Anda di halaman 1dari 5

SI – 3151 MANAJEMEN KONSTRUKSI

“ TUGAS KUALITAS GAMBAR RANCANGAN DAN


SERTIFIKASI LPJK ”
Dosen : Prof. Dr. Ir. Krishna Suryanto & Budi Hasiholan ST,M.Eng.,Ph.D.

Disusun Oleh :
Alfin Farhan Muhammad
15017062

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
A. Kualitas Gambar Rancangan (Design Drawings) Konstruksi yang Baik
1.1 Penjelasan Gambar Rancangan
Dalam proses perencanaan tersebut, gambar merupakan alat komunikasi yang paling
vital untuk memvisualisasikan berbagai disiplin yang menjadi faktor penting dalam proses
perencanaan sebuah gedung. Secara umum, disiplin ilmu yang harus terangkum dalam gambar
tersebut adalah arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal dan plumbing. Dari mulai proses
perencanaan hingga terselesaikannya proyek konstruksi, terdapat beberapa jenis gambar,
anatara lain sebagai berikut.
1. Gambar Perencanaan
Gambar perencanaan adalah gambar yang dihasilkan dari pemikiran dari para
perencana seperti arsitek, engineer struktur, mekanikal dan elektrikal. Gambar perencanaan
merupakan visualisasi ide dari para perencana yang digunakan sebagai alat komunikasi kepada
owner, untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan owner.
2. Gambar Tender (For Tender)
Gambar tender adalah gambar yang digunakan sebagai acuan dalam perhitungan
volume pekerjaan dalam proses pemilihan kontraktor. Gambar ini mengikat terhadap
penawaran yang sudah diberikan dan menjadi acuan terhadap klaim dalam tahap selanjutnya.
3. Gambar For Construction
Pada tahap selanjutnya, yaitu dimulainya masa pembangunan konstruksi, diperlukan
sebuah gambar yang menjadi dasar bagi kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan. Gambar ini
disebut sebagai gambar konstruksi (For Construction), di mana terjadi penyempurnaan atas
kekurangan-kekurangan pada gambar tender. Penyempurnaan ini terjadi karena pada masa
tender adakalanya antara uraian pekerjaan, spesifikasi teknis dan gambar terdapat perbedaan.
Setelah disepakati pada saat tender (yang terangkum dalam berita acara rapat klarifikasi) maka
perubahan yang terjadi dituangkan dalam gambar konstruksi ini. Gambar ini kemudian menjadi
acuan bagi kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan dan menjadi dasar juga untuk
pelaksanaan yang dilimpahkan pada pihak ketiga.
4. Gambar Shop Drawing
Pada tahap pelaksanaan konstruksi, kontraktor diwajibkan membuat gambar kerja,
yang menjadi acuan pelaksanaan di lapangan, yang disebut shop drawing. Ukuran, dimensi dan
posisi (as, grid, dan koordinat) harus detail, sehingga menjamin akurasi pekerjaan di lapangan.
Detil material dan spesifikasinya juga harus jelas dan mengacu pada syarat-syarat teknis pada
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat).
5. Gambar As Built Drawing
As built drawing adalah gambar aktual dari bangunan gedung yang sudah selesai
dilaksanakan. Gambar ini dibuat oleh kontraktor sebagai pertanggungjawaban atas pekerjaan
yang sudah dilakukan dan akan digunakan oleh pemilik bangunan sebagai acuan dalam
melakukan perawatan nantinya.

1.2 Syarat Gambar Rancangan yang Baik


Gambar rancangan yang baik sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut.
a. Harus detail dari mulai sketsa sampai detail gambar teknik yang mejelaskan setiap komponen
yang berkaitan dengan konstruksi dan operasi.
b. Mempertimbangkan tujuan, informasi yang akan disampaikan, dan siapa yang akan
diberikan informasi tersebut. hal ini akan menentukan format, konten, ukuran, skala dan
sebagainya. contohnya, gambar rancangan ditujukan untuk klien yang tidak berpengalaman,
harus sangat jelas dan menyajikan informasi yang dibutuhkan saja, skala dan format yang
dipilih harus memudahkan klien dalam melihat gambar. sedangakn gambar untuk supplier
harus sangat detail dan dalam format yang dapat digunakan untuk fabrikasi.
c. Gambar rancangan disiapkan oleh berbagai pihak, seperti arsitek, teknisi, insinyur struktur,
insinyur sipil dan lain-lain, sehingga gambar-gambar tersebut harus diperhatikan agar
terintegrasi dan terkoordinasi untuk memastikan semua elemen dirancang dalam level yang
sesuai pada waktu yang tepat, dan dapat dikonstruksi tanpa terjadi tumpang tindih ataupun
ketidakserasian antar komponen.

B. Proses Sertifikasi Tenaga Ahli Yang Dilakukan oleh LPJK


Sertifikasi adalah proses penilaian mendapatkan pengakuan terhadap klasifikasi dan kualitas
kompetensi tenaga kerja dan kemampuan usaha di bidang jasa konstruksi.

2.1 Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi


LPJK adalah Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, yaitu Lembaga yang melaksanakan
pengembangan jasa konstruksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (3) Undang –
Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Lembaga sebagai wadah organisasi
penyelenggara peran masyarakat jasa konstruksi dalam melaksanakan pengembangan jasa
konstruksi bertujuan untuk mewujudkan:
a. struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi dan hasil pekerjaan konstruksi yang
berkualitas;
b. tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan antara
pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban; dan
c. meningkatkan ketertiban dan efektivitas penyelenggaraan peran masyarakat jasa konstruksi.

2.2 Proses Sertifikasi


SKA atau Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan LPJK dan diberikan kepada
tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin
keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu.
Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah;
1. Ahli Utama
2. Ahli Madya
3. Ahli Muda
Tenaga ahli yang sudah memiliki SKA dengan kualifikasi muda dapat ditingkatkan/up-
grade menjadi ahli madya, dan tenaga ahli madya dapat ditingkatkan/up-grade menjadi ahli
utama
a. SKA sebagai persyaratan sertifikasi dan registrasi usaha jasa konstruksi
Salah satu persyaratan utama untuk mengajukan permohonan Sertifikasi dan Registrasi
Badan Usaha (SBU) bidang Jasa Konstruksi adalah memiliki tenaga ahli bersertifikat keahlian
(SKA) untuk ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) atau Penanggung Jawab
Klasifikasi (PJK).
b. SKA untuk tenaga ahli perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi (kontraktor)
Setiap perusahaan jasa pelaksana konstruksi yang ingin mengajukan permohonan
Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha (SBU) khususnya golongan Menengah (Kualifikasi
M2 dan M1), golongan Besar (Kualifikasi B2 dan B1) harus memiliki tenaga ahli bersertifikat
keahlian (SKA) sebagai persyaratan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik
(PJT) dan Penanggung Jawab Klasifikasi (PJK).
c. SKA untuk tenaga ahli perusahaan Jasa Perencana dan Jasa Pengawas Konstruksi
(konsultan)
Setiap perusahaan jasa perencana konstruksi dan jasa pengawas konstruksi yang ingin
mengajukan permohonan Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha baik untuk golongan Kecil,
Menengah atau Besar harus memiliki tenaga ahli bersertifikat keahlian (SKA) sebagai
persyaratan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dan Penanggung
Jawab Klasifikasi (PJK).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. “Design Drawings”.
https://www.designingbuildings.co.uk/wiki/Design_drawings. Diakses pada tanggal
25 September 2016.
Anonim. 2014. “Sertifikat Tenaga Ahli. http://sertifikatkonstruksi.com/sertifikasi/sertifikat-
tenaga-ahli/. Diakses pada tanggal 25 September 2016.
Wadjdi, Farid. 2016. “Mengenal Beberapa Gambar dalam Proses Konstruksi”.
https://arsikons.co/2016/10/13/mengenal-beberapa-gambar-dalam-proses-konstruksi/.
Diakses pada tanggal 25 September 2016.

Anda mungkin juga menyukai