Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 3

Mikhael Kevin 15019011


Reynard Ardana Nizar 15019012
Kemal Muhammad Nazib 15019013
Reinard Lucky Cokro Wardoyo 15019014
Fitratul Ikhsan 15019015

RESUME KULIAH TAMBAHAN SOCIO-ENGINEERING


Narasumber: Ir. Lucky H. Korah

Salah satu permasalahan infrastruktur yang mulai muncul dan memiliki penyelesaian yang
rumit adalah dalam bentuk fenomena sosial (socio-engineering). Pada awalnya, permasalahan ini
bisa muncul karena pada dasarnya pembangunan infrastruktur juga akan mengubah bentang alam
dan budaya menjadi peradaban baru. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur tidak hanya
melibatkan ilmu keteknikan tetapi harus juga mengandung ilmu kemanusiaan
Permasalahan sosial yang paling sering ditemui adalah dalam bentuk penolakan
masyarakat. Konflik ini dapat melibatkan banyak pihak mulai dari stakeholders sampai dengan
komunitas rakyat biasa. Konflik seperti ini akan menghambat dan memperkeruh suasana dalam
tataran mikro sampai dengan makro. Pemicu utama yang dapat memunculkan konflik dapat
berupa kepemilikan tanah, perusakan lingkungan, pengubahan fungsi lahan, ketergantungan mata
pencaharian, dan tercerainya sosial budaya. Untuk mempersiapkan solusi dalam menghadapi
masalah ini, tahapan yang dapat dilalui adalah dengan membahas keterlibatan masyarakat dalam
pembangunan. Selain itu, proses perencanaan dari proyek juga harus dipersiapkan dengan baik
(top-down atau bottom-up). Salah satu solusi paling efektif untuk mencegah permasalahan sosial
adalh dengan memiliki metode pendekatan yang tepat. Semakin terlibat masyarakat dengan
proyek yang dibangun, maka akan semakin lancar juga pertukaran informasi antara pihak yang
terkait sehingga dapat ditemukan titik tengah terkait tata kelola dari proyek yang dibangun.

C. Socio-Engineering dalam Project Stakeholder Management


● Social System
Social system adalah atribut-atribut yang melekat pada seseorang seperti: sikap (attitude),
keahlian (skill), nilai/norma yang diyakini (values), relasi sesama manusia, pengakuan dan
penghargaan (reward system), dan wewenang struktural (authority structure).
● Engineering System
Engineering system adalah hal yang berkaitan dengan process, tasks, sumber daya
peralatan, teknologi, dan kegiatan yang digunakan untuk mentransformasi berbagai input
menjadi satu kesatuan output berupa satu produk.
● Socio-Engineering
Socio-engineering adalah ilmu yang menggabungkan antara sistem sosial (people and
society) dan sistem rekayasa (engineering) dalam satu kesatuan sistem. Ilmu ini berkaitan
dengan hal yang mengurai interaksi atau relasi individu atau kelompok manusia dalam sistem
rekayasa.
● Project Stakeholder Management
Project Stakeholder Management adalah proses mengatur komunikasi antar pemangku
kepentingan yang ada dalam suatu proyek dalam hal pengerjaan proyek maupun dalam
bentuk input ataupun output proyek. Project Stakeholder Management terlibat dalam
identifikasi pemangku kepentingan/kebijakan, analisis input dan output (harapan), dan
pengembangan strategi yang tepat dalam menyukseskan suatu proyek terkhusus dalam aspek
socio-engineering. Project Stakeholder Management dapat berupa individu ataupun
kelompok yang ditunjuk pada suatu proyek.
Beberapa jenis reaksi masyarakat terhadap suatu Project Stakeholder Managemen yang
dilakukan di lingkungan masyarakat berdasarkan refleksi literatur dan pengalaman lapangan:
1. Masyarakat Kecewa
a. Masyarakat kurang dilibatkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan proyek
b. Masyarakat hanya sebagai objek pembangunan
c. Masyarakat kurang diberi ruang aspirasi
2. Masyarakat Miskomunikasi
a. Masyarakat menerima informasi yang kurang akurat
b. Masyarakat mendapat informasi pada waktu yang tidak tepat
c. Masyarakat mendapat informasi yang tidak sesuai dengan yang ada di fakta
lapangan
3. Masyarakat Melawan
a. Masyarakat membenntuk kelompok aksi di luar sistem konstitusi
b. Masyarakat memberikan pengaruh/tekanan terhadap keputusan proyek (social
pressure)
c. Masyarakat melakukan demonstrasi berulang kali dan membuat petisi untuk
melawan pelaksanaan konstruksi proyek
4. Masyarakat Menggugat
a. Masyarakat mengajukan gugatan hukum
b. Masyarakat menuntut keadilan hukum dengan peninjauan kembali proyek dan
pengajuan kasasi

