Anda di halaman 1dari 9

AAJ 3 (3) (2014)

Accounting Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj

PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, GAYA


KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN STRUKTUR AUDIT
TERHADAP KINERJA AUDITOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR
AKUNTAN PUBLIK DI KOTA SEMARANG)

Ristina Sitio  Indah Anisykurlillah

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendapatkan bukti empiris mengenai (1)
Diterima Juni 2014 pengaruh pemahaman good governance terhadap kinerja auditor; (2) pengaruh gaya
Disetujui Juli 2014 kepemimpinan terhadap kinerja auditor; (3) pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja auditor;
Dipublikasikan Agustus (4) pengaruh struktur audit terhadap kinerja auditor. Populasi penelitian ini adalah auditor yang
2014 bekerja pada KAP di wilayah kota Semarang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
________________ convenience sampling. Sampel dalam penelitian ini yaitu 55 auditor yang terdapat pada 9 KAP.
Keywords: Metode pengumpulan data menggunakan metode kuesioner. Analisis data dengan regresi
Good Governance berganda menggunakan SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukkan variabel pemahaman good
Comprehension, Leadership governance, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, dan struktur audit berpengaruh secara parsial
Style, Organizational dan simultan terhadap kinerja auditor. Saran bagi KAP diharapkan untuk terus meningkatkan
Culture, Audit Structure, pemahaman good governance auditornya.
Auditor Performance
____________________ Abstract
___________________________________________________________________
The aims to examine and of this research are; analize and find out the empirical evidence about (1) the
influence of good governance comprehension to auditor performance; (2) the influence of leadership style to
auditor performance; (3) the influence of organizational culture to auditor performance; (4) the influence of
audit structure to auditor performance. This research population is laboring auditor at KAP in Semarang
region. In this research convenience sampling is used to get the sample. Which is 55 auditors sample taken from
9 KAP. Data analysis in multiple regression is done with SPSS 21 version. The result indicates that
comprehension variable of good governance, leadership style, organization culture, audit structure have partial
and simultan influence to auditor performance. Suggestions for KAP are expected to continue to increase good
governance comprehension auditors.

© 2014 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6765
Gedung C6 Lantai 2 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: ristinasitio88@gmail.com

