Herman Susila
Suryo Handoyo
Abstrak
Pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi sangat besar kemungkinannya terjadi konflik
karena dalam pelaksanaan proyek konstruksi sumberdaya yang digunakan besar, jumlah
kegiatan yang sangat banyak dan melibatkan banyak pihak yang saling berinteraksi satu dengan
yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tujuan, pandangan, pendapat dari masing-masing pihak
akan dapat menimbulkan konflik.
Analisis pengaruh konflik dalam pelaksanaan konstruksi terhadap kesuksesan proyek ini
merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk dapat mengetahui faktor-faktor dominan
yang dapat menimbulkan konflik dan bagaiman pengaruh konflik terhadap kesuksesan proyek.
Data diperoleh melalui survei kuesioner dengan responden yang diteliti adalah kontraktor,
konsultan pengawas dan dari pihak pemilik pada tingkat manajemen menengah yang pernah
terlibat dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi gedung. Data yang terkumpul kemudian
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Untuk mengetahui keakuratan data
dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk mengetahui faktor dominan yang dapat
menimbulkan konflik dilakukan analisis mean dan untuk menganalisis pengaruh konflik dengan
kesuksesan proyek dilakukan anilisis korelasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang sering menimbulkan konflik dalam
pelaksanaan proyek konstruksi adalah wewenang dan tanggung jawab yang kurang jelas, tugas
yang tidak sesuai keahliannya, kesalahan desain dan spesifikasi, keterlambatan peralatan dan
bahan, estimasi biaya yang tidak akurat dan pendekatan menangani masalah. Berdasar uji
konkordansi kendall menunjukkan bahwa variabel konflik dari kontrak dan spesifikasi, sumber
daya manusia, manajemen dan organisasi, biaya, dan perbedaan kultur mempunyai korelasi
yang rendah terhadap kesuksesan proyek atau mampu mempengaruhi kesuksesan proyek sebesar
23% sedangkan 77% dipengaruhi oleh faktor lain.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pelaksanaan proyek tentu melebihi anggaran yang ditetapkan dan
semua pihak yang terlibat berharap proyek mutu terpenuhi (Atkinson, 1999).
dapat selesai sesuai dengan tujuan yang
Proyek konstruksi melibatkan
diharapkan. Tujuan yang diharapkan
tersebut antara lain adalah agar proyek interaksi antar unsur-unsur pembangunan
dari proyek tersebut, yaitu antara lain owner,
tersebut selesai dengan tepat waktu, tidak
konsultan, kontraktor dan subkontraktor.
Dalam proses pelaksanaan proyek 1.3. Tujuan Penelitian
mereka berinteraksi satu sama lain. Oleh Sesuai dengan masalah tersebut,
karena itu kerjasama, koordinasi, penelitian ini bertujuan :
komunikasi menjadi sangat penting untuk 1. Untuk mengetahui faktor dominan yang
menjadikan proyek sukses dalam arti dapat menimbulkan konflik dalam
proyek dapat selesai dengan tepat waktu, pelaksanaan proyek konstruksi.
biaya yang tidak melebihi anggaran dan 2. Menganalisis pengaruh konflik
mutu sesuai dengan yang ditentukan. terhadap kesuksesan proyek.
Permasalahan-permasalahan dalam
pelaksanaan proyek akan muncul apabila 1.4. Batasan Penelitian
Batasan dalam penelitian ini adalah :
tujuan proyek tersebut tidak tercapai.
Permasalahan ini apabila tidak dikelola 1. Penelitian dilakukan terhadap
dengan baik maka akan menjadi konflik. perusahaan – perusahaan kontraktor,
Konflik merupakan kondisi terjadinya konsultan pengawas dan pemilik
ketidakcocokan antar nilai atau tujuan- (owner) pada level manajemen
tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada menengah baik dari instansi pemerintah
dalam diri individu maupun dalam maupun swasta di kota Surakarta dan
hubungannya dengan orang lain. Kondisi sekitarnya yang pernah menangani
yang telah dikemukakan tersebut dapat proyek konstruksi gedung.
mempengaruhi efisiensi dan produktifitas 2. Konflik yang diteliti adalah konflik
kerja (Thomas , 1978). pada proyek gedung yang berskala kecil
Kesuksesan proyek pembangunan dan menengah yang terjadi pada
tergantung dari beberapa variabel, salah internal proyek antar organisasi proyek
satu variabel kunci adalah bagaimana cara diantara kontraktor, owner dan
dari masing-masing unsur pembangunan konsultan pengawas pada tahap
itu menangani konflik yang dihadapi pelaksanaan proyek.
