Dosen:
Ir. Hernawan Mahfudz, M. T.
Dr. Ir. Yadi Suryadi, M. T.
Disusun oleh:
Octaviani Nur Rahmawati 15019016
Maudy Anisa Fanani 15019017
Yohanes Kristanto Raharjo 15019018
Rania Alifah 15019019
Muhammad Fikri Ramadhan 15019020
Pada tesis yang berjudul “Project Stakeholder Management belum optimal diterapkan
dalam proses pembangunan infrastruktur SDA”, terdapat beberapa poin penting,
1. Social system: atribut yang melekat pada seseorang seperti, sikap (attitude),
keahlian (skill), nilai/norma yang diyakini (values) dan relasi sesama manusia,
pengakuan dan penghargaan (reward system), wewenang struktural (authority
structure).
2. Engineering system: process, task, sumber daya, peralatan, teknologi, kegiatan,
yang digunakan untuk mentransformasi beragam input menjadi satu kesatuan
output berupa suatu produk.
3. Socio – Engineering: ilmu yang menggabungkan antara sistem sosial (people and
society) dan sistem rekayasa sebagai satu kesatuan sistem,
Jadi, Project Stakeholder Management adalah sebuah proses mengorganisir
komunikasi antar stakeholder dan mengelola ekspetasi stakeholder. Project
Stakeholder Management mengikutsertakan identifikasi para stakeholder, menganalisis
ekspetasi dan pengaruh yang dimiliki oleh stakeholder tersebut, mengembangkan
strategi yang sesuai, dan melaksanakan strategi tersebut.
Berikut ilustrasi dari keterkaitan antara socio – engineering dan project stakeholder
management.
Berikut merupakan grafik The Power/Interest Matrix (Johnson and Scholes, 1999)
1. Yang perlu diperhatikan adalah “Pemain Kunci” karena memiliki power dan
level of interest yang tinggi.
2. Cari selera berdasarkan tingkat power/interest.
Berikut merupakan diagram Venn untuk Stakeholder Classes (Mitchell et all, 1997)
yang menjelaskan keterkaitan antara kekuasaan, urgensi, dan legitimasi.
Dimulai dari input informasi proyek yang dimiliki, bagaimana misi dan
kebutuhan dalam proyek digunakan sebagai informasi bagi pemangku
kepentingan untuk membuat keputusan. Keputusan yang dibuat harus
menyelesaikan konflik dan merumuskan strategi. Diperlukan dukungan
berekesinambungan yang perlu di-maintain dari hubungan dan komunikasi
terhadap pemangku kepentingan lainnya.
3. Faktor kesuksesan
a. Kenyamanan
b. Kompetensi
c. Komitmen
d. Komunikasi
4. 3 Prinsip Implementasi Socio-Engineering
a. Tidak dapat menghindari orang lain (individu/kelompok)
b. Setiap manusia adalah makhluk social
c. Perlu berinteraksi dan berkomunikasi positif dengan orang lain.
Penting bagi Project Stakeholder Management menggunakan Hierarki Maslow
sebagai Instrument Socio-Engineering dalam rangka memecahkan masalah sosial
pada pembangunan infrastruktur SDA serta di butuhkan 3 kecerdasan yang saling
terkait yaitu: Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ), dan
Kecerdasan Spiritual (SQ).
D. Kesimpulan
1. Bahwa pelaksanaan pembangunan infrastruktur SDA diperhadapkan dengan
berbagai masalah sosial yaitu adanya penolakan dari masyarakat
(individu/kelompok) dengan berbagai alasan antara lain proses pembebasan tanah
yang tidak sesuai harapan (besaran dan bentuk kerugian tidak sesuai harapan).
2. Bahwa masalah sosial berupa penolakan masyarakat bisa terjadi pada saat tahap
pra konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap pasca kontruksi proyek tersebut.
3. Bahwa Project Stakeholder Management harus melihat penolakan dimaksud
sebagai bagian dari partisipasi masyarakat (public participatory) dalam
menyukseskan pembangunan infrastruktur SDA.
4. Bahwa dalam merespons masalah sosial berupa penolakan masyarakat, maka
kapabilitas dan kapasitas Project Stakeholder Management di bidang Socio
Engineering perlu ditingkatkan.
5. Bahwa pengelola proyek selalu berkoordinasi dan berkomunikasi dengan para
stakeholders, baik itu pemerintah daerah maupun instansi sektor terkait.