301
Ristina Sitio / Accounting Analysis Journal 3 (3) (2014)

PENDAHULUAN Dewasa ini semakin menjamurnya


Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) di
Kebutuhan perusahaan akan pengauditan Indonesia menyebabkan Kantor Akuntan Publik
kegiatan perusahaannya menunjukkan (KAP) lokal perlu meningkatkan kualiatas jasa
pentingnya peran auditor dalam dunia yang diberikan agar tidak kalah saing dengan
perekonomian. Hal ini menyebabkan Kantor Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA). Selain
Akuntan Publik (KAP) harus meningkatkan karena persaingan antar Kantor Akuntan Publik
terus kualitas jasa audit yang dilakukan para (KAP) perlunya peningkatan mutu jasa audit
auditornya. Kualitas Kantor Akuntan Publik juga dilihat dari jumlah akuntan publik yang
(KAP) dapat dilihat dari kinerja Akutan Publik aktif di Indonesia. Pada tahun 2011, Ikatan
yang bekerja di dalamnya. Kinerja tersebut Akutan Indonesia (IAI) menyatakan Indonesia
disebut Kinerja Auditor. Kinerja Auditor masih banyak kekurangan tenaga akuntan.
merupakan hasil dari kerja auditor dalam Jumlah akuntan di Indonesia hanya 800 orang,
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung hanya 700 anggota aktif. Separuh dari jumlah
jawab auditor itu. Kinerja auditor menjadi tolak akuntan yang aktif tersebut telah berusia di atas
ukur dari kerja auditor, apakah sudah baik atau 50 tahun. Hal ini menunjukan perlu adanya
belum. peningkatan kinerja akuntan-akuntan muda agar
Kinerja auditor merupakan tindakan atau terus dapat melakukan jasa audit tanpa
pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah tergantung oleh akuntan senior di Kantor
diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu Akuntan Publik mereka. Pada tahun 2008,
tertentu. Kinerja (prestasi kerja) dapat diukur dalam http//:www.tempo.co/read/news/
melalui pengukuran tertentu (standar), dimana diakses pada Rabu, 8 Januari 2014 pukul 17:27
kualitas adalah berkaitan dengan mutu kerja WIB, diberitakan terjadi kasus sanksi
yang dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah pembekuan kepada 15 Akuntan Publik (AP) dan
jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun satu Kantor Akuntan Publik.
waktu tertentu, dan ketepatan waktu adalah Kembali lagi pada tahun 2008, Menteri
kesesuaian waktu yang telah direncanakan Keuangan Sri Mulyani Indrawati membekukan
(Trisnaningsih, 2007). izin kantor akuntan publik (KAP) Drs Tahrir
Kinerja auditor tak lepas dari perilaku Hidayat dan Akuntan Publik (AP) Drs Dody
auditor dalam melaksanakan tugasnya. Teori Hapsoro. Pembekuan ini karena yang
atribusi yang dicetuskan oleh Fritz Heider bersangkutan telah melakukan pelanggaran
adalah teori yang mengkaji tentang perilaku terhadap Standar Auditing (SA) Standar
seseorang. Fritz Heider dalam Arfan (2010:90) Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam
menyatakan bahwa perilaku seseorang pelaksanaan audit atas laporan keuangan
ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan konsolidasi PT Pupuk Sriwidjaya (Persero) dan
internal (internal forces), yaitu faktor-faktor yang anak perusahaan tahun buku 2005. Kasus-kasus
berasal dari dalam dari diri seseorang, seperti diatas memberikan bukti bahwa masih
kemampuan atau usaha, dan kekuatan eksternal banyaknya auditor yang berkinerja buruk di
(external forces), yaitu faktor-faktor yang berasal Indonesia dan tidak tercapainya komitemen
dari luar, seperti kesulitan dalam pekerjaan atau auditor terhadap profesinya. Hal ini
keberuntungan. Perilaku auditor dipengaruhi menunjukkan perilaku auditor yang menyalahi
internal forces dan external forces merupakan dasar Standar Auditing dan Standar Profesional
terbentuknya perilaku auditor dalam bertindak Akuntan Publik (SPAP) serta menyebabkan
dalam pelaksanaan tugas maupun dalam menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap
menghadapi situasi dalam KAP sehingga dapat profesi akuntan publik. Terjadinya kasus-kasus
tercapainya kinerja auditor itu sendiri. di atas dikarenakan pengaruh faktor-faktor
internal dan eksternal perilaku auditor sehingga
berdampak pada pelaksanaan penugasan dan

302
Ristina Sitio / Accounting Analysis Journal 3 (3) (2014)

kinerjanya. Kasus diatas menunjukkan masih Semarang merupakan salah satu kota besar di
kurangnya pemahaman good governance yang Indonesia yang memiliki potensi ekonomi yang
dimiliki auditor. cukup besar. Wilayah Kota Semarang juga
Penelitian ini mengacu pada penelitian banyak berkembang kegiatan-kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh Sri Trisnaningsih (2007) seperti banyak ditemukan perusahaan-
yang juga meneliti tentang kinerja uditor. perusahaan industri serta perusahaan sektor
Penelitian ini juga mengacu beberapa penelitan perdagangan. Keberadaan perusahaan-
lain, yaittu penelitian Elya, dkk (2010) perusahaan tersebut serta kebutuhan akan
menunjukan pemahaman good governance dan evaluasi kegiatan perusahaan menjadikan peran
gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan jasa akuntan publik sangat di butuhkan. Penulis
signifikan terhadap kinerja auditor. Penelitian ingin mengetahui seberapa besar pengaruh
Fanini, dkk (2008), menyatakan bahwa kantor pemahaman good governance, gaya
akuntan publik yang menggunakan struktur kepemimpinan, budaya organisasi dan struktur
audit akan meningkatkan kinerja auditor. audit terhadap kinerja auditor yang bekerja pada
penelitian ini dilaksanakan di kota KAP di Kota Semarang. Adapun model
Semarang. Pemilihan wilayah penelitian di penelitian ini dari uraian tersebut adalah:
wilayah Kota Semarang dikarenakan kota

Pemahaman Good
Governance (X1)

Gaya Kepemimpinan
(X2) Kinerja Auditor

(Y)

Budaya Organisasi
(X3)

Stuktur Audit

(X4)