(Diekmann et al., 1994). Studi yang 3. Konflik yang diteliti sebatas konflik
dilakukan Yates dan Hardcastel dalam yang tidak sampai tahap persengketaan.
Ntiyakunze (2011) menemukan bahwa
konflik dan sengketa menyebabkan 2. TINJAUAN PUSTAKA
naiknya biaya langsung maupun tidak 2.1. Definisi Konflik
langsung dalam proyek, oleh karena itu Konflik merupakan kondisi
perlu pengelolaan konflik agar tidak terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau
mempengaruhi tujuan proyek. tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang
ada dalam diri individu maupun dalam
1.2. Perumusan Masalah hubungannya dengan orang lain. Kondisi
Masalah yang diteliti dalam yang telah dikemukakan tersebut dapat
penelitian ini adalah sebagai berikut : mengganggu bahkan menghambat
tercapainya emosi atau stres yang
1. Apa yang menjadi faktor dominan
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas
penyebab konflik pada tahap
kerja (Thomas, 1978).
pelaksanaan proyek konstruksi?
2. Bagaimana pengaruh konflik terhadap Handy (1983) mendefinisikan
kesuksesan proyek dalam pelaksanaan konflik sebagai dimulainya proses bila satu
konstruksi ? pihak merasa bahwa pihak lain akan
menggagalkan tujuannya. Fenn et.al. (1997)
berpendapat bahwa konflik timbul karena Kurangnya kesempurnaan dalam
ada ketidakcocokan kepentingan. Soeharto dokumen kontrak.
(2001) konflik didefinisikan sebagai Kegagalan dalam pembayaran.
tumbukan diantara unsur-unsur atau Kondisi psikologi orang dalam
pemikiran yang berlawanan. proyek konstruksi.
Atas dasar bermacam-macam 2. Gambar desain yang tidak lengkap :
definisi konflik dari peneliti-peneliti Masalah bawah permukaan tanah.
sebelumnya, maka dalam penelitian ini Risiko-risiko.
konflik dianggap sebagai tindakan atau Perencanaan yang kurang lengkap.
keadaan yang dihasilkan dari perbedaan
Metode kerja dan spesifikasi.
pendapat atau ketidakcocokan antara unsur-
unsur proyek (stakeholders) dalam 3. Proses konstruksi
memenuhi kewajiban kontrak mereka, 4. Konsumen
dimana konflik tersebut belum menjadi Kepemilikan publik
persengketaan. Jaminan
5. Waktu
2.2. Sumber Konflik Dalam Proyek
Konstruksi Menurut Filley (1975) penyebab
Dalam setiap proyek konstruksi, di utama timbulnya konflik yang sering terjadi
satu sisi perhatian utama kontraktor adalah di lingkungan proyek adalah batas
menyelesaikan proyek sesuai dengan jadwal wewenang dan tanggung jawab kurang jelas,
yang telah ditentukan dan berusaha untuk adanya konflik kepentingan, adanya
dapat memperoleh keuntungan finansial, hambatan komunikasi, adanya pertentangan
sementara di sisi lain owner membutuhkan lama yang belum terselesaikan, tidak adanya
fasilitas yang baik dengan harga seekonomis pengertian bersama (consensus). Penelitian
mungkin. Tujuan dari masing-masing pihak yang dilakukan Marzouk et.al (2007)
tersebut tampaknya bertentangan dan upaya- mengidentifikasi ada empat sumber konflik
upaya dari masing-masing pihak tersebut yaitu masalah kontrak, masalah budaya,
dalam mencapai tujuan mereka, mungkin manajemen dan organisasi unsur-unsur
akan mengakibatkan konflik. Selain itu, proyek dan kondisi proyek.
dalam organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakan proyek pembangunan terdiri 2.3. Faktor Penyebab Konflik Pada
dari berbagai disiplin ilmu, beragam norma, Tahap Pelaksanaan Konstruksi
perilaku dan budaya. Oleh karena itu, sangat Kompleksitas pekerjaan, waktu yang
jelas bahwa di dalam melaksanakan proyek terbatas, banyaknya sumber daya yang
berada pada lingkungan yang kompetitif digunakan, dan masih banyak lagi hal-hal
yang dapat menimbulkan ketegangan- yang mempengaruhi proses pelaksanaan
ketegangan. konstruksi. Apabila hambatan-hambatan
Banyak penulis yang telah tersebut tidak segera diatasi maka akan
melakukan penelitian untuk mengetahui dapat menimbulkan kerugian dan akan
penyebab konflik dalam proyek konstruksi. memicu terjadinya konflik.
