TEKNIK KOMUNIKASI
Oleh:
PADANG
2020/2021
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Proses konstruksi adalah subjek yang di pengaruhi oleh variabel yang banyak dan
faktor-faktor tak terduga. Umumnya pihak-pihak yang terlibat dalam konstruksi
adalah kontraktor, pemilik, arsitek, konsultan, buruh, asuransi, agen peminjam,
suplier material dan lainnya, berubah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain.
Diperlukan koordinasi dan kerjasama antar masing-masing pihak secara solid dan
terstruktur, dan inilah yang menjadi kunci pokok agar proyek konstruksi dapat selesai
sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, namun terkadang banyak dijumpai
manajemen konstruksi tidak berjalan dengan baik dan berengaruh pada keberhasilan
suatu proyek.
Salah satu masalah yang paling sering terjadi dalam suatu proyek konstruksi
adalah masalah komunikasi yang kurang baik dari pihak-pihak yang terlibat dalam
proyek. Semakin banyak pihak yang terlibat dalam proyek konsrtuksi pengaruh
komunikasi akan semakin penting. Komunikasi dalam suatu proyek merupakan suatu
kunci keberhasilan dalam pengelolaan proyek. Kesalahan atau kurang baiknya pola
komuniksai dalam suatu proyek dapat berdampak pada kinerja yang kurang baik.
Salah satu dampak buruk dari kurang baiknya pola komuniksai mengakibatkan
proyek tidak berjalan sesuai rencana. Dengan demikian sangat penting dipahami
sebagai proses yang terkait dengan manajemen komunikai proyek. Tujuan utam dari
manajemen komunikasi proyek adalah menjamin bahwa semua informasi mengenai
proyek akan sampai tepat pada waktunya, dibuat dengan tepat, dikumpulkan,
dibagikan, disimpan dan diatur dengan tepat pula. Proses komuniksai dan informasi
yang baik sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi,
dari tingkatan paling atas hingga tingkatan paling rendah demi tercapainya
keberhasilan proyek.
ISI
2.1.2 Komunikasi
2.1.3 Proyek
Menurut Chiu (2002) dalam sebuah proyek berskala besar, tim kerja
bisa terorganisir secara berbeda dan akibatnya akan mempengaruhi pola
komunikasi dan perilaku. Dan Ping et al ( 2011) mengungkapkan bahwa
untuk mendukung efektivitas kolaborasi desain, faktor pembentukan tim juga
diperlukan. Dimana berhubungan dengan faktor tim kerja dalam mendukung
proses kolaborasi desain , Huang et al ( 2010) menyatakan bahwa keterpaduan
antar partisipan yang terlibat dalam tim kerja dipengaruhi gaya kepemimpinan
yang dijalankan dalam tim kerja.
Menurut Robbins (2003) ada 4 komponen kunci dari tim yang efektif
yaitu desain kerja yaitu meliputi otonomi, berbagai keterampilan / talenta,
identifikasi tugas, menghasilkan tugas yang signifikan. Kedua komposisi yaitu
meliputi kemampuan, kepribadian, peran dan keragaman, ukuran, fleksibel,
kecenderungan untuk kerja tim. Ketiga konteks yaitu meliputi sumber daya
yang memadai, kepemimpinan, kepercayaan, evaluasi kinerja dan manfaat.
Keempat proses yaitu meliputi tujuan bersama, tujuan spesifik, keberhasilan
tim, konflik, kemalasan.
2.3 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.its.ac.id/41638/1/3113203005-Master%20Thesis.pdf
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/Chapter_10_Manajemen_komunikasi_proyek.
pdf
http://sibima.pu.go.id/mod/resource/view.php?id=12106
https://journal.uwks.ac.id/index.php/axial/article/download/541/516