Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BESAR

TEKNIK KOMUNIKASI

“PENGARUH MANAJEMEN KOMUNIKASI

TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI”

Oleh:

Lativah Gozali (1910015410076(

Mega Rahma (1910015410114)

Muliana Komunita (1910015410079)

Rizki Kurnia (1910015410011)

Rizqy Helandya (1910015410050)

JURUSAN TEKNIK EKONOMI KONSTRUKSI

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG

2020/2021
ABSTRAK

Keterlambatan proyek konstruksi dapat didefinisikan sebagai terlewatnya


batas waktu penyelesaian proyek dari waktu yang telah ditentukan dalam kontrak,
atau dari waktu yang disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam penyelesaian
suatu proyek. Keterlambatan proyek akan menyebabkan pembengkakan biaya serta
hilangnya peluang untuk mengerjakan proyek yang lain. Oleh karena itu, perlu
mengetahui faktor-faktor penyebab dan dampak keterlambatan proyek. Faktor
penyebab keterlambatan proyek disebabkan oleh kontraktor, pemilik proyek,
komunikasi, konsultan, dan faktor eksternal. Dampak keterlambatan proyek dapat
diindikasi menggunakan indikator biaya, waktu, dan pembayaran yang terlambat.
Dalam suatu proyek konstruksi faktor yang terpenting demi lancarnya suatu
pekerjaan selain sumber daya manusia yaitu komunikasi antar pihak-pihak yang
terlibat dalam proyek konstruksi antara lain konsultan dengan kontraktor. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor komunikasi yang berpengaruh dalam
pelaksanaan proyek konstruksi terhadap kinerja proyek konstruksi, menganalisa dan
membuktikan faktor-faktor komunikasi yang berpengaruh dalam pelaksanaan proyek
konstruksi , mengetahui pengaruh laporan kinerja, dan mengetahui pengaruh
administrasi terhadap kinerja proyek konstruksi.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Proses konstruksi adalah subjek yang di pengaruhi oleh variabel yang banyak dan
faktor-faktor tak terduga. Umumnya pihak-pihak yang terlibat dalam konstruksi
adalah kontraktor, pemilik, arsitek, konsultan, buruh, asuransi, agen peminjam,
suplier material dan lainnya, berubah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain.
Diperlukan koordinasi dan kerjasama antar masing-masing pihak secara solid dan
terstruktur, dan inilah yang menjadi kunci pokok agar proyek konstruksi dapat selesai
sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, namun terkadang banyak dijumpai
manajemen konstruksi tidak berjalan dengan baik dan berengaruh pada keberhasilan
suatu proyek.

Industri konstruksi unik bila dibandingkan dengan industri lain. Komunikasi


dalam proyek merupakan salah satu faktor yang perlu dapat perhatian. Dalam suatu
proyek konstruksi faktor yang terpenting demi lancarnya suatu pekerjaan selain
sumber daya manusia yaitu komunikasi antar pihak-pihak yang terlibat dalam proyek
konstruksi antara lain konsultan dengan kontraktor. Tanpa adanya komunikasi yang
baik antara konsultan dengan kontraktor proyek tersebut tidak akan sesuai rencana.
Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam pengelolaan proyek. Ancaman
terbesar yang mengakibatkan proyek tidak berhasil adalah kegagalan membangun
project stakeholder. kemampuan project manager dalam berkomunikasi secara efektif
sangat menentukan keberhasilan proyek. Komunikasi dan informasi yang salah
mengakibatkan kinerja yang kurang baik diantaranya : pembengkakan biaya proyek,
buruknya mutu pekerjaan dan yerjadinya keterlambatan waktu pekerjaan dari jadwal
semestinya.

Komunikasi juga membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan individu


dan juga tujuan organisasi, merespon dan mengimplementasikan perubahan
organisasi, mengoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut memainkan peran dalam
hampir semua tindakan organisasi yang relevan. Meski demikian berkomunikasi
dengan baik tidaklah mudah. Jika sebuah organisasi sampai pada titik dimana
komunikasi dalam organisasi tidak seefektif yang seharusnya, maka organisasi itu
tidak berfungsi secara efektif.

