D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Kelompok ; 7
Nama :
1. Ahdwi tia melisa (1905170054)
2. Nadia arsuari (1905170069)
3. Salik farhan munthay (1905170096)
4. Fiangi meranti s (1905170102)
5. Sri Juliana pratiwi (1905170104)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Apabila segmentasi pasar telah dilakukan dan target produk sudah ditetapkan, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan posisi pasar yaitu menentukan posisi pasar. Banyak definisi
positioning diberikan oleh pakar marketing dengan versi dan model mereka masing-masing.
Dalam memposisikan suatu Produk ada beberapa hal yang harus dilakukan sehingga harus
dibentuknya sebuah tim sebagai badan yang pengelola dan pengontrol suatu system produk agar
sarana dan prasaran berjalan dengan baik sesuai tujuan yang di tentukan atau yang diinginkan
Kesalahan pertama yang sering dilakukan para pelaku usaha yaitu, kurang tepat dalam
menonjolkan keunggulan produk mereka. Terkadang keunggulan produk yang ditawarkan
bukanlah hal yang istimewa lagi bagi konsumen, sehingga sasaran pasar yang kurang berminat
dengan produk tersebut dan pastinya brand produk yang sedang dibangun kurang berkesan di
benak para konsumen.
Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang “MEMPOSISIKAN PRODUK“ ada baiknya kita
mengetahui apa itu Produk. Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak
berwujud, termasuk di dalam nya masalah warna, harga, nama baik perusahaan. Jadi produk
bukan hanya barang yang berwujud saja (pakaian, makanan, dll), akan tetapi juga ada yang
barang yang tidak berwujud ( pelayanan jasa) Dalam pembahasan tentang Memposisikan produk
ada beberapa poin tingkatan produk yang harus dilalui dan diantaranya :
a. Core Benefit : keuntungan yang mendasar dari suatu produk yang dibeli oleh
yang dibeli.
b. Basic produk : suatu produk yang mendukung core benefit agar tampak terlihat
elegan.
c. Expected Produk : Nilai kualita atau kuantitas suatu produk yang maximal agar
adanya rasa kepuasan konsumen.
d. Augmented Produk : Suatu nilai tambah yang diluar apa yang dibayangkan oleh
konsumen.
e. Potential Produk : Mencari nilai tambah produk lain untuk masa depan.
Dalam memposisikan suatu Produk ada beberapa hal yang harus dilakukan
sehingga harus dibentuknya sebuah tim sebagai badan yang pengelola dan
pengontrol suatu system produk agar sarana dan prasaran berjalan dengan baik
sesuai tujuan yang di tentukan atau yang diinginkan yaitu :
- Manangement Bauran Produk : Terdiri dari tim ekssekutif yang blerfungsi sebagai pengambil
keputusan akusisi produk, prioritas penelitian, keputusan-keputusan produk baru, alokasi sumber
daya.
- Management Produk ; Sebagai tim yang mengatur perencanaan, pengelolaan, koordinasi untuk
suatu produk tertentu.
Ketika menjalankan semua yang ada diatas atau yang tertera diatas kita akan mengetahui dimana
kita bisa menempatkan atau memposisikan produk yang kita akan atau yang sudah kita buat .
Kesimpulannya yakni :
memposisikan produk dapat dilakukan dengan baik dan teratur dengan cara kita
memperhitungkan segala risiko yang ada, agar semua dapat berjalan sesuai yang diinginkan.
Under positioning
Kesalahan pertama yang sering dilakukan para pelaku usaha yaitu, kurang tepat dalam
menonjolkan keunggulan produk mereka. Terkadang keunggulan produk yang ditawarkan
bukanlah hal yang istimewa lagi bagi konsumen, sehingga sasaran pasar yang kurang berminat
dengan produk tersebut dan pastinya brand produk yang sedang dibangun kurang berkesan di
benak para konsumen.
Contohnya saja, seperti strategi yang dijalankan restoran cepat saji CFC “Bukan Cuma Ayam”
yang ternyata kurang berhasil menarik minat konsumen, karena dalam benak konsumen yang
tertanam kuat adalah brand KFC yang gerainya telah tersebar di berbagai belahan dunia.
Over positioning
Berbanding terbalik dengan kesalahan yang pertama, yang dimaksudkan dengan over positioning
adalah menanamkan brand produk terlalu tinggi di dalam benak konsumen, sehingga mereka
beranggapan bahwa harga jual yang ditawarkan pastinya kurang terjangkau semua kalangan.
Confused positioning
Kesalahan yang ketiga yaitu membuat pelanggan bingung dengan citra brand yang terlalu banyak
klaim ataupun adanya perubahan brand produk yang terlalu sering.
Contohnya saja, seperti strategi pemasaran produk keripik pedas maicih yang sekarang ini pecah
menjadi dua kubu dan sama-sama mengusung nama maicih namun menggunakan gambar atau
logo yang berbeda. Strategi seperti ini ternyata kurang efektif, karena hanya akan membuat
pelanggan bingung dan kepercayaan mereka bisa menurun.
Doubtful positioning
Dalam kasus ini konsumen sulit untuk mempercayai klaim sebuah brand, kaitannya dengan fitur
suatu produk, harga atau manufakturnya. Contohnya saja seperti strategi pemasaran sebuah
perusahaan yang mengklaim produknya memiliki kualitas paling bagus, biasanya malah
diragukan para konsumen karena mereka takut hanya termakan promosi.
3. Contoh Permasalahan Positioning Barang
Beberapa contoh menarik dari positioning pasar yang berupa produk adalah sebagai
berikut:
c. Majalah Tempo menyatakan enak dibaca dan perlu, maka artinya ia sedang membangun
kepercayaan kepada setiap pelanggan bahwa majalah Tempo memang perlu dibaca karena
beritanya yang selalu aktual dengan menggunakan bahasa yang enak dibaca karena tidak
terlalu menggunakan bahasa yang formal.
d. Sampoerno hijau memposisikan dirinya sebagai rokok komunitas masyarakat kelas bawah.
Untuk itu dalam mengkomunikasikan produknya model yang digunakan adalah
sekelompok orang kebanyakan, dengan nuansa gotong royong dan kebersamaan yang
merupakan gambaran masyarakat kebanyakan.
Contoh-contoh tersebut diatas adalah positioning sebuah produk barang. Pada dasarnya kegiatan
positioning juga diberlakukan untuk produk yang berupa jasa. Perhatikan beberapa positioning
pasar yang berupa jasa berikut:
1. Malaysia is truly Asia. Dalam hal ini Malaysia ingin membangun kesan dibenak
wisatawan bahwa segala apa yang ada di Asia, terdapat di Malaysia, dengan maksud
dengan datang ke Malaysia akan mendapatkan apa saja yang ada di Asia. Positioning ini
tentunya harus disosialikan dan dipahami benar oleh segala lapisan masyarakatnya untuk
dilaksanakan secara konsisten. Dengan cara ini maka pada benak konsumen akan benar
mengakui bahwa Malaysia is truly Asia.
2. Thailand, tourism haven of far east. Dalam hal ini Thailand lebih fokus terhadap
positioning pariwisatanya dengan menyatakan bahwa Thailand adalah sorganya pariwisata
di Timur Jauh.
3. The safest way to travel by taxi, yang dinyatakan oleh Blue bird. Lain halnya dengan taxi
Blue bird yang dengan nyata memposisikan pada benak konsumen bahwa jaminan taxi
yang aman adalah dengan memilih Blue bird. Untuk mencapai posisi tersebut pada benak
konsumen maka seluruh warga Blue bird baik manajemen dan operasionalnya harus
konsisten dengan janjinya.
Gambaran tersebut adalah upaya merebut kepercayaan dan kredibilitas pelanggan. Dengan
demikian harus dipahami bahwa positioning pada hakekatnya merupakan sebuah janji yang
dibuat perusahaan kepada pelangannya. Janji ini harus ditepati. Kemampuan prusahaan untuk
memenuhi janjinya merupakan bagaian yang sangat penting dari strategi perusahaan. Oleh sebab
itu penentuan positioning yang tepat merupakan hal yang krusial dan memerlukan persiapan
yang panjang. Penempatan produk pada pasarnya bukanlah sekedar janji dan slogan semata.
Hermawan Kertajaya, dalam bukunya Memenangkan persaingan dengan segitiga positioning-
diferensiasi-brand menyebutkan empat kriteria untuk menentukan positioning berdasarkan empat
kriteria yaitu customer, company, competitor dan change dengan uraian sebagai berikut:
Agar penempatan produk tepat pada posisi pasarnya, maka beberapa langkah yang harus
dilakulan adalah sebagai sebagai berikut;
a.) Identifikasi Target Segmen Yang Relevan : Yang dimaksud identifikasi target market
adalah melihat secara dalam dan jeli tentang perilaku konsumen yang menjadi sasarannya.
Kegiatan ini tidak harus dilakukan dengan riset yang rinci dan biaya tinggi, tetapi bisa dengan
cara yang mudah dan murah serta tidak terlalu mengganggu konsumen saat memberikan
informasi tentang perilakunya. Bahkan bila memungkinkan untuk menarik dan mendapatkan
informasi tentang konsumen dapat dilakukan dengan memberikan hadiah.
Salah satu kegiatan dalam menganalisis peluang pasar adalah menentukan segmenting,
targeting, dan positioning. Keputusan dalam menentukan ketiga hal tersebut sangat penting,
antara segmenting, targeting, dan positioning memiliki keterkaitan yang saling bertergantungan
yang kuat. Ketiganya harus dapat diputuskan dan dengan menetapkan program yang sesuai di
setiap segmennya.
Dalam penelitian ini akan menganalisis perilaku konsumen dan menentukan segmen
sasarannya, kemudian mengkaji penempatan posisi (positioning) produk yang tepat. Positioning
dilakukan dengan melihat bagaimana perilaku konsumen terhadap toko buku Karisma dan
mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi.
BAB III
KESIMPULAN
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang “MEMPOSISIKAN PRODUK“ ada baiknya
kita mengetahui apa itu Produk. Produk adalah seperangkat atribut baik berwujut maupun tidak
berwujut, termasuk didalanya masalah warna, harga, nama baik perusahaan. Jadi produk bukan
hanya barang yang berwujut saja (pakaian, makanan, dll) , Tapi juga ada yang barang yang tidak
berwujut ( pelayanan jasa) Dalam pembahasan tentang Memposissikan produk ada beberapa
poin tingkatan produk yang harus dilalui dan diantaranya :
1. Core Benefit
2. Basic produk
3. Expected Produk
4. Augmented Produk
5. Potential Produk
1. Under positioning
2. Over positioning
3. Confused positioning
4. Doubtful positioning
DAFTAR PUSTAKA
[2]Alma, Buchari, Management Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta ; Bandung :2009