Gambar 1 Model Penelitian

Hipotesis yang dapat dikembangkan dari meningkatkan efisiensi operasional perusahaan


kerangka berfikir dalam penelitian ini, yaitu: serta lebih meningkatkan pelayanan kepada
Pengaruh Pemahaman Good Governance stakeholder (FCGI, 2000 dalam Trisnaningsih
terhadap Kinerja Auditor 2007). Auditor yang memiliki pemahaman akan
Trisnaningsih (2007) menyatakan good good governance yang baik akan melaksanakan
governance digunakan untuk mendorong kinerja pekerjaannya sesuai etika profesinya
perusahaan serta memberikan kepercayaan bagi memberikan arahan jelas akan perilakunya.
pemengang saham dan masyarakat. Salah satu Pengimplementasian good governance akan
manfaat yang bisa dipetik dengan melaksanakan mendongkrak auditor melaksanakan
good governance adalah meningkatkan kinerja pengauditan dengan baik sehingga tercapai pula
perusahaan melalui terciptanya proses kinerja yang cemerlang.
pengambilan keputusan yang lebih baik,

303
Ristina Sitio / Accounting Analysis Journal 3 (3) (2014)

H1: Pemahaman good governance seacara Pengaruh Struktur Audit terhadap


parsial berpengaruh positif terhadap kinerja Kinerja Auditor
auditor. Bowrin (1998) dalam Fanani (2008)
menyatakan bahwa struktur audit adalah sebuah
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap pendekatan sistematis terhadap auditing yang
Kinerja Auditor dikarakteristikkan oleh langkah-langkah
Fleishman (Gibson, 1996:334) penentuan audit, prosedur rangkaian logis,
menyatakan kepemimpinan adalah upaya keputusan, dokumentasi, dan terintegrasi untuk
mempengaruhi kegiatan pengikut melalui proses membantu auditor melakukan audit. Struktur
komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu. audit membantu auditor senior dalam
Kepemimpinan penggunakan pengaruh yang menyajikan perintah kepada staf auditnya
dimiliki seorang pemimpin kepada mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan.
karyawannya. Kepemimpinan seorang Sehingga pelaksaan audit akan semakin mudah
pemimpin satu dengan pemimpin lainnya sehingga kinerja auditor tersebut meningkat
memiliki cara-cara tersendiri hal ini disebut juga.
sebagai gaya kepemimpinan. Gibson (1996:368) H4: Struktur audit secara parsial
menyatakan bahwa perilaku pemimpin memiliki berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.
dampak atas prestasi bawahannya. Hal ini dapat
diartikan bahwa gaya kepemimpinan yang Pengaruh Pemahaman Good Governance,
dimiliki seorang pemimpin mempengaruhi Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan
tercapainya kinerja bawahaya. H2: Gaya Struktur Audit Secara Simultan Terhadap
kepemimpinan secara parsial berpengaruh Kinerja Auditor
positif terhadap kinerja auditor Auditor dalam melaksanakan tugasnya
selalu dihadapkan pada situasi-situasi yang
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap mengharuskan seorang auditor untuk
Kinerja Auditor mengambil keputusan dalam melaksanakan dan
John. M (2006:46) menyatakan bahwa menyelesaikan pengauditan. Perilaku auditor
budaya organisasi melibatkan ekspektasi, nilai, dalam mengambil keputusan dalam penghadap
dan sikap bersama, hal tersebut memberikan situasi selama pelaksanaan pengauditan dapat
pengaruh pada individu, kelompok, proses mempengaruhi kinerja auditor tersebut. Perilaku
organisasi. Dari pendapat Jon. M ini dapat auditor ini dipengaruhi oleh faktor internal dan
diungkapkan bahwa budaya organisasi faktor eksternal. Sesuai teori yang dikemukakan
mempengaruhi seluruh aspek dalam organisasi oleh Fritz Heider bahwa perilaku seseorang
termasuk individu didalamnya. Perilaku dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
organisasi ini akan sangat memepengaruhi eksternal. Perilaku auditor dipengaruhi faktor
dalam berkomitmen terhadap pekerjaannya dan internal dan faktor eksternal yang merupakan
organisasi, yang ditunjukkan dalam cara dasar terbentuknya perilaku auditor tersebut
pencapaian tujuan organisasi. Anggota dalam bertindak. Faktor internal dan eksternal
organisasi yang memiliki kesepakatan bersama ini secara bersamaan dapat mempengaruhi
akan sistem budaya organisasi dalam mencapai kinerja auditor. Faktor internal dalam penelitian
tujuan organisasinya akan meningkatkan pula ini yaitu pemahaman good governance. Sedangkan
kinerjanya. faktor eksternal meliputi gaya kepemimpinan,
H3: Budaya organisasi secarra parsial budaya organisasi dan struktur audit.
berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. H5: Pemahaman good governance, gaya
kepemimpinan, budaya organisasi dan struktur
audit secara simultan berpengaruh terhadap
kinerja auditor.