Salah satu masalah yang paling sering terjadi dalam suatu proyek konstruksi
adalah masalah komunikasi yang kurang baik dari pihak-pihak yang terlibat dalam
proyek. Semakin banyak pihak yang terlibat dalam proyek konsrtuksi pengaruh
komunikasi akan semakin penting. Komunikasi dalam suatu proyek merupakan suatu
kunci keberhasilan dalam pengelolaan proyek. Kesalahan atau kurang baiknya pola
komuniksai dalam suatu proyek dapat berdampak pada kinerja yang kurang baik.
Salah satu dampak buruk dari kurang baiknya pola komuniksai mengakibatkan
proyek tidak berjalan sesuai rencana. Dengan demikian sangat penting dipahami
sebagai proses yang terkait dengan manajemen komunikai proyek. Tujuan utam dari
manajemen komunikasi proyek adalah menjamin bahwa semua informasi mengenai
proyek akan sampai tepat pada waktunya, dibuat dengan tepat, dikumpulkan,
dibagikan, disimpan dan diatur dengan tepat pula. Proses komuniksai dan informasi
yang baik sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi,
dari tingkatan paling atas hingga tingkatan paling rendah demi tercapainya
keberhasilan proyek.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Faktor-faktor komunikasi apa saja dalam pelaksanaan proyek yang dapat
menyebabkan terjadinya dampak terhadap kinerja pada pelaksanaan proyek ?
1) Apakah perencanaan komunikasi berpengaruh terhadap kinerja proyek
konstruksi?
2) Apakah distribusi informasi berpengaruh terhadap kinerja proyek konstruksi?
3) Apakah laporan kinerja komunikasi berpengaruh terhadap kinerja proyek
konstruksi?
4) Apakah tahap akhir administrasi komunikasi berpengaruh terhadap kinerja
proyek konstruksi?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Penelitian ini bertujuan :
1) Untuk mengetahui faktor-faktor komunikasi yang yang berpengaruh dalam
pelaksanaan proyek konstruksi terhadap kinerja proyek konstruksi.
2) Untuk menganalisa dan membuktikan faktorfaktor komunikasi yang
berpengaruh dalam pelaksanaan proyek konstruksi terhadap kinerja proyek
konstruksi.
3) Untuk mengetahui pengaruh laporan kinerja komunikasi terhadap proyek
konstruksi.

1.4 BATASAN MASALAH


Adapun masalah penelitian dibatasi pada :
1) Pengaruh komunikasi yang diidentifikasi adalah komunikasi yang terjadi
selama tahap pelaksanaan konstruksi.
2) Penelitian dibatasi pada kontraktor kualifikasi menengah bidang gedung
bangunan.
BAB II

ISI

2.1 DASAR TEORI


2.1.1 Manajemen
Pengertian Manajemen menurut para ahli dalam Komunitas &
Perpustakaan Online Indonesia (2006) adalah sebagai berikut:
1. manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta
penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu
pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.
3. manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu
melalui kegiatan orang lain.

Jadi secara umum manajemen memiliki pengertian sebagai suatu


metode/teknik atau proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara
sistematik dan efektif, melalui tindakan-tindakan perencanaan (Planning),
pengorganisasian (Organizing), pelaksanaan (Actuating) dan pengawasan
(Controlling) dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efisien.
Selain manajemen hal yang perlu dibahas disini berkaitan dengan topik
penelitian adalah proyek.

2.1.2 Komunikasi

Menurut Chiu (2002) komunikasi desain merupakan pusat untuk


pengembangan desain dalam proses desain, dimana efektivitas komunikasi
menjadi penting bagi partisipan desain dalam membagikan informasi desain,
pengambilan keputusan dan koordinasi tugas.

Menurut Robbins (2003) komunikasi harus mencakup pemindahan


dan pemahaman makna dimana komunikasi yang sempurna dapat tercapai
apabila gambaran mental yang dirasakan oleh penerima sama persis dengan
yang dibayangkan pengirim. Fungsi utama komunikasi adalah untuk
mengontrol, memotivasi, ekspresi emosional dan sebagai informasi.
Ada keunggulan dan kekurangan dalam komunikasi menggunakan
lisan atau tertulis, dengan menggunakan lisan keunggulannya pesan yang
ingin disampaikan cepat tersampaikan dan cepat menerima respon atau
feedback tetapi memiliki kekurangan mudahnya kesalahpahaman makna
pesan jika disampaikan dari mulut kemulut. Sedangkan komunikasi tertulis
memiliki keunggulan dapat terlihat dalam bentuk nyata, bisa dibuktikan, lebih
berhati-hati dalam menyampaikan pesan akan tetapi memiliki kekurangan
dalam waktu, karena membutuhkan waktu yang banyak dan kurang atau
bahkan tidak ada feedback. (Robbins, 2003).