Menurut Hellard (1997), faktor utama yang Konflik pada tahap pelaksanaan
menyebabkan konflik dalam konstruksi terjadi manakala apa yang tertera dalam
adalah : kontrak tidak sesuai dengan apa yang
1. Kondisi kontrak : dilaksanakan di lapangan. Dalam istilah
umum sering orang mengatakan bahwa o. Adanya perbedaan pengertian kontrak
pelaksanaan proyek di lapangan tidak sesuai yang berbahasa asing dengan kontrak
dengan bestek, baik bestek tertulis (kontrak yang sama dan berbahasa Indonesia.
kerja) dan atau bestek gambar (lampiran-
lampiran kontrak), ditambah perintah- Kissiedu (2009) mengidentifikasi
perintah direksi/pengawas proyek (manakala faktor-faktor penyebab konflik atau
bestek tertulis dan bestek gambar masih ada perselisihan di Ghana adalah :
yang belum lengkap). Sedangkan faktor 1. Kegagalan klien dalam pembayaran.
timbulnya konflik, menurut Shahab (2000) 2. Tidak jelas dan tidak lengkap diskripsi
dan Poerdiyatmono (2007), terdapat beberapa kegiatan dalam bill of quantity (BQ).
kasus , yaitu : 3. Komunikasi yang tidak efektif antara
a. Perjanjian (kontrak) kerja dan dokumen unsur-unsur proyek.
konstruksi kurang lengkap. 4. Keterlambatan pembayaran dari owner.
5. Kontraktor tidak dapat memenuhi jadwal
b. Pelaksanaan pekerjaan dimulai tanpa yang telah direncanakan.
pola urutan proses kerja, program waktu 6. Kesalahan kontraktor dalam meng-
serta garis kritis (time schedule). estimasi biaya pekerjaan.
c. Ketidak jelasan alur penyaluran 7. Kontraktor tidak membaca dan
dokumen. memahami dokumen-dokumen dengan
baik.
d. Tanggung jawab yang kurang jelas.
8. Tidak ada semangat kerja dalam tim.
e. Timbulnya variation order sepanjang 9. Keterlambatan kontraktor dalam menye-
masa pelaksanaan konstruksi, dengan lesaikan pekerjaan.
tidak mencatat, melaporkan atau 10. Kontraktor yang tidak cakap atau
mengantisipasi terhadap pengaruh pengalaman.
perubahan waktu dan biaya. 11. Kesalahan dan kekhilafan desain dan
f. Site Engineer atau Koordinator spesifikasi.
Lapangan yang tidak menguasai seluruh 12. Penghitungan progress pekerjaan yang
proses. tidak tepat.
13. Manajemen, koordinasi dan pengawasan
g. Terjadinya kerancuan istilah Quality yang tidak baik
Control dengan Quality Assurance. 14. Tidak mentaati perintah.
h. Terdapat istilah-istilah yang 15. Makna ganda dalam dokumen kontrak.
membingungkan dalam dokumen 16. Kondisi lokasi yang berbeda dengan
kontrak. uraian dalam dokumen kontrak.
j. Terdapat istilah-istilah yang dapat 17. Kesalahan penggunaan material, tenaga
menimbulkan makna ganda dalam terampil dan metode pelaksanaan.
dokumen kontrak. 18. Perbedaan penafsiran tentang spesifikasi
k. Administrasi proyek yang tidak baik. 19. Kesalahan perhitungan anggaran proyek
oleh owner.
l. Idle time peralatan yang tidak efektif. 20. Perubahan lingkup kerja diluar kontrak.
m. Banyaknya change order atau
perubahan pekerjaan yang berakibat Fenn et.al. (1997) mengidentifikasi
pada pekerjaan tambah. penyebab konflik konstruksi yang
disebabkan oleh pemilik (owner) adalah
n. Keterlambatan pembayaran.
sebagai berikut :
1. Kegagalan menanggapi permasalahan 6. Keengganan untuk meminta
dengan tepat waktu. penjelasan.
2. Kurang komunikasi antar anggota tim. 7. Penjadwalan pekerjaan (scheduling)
3. Mekanisme yang kurang jelas dalam yang kurang baik
memberikan permintaan informasi.
4. Buruknya manajemen, pengawasan dan 2.5. Kesuksesan Proyek
koordinasi. Kesuksesan proyek dilihat
5. Memenangkan penawar terendah berdasarkan siklus hidup proyek menurut
(mentalitas kontraktor dan konsultan). Khang dan Moe (2004) meliputi
6. Tidak adanya semangat tim. conceptualizing (konsep), planning
7. Enggan untuk memeriksa konstruksi (perencanaan), implementing (pelaksanaan),
mengenai kejelasan dan kelengkapan. closing/completing (penutup) dan overall
8. Kegagalan untuk menunjuk seorang project success (keseluruhan kesuksesan
manajer proyek . proyek). Faktor-faktor yang berhubungan
9. Perbedaan penafsiran makna dalam dengan pelaksanaan proyek adalah :
dokumen kontrak.
Hall (2002) mengidentifikasi 1. Penggunaan sumber daya yang
penyebab konflik konstruksi yang sesuai dengan rencana.
disebabkan oleh konsultan adalah sebagai Sumber daya sangat diperlukan
berikut : dalam pelaksanaan untuk
1. Kegagalan untuk mengetahui merealisasikan proyek. Pemakaian
tanggungjawabnya sesuai dengan sumber daya akan memberikan
kontrak. akibat pada biaya dan jadwal
2. Kesalahan estimasi. pelaksanaan yang telah
3. Lambat memberikan informasi. direncanakan. Dalam pelaksanaan
4. Kesalahan desain dan spesifikasi karena proyek, sumber daya harus tersedia
kurang koordinasi antara insinyur sipil, dalam kualitas dan kuantitas yang
arsitek, mekanikal dan elektrikal. cukup pada waktunya, digunakan
5. Gambar dan spesifikasi yang tidak secara optimal, dimobilisasi secepat
lengkap. mungkin setelah tidak diperlukan.
Oleh karena itu sumber daya harus
dikelola agar dalam penggunaannya
Carmicheal (2002) mengidentifikasi dapat efektif dan efisien.
penyebab konflik konstruksi yang
disebabkan oleh kontraktor adalah sebagai 2. Aktivitas pekerjaan sesuai dengan
berikut : rencana.
1. Kurangnya manajemen kontraktor, Waktu merupakan parameter yang
pengawasan dan koordinasi. penting dalam mengukur
2. Keterlambatan pekerjaan. kesuksesan proyek. Perencanaan
3. Kegagalan untuk merencanakan dan dan pengendalian waktu dilakukan
melaksanakan perubahan pekerjaan. dengan mengatur jadwal, yaitu
4. Kegagalan untuk memahami harga dengan cara mengidentifikasi titik
pekerjaan atau penawaran dengan kapan pekerjaan dimulai dan kapan
benar. pekerjaan akan berakhir. Sering kali
5. Kurang memahami kesepakatan yang pengelola proyek beranggapan
ada dalam kontrak.
bahwa penyelesaian proyek semakin berbagai sumber daya dimana
cepat semakin baik. Berbagai usaha keseluruhannya membentuk
dilakukan untuk mencapai tujuan operasi pelaksanaan optimal yang
tersebut, misalnya dengan kerja membutuhkan pembiayaan.
lembur, atau memberikan insentif Estimasi dibuat jauh hari sebelum
berupa premium bagi penyerahan konstruksi dimulai atau paling
barang yang lebih awal. Usaha- tidak selama pelaksanaannya,
usaha tersebut umumnya akan maka jumlah biaya yang didapat
berpengaruh pada kenaikan biaya. berdasarkan analisis lebih
merupakan taksiran biaya
3. Hasil pekerjaan sesuai dengan
daripada biaya yang sebenarnya
kualitas dan spesifikasi yang telah
(actual cost).
direncanakan.
Untuk mendapatkan hasil pekerjaan 5. Semua stakeholders harus selalu
yang sesuai dengan kualitas yang mendapat informasi tentang
direncanakan maka harus melalui proyek dan merasa puas terhadap
prosedur yang telah ditetapkan. pekerjaan proyek.
Untuk mencapai suatu tingkat Konflik mempengaruhi komuni-
kualitas yang dibutuhkan maka kasi pihak-pihak yang terkait
harus dapat memenuhi fungsi-fungsi (stakeholders). Informasi yang
yang diharapkan dalam batasan diberikan tentang pelaksanaan
berbagai persyaratan baik yang proyek harus selalu update,
bersifat teknis maupun non teknis. sehingga stakeholders merasa
Spesifikasi dari kualitas pekerjaan puas akan hasil dari pelaksanaan
merupakan bagian dari sejumlah proyek. Informasi-informasi
dokumen untuk menggambarkan proyek yang diperlukan tersebut
suatu fasilitas. Dokumen ini sebagai antara lain :
pedoman untuk mengendalikan
kualitas. Masalah utama dalam Menjelaskan kemajuan
penulisan spesifikasi adalah adanya pelaksanaan pekerjaan yang
perbedaan interpretasi pihak-pihak sedang dilaksanakan.
yang terlibat terhadap berbagai Menjelaskan pekerjaan di
persyaratan yang tercantum dalam lapangan yang telah
dokumen tersebut. dilaksanakan dan informasi
hasil pekerjaan yang telah
4. Estimasi biaya yang baik dan dilaksanakan di lapangan.
akurat. Menjelaskan persoalan-persoalan
Ketidaktepatan yang terjadi dalam yang dihadapi dalam proyek.
estimasi biaya proyek akan
berakibat kurang baik pada pihak- 3. METODE PENELITIAN
pihak yang terlibat dalam proyek. 3.1. Kerangka Pikir
Estimasi biaya proyek konstruksi Kesuksesan proyek pembangunan
merupakan proses analisis tergantung dari beberapa variabel, salah satu
perhitungan berdasarkan pada variabel kunci adalah bagaimana cara dari
metode konstruksi, volume masing-masing unsur pembangunan itu
pekerjaan, dan ketersediaan menangani konflik yang dihadapi (Diekman
et al., 1994). Dari penelitian terdahulu, Studi Ha : Ada pengaruh negatif antara konflik
yang dilakukan Yates dan Hardcastel dalam pada kontrak dan spesifikasi (X1),
Ntiyakunze (2011) menemukan bahwa Sumber Daya Manusia (X2),
konflik dan sengketa menyebabkan naiknya manajemen dan organisasi unsur-
biaya langsung maupun tidak langsung unsur proyek (X3), kondisi proyek
dalam proyek. Oleh karena itu perlu adanya (X4) dan perbedaan kultur (X5)
pengelolaan konflik yang baik, antara lain terhadap kesuksesan proyek (Y)
adalah mengetahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan konflik dan bagaimana cara 3.2. Tahapan Penelitian
menanganinya jika terjadi konflik. Tahapan yang direncanakan dalam
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa
penelitian ini yang pertama adalah untuk tahap, yaitu:
mengetahui faktor yang dominan penyebab a. Identifikasi masalah dan tujuan
konflik yang terjadi pada saat pelaksanaan penelitian
proyek konstruksi dan kedua adalah untuk Untuk dapat mengidentifikasi faktor-
mengetahui pengaruh antara konflik dengan faktor yang dapat menyebabkan
kesuksesan proyek pada saat pelaksanaan konflik, maka dilakukan kajian
proyek. terhadap teori-teori dan literatur.
Untuk mengetahui faktor-faktor 3 Desain kuesioner
dominan adalah dengan mencari nilai mean Kuesioner di buat sebagai alat untuk
dari masing-masing variabel penyebab mengumpulkan data yang digunakan
konflik kemudian dilakukan perangkingan. sebagai dasar untuk analisis dalam
Yang menjadi faktor dominan adalah mencapai tujuan yang telah ditentukan
variabel yang mempunyai nilai mean dalam penelitian ini. Pertanyaan-
terbesar. pertanyaan yang disusun dalam
Tujuan kedua dalam penelitian ini kuesioner bertujuan untuk
adalah untuk menguji pengaruh konflik mengumpulkan informasi tentang :
terhadap kesuksesan proyek. Untuk - Data responden
mengetahui pengaruh konflik terhadap - Faktor-faktor penyebab konflik
kesuksesan proyek dalam penelitian ini - Faktor-faktor kesuksesan proyek
digunakan uji korelasi kendall. Untuk 4 Pengumpulan data
mengetahui variabel konflik (sebagai Alat untuk mengumpulkan data dalam
variabel bebas) secara bersama-sama penelitian ini adalah menggunakan
mempengaruhi terhadap kesuksesan proyek kuesioner yang dibagikan kepada
(sebagai variabel terikat) dilakukan uji responden yang pernah terlibat dalam
konkordansi kendall. Hipotesis yang pelaksanaan proyek konstruksi gedung
digunakan dalam pengujian ini adalah : di Surakarta. Responden terdiri dari
H0 : Tidak ada pengaruh negatif antara pemilik proyek, konsultan pengawas
konflik pada kontrak dan spesifikasi dan kontraktor.
(X1), Sumber Daya Manusia (X2), 5 Pengolahan data
manajemen dan organisasi unsur- Setelah memperoleh data di lapangan,
unsur proyek (X3), kondisi proyek kemudian dilakukan perhitungan
(X4) dan perbedaan kultur (X5) dengan metode yang sesuai tujuan
terhadap kesuksesan proyek (Y) penelitian.
6 Analisis dan Pembahasan sebelumnya seperti yang ada pada tabel
Hasil pengolahan data yang dihasilkan 2.1.
pada butir (d) kemudian dianalisis dan Faktor-faktor yang menjadi instru-
dikaji lebih lanjut. ment pengukuran variable-variabel
tersebut kemudian dikodekan seperti yang
7 Kesimpulan
ada pada tabel 3.1.
3.3. Variabel Penelitian
Variabel - variabel penyebab konflik,
diambil dari penelitian - penelitian
Tabel 4.3. Analisis mean Manajemen dan Organisasi unsur-unsur dalam proyek
Kode Variabel Mean Rangking
X316 Kesalahan desain dan spesifikasi 4,62 1
X33 Keterlambatan pekerjaan 4,36 2
X32 Pengawasan, koordinasi dan manajemen yang buruk 4,36 3
X315 Kesalahan estimasi 4,33 4
X37 Buruknya manajemen, pengawasan dan koordinasi 4,24 5
4.3. Analisis Korelasi Konflik terhadap (X4) dan perbedaan kultur (X5) terhadap
Kesuksesan Proyek kesuksesan proyek (Y) dilakukan dengan uji
korelasi kendall. Pengujian hipotesa ini
Analisis korelasi konflik pada
dilakukan dengan bantuan program SPSS.13
kontrak dan spesifikasi (X1), Sumber Daya
dan didapat hasil seperti dalam tabel-tabel di
Manusia (X2), manajemen dan organisasi
bawah ini:
unsur-unsur proyek (X3), kondisi proyek
Y X1 X2 X3 X4 X5 X6
Kendall's tau_b Y Correlation Coefficient 1,000 ,208* ,186 ,358** ,362** ,368** ,286**
Sig. (1-tailed) . ,036 ,056 ,001 ,001 ,001 ,008
N 42 42 42 42 42 42 42
X1 Correlation Coefficient ,208* 1,000 ,389** ,253* ,268** ,287** ,162
Sig. (1-tailed) ,036 . ,000 ,012 ,009 ,007 ,080
N 42 42 42 42 42 42 42
X2 Correlation Coefficient ,186 ,389** 1,000 ,392** ,271** ,262* ,197*
Sig. (1-tailed) ,056 ,000 . ,000 ,008 ,012 ,045
N 42 42 42 42 42 42 42
X3 Correlation Coefficient ,358** ,253* ,392** 1,000 ,542** ,419** ,460**
Sig. (1-tailed) ,001 ,012 ,000 . ,000 ,000 ,000
N 42 42 42 42 42 42 42
X4 Correlation Coefficient ,362** ,268** ,271** ,542** 1,000 ,524** ,582**
Sig. (1-tailed) ,001 ,009 ,008 ,000 . ,000 ,000
N 42 42 42 42 42 42 42
X5 Correlation Coefficient ,368** ,287** ,262* ,419** ,524** 1,000 ,346**
Sig. (1-tailed) ,001 ,007 ,012 ,000 ,000 . ,002
N 42 42 42 42 42 42 42
X6 Correlation Coefficient ,286** ,162 ,197* ,460** ,582** ,346** 1,000
Sig. (1-tailed) ,008 ,080 ,045 ,000 ,000 ,002 .
N 42 42 42 42 42 42 42
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Biodata penulis :
Herman Susila, Alumni S1 Teknik Sipil
Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
(1998), Pascasarjana (S2) Magister Teknik
Sipil Program Studi Manajemen Konstruksi
Universitas Diponegoro (2012), Dosen
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
UTP Surakarta.