Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TENTANG PROBLEM MEMPOSISIKAN PRODUK BARU

D
I
S
U
S
U
N

Oleh :

Kelompok ; 7
Nama :
1. Ahdwi tia melisa (1905170054)
2. Nadia arsuari (1905170069)
3. Salik farhan munthay (1905170096)
4. Fiangi meranti s (1905170102)
5. Sri Juliana pratiwi (1905170104)

Kelas : 4B akuntansi (pagi)


Mata kuliah : Perencanaan dan pengembangan bisnis
Fakultas : Ekonomi dan bisnis

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


MEDAN
T.A 2020-2021
BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang
 

Apabila segmentasi pasar telah dilakukan dan target produk sudah ditetapkan, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan posisi pasar yaitu menentukan posisi pasar. Banyak definisi
positioning diberikan oleh pakar marketing dengan versi dan model mereka masing-masing.

Dalam memposisikan suatu Produk ada beberapa hal yang harus dilakukan sehingga harus
dibentuknya sebuah tim sebagai badan yang pengelola dan pengontrol suatu system produk agar
sarana dan prasaran berjalan dengan baik sesuai tujuan yang di tentukan atau yang diinginkan

Kesalahan pertama yang sering dilakukan para pelaku usaha yaitu, kurang tepat dalam
menonjolkan keunggulan produk mereka. Terkadang keunggulan produk yang ditawarkan
bukanlah hal yang istimewa lagi bagi konsumen, sehingga sasaran pasar yang kurang berminat
dengan produk tersebut dan pastinya brand produk yang sedang dibangun kurang berkesan di
benak para konsumen.

 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian memposisikan produk?

2. Bagaimana permasalahan dalam membangun Brand Positioning?

3. Sebutkan contoh permasalahan positioning barang?

4. Apa Tujuan dari menentukan strategi pemasaran?

 
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Memposisikan Produk

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang “MEMPOSISIKAN PRODUK“ ada baiknya kita
mengetahui apa itu Produk. Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak
berwujud, termasuk di dalam nya masalah warna, harga, nama baik perusahaan. Jadi produk
bukan hanya barang yang berwujud saja (pakaian, makanan, dll), akan tetapi juga ada yang
barang yang tidak berwujud ( pelayanan jasa) Dalam pembahasan tentang Memposisikan produk
ada beberapa poin tingkatan produk yang harus dilalui dan diantaranya :

a. Core Benefit : keuntungan yang mendasar dari suatu produk yang dibeli oleh
yang dibeli.

b. Basic produk : suatu produk yang mendukung core benefit agar tampak terlihat
elegan.

c. Expected Produk : Nilai kualita atau kuantitas suatu produk yang maximal agar
adanya rasa kepuasan konsumen.

d. Augmented Produk : Suatu nilai tambah yang diluar apa yang dibayangkan oleh
konsumen.

e. Potential Produk : Mencari nilai tambah produk lain untuk masa depan.
Dalam memposisikan suatu Produk ada beberapa hal yang harus dilakukan
sehingga harus dibentuknya sebuah tim sebagai badan yang pengelola dan
pengontrol suatu system produk agar sarana dan prasaran berjalan dengan baik
sesuai tujuan yang di tentukan atau yang diinginkan yaitu :

- Manangement Bauran Produk : Terdiri dari tim ekssekutif yang blerfungsi sebagai pengambil
keputusan akusisi produk, prioritas penelitian, keputusan-keputusan produk baru, alokasi sumber
daya.

- Management Kelompok/pemasaran produk : Sebagai tim yang mengkoordinasikan kegiatan-


kegiatan dan menyetujui rekomendasi dari manajer sebuah kelompok produk/merek.

- Management Produk ; Sebagai tim yang mengatur perencanaan, pengelolaan, koordinasi untuk
suatu produk tertentu.

Ketika menjalankan semua yang ada diatas atau yang tertera diatas kita akan mengetahui dimana
kita bisa menempatkan atau memposisikan produk yang kita akan atau yang sudah kita buat .

Kesimpulannya yakni :
memposisikan produk dapat dilakukan dengan baik dan teratur dengan cara kita
memperhitungkan segala risiko yang ada, agar semua dapat berjalan sesuai yang diinginkan.

2. Permasalahandalam Membangun Brand Positioning

 Under positioning

Kesalahan pertama yang sering dilakukan para pelaku usaha yaitu, kurang tepat dalam
menonjolkan keunggulan produk mereka. Terkadang keunggulan produk yang ditawarkan
bukanlah hal yang istimewa lagi bagi konsumen, sehingga sasaran pasar yang kurang berminat
dengan produk tersebut dan pastinya brand produk yang sedang dibangun kurang berkesan di
benak para konsumen.

Contohnya saja, seperti strategi yang dijalankan restoran cepat saji CFC “Bukan Cuma Ayam”
yang ternyata kurang berhasil menarik minat konsumen, karena dalam benak konsumen yang
tertanam kuat adalah brand KFC yang gerainya telah tersebar di berbagai belahan dunia.

 Over positioning

Berbanding terbalik dengan kesalahan yang pertama, yang dimaksudkan dengan over positioning
adalah menanamkan brand produk terlalu tinggi di dalam benak konsumen, sehingga mereka
beranggapan bahwa harga jual yang ditawarkan pastinya kurang terjangkau semua kalangan.

 Confused positioning

Kesalahan yang ketiga yaitu membuat pelanggan bingung dengan citra brand yang terlalu banyak
klaim ataupun adanya perubahan brand produk yang terlalu sering.
Contohnya saja, seperti strategi pemasaran produk keripik pedas maicih yang sekarang ini pecah
menjadi dua kubu dan sama-sama mengusung nama maicih namun menggunakan gambar atau
logo yang berbeda. Strategi seperti ini ternyata kurang efektif, karena hanya akan membuat
pelanggan bingung dan kepercayaan mereka bisa menurun.

 Doubtful positioning
Dalam kasus ini konsumen sulit untuk mempercayai klaim sebuah brand, kaitannya dengan fitur
suatu produk, harga atau manufakturnya. Contohnya saja seperti strategi pemasaran sebuah
perusahaan yang mengklaim produknya memiliki kualitas paling bagus, biasanya malah
diragukan para konsumen karena mereka takut hanya termakan promosi.
3. Contoh Permasalahan Positioning Barang

Beberapa contoh menarik dari positioning pasar yang berupa produk adalah sebagai
berikut:

a. Kijang mengatakan bahwa positioningnya adalah mobil keluarga, maka sesungguhnya ia


sedang membangun kepercayaan kepada setiap pelanggan bahwa Kijang memang betul-
betul mobil keluarga. Untuk itu setiap mobil Kijang yang dilahirkan haruslah selalu
mengacu pada mobil keluarga, dengan memiliki tempat duduk yang longgar, dan
nyaman.

b. Lifebuoy mengatakan sebagai sabun kesehatan, maka artinya ia sedang membangun


kepercayaan kepada setiap pelanggan bahwa sabun tersebut memang benar-benar untuk
kesehatan. Untuk membangun kepercayaan tersebut Lifebuoy akan tetap setia dengan
posisi yang dinyatakannya.

c. Majalah Tempo menyatakan enak dibaca dan perlu, maka artinya ia sedang membangun
kepercayaan kepada setiap pelanggan bahwa majalah Tempo memang perlu dibaca karena
beritanya yang selalu aktual dengan menggunakan bahasa yang enak dibaca karena tidak
terlalu menggunakan bahasa yang formal.

d. Sampoerno hijau memposisikan dirinya sebagai rokok komunitas masyarakat kelas bawah.
Untuk itu dalam mengkomunikasikan produknya model yang digunakan adalah
sekelompok orang kebanyakan, dengan nuansa gotong royong dan kebersamaan yang
merupakan gambaran masyarakat kebanyakan.

Contoh-contoh tersebut diatas adalah positioning sebuah produk barang. Pada dasarnya kegiatan
positioning juga diberlakukan untuk produk yang berupa jasa. Perhatikan beberapa positioning
pasar yang berupa jasa berikut:

1. Malaysia is truly Asia. Dalam hal ini Malaysia ingin membangun kesan dibenak
wisatawan bahwa segala apa yang ada di Asia, terdapat di Malaysia, dengan maksud
dengan datang ke Malaysia akan mendapatkan apa saja yang ada di Asia. Positioning ini
tentunya harus disosialikan dan dipahami benar oleh segala lapisan masyarakatnya untuk
dilaksanakan secara konsisten. Dengan cara ini maka pada benak konsumen akan benar
mengakui bahwa Malaysia is truly Asia.

2. Thailand, tourism haven of far east. Dalam hal ini Thailand lebih fokus terhadap
positioning pariwisatanya dengan menyatakan bahwa Thailand adalah sorganya pariwisata
di Timur Jauh.

3. The safest way to travel by taxi, yang dinyatakan oleh Blue bird. Lain halnya dengan taxi
Blue bird yang dengan nyata memposisikan pada benak konsumen bahwa jaminan taxi
yang aman adalah dengan memilih Blue bird. Untuk mencapai posisi tersebut pada benak
konsumen maka seluruh warga Blue bird baik manajemen dan operasionalnya harus
konsisten dengan janjinya.

Gambaran tersebut adalah upaya merebut kepercayaan dan kredibilitas pelanggan. Dengan
demikian harus dipahami bahwa positioning pada hakekatnya merupakan sebuah janji yang
dibuat perusahaan kepada pelangannya. Janji ini harus ditepati. Kemampuan prusahaan untuk
memenuhi janjinya merupakan bagaian yang sangat penting dari strategi perusahaan. Oleh sebab
itu penentuan positioning yang tepat merupakan hal yang krusial dan memerlukan persiapan
yang panjang. Penempatan produk pada pasarnya bukanlah sekedar janji dan slogan semata.
Hermawan Kertajaya, dalam bukunya Memenangkan persaingan dengan segitiga positioning-
diferensiasi-brand menyebutkan empat kriteria untuk menentukan positioning berdasarkan empat
kriteria yaitu customer, company, competitor dan change dengan uraian sebagai berikut:

 Customer : Didasarkan atas kajian pelanggan (customer) positioning harus


dipersepsikan secara positif oleh para pelanggan dan menjadi alasan dalam
pembelian mereka. Hal ini akan terjadi bila positioningnya
mendiskripsikan value atau nilai yang diberikan kepada para pelanggan
dan value ini benar-benar merupakan suatu asset bagi mereka. Karena
positioning mendiskripsikan value yang unggul, maka positioning akan
menjadi penentu penting bagi pelanggan pada saat memutuskan untuk
membeli. Satu contoh yang menarik untuk kita pelajari bersama adalah
produk Vegeta yang menyatakan dirinya sebagai sebagai minuman
berserat. Sebelumnya tidak ada produk yang semacam itu. Melalui kerja
keras dan keyakinan bahwa produk yang ditawarkan sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan konsumen maka produk tersebut pada akhirnya
dapat menembus pasar dan memiliki posisi tertentu pada benak konsumen.

 Company : Didasarkan atas kajian pada kapabilitas dan kekuatan internal


perusahaan (company), maka positioning harus mencerminkan kekuatan
dan keunggulan kompetitif perusahaan. Dalam hal ini jangan sampai
terjadi bahwa perusahaan merumuskan positioningnya namun ternyata
tidak mampu melakukan dan memenuhi janjinya. Hal ini tentunya sangat
berbahaya karena bisa kelebihan janji. Pelanggan pada akhirnya akan
berpendapat bahwa perusahaan telah ingkar janji dan berbohong. Apabila
hal ini terjadi maka hancurlah kredibilitas perusahaan dimata pelanggan.
Untuk itu dalam merumuskan posisi pasarnya perusahaan harus benar-
benar dengan pertimbangan yang sangat matang. Sebagai contoh Honda
menyatakan sebagai rajanya Bebek. Ungkapan ini akan selalu dipatuhi,
agar kepercayaan konsumen akan tetap terpelihara. Berdasarkan kajian
atas keadaan pesaing, maka positioning harus bersifat unik sehingga dapat
dengan mudah mendiferensiasikan diri dan memiliki perbedaan khusus
dibanding dengan produk saingannya. Apabila positioning unik maka
keuntungan akan diperoleh bahwa positioning tersebut tidak akan mudah
ditiru oleh pesaing. Hal menjadi catatan disini keunikan tersebut haruslah
menyeluruh bukan hanya pada produknya saja. Bila tidak mudah ditiru
maka positioningnya akan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Berdasarkan pengamatan banyak produk baru yang lahir dengan cara
meniru apa yang telah dilakukan oleh pesaing. Dengan strategi seperti ini
biaya marketingnya bisa lebih ditekan. Contoh sebelum Nokia memasuki
industri komunikasi tanpa kabel Motorola merupakan market leader yang
dikenal karena handsetnya berteknologi canggih. Namun secara perlahan
dan pasti Nokia dapat merebut hati konsumen melalui modelnya yang
selalu mengikuti jaman dan sporty. Melihat kondisi seperti Motorolla pun
melakukan gebragan baru dalam tehnologi komunikasinya.

 Change : Didasarkan pada kajian atas perubahan yang terjadi dalam


lingkungan bisnis, positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan
dengan berbagai perubahan dalam lingkungan bisnis apakah itu perubahan
persaingan, perilaku pelanggan ataupun perubahan sosial budaya dan
sebagainya. Hal ini berarti bahwa apabila positioning dan perangkatnya
sudah tidak relevan dengan kondisi lingkungan bisnis maka dengan cepat
harus merubahnya, dengan melakukan perubahan strateginya. Satu contoh
yang menarik adalah apa yang dilakukan oleh perusahaan Sosro. Guna
menuju posisi pasarnya, dalam slogannya Sosro pernah menyatakan;
“Hari-hari Teh Botol”. Namun setelah kurun waktu tertentu slogannya
berubah menjadi “Hari-hari Teh Sosro”. Hal ini terjadi karena yang
semula hanya ada Teh botol Sosro, saat ini menjadi banyak merek teh
yang dikemas dalam botol seperti halnya yang dilakukan oleh
Sosro.Sehingga untuk lebih menegaskan posisi pasarnya perusahaan Sosro
merubah strategi iklannya.

Agar penempatan produk tepat pada posisi pasarnya, maka beberapa langkah yang harus
dilakulan adalah sebagai sebagai berikut;

a.)    Identifikasi Target Segmen Yang Relevan : Yang dimaksud identifikasi target market
adalah melihat secara dalam dan jeli tentang perilaku konsumen yang menjadi sasarannya.
Kegiatan ini tidak harus dilakukan dengan riset yang rinci dan biaya tinggi, tetapi bisa dengan
cara yang mudah dan murah serta tidak terlalu mengganggu konsumen saat memberikan
informasi tentang perilakunya. Bahkan bila memungkinkan untuk menarik dan mendapatkan
informasi tentang konsumen dapat dilakukan dengan memberikan hadiah.

b.)    Merumuskan Point of Diferentiation : Merumuskan point of different adalah menetapkan


kekhususan produknya dibanding dengan produk saingannya. Dengan demikian maka ciri
produk tersebut akan terlihat sangat jelas dan nyata. Untuk menentukan ciri produk tentunya
diperlukan waktu yang relatif lama dan informasi yang akurat. Kesalahan dalam menentukan ciri
produk akan berakibat besar bagi perusahaan

c.)    Menetapkan Keunggulan Kompetitif Produk : Menentukan point of differentiation


sangatlah penting, namun hal yang tidak kalah pentingnya adalah upaya meyakinkan konsumen
bahwa ciri khas yang ditampikan bukan hanya permukaannya saja,tetapi benar-benar bisa
dinikmati sebagai sesuatu yang benar-benar beda. Dengan demikian menetapkan keunggulan
produk merupakan upaya untuk meyakinkan konsumen. Untuk kegiatan ini dapat dilakukan
dengan membuat motto, slogan yang dapat meyakinkan konsumennya.
 

4. Tujuan perusahaan menentukan strategi pemasaran

perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran. Untuk menetapkan


strategi pemasaran, perusahaan harus mengumpulkan informasi tentang keadaan pasar
yang akan dimasuki dengan melakukan analisis peluang pasar. 

Salah satu kegiatan dalam menganalisis peluang pasar adalah menentukan segmenting,
targeting, dan positioning. Keputusan dalam menentukan ketiga hal tersebut sangat penting,
antara segmenting, targeting, dan positioning memiliki keterkaitan yang saling bertergantungan
yang kuat. Ketiganya harus dapat diputuskan dan dengan menetapkan program yang sesuai di
setiap segmennya. 

Dalam penelitian ini akan menganalisis perilaku konsumen dan menentukan segmen
sasarannya, kemudian mengkaji penempatan posisi (positioning) produk yang tepat. Positioning
dilakukan dengan melihat bagaimana perilaku konsumen terhadap toko buku Karisma dan
mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi.
BAB III

KESIMPULAN

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang “MEMPOSISIKAN PRODUK“ ada baiknya
kita mengetahui apa itu Produk. Produk adalah seperangkat atribut baik berwujut maupun tidak
berwujut, termasuk didalanya masalah warna, harga, nama baik perusahaan. Jadi produk bukan
hanya barang yang berwujut saja (pakaian, makanan, dll) , Tapi juga ada yang barang yang tidak
berwujut ( pelayanan jasa) Dalam pembahasan tentang Memposissikan produk ada beberapa
poin tingkatan produk yang harus dilalui dan diantaranya :

1. Core Benefit
2. Basic produk
3. Expected Produk
4. Augmented Produk
5. Potential Produk
 

Permasalahan dalam Membangun Brand Positioning

1. Under positioning
2. Over positioning
3. Confused positioning
4. Doubtful positioning
 

 
DAFTAR PUSTAKA

 Cravens, David, Pemasaran Strategi, ERLANGGA. Jakarta :1998


 Griffith, R. L., and Pol, L. A. (1994), ‘Segmenting industrial market’,Industrial Marketing
Management.
 http://www.oup.com/uk/orc/bin/9780199290437/baines_ch06.pdf
[1] W.Cravens, David, Pemasaran Strategi, ERLANGGA. Jakarta :1998
 

[2]Alma, Buchari, Management Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta ; Bandung :2009
 

[3] Griffith, R. L., and Pol, L. A. (1994), ‘Segmenting industrial market’, Industrial Marketing


Management.
[4] http://www.oup.com/uk/orc/bin/9780199290437/baines_ch06.pdf

Anda mungkin juga menyukai