304
Ristina Sitio / Accounting Analysis Journal 3 (3) (2014)

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Tabel 1 Deskripsi Perolehan Sampel
No Kantor Akuntan Publik (KAP) Sampel
1 KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah, dan Jerry 9
2 KAP Bayudi Watu dan Rekan 8
3 KAP Riza, Adi, Syahril, dan Rekan 6
4 KAP Ruchendi, Mardjito, dan Rushadi 7
5 KAP Sodikin dan Herijanto 5
6 KAP Suhartati dan Rekan 5
7 KAP Tahrir Hidayat 4
8 KAP Tarmizi Achmad 5
9 KAP Yulianti 6
Jumlah 55
Populasi dalam penelitian ini yaitu convenience sampling dengan menyebarkan
sebanyak 114 dari 18 KAP. Sampel penelitian kuesioner secara langsung kepada auditor yang
sebanyak 55 auditor dari 9 KAP. Pengambilan bersedia menjadi responden.
sampel penelitian ini menggunakan teknik
Variabel Penelitian
Tabel 2 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Pengukuran
Kinerja Auditor hasil dari pelaksanaan dan tanggungjawab kemampuan, komitmen,
(Y) pekerjaan yang dilakukan oleh seorang profesi, motivasi, dan kepuasan
auditor berdasarkan kemampuan, kerja. Larkin (1990) dalam
tanggungjawab, dan keobyektifan dalam Trisnaningsih (2007).
melaksanakan pengauditan.

Pemahaman sejauh mana seorang auditor memahami prinsip keadilan, transparansi,


Good Governance konsep tata kelola yang baik. akuntabilitas, dan pertanggung
jawaban. Indonesian Institute of
Corporate Governance dalam
Trisnaningsih (2007).

Variabel Definisi Operasional Pengukuran


Budaya sebagai nilai-nilai yang telah mendarah 4 elemen budaya organisasi
Organisasi daging dalam suatu organisasi, dianut yang berorientasi pada orang
bersama sebagai acuan dalam pencapaian dan 4 elemen budaya
tujuan organisasi. organisasi yang berorientasi
pada pekerjaan. Hofstede
(1990) dalam Trisnaningsih
(2007).
Struktur Audit suatu pedoman berupa langkah-langkah instrumen yang dikembangkan
sistematis dalam melaksanakan kegiatan oleh Yunilma (2000) dalam
pengauditan yang berguna dalam Fanani, dkk (2008).
memudahkan auditor dalam
melaksanakan langkah mana dulu yang
harus dilakukan dalam proses
pengauditan.

305
Ristina Sitio / Accounting Analysis Journal 3 (3) (2014)

Metode Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN


Metode analisis data yang digunakan Analisis Statistik Deskriptif
yaitu menggunakan analisis statistik deskriptif Penelitian ini menggunakan sampel
dan analisis inferensial dalam penelitian ini sebanyak 55 dari 9 KAP di Kota Semarang.
menggunakan alat analisis Regresi Berganda. Dari sampel tersebut dilakukan analisis
deskriptif sebagai berikut:
Tabel 2 Definisi Operasional Variabel
N Min Max Mean Std. Deviation
Kinerja Auditor 55 30 40 34,11 1,931
Pemahaman Good Governance 28 39 33,18 2,310
Gaya Kepemimpinan 29 42 34,56 2,587
Budaya Organisasi 26 35 30,18 2,038
Struktur Audit 14 25 19,24 2,396
Dari deskripstif diatas menunjukkan tersebut dinyatakan valid. Kuesioner dalam
bahwa jumlah data sebanyak 55. Variabel penelitian ini dinyatakan reliabel karena
pemahaman good governance mempunyai.rata- memberikan nilai cronbach alfa > 0,70.
rata 34,11 yang termasuk dalam kategori tingkat
pemahaman good governance yang tinggi. Uji Prasyarat
Variabel gaya kepemimpinan menunjukkan rata- Hasil uji normalitas diketahui bahwa nilai
rata 34,56 termasuk gaya kepemimpinan baik. unstandardized residual memiliki angka
Budaya organisasi dalam penelitian ini probabilitas sebesar 0,579. Angka tersebut lebih
menunjukkan nilai rata-rata 30,18 yang berarti besar dari nilai signifikansi 0,05, sehingga
budaya organisasi KAP Semarang dalam dinyatakan berdistribusi normal dan layak
kategori baik. Penggunaan struktur audit dalam diujikan ke regresