Identifikasi keunggulan kompetitif perusahaan.
2. Pilih satu atau lebih keunggulan kompetitif yang ingin anda tonjolkan kepada konsumen.
3. Menggunakan persentase nilai merek, pilih rencana pemosisian yang sesuai. Golden
Laws of Product, juga dikenal sebagai formulasi positioning yang diusulkan oleh
Mc.Kenna (2016), menyatakan bahwa organisasi harus mempertimbangkan empat faktor
dasar saat melakukan positioning produk. Berikut ini adalah uraiannya:

1. Bisnis harus mengikuti dinamika dan tren pasar, seperti dalam teknologi,
persaingan, masyarakat, dan ekonomi.
2. Bisnis harus berkonsentrasi pada posisi dan teknologi yang berkualitas.
3. Bisnis harus berkonsentrasi pada penjualan barang-barangnya ke segmen pasar
tertentu, seperti masyarakat kelas atas, menengah, atau bawah.
Mempertimbangkan bahwa lebih baik menjadi ikan besar di kolam kecil daripada
ikan kecil di kolam besar.
4. Bisnis harus terbuka untuk bereksperimen dengan kategori produk baru dan
memantau bagaimana pasar merespons. Jika pengguna menyarankan perubahan,
bisnis harus memodifikasi pendekatannya.

11.4 faktor-faktor yang mempengaruhi positioning


Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang
mempengaruhi strategi penentuan posisi, antara lain:
1. Karakteristik produk
Ini adalah sifat, simbol, atau simbol atau tanda produk yang mencakup perspektif
eksternal produk dan manfaat pelanggan yang terkait dengan merek produk.
2. Penggunaan produk
Ini berfungsi sebagai contoh cara menggunakan produk. Tujuan bangunan,
signifikansi simbolisnya, dan lokasinya berfungsi sebagai kriteria untuk
penggunaan produk dalam strategi penentuan posisi ini. Pemosisian yang dipilih
oleh pengguna produk berfokus pada peluang pada tahap tertentu dan berusaha
untuk menunjukkan apakah produk tersebut dapat diterapkan atau tidak.
Pengguna produk ini dapat berupa orang atau bisnis. Opini konsumen, usia
pelanggan, dan edukasi konsumen adalah parameter produk pemakai.
3. Kategori produk
Tingkat di mana item real estat diproduksi memungkinkan perbandingan yang
mudah di antara mereka. Tanah, ruang bangunan, biaya konstruksi, dan
perusahaan adalah parameter kelas produk dalam strategi penentuan posisi.
4. Persaingan
Pesaing adalah bisnis lain yang siap memproduksi atau mengembangkan barang
di pasar aktual perusahaan, memenuhi permintaan konsumen dengan kebutuhan
serupa, atau bisnis yang menggunakan strategi diversifikasi bisnis untuk
memasuki pasar perusahaan. Jangkauan pasar, kepuasan pengguna atau
pelanggan, kinerja sebelumnya, dan kemampuan saat ini adalah parameter
pesaing dalam pendekatan pemosisian ini. Tiga tahap diidentifikasi dalam
pengembangan strategi penentuan posisi ini: melakukan analisis pasar, analisis
internal perusahaan, dan analisis pesaing.
Tjiptono (2020: 205) menegaskan bahwa ada empat faktor yang menentukan apakah strategi
positioning berhasil atau tidak. Faktor-faktor ini adalah sebagai berikut:
1. Target audiens
Dimulai dengan target pasar, strategi penentuan posisi akan mengevaluasi
persaingan, kinerja, dan ketersediaan sumber daya.
2. Siklus suatu produk
Setiap tahap memiliki persyaratan unik, memerlukan strategi pemosisian
pemasaran yang unik.
3. Strategi unit organisasi
Strategi SBU terhubung dengan yang satu ini. Pengembangan strategi akan
dibagi secara berbeda dari panen.
4. Inisiatif pemasaran
Program bauran pemasaran, khususnya program komunikasi pemasaran, dan
perbedaan produk, seperti
a. produk, melalui karakteristik khas, layanan tambahan, merek, dan
kemasan, membentuk persepsi.
b. Distribusi, berdasarkan perbedaan jenis, intensitas, dan pola
saluran.
c. Manajemen harga dan metode penentuan posisi relatif
promosi berdasarkan orisinalitas, format, desain, pendekatan kreatif, outlet media, dan
pendengar pesan. Perusahaan umumnya harus menghindari kesalahan penempatan berikut:
1. Underpositioning,
Pertama Organisasi menemukan bahwa konsumen memiliki pemahaman yang samar
tentang merek. Pelanggan tidak benar-benar memiliki perasaan khusus tentang merek
itu. Merek hanya dipandang sebagai pesaing baru yang mengisi pasar. Karena
pelanggan tidak menganggap "lebih banyak konten" sebagai hal yang positif, upaya
Unilever untuk mengganti Teh Botol Sosro dengan konten yang lebih besar gagal.
2. Posisi yang berlebihan
Pelanggan mungkin memiliki persepsi yang terlalu terbatas tentang merek. Meskipun
klien dapat percaya bahwa Dunkin Donuts adalah pilihan terendah di Rp. 4.500,- per
potong, perusahaan benar-benar menawarkan kemasan yang lebih kecil seharga Rp.
1.000,- per potong.
3. Penempatan yang tidak jelas
Karena korporasi membuat terlalu banyak klaim atau sering menggeser posisi merek,
konsumen bingung dengan citra merek.
4. Posisi yang dipertanyakan
elanggan mengalami kesulitan mempercayai suatu merek ketika membuat klaim
mengenai pembuat, harga, atau kelengkapan produk.Jika positioning adalah
pertarungan untuk pikiran (otak), pemasaran adalah pertarungan untuk uang senilai
kantong prospek. Pesaing akan berperang jika Anda tidak memposisikan diri dan
mengambil inisiatif. Janji yang dibuat untuk target pasar juga dapat dianggap sebagai
positioning.

11.5 Indikator Brand Positioning


Di bawah ini akan di jelaskan indicator brand positioning menurut Kottler dan Keller
( dalam Firmansyah, 2019: 125 ) sebagai berikut :
1. Atribut produk
Merek mempunyai atribut atau cirikhas sehinnga bagi pemakai atribut atau
cirikhas ialah keunngulan dari suatu produk.Indikator pelanggan berdasarkan atribut
produk ialah memakai derajat kepentingan, kecirikhasan, dapat di komunikasikan.
2. Kegunaan produk
Merek memiliki aplikasi, dan bagi konsumen, aplikasi khusus yang dimiliki adalah
manfaatnya. Mengetahui seluruh tuntutan dan preferensi pemakainya melalui merek yang
dipasok adalah tanda kegunaan.
3. Grup pengguna
Orang-orang mengakomodasi merek dengan kepribadian. Misalnya, menggunakan merek
tertentu dapat meningkatkan kedudukan sosial pengguna. Asosiasi merek, kedudukan
sosial, dan kebanggaan adalah contoh indikator berbasis penggunaan.
4. Perusahaan saingan
Konsumen memiliki kesan bahwa mereka menganggap suatu produk lebih unggul dari
merek lain karena sifat-sifat tertentu. Kualitas merek, perbandingan layanan, dan
perbandingan desain interior adalah indikator di bidang ini.
5. Grup produk
Konsumen memilih beberapa produk atau merek daripada yang lain karena sudah
tersedia. Pengetahuan pengguna tentang banyak kategori produk dan penggunaan
beberapa di antaranya berfungsi sebagai indikator aspek ini.
6. Biaya
Pelanggan membeli produk karena biaya atau manfaat berbeda yang diberikan. Fakta
bahwa pengguna memilih produk karena harga diskon dan bonus berfungsi sebagai sinyal
dalam hal ini.
11.6 Proses Positioning
Pada dasarnya, produk itu sendiri harus menjadi langkah pertama dalam proses penentuan
posisi. Perusahaan harus membedakan dalam berbagai bidang, termasuk teknologi, harga,
kualitas, metode distribusi, dan audiens target, untuk mengembangkan positioning produk yang
kuat. Golden Laws of Product, juga dikenal sebagai formulasi positioning yang diusulkan oleh
Mc.Kenna (2016), menyatakan bahwa organisasi harus mempertimbangkan empat faktor dasar
saat melakukan positioning produk. Berikut ini adalah uraiannya:
5. Bisnis harus mengikuti dinamika dan perkembangan pasar, termasuk yang terkait
dengan teknologi, persaingan, masyarakat, dan ekonomi.
6. Bisnis harus berkonsentrasi pada peran dan teknologi yang berkualitas.
7. Bisnis harus berkonsentrasi pada penjualan barang-barangnya ke segmen pasar
tertentu, seperti masyarakat kelas atas, menengah, atau bawah. Mempertimbangkan
bahwa lebih baik menjadi ikan besar di kolam kecil daripada ikan kecil di kolam
besar.
Bisnis harus bersedia menguji ide produk baru sebelum memantau respons konsumen.
Jika pengguna menyarankan perubahan, bisnis harus memodifikasi pendekatannya.
Meskipun demikian, ada sejumlah strategi untuk memposisikan di benak pelanggan, di
antaranya adalah sebagai berikut, klaim Kotler & Amstrong (2018, hlm. 265).
1. Seleksi berdasarkan kualitas Ini terjadi ketika sebuah bisnis menggembar-gemborkan
manfaat produknya dibandingkan para pesaingnya.
2. Penempatan sesuai dengan kelebihan Produk akan diposisikan sebagai pelopor
manfaat khusus dalam penjelasan ini.
3. Menyesuaikan positioning dengan penggunaan atau aplikasi Kumpulan nilai ini
digunakan sebagai elemen yang disorot selama penggunaan atau eksekusi.
4. Pemosisian yang berpusat pada pengguna Ini mengacu pada memposisikan produk
sebagai yang terbaik untuk berbagai kelompok pengguna. Sederhananya, target pasar
lebih diarahkan pada satu atau lebih komunitas, baik secara khusus maupun luas.
5. Penentuan posisi dalam kaitannya dengan saingan Dalam penilaian ini, ia secara
komprehensif dan sama-sama menyoroti mereknya dan berada dalam posisi yang
lebih unggul dari para pesaing.
6. Penempatan sesuai dengan kategori produk Produk diposisikan sebagai pemimpin
kelas dalam hal ini.
7. Pemosisian berbasis harga Dalam hal ini, produk diposisikan untuk menawarkan nilai
terbaik untuk uang. Komunikasi pemasaran terkait langsung dengan posisi ini. Karena
salah satunya bisa menggunakan komunikasi pemasaran atau promosi pemasaran
untuk membentuk atau menanamkan suatu produk atau brand di benak konsumen.
11.7 Manfaat positioning dan teknik positioning
Menurut Schuch et al. (2014), penentuan posisi yang efektif memerlukan
pemeriksaan menyeluruh terhadap suatu perusahaan, penilaian segmen pasar tertentu, dan
penentuan signifikansi dalam target pasar. Akibatnya, model penentuan posisi pasar
menggabungkan berbagai ide dan taktik.
Manfaat utama yang harus di tampikan dalam positioning adalah sebagai berikut:
1. Atribut/benefit
2. Price dan quality
3. Use dan user
4. Competition
5. Global/local/Glokal

Teknik yang harus di siapkan dalam positioning ini adalah:


1. Umbrella positioning
Strategi yang satu ini berupa pernyataan atau slogan yang menggambarkan
secara universal mengenai produk yang di tawarkan oleh perusahaan.
2. Positioning against competition
Competitor merupakan alternative untuk layanan (produk) yang di tawarkan
perusahaan dengan layanan atau bentuk jasa yangberbeda.
3. Positioning based on a specific benefit
Pemasar melakukan positioning atau merancang positioningnya berdasarkan
manfaat khusus yang ada dari produk atau merek yang di tawarkan.
4. Taking an onowneed position
Dari sudut pandang lingkuistik, persepsi bukanlah objek material dan tidak
dapat di miliki.Dalam pemasaran, istilah posisi tidak permanen secara longgar
mengacu pada persepsi samar yang terkait dengan merek atau produk.
5. Positioning for several position
Artinya pemasar memposisikan melalui beberapa posisi.
6. Repositioning
Artinya positioning yang lama itu akan di ubah.

11.8 Reposisi
Salah satu strategi pemasaran yang harus dikembangkan sejak awal adalah bagaimana
bisnis akan memposisikan brand produknya di benak pelanggan. Strategi berikutnya, reposisi
atau reposisi, biasanya diterapkan oleh korporasi ketika positioning merek tidak memadai atau
tidak sejalan dengan realitas pasar. Menurut Keller (2013), reposisi dilakukan untuk mengubah
persepsi perusahaan agar dapat memberikan makna dan nilai baru bagi konsumen pikian. Di sisi
lain, reposisi membutuhkan merek untuk menciptakan sesuatu yang membedakannya dari
pesaing.
Reposisi adalah proses mengubah bagaimana suatu produk atau layanan dirasakan oleh
pelanggan. Untuk memulihkan persepsi merek yang menguntungkan di antara pengguna,
pendekatan ini bahkan memerlukan penyesuaian. Reposisi juga menghadirkan masalah unik,
terutama untuk merek terkenal. Ketika sebuah perusahaan memposisikan ulang mereknya di
pasar, ini dikenal sebagai reposisi merek. Modifikasi ini merata dan bersifat substansial. Harga
produk, strategi, target pasar, interaksi pengguna, desain logo produk atau perusahaan, dan faktor
lainnya adalah bagian dari reposisi merek. Beberapa penyebab di balik reposisi perusahaan
antara lain sebagai berikut:
1. Preferensi pengguna target pasar telah berubah.
2. Bisnis mengidentifikasi kategori baru preferensi konsumen, dan peluang untuk
memanfaatkannya muncul dengan sendirinya.
3. Masuknya saingan ke dalam kategori pasar dan target pasar yang sama, di mana saingan
memiliki sumber daya yang melimpah.
4. Angka penjualan yang turun
5. Nilai produk yang diberikan diubah.
6. Perpindahan tren yang berkembang pada public
Dengan di terapkan repositioning ini maka sangat di harapkan perusahaan untuk:
1. Meningkatkan produktivitas produk dan pertumbuhan penjualan.
2. Meningkatkan profitabilitas dan pangsa pasar.
3. Meningkatkan ukuran pasar dengan mempertahankan segmentasi dan target pasar
yang ada atau memperkenalkan segmen dan target pasar baru atau yang
diperbarui.
Pada dasarnya, korporasi bermaksud menggunakan reposisi merek untuk mencapai
berbagai tujuan. Akibatnya, ada beberapa taktik yang digunakan. Secara umum,
bisnis akan mengalami sejumlah modifikasi untuk memposisikan ulang mereknya.
1. Foto produk
Citra perusahaan diubah menggunakan taktik ini. Produk yang dirilis dan konsumen yang
menjadi sasaran sering kali tetap sama.
2. Produk repositioning
Meskipun produk yang dirilis berbeda, strategi ini tetap diarahkan pada target audiens
yang sama. Barang-barang baru sering menarik bagi lebih banyak konsumen karena lebih
sesuai dengan tren yang muncul.
3. Reposisi benda tidak berwujud
Bisnis mengubah target pasarnya sebagai bagian dari pendekatan ini. Hal ini sering
dilakukan karena produk yang di-tweet dan target pasar sebelumnya tidak sesuai.
4. Penataan ulang yang realistis
Korporasi menerbitkan produk baru dengan target baru sebagai bagian dari strategi ini.
Perusahaan sering melakukan penelitian awal untuk melihat apakah target pasar dan
produk yang dihasilkan kompatibel.
Setiap orang ingin terlibat dalam penggunaan brand tertentu, atau memiliki suatu
brand tertentu.Untuk mwujudkan hal tersebut, maka pelaku marketing perlu
menyesuaiakan produk agar sesuai dengankebutuhan konsumen.Artinya dalam
menjalankan strategi ini, pelaku marketing harus mempunyai kreativitas dan mengetahui
apa yang di inginkan oleh pemakai untuk dapat melibatkan mereka dalam pembuatan
brand.Kreativitas yang di maksud adalah strategi.
1. Merek pribadi
Ketika sebuah bisnis mengembangkan merek, identitas adalah komponen penting
yang harus dimasukkan. Identitas ini terdiri dari grafik yang mengidentifikasi merek
atau bisnis, seperti logo, tagline, skema warna, dan jaminan pemasaran. Pengguna
dapat mempelajari lebih lanjut tentang identitas produk dan fungsinya dengan
mempelajari apa itu. Dengan kata lain, identitas adalah nilai yang dimiliki suatu
produk atau layanan dan yang diciptakan oleh perusahaan. Strategi identitas pada
dasarnya berkaitan dengan bagaimana proposisi nilai perusahaan telah berubah.
Pengguna harus dapat lebih jelas membedakan perbedaan kualitas produk dengan
perubahan identitas dalam iktui bersamaan dengan perubahan komposisi nilai yang
termasuk dalam produk. Selain itu, pergeseran identitas diperkirakan akan terjadi
2. Teknik tanggung jawab sosial
Organisasi memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam inisiatif untuk memajukan
kesejahteraan masyarakat di bawah tanggung jawab sosial. Tanggung jawab sosial ini
selalu diikuti dengan tanggung jawab lingkungan organisasi. Karena masalah sosial
dan lingkungan begitu lazim saat ini, bisnis dipaksa untuk mempertimbangkan
bagaimana operasi mereka dapat mempengaruhi masyarakat sekitar dan lingkungan
selain menempatkan perhatian pada kepentingan keuangan mereka sendiri. Taktik
tanggung jawab sosial ini biasanya dapat dilihat dalam beberapa bentuk. Misalnya,
dengan mengorganisir penggalangan dana untuk membantu mereka yang terkena
dampak bencana atau dengan memberi kepada mereka yang tidak mampu
membelinya. Ada juga bisnis yang berpartisipasi dalam pengembangan infrastruktur
dan fasilitas organisasi serta inisiatif perlindungan lingkungan.

Waktunya telah tiba untuk mengambil tindakan dan melakukan reposisi merek setelah
memilih strategi yang sesuai atau sesuai dengan tujuan utama yang ingin dicapai.
Faktanya, pemasar dapat menentukan apakah pendekatan reposisi merek efektif atau
berhasil jika mereka menemukan bahwa permintaan pelanggan tinggi atau stabil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan reposisi merek dijelaskan di bawah
ini:
1. Complete overhaul
Istilah ini mengandung arti perombakan secara menyeluruh yang merujuk pada
keseluruhan penyesuaian yang ingin dilihat bisnis. Divisi lain yang terhubung ke
bagian yang sedang diubah biasanya termasuk dalam perubahan umum ini. Misalnya,
saat memberikan merek produk identitas baru, kita harus mengubah cara kita
berkomunikasi dengan klien. Pelanggan akan disadarkan tentang modifikasi
perusahaan dengan cara ini.
2. Investmen
Semua penyesuaian yang dilakukan oleh bisnis memerlukan pengeluaran sejumlah
uang atau investasi tertentu. Dana tersebut akan digunakan untuk membayar hal-hal
seperti riset pasar, infrastruktur produk, bahan baku, dan hal-hal lain yang terkait
dengan perbaikan yang diantisipasi. Akibatnya, modifikasi tidak dapat dilakukan
dengan segera melainkan membutuhkan pemikiran ke depan yang cermat.
3. Perubahan dalam pemasaran
Karena Selalin mengubah tampilan perusahaan, kita harus mengubah pendekatan
pemasaran kita. Proses penyesuaian ini mencoba untuk terhubung dengan publik baru
atau menjunjung tinggi hubungan dengan yang sudah ada. Misalnya, ketika target
pasar diubah dari orang yang mudah menjadi individu tertentu, seperti pemuda yang
sukses atau seseorang yang sudah memiliki pekerjaan. Kemudian, kami harus
mengubah rencana pemasaran Anda untuk memperhitungkan preferensi audiens
target baru kami.

Anda mungkin juga menyukai