Memilih media komunikasi yang tepat dapat meningkatkan


komunikasi, memilih media komunikasi yang salah akan membawa pada
masalah yang lebih besar (Robbins, 2003). Selain masalah media ada kendala-
kendala untuk komunikasi yang efektif diantaranya faktor Filtering
(menyaring), memanipulasi informasi, persepsi selektif, kelebihan informasi,
emosi, bahasa, dan ketakutan dalam komunikasi, dimana menurut Cheng et al
dalam Saputra,A.A (2013) komunikasi yang efektif dapat membantu dalam
menfasilitasi pertukaran ide, tujuan dan solusi, dimana pertukaran yang seperti
ini membutuhkan kejelasan pesan yang disampaikan dan juga informasinya
kepada pihak lain. Dalam menjalankan suatu 9 hubungan kerja yang efektif,
kejelasan komunikasi merupakan elemen kritis dalam menjalankan suatu
hubungan kerja dalam perusahaan.

2.1.3 Proyek

Dalam kegiatan sehari hari kita sering kali menyebutkan proyek


sebagai suatu pengerjaan suatu kegiatan namun dalam buku A Guide to the
Project Management Body of Knowledge (PMBOK) disebutkan bahwa
proyek adalah pekerjaan temporer yang dikerjakan untuk menciptakan suatu
produk atau pelayanan yang memiliki keunikan. Proyek disebut unik karena
produk atau layanan yang dihasilkan nantinya memiliki kekhususan tersendiri
dibandingkan dengan yang lain. Jadi proyek pada dasarnya adalah suatu
kegiatan melaksanakan pekerjaan yang sifatnya temporer untuk menghasilkan
produk yang khas.

2.1.4 Tim Kerjs

Tim menghasilkan sinergi positif melalui sebuah upaya yang


terkoordinasi, upaya individu dalam tim mengasilkan tingkat kinerja yang
lebih besar daripada jumlah input individual. Tim dapat melakukan berbagai
macam hal, membuat sebuah produk, negosiasi, meyediakan pelayanan,
koordinasi proyek, memberikan nasihat, dan membuat keputusan akan tetapi
kerja tim tidak selalu digunakan karena teamwork membutuhkan lebih banyak
waktu , tim meningkatkan tuntutan komunikasi, konflik untuk dikelola, dan
pertemuan-pertemuan yang akan dijalankan (Robbins, 2003).

Menurut Chiu (2002) dalam sebuah proyek berskala besar, tim kerja
bisa terorganisir secara berbeda dan akibatnya akan mempengaruhi pola
komunikasi dan perilaku. Dan Ping et al ( 2011) mengungkapkan bahwa
untuk mendukung efektivitas kolaborasi desain, faktor pembentukan tim juga
diperlukan. Dimana berhubungan dengan faktor tim kerja dalam mendukung
proses kolaborasi desain , Huang et al ( 2010) menyatakan bahwa keterpaduan
antar partisipan yang terlibat dalam tim kerja dipengaruhi gaya kepemimpinan
yang dijalankan dalam tim kerja.

Menurut Robbins (2003) ada 4 komponen kunci dari tim yang efektif
yaitu desain kerja yaitu meliputi otonomi, berbagai keterampilan / talenta,
identifikasi tugas, menghasilkan tugas yang signifikan. Kedua komposisi yaitu
meliputi kemampuan, kepribadian, peran dan keragaman, ukuran, fleksibel,
kecenderungan untuk kerja tim. Ketiga konteks yaitu meliputi sumber daya
yang memadai, kepemimpinan, kepercayaan, evaluasi kinerja dan manfaat.
Keempat proses yaitu meliputi tujuan bersama, tujuan spesifik, keberhasilan
tim, konflik, kemalasan.

2.2 HASIL PENELITIAN

Komunikasi internal mempunyai dua tujuan utama, yaitu:

1. menjaga kesadaran setiap pegawai akan tugas dan aturan-aturan


umum, dan
2. menciptakan budaya perusahaan. Budaya perusahaan (prinsip,
perilaku dan nilai-nilai) yang terkandung dalam satu perusahaan
dibentuk oleh prinsip-prinsip, perilaku dan nilai-nilai yang
ditumbuhkan baik oleh shareholder maupun stakeholder internal
(Ten, 2017).

Pendapat lain menjelaskan bahwa komunikasi internal adalah


komunikasi antara manajer strategis dan pemangku kepentingan internal yang
dirancang untuk mempromosikan komitmen dan rasa milik organisasi, untuk
mengembangkan kesadaran lingkungannya yang berubah, dan pemahaman
yang berkembang bertujuan." (Welch & Jackson, 2007, p.186).

Tujuan utama komunikasi internal tersebut dijelaskan oleh Richmond


et al. (2005, p.25). memiliki enam fungsi utama yaitu:

1. fungsi informasi yang memungkinkan seluruh pegawai dapat


menerima informasi secara lengkap yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas,
2. fungsi regulasi berartikulasi dengan kode perilaku dan kebijakan
perusahaan, peraturan dan norma-norma,
3. komunikasi sebagai fungsi integrasi menempatkan penekanan
pada koordinasi proses-proses yang dilakukan oleh departemen
yang berbeda atau karyawan terhadap satu tujuan,
4. fungsi manajerial ditujukan untuk membangun komitmen melalui
membangun dapat dipercaya dapat diandalkan hubungan antara
karyawan,
5. fungsi persuasif yang berasal dari satu manajerial, berusaha untuk
meyakinkan dan memotivasi orang untuk memenuhi tugas-tugas
mereka dalam cara yang tepat dan sesuai dengan prosedur yang
diperlukan dan
6. fungsi sosialisasi antar karyawan dalam perusahaan, memberikan
rasa memiliki terhadap entitas perusahaan. Komunikasi internal
sebagai spesialisasi belum ada sampai 1990-an (Verčič, et al., p,
2012.223), hal ini dapat dipandang bahwa penyebabnya adalah
kurangnya pemahaman teoritis bagaimana komunikasi internal
dapat berkontribusi ke efektivitas organisasi, Grunig (1992,
p.536).

Selanjutnya, bukti empiris lainnya yang menjelaskan bahwa


komunikasi internal sukses mendukung dan mengembangkan karyawan
memahami peluang dan ancaman, organisasi sasaran dan tujuan, memfasilitasi
interaksi antara senior manajer dan karyawan, mempromosikan komitmen
organisasi dan memberikan kontribusi untuk membangun rasa positif
identifikasi karyawan (Quinn & Hargie, 2004; Robson & Tourish, 2005;
Welch, 2012). Melanjutkan dari teori di atas, komunikasi internal adalah
sistem yang kompleks yang dapat diukur dari perspektif yang berbeda,
tergantung pada sudut menarik seorang peneliti, dan itu semakin diakui
sebagai kunci sukses (Ten, 2017). Komunikasi internal yang efisien di
sebagian besar bergantung pada orangorang mencapai informasi sesuai dalam
format yang berguna dan diterima mereka (Welch, 2012).

Penggunaan Teknologi Komunikasi yang Efektif

Penyebaran informasi setelah personal computer/laptop dan telepon


seluler, penggunaan aplikasi WhatsApp merupakan aplikasi yang sering
digunakan dan sangat membantu dalam penyebaran informasi secara efektif.
Penggunaan aplikasi ini aktif digunakan dalam satu tahun terakhir untuk
mengontrol dan memberikan isu-isu berkaitan proyek.

Aplikasi tersebut digunakan untuk penyebaran data proyek kepada


satu grup dimana semua pihak yang terlibat dalam proyek tersebut ada dalam
grup tersebut. Penggunaan aplikasi dalam penyebaran informasi sejalan
dengan temuan penelitian tentang teknologi komunikasi dalam pertukaran
dokumen di proyek konstruksi yang diteliti oleh Mandicak dan Mesaros
(2016).

Kendala Dalam Komunikasi

Kendala yang terjadi yaitu apabila melakukan komunikasi secara tidak


langsung menggunakan aplikasi WhatsApp, kadang informasi itu tidak
terbaca atau termonitor oleh pihak yang bersangkutan. Hal ini
menjadimasalah ketika informasi yang dibutuhkan tersebut memiliki tingkat
urgensi yang tinggi. Solusi dari permasalahan ini baiknya dilakukan
komunikasi secara langsung untuk memastikan informasi tersebut dapat
diterima dengan baik. Follow-Up dan respon dari pemberi dan penerima
informasi merupakan bagian dari komunikasi yang efektif. Penggunaan
metode elektronik dan face to face dalam pertukaran dokumen memiliki
tingkat penggunaan yang sama penting dan sering (Mandicak & Mesaros,
2016).

2.3 KESIMPULAN

Manajemen Komunikasi sangat berpengaruh terhadap kinerja proyek


konstruksi karena komunikasi internal sukses mendukung dan
mengembangkan karyawan memahami peluang dan ancaman, organisasi
sasaran dan tujuan, memfasilitasi interaksi antara senior manajer dan
karyawan, mempromosikan komitmen organisasi dan memberikan kontribusi
untuk membangun rasa positif identifikasi karyawan. Perencanaan
komunikasi yang baik juga berpengaruh positif dab signifikan terhadap
kinerja proyek konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA

https://repository.its.ac.id/41638/1/3113203005-Master%20Thesis.pdf

https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/Chapter_10_Manajemen_komunikasi_proyek.
pdf

http://sibima.pu.go.id/mod/resource/view.php?id=12106

https://journal.uwks.ac.id/index.php/axial/article/download/541/516

Anda mungkin juga menyukai