Socio-Engineering berkoherensi dengan Project Stakeholder Management (PSM).


Socio-Engineering sebagai ilmu sistem analisis interaksi manusia dalam proses keteknikan.
Project Stakeholder Management sebagai ilmu merencanakan dan mengendalikan keterlibatan
stakeholder dalam proses proyek. Project Stakeholder Management Cycle terdiri dari Identify
Stakeholders, Gather Information on Stakeholders, Identify Stakeholders Mission, Determine
Stakeholder Strengths and Weaknesses, Identify Stakeholder Strategy, Predict Stakeholder
Behaviour, dan Implement Stakeholder Management Strategy.
Project Stakeholder Management mempunyai permulaan ada proses mengidentifikasi
stakeholder dan keluarannya stakeholder register. Selanjutnya, planning ada proses perencanaan
manajemen stakeholder dan keluarannya stakeholder management plan, project documents
updates, Lalu, Executing ada proses manage stakeholder engagement dan keluarannya issue log,
perubahan permintaan, meng-update rencana manajemen proyek, dokumen proyek, dan aset
proses organisasi. Yang terakhir, monitoring dan controlling ada proses control stakeholder
engagement dan keluarannya informasi performance work, perubahan permintaan, meng-update
dokumen proyek, dan meng-update assets process organisasi. Interest dan power yang tinggi
memiliki manage closely.
Metodologi socio-engineering yaitu identifikasi sistematis, analisis dan perencanaan
tindakan untuk berkomunikasi dengan dan memengaruhi pemangku kepentingan,
social-engineering yaitu suatu tata kelola perencanaan yang terkoordinasi sebagai upaya untuk
mengelola perubahan sosial dan tindakan masyarakat yang efektif, dan socio-technical yaitu
seorang individu, kelompok, atau organisasi, yang dapat memengaruhi, dipengaruhi oleh, atau
menganggap dirinya dipengaruhi oleh keputusan, kegiatan atau hasil dari suatu proyek.
Keberhasilan pembangunan infrastruktur mempunyai keterkaitan dengan partisipasi stakeholder.

D. Analisis Stakeholder Dalam Pembangunan Infrastruktur SDA

Ranah analisis stakeholder atau pemangku kepentingan dapat dikelompokkan menjadi 3:


stakeholders eksternal, stakeholders internal, dan sumber daya proyek. Stakeholder eksternal
terdiri dari pihak-pihak yang berafiliasi secara tidak langsung dengan proyek, seperti masyarakat
umum, media, dan pemerintah lokal. Sedangkan stakeholders internal terdiri dari pihak-pihak
yang berafiliasi secara langsung dengan proyek, seperti pemilik proyek, supplier, kontraktor, dan
pengguna. Pertimbangan perancangan PSM (project stakeholder management) juga tidak boleh
melupakan pertimbangan aspek IPOLEKSOSBUD (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya).
Dalam analisis stakeholder, perlu diidentifikasi tingkat power dan interest dari
masing-masing stakeholder sebagai pertimbangan selama pelaksanaan proyek. Pihak dengan
power rendah dan interest rendah sebaiknya diberikan usaha minimal saja, power tinggi dan
usaha rendah dipastikan tetap puas, power rendah dan interest tinggi harus terus terinformasi,
sedangkan power tinggi dan interest tinggi harus sangat diperhatikan karena kelompok inilah
pemain kunci dari pelaksanaan proyek.

