Kelompok 6
15019026 Aghfandaffa Wiwan Prakasita
15019027 Habib Muhammad Ihsan
15019028 Valen Vanessa
15019029 Keane Christopher
15019030 Gilbert Hanshi
A. Pengantar
1. Pembahasan Socio-Engineering ini dimaksudkan untuk memperkaya referensi
dalam menangani problematika sosial pembangunan infrastruktur SDA,
2. Pengetahuan Socio-Engineering ini dikembangkan berdasarkan refleksi
pengalaman lapangan dalam menghadapi kemauan stakeholder dan bacaan
literatur,
3. Pendekatan Socio-Engineering dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi,
menganalisis dan mendesain proses manajemen stakeholder dalam
pembangunan infrastruktur SDA,
Social System
Atribut-atribut yang melekat pada seseorang seperti, sikap (attitude), keahlian (skill),
nilai/norma yang diyakini (values) dan relasi sesama manusia, pengakuan dan
penghargaan (reward system), wewenang struktural (authority structure).
Engineering System
Process, task, sumber daya, peralatan, teknologi, kegiatan, yang digunakan untuk
mentransformasi beragam input menjadi satu kesatuan output berupa suatu produk
Socio-Engineering
- Ilmu yang menggabungkan antara sistem sosial (people and society) dan sistem
rekayasa sebagai satu kesatuan sistem,
- Ilmu yang mengurai interaksi atau relasi individu atau kelompok manusia dalam
sistem rekayasa,
Manusia punya mindset, interestnya, dan willingness masing-masing sehingga tidak bisa
disamakan dengan hukum fisika yang memiliki nilai-nilai yang eksak sehingga treatment
yang diberikan harus berbeda-beda.
Berikut langkah pelibatan manajemen stakeholder dari awal hingga akhir proyek
Berikut respons terhadap kelas/tipe stakeholder
Perlu adanya identifikasi dan analisis kekuatan dan kemampuan dari setiap stakeholder,
kemudian coba ditempatkan berdasarkan chart diatas dan diperlakukan sesuai dengan
power dan interest mereka.
Dibutuhkan 3 kecerdasan :
1. Kecerdasan Intelektual (IQ)
2. Kecerdasan Emosional (EQ)
3. Kecerdasan Spiritual (SQ)
KESIMPULAN
1. Bahwa pelaksanaan pembangunan infrastruktur SDA diperhadapkan dengan
berbagai masalah sosial yaitu adanya penolakan dari masyarakat
(Individu/Kelompok) dengan berbagai alasan antara lain proses pembebasan tanah
yang tidak sesuai harapan (besaran dan bentuk kerugian tidak sesuai harapan).
2. Bahwa masalah sosial berupa penolakan masyarakat bisa terjadi pada saat Tahap
Pra Konstruksi, Tahap Konstruksi, dan Tahap Pasca Kontruksi proyek tersebut.
3. Bahwa Project Stakeholder Management harus melihat penolakan dimaksud
sebagai bagian dari partisipasi masyarakat (public participatory) dalam
menyukseskan pembangunan infrastruktur SDA.
4. Bahwa dalam merespons masalah sosial berupa penolakan masyarakat, maka
KAPABILITAS dan KAPASITAS Project Stakeholder Management di bidang Socio-
Engineering PERLU DITINGKATKAN.
5. Bahwa Pengelola Proyek selalu berkoordinasi dan berkomunikasi dengan para
Stakeholders, baik itu Pemerintah Daerah maupun Instansi Sektor terkait.