Disusun Oleh :
236060100111027
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
Daftar Isi
I. PENDAHULUAN .................................................................................................2
3.4 Upaya Pencegahan Konflik melalui Manajemen Sumber Daya Manusia ..........17
Hal. 1
I. PENDAHULUAN
Selain itu, faktor-faktor internal sumber daya manusia juga dapat mempengaruhi
manajemen konflik. Kurangnya keterampilan dalam negosiasi, kepemimpinan
yang lemah, komunikasi yang tidak efektif, serta kekurangan pengetahuan
tentang penyelesaian konflik dapat memperburuk situasi. Dalam konteks ini,
diperlukan peningkatan kompetensi dan pengetahuan sumber daya manusia
terkait manajemen konflik untuk menghadapi tantangan ini.
Peran manajemen sumber daya manusia yang efektif dalam industri konstruksi
tidak dapat diabaikan. Pelatihan, pengembangan, pemahaman yang mendalam
tentang prinsip-prinsip manajemen konflik, dan promosi budaya organisasi yang
mendorong kolaborasi dan penyelesaian konflik yang konstruktif menjadi kunci
untuk mencapai proyek konstruksi yang sukses dan berkelanjutan di Indonesia.
Hal. 2
langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas, keterampilan, dan kesadaran
seluruh tim proyek. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir potensi konflik serta
mengoptimalkan produktivitas dan kualitas hasil kerja dalam industri konstruksi
Indonesia.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi dalam manajemen konflik di industri konstruksi
Indonesia meliputi beragam aspek, seperti perbedaan interpretasi terhadap
spesifikasi teknis, perselisihan terkait jadwal dan anggaran, perbedaan budaya,
dan kurangnya koordinasi antarpihak. Faktor-faktor ini mempengaruhi dinamika
tim proyek dan hubungan antarpihak, mengakibatkan penundaan proyek, biaya
tambahan, penurunan produktivitas, dan reputasi yang tercoreng.
Di sisi lain, faktor internal sumber daya manusia juga turut berpengaruh dalam
manajemen konflik. Kurangnya keterampilan dalam berkomunikasi,
kepemimpinan yang kurang efektif, dan kelemahan dalam menanggapi konflik
dapat memperparah situasi. Oleh karena itu, pemahaman mendalam mengenai
peran sumber daya manusia dalam manajemen konflik menjadi penting untuk
mencari solusi yang tepat guna dan meminimalisir dampak negatifnya pada
proyek konstruksi.
Hal. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Hal. 4
melaksanakan proyek berada pada lingkungan yang kompetitif yang dapat
menimbulkan ketegangan-ketegangan (Herman Susila & Suryo Handoyo,2016).
Hal. 5
Sumber daya sangat diperlukan dalam pelaksanaan untuk merealisasikan
proyek. Pemakaian sumber daya akan memberikan akibat pada biaya dan
jadwal pelaksanaan yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan proyek,
sumber daya harus tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang cukup pada
waktunya, digunakan secara optimal, dimobilisasi secepat mungkin setelah
tidak diperlukan. Oleh karena itu sumber daya harus dikelola agar dalam
penggunaannya dapat efektif dan efisien.
b. Aktivitas pekerjaan sesuai dengan rencana.
Waktu merupakan parameter yang penting dalam mengukur kesuksesan
proyek. Perencanaan dan pengendalian waktu dilakukan dengan mengatur
jadwal, yaitu dengan cara mengidentifikasi titik kapan pekerjaan dimulai dan
kapan pekerjaan akan berakhir. Sering kalipengelola proyek beranggapan
Waktu merupakan parameter yang penting dalam mengukur kesuksesan
proyek. Perencanaan dan pengendalian waktu dilakukan dengan mengatur
jadwal, yaitu dengan cara mengidentifikasi titik kapan pekerjaan dimulai dan
kapan pekerjaan akan berakhir. Sering kali pengelola proyek beranggapan
c. Hasil pekerjaan sesuai dengan kualitas dan spesifikasi yang telah
direncanakan.
Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan kualitas yang
direncanakan maka harus melalui prosedur yang telah ditetapkan. Untuk
mencapai suatu tingkat kualitas yang dibutuhkan maka harus dapat memenuhi
fungsi-fungsi yang diharapkan dalam batasan berbagai persyaratan baik yang
bersifat teknis maupun non teknis. Spesifikasi dari kualitas pekerjaan
merupakan bagian dari sejumlah dokumen untuk menggambarkan suatu
fasilitas. Dokumen ini sebagai pedoman untuk mengendalikan kualitas.
Masalah utama dalam penulisan spesifikasi adalah adanya perbedaan
interpretasi pihak-pihak yang terlibat terhadap berbagai persyaratan yang
tercantum dalam dokumen tersebut.
d. Estimasi biaya yang baik dan akurat.
Ketidaktepatan yang terjadi dalam estimasi biaya proyek akan berakibat
kurang baik pada pihak-pihak yang terlibat dalam proyek. Estimasi biaya
proyek konstruksi merupakan proses analisis perhitungan berdasarkan pada
metode konstruksi, volume pekerjaan, dan ketersediaan berbagai sumber
daya dimana keseluruhannya membentuk operasi pelaksanaan optimal yang
membutuhkan pembiayaan. Estimasi dibuat jauh hari sebelum konstruksi
dimulai atau paling tidak selama pelaksanaannya, maka jumlah biaya yang
didapat berdasarkan analisis lebih merupakan taksiran biaya daripada biaya
yang sebenarnya (actual cost).
e. Semua stakeholders harus selalu mendapat informasi tentang proyek dan
merasa puas terhadap pekerjaan proyek.
Konflik mempengaruhi komunikasi pihak-pihak yang terkait (stakeholders).
Informasi yang diberikan tentang pelaksanaan proyek harus selalu update,
Hal. 6
sehingga stakeholders merasa puas akan hasil dari pelaksanaan proyek.
Informasi-informasi proyek yang diperlukan tersebut antara lain :
Menjelaskan kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang sedang
dilaksanakan.
Menjelaskan pekerjaan di lapangan yang telah dilaksanakan dan
informasi hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan di lapangan.
Menjelaskan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam proyek.
Hal. 7
III. PEMBAHASAN
d. Perbedaan Budaya dan Bahasa: Tim proyek di industri konstruksi sering kali
terdiri dari individu dengan latar belakang budaya dan bahasa yang beragam.
Perbedaan ini dapat mempengaruhi interpretasi spesifikasi teknis, terutama jika
Hal. 8
istilah atau frase dalam dokumen spesifikasi memiliki makna yang berbeda
dalam bahasa atau budaya tertentu.
Penting untuk mencari pemahaman yang seragam dan sejelas mungkin terkait
spesifikasi teknis sebelum memulai proyek. Diskusi mendalam dan klarifikasi
spesifikasi teknis secara berkala selama proyek berlangsung adalah kunci untuk
mengatasi perbedaan interpretasi dan memastikan bahwa proyek berjalan sesuai
dengan standar yang diinginkan. Komunikasi yang terbuka dan efektif antarpihak
merupakan hal yang sangat penting untuk meminimalkan konflik akibat
perbedaan interpretasi spesifikasi teknis.
Hal. 9
memiliki ekspektasi anggaran yang lebih rendah daripada tawaran yang
diajukan oleh kontraktor.
Perubahan dalam peraturan atau spesifikasi proyek selama pelaksanaan
proyek dapat mengakibatkan peningkatan biaya yang tidak terduga.
Untuk mengatasi perselisihan terkait jadwal dan anggaran, penting bagi semua
pihak terlibat, termasuk pemilik proyek, kontraktor, konsultan, dan pengawas,
untuk memiliki komunikasi yang terbuka dan transparan. Selain itu, kontrak yang
baik, dokumentasi yang akurat, dan pemantauan proyek yang cermat dapat
membantu mencegah dan mengatasi konflik terkait jadwal dan anggaran dalam
industri konstruksi.
Hal. 10
perbedaan budaya antara individu, tim, atau pihak yang terlibat dalam proyek
konstruksi. Perbedaan budaya meliputi perbedaan dalam norma, nilai,
kepercayaan, komunikasi, etika kerja, serta cara berpikir dan berperilaku. Konflik
perbedaan budaya dapat memiliki dampak signifikan pada proyek konstruksi,
termasuk penundaan, peningkatan biaya, atau ketegangan antarpihak. Berikut
penjelasan lebih rinci mengenai konflik perbedaan budaya dalam industri
konstruksi Indonesia:
1. Komunikasi yang Tidak Efektif:
Perbedaan bahasa dan cara berkomunikasi dapat mengakibatkan
ketidakpahaman dan kesalahpahaman di antara berbagai pihak yang
terlibat dalam proyek.
Norma-norma sosial yang berbeda dalam komunikasi, seperti tingkat
kesopanan yang diharapkan atau tingkat ekspresi emosi, dapat
menciptakan konflik.
3. Konflik Antar-Generasi:
Indonesia memiliki budaya yang beragam dan multi-generasi di tempat
kerja. Perbedaan antara generasi dalam pandangan, sikap, dan nilai-nilai
dapat menciptakan ketegangan dalam tim proyek.
Perbedaan dalam pemahaman teknologi, sikap terhadap otoritas, dan cara
bekerja dapat menjadi sumber konflik antar-generasi.
Hal. 11
Misalnya, budaya yang memiliki harapan tinggi terhadap jam kerja
panjang mungkin bertentangan dengan budaya yang menekankan
keseimbangan kerja-hidup.
Hal. 12
dapat mengakibatkan tumpang tindih atau tugas yang tidak diselesaikan
dengan baik.
Hal. 13
a. Perbedaan dalam Jadwal Penyelesaian: Kontraktor utama merencanakan
jadwal yang agak ketat, tetapi kontraktor listrik dan mekanikal tidak mendapat
informasi secara lengkap dan tepat waktu mengenai jadwal tersebut.
Akibatnya, mereka mulai pekerjaan mereka terlambat, menciptakan tumpang
tindih dan ketidakpastian mengenai kapan mereka seharusnya menyelesaikan
tugas mereka.
b. Tumpang Tindih dalam Penggunaan Ruang: Pada suatu titik, kontraktor untuk
pekerjaan bangunan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan konstruksi
beberapa bagian bangunan utama, sementara kontraktor listrik dan mekanikal
siap untuk memasang peralatan mereka. Hal ini menciptakan ketidakpastian
tentang bagaimana ruang tersebut harus digunakan dan berpotensi memicu
perselisihan terkait biaya penyimpanan dan jadwal.
Dalam kasus ini, konflik yang terjadi dapat mengakibatkan penundaan proyek,
peningkatan biaya, dan ketegangan antarpihak. Untuk mengatasi masalah
tersebut, pihak-pihak yang terlibat seharusnya fokus pada perbaikan koordinasi,
komunikasi yang lebih baik, dan pemantauan yang cermat. Pertemuan rutin,
pembahasan jadwal dan anggaran yang lebih terperinci, serta pemahaman bersama
mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing kontraktor dapat membantu
menghindari konflik yang disebabkan oleh kurangnya koordinasi.
Hal. 14
3.2. Peran Sumber Daya Manusia dalam Manajemen Konflik:
Peran sumber daya manusia adalah aspek penting dalam manajemen konflik, dan
terdiri dari berbagai elemen, termasuk keterampilan interpersonal, kepemimpinan,
dan kemampuan komunikasi yang efektif. Di bawah ini, akan dijelaskan secara rinci
tentang bagaimana peran sumber daya manusia memengaruhi identifikasi,
manajemen, dan penyelesaian konflik dalam industri konstruksi:
Hal. 15
e. Penyelesaian Konflik yang Konstruktif:
Ketika konflik muncul, peran sumber daya manusia adalah untuk mengejar
penyelesaian yang konstruktif. Ini melibatkan kemampuan untuk berunding,
mencapai kesepakatan, dan meresolusi perselisihan tanpa merusak hubungan
atau mengganggu proyek.
Sumber daya manusia juga perlu memahami berbagai teknik penyelesaian
konflik, termasuk mediasi, arbitrase, atau perundingan, serta kapan dan
bagaimana menggunakannya dengan bijak.
1. Teknik Negosiasi:
Teknik negosiasi melibatkan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik dalam
mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak melalui kompromi dan
perundingan. Negosiasi efektif membutuhkan keterampilan komunikasi,
kesabaran, dan kemampuan untuk mencapai kesepakatan yang saling
menguntungkan.
Hal. 16
2. Mediasi:
Mediasi melibatkan pihak ketiga yang netral (mediator) yang membantu pihak-
pihak yang berselisih dalam menemukan solusi. Mediator tidak memutuskan
hasil, tetapi membantu pihak-pihak berkomunikasi dengan lebih efektif dan
mencapai kesepakatan.
Hal. 17
daya manusia yang baik. Ini termasuk aspek pelatihan, pengembangan keterampilan,
pemilihan tim, dan peningkatan komunikasi internal dan eksternal.
Mencegah konflik di awal proyek konstruksi melalui manajemen sumber daya
manusia yang baik adalah kunci untuk mencapai kelancaran dan efisiensi dalam
pelaksanaan proyek. Berikut adalah langkah-langkah dan praktik terbaik yang dapat
diterapkan:
A. Pemilihan Tim yang Tepat:
Langkah pertama adalah memastikan bahwa Anda memilih tim proyek yang
sesuai untuk proyek konstruksi tersebut. Ini mencakup mempertimbangkan
pengalaman, keterampilan, dan latar belakang yang relevan dari anggota tim.
Pastikan bahwa tim memiliki keahlian yang sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab mereka untuk menghindari konflik yang mungkin timbul
akibat ketidakcocokan dalam kualifikasi.
Hal. 18
memastikan bahwa semua pihak memahami perkembangan proyek dan
masalah yang mungkin timbul.
Komunikasi yang efektif juga mencakup memberikan pelatihan kepada tim
tentang bagaimana berkomunikasi dengan baik dan mengelola perbedaan
pendapat secara konstruktif.
Selain itu, perusahaan ini memiliki kebijakan komunikasi yang terbuka dan rutin.
Mereka mengadakan pertemuan proyek mingguan dan membuat laporan berkala
yang diberikan kepada semua pihak yang terlibat dalam proyek. Dengan demikian,
semua anggota tim selalu mendapatkan pemahaman yang jelas tentang
perkembangan proyek dan memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi
permasalahan lebih awal. Kombinasi pemilihan tim yang cermat, pelatihan, dan
komunikasi yang terbuka telah membantu perusahaan ini mencegah konflik yang
serius dalam proyek-proyek mereka.
Hal. 19
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam industri konstruksi di Indonesia, manajemen sumber daya manusia yang baik
memiliki peran kunci dalam mencegah dan mengelola konflik. Terdapat beberapa
praktik terbaik yang dapat membantu mencegah terjadinya konflik di awal proyek
konstruksi:
4.2 Saran
Dalam mengaplikasikan praktik terbaik ini, perusahaan konstruksi dapat mencapai
manajemen sumber daya manusia yang efektif dan meminimalkan risiko konflik.
Penekanan pada komunikasi yang efektif, pelatihan keterampilan, dan evaluasi
kinerja membantu menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan produktif.
Hal. 20
IV. DAFTAR PUSTAKA
Iwan Supriyadi, Endang Khamdari, Fajar Susilowati. 2020. Peran Manajemen Sumber
Daya Manusia Dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan Konstruksi. dalam ORBITH :
VOL. 16 NO. 1 (2020) (Hal. 27 - 34). Diakses pada 17 Oktober 2023 pukul 16.30 WIB
dari http://dx.doi.org/10.32497/orbith.v16i1.2065
SU Nurmala. 2020. Bab II Tinjauan Pustaka. Repositori STEI. Diakses pada 17 Oktober
2023 pukul 16.45 WIB dari http://repository.stei.ac.id/1034/3/BAB%202.pdf
Kho, Budi. 2018. 5 Strategi Manajemen Konflik. Di akses pada 20 Oktober 2023 pukul
18.30 WIB dari https://ilmumanajemenindustri.com/5-strategi-manajemen-konflik/
Hal. 21