Stakeholders juga dapat dikelompokkan berdasarkan kekuasaan, urgensi, dan legitimasi


yang dimilikinya. Stakeholders dengan kekuasaan yang sangat besar dapat disebut sebagai
stakeholders aktif, legitimasi besar dapat disebut sebagai stakeholders diskresioner, urgensi besar
dapat disebut sebagai stakeholders yang menuntut. Terdapat sebutan juga untuk irisan-irisannya,
namun yang dapat mencakup keseimbangan antara kekuasaan, urgensi, dan legitimasi adalah
stakeholders yang definitif.
Setelah dilakukan analisis stakeholders, perlu ditetapkan sebuah strategi untuk mengelola
stakeholders. Metodologi dari manajemen stakeholders strategis untuk pendekatan
socio-engineering terbagi menurut stakeholders internal dan eksternal, namun keduanya terdiri
dari langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tujuan inti
b. Tujuan pengelolaan stakeholders
c. Stakeholders
d. Kebutuhan/ekspektasi
e. Strategi
f. Taktik
g. Catatan dan tips
Pendekatan proyek yang melibatkan stakeholders dapat terbagi menjadi 2: overarching
(merangkul) dan operasional (penggunaan). Pendekatan overarching memiliki karakteristik:
sistematis, dukungan tingkat atas, proaktif, mempertahankan hubungan, dan menanggapi
dinamika kepentingan kekuasaan. Sedangkan pendekatan operasional memiliki karakteristik:
komunikasi efektif, keterampilan manajemen, keterampilan negosiasi, menjualkan, ada insentif,
konsesi, lokakarya dan pertemuan, serta melibatkan intuisi.

Pengembangan strategi manajemen stakeholders dalam sebuah proyek konstruksi patut


mencakup: input informasi, pra-syarat, estimasi stakeholders, dukungan berkesinambungan, dan
pembuatan keputusan. Adanya pertimbangan akan hal-hal ini akan dapat menunjang kelancaran
proyek terutama dalam hal mitigasi risiko dan perencanaan pelaksanaan yang terpadu.

Sukses Berinteraksi
a. Memerlukan pemahaman tentang kebutuhan sosial
b. Kebutuhan sosial: cinta, penerimaan, dan kepemilian, pada tingkat ini kebutuhan akan
hubungan emosional mendorong perilaku manusia
c. Memenuhi kebutuhan sosial : persahabatan, ketertarikan romantis, keluarga, grup sosoal,
grup komunitas, organisasi keagamaan
HIERARKI MASLOW OF NEEDS
•Penting bagi Project Stakeholder Management menggunakan Hierarki Maslow sebagai
Instrument Socio-Engineering dalam rangka memecahkan masalah sosial pada pembangunan
infrastruktur SDA

Dibutuhkan 3 Kecerdasan :
1.Kecerdasan Intelektual (IQ)
2.Kecerdasan Emosional (EQ)
3.Kecerdasan Spiritual (SQ)

Kesimpulan

1. Bahwa pelaksanaan pembangunan infrastruktur SDA diperhadapkan dengan berbagai


masalah sosial yaitu adanya penolakan dari masyarakat (Individu/Kelompok) dengan
berbagai alasan antara lain proses pembebasan tanah yang tidak sesuai harapan (besaran
dan bentuk kerugian tidak sesuai harapan).
2. Bahwa masalah sosial berupa penolakan masyarakat bisa terjadi pada saat Tahap Pra
Konstruksi, Tahap Konstruksi, dan Tahap Pasca Kontruksi proyek tersebut.
3. 1.Bahwa Project Stakeholder Management harus melihat penolakan dimaksud sebagai
bagian dari partisipasi masyarakat (public participatory) dalam menyukseskan
pembangunan infrastruktur SDA.
4. Bahwa dalam merespons masalah sosial berupa penolakan masyarakat, maka
KAPABILITAS dan KAPASITAS Project Stakeholder Management di bidang
Socio-Engineering PERLU DITINGKATKAN.
5. Bahwa Pengelola Proyek selalu berkoordinasi dan berkomunikasi dengan para
Stakeholders, baik itu Pemerintah Daerah maupun Instansi Sektor terkait.

Anda mungkin juga menyukai