Nim. : B.131.22.0125
MEMBENTUK POSITIONING
Positioning adalah strategi manajemen dalam membangun citra atau identitas dengan cara
penempatan sebuah produk, merek atau nama perusahaan untuk menciptakan sebuah sambutan
atau kesan yang jelas, berbeda dan positif dibandingkan dengan produk, merek atau perusahaan
pesaing.
Positioning merupakan cara pemasar menanamkan citra, persepsi dan imajinasi atas produk yang
ditawarkan kepada konsumen melalui proses komunikasi. Positioning tidak sama dengan segmentasi
baik diferensiasi ataupun konsentrasi. Dengan perkataan lain, positioning bukan menempatkan
produk untuk kelompok tertentu tetapi berusaha menanamkan citra produk di benak konsumen
pada segmen yang telah dipilih.
Positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalam
upaya penawaran nilai dimana dalam satu segmen tertentu konsumen mengerti dan menghargai
apa yang dilakukan suatu perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya. Tujuan dari positioning
adalah agar produk tersebut dapat meraih posisi yang diinginkan pasar.
Positioning merupakan faktor utama dalam meningkatkan kekuatan posisi pasar perusahaan di
suatu pasar tertentu dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Positioning wajib dilakukan suatu
perusahaan sebelum melakukan strategi branding. Dalam proses menjalankan positioning harus
diimbangi dengan komunikasi yang baik, hal tersebut dapat berpengaruh juga terhadap citra yang
ingin ditanamkan perusahaan kepada konsumen sasaran.
Bentuk-bentuk Positioning
Menurut Kotler (2006), terdapat beberapa bentuk atau cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan
dalam menjalankan strategi positioning dalam memasarkan produk kepada konsumen yang dituju,
yaitu:
Menurut Hasan (2008), prosedur atau langkah-langkah yang dijalankan dalam melakukan
penempatan posisi (positioning) adalah sebagai berikut:
Kesalahan-kesalahan Positioning
Menurut Kotler dan Keller (2009), terdapat beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam
menjalankan strategi positioning, yaitu:
1. Penentuan posisi yang kurang (underpositioning). Produk tersebut tidak memiliki posisi yang
jelas sehingga di anggap sama saja dengan kerumunan produk lainnya di pasar. Masalahnya
konsumen tidak bisa membedakan dengan merek lainnya.
2. Penentuan posisi yang berlebihan (overpositioning). Pemasar terlalu sempit memposisikan
produknya sehingga mengurangi minat konsumen yang masuk dalam segmen pasarnya.
3. Penentuan posisi yang membingungkan (confused positioning). Pemasar terlalu banyak
menekankan atribut yang terlalu banyak pada produknya sehingga konsumen mengalami
keraguan.
4. Penentuan posisi yang meragukan (doubtful positioning). Positioning diragukan
kebenarannya karena tidak didukung bukti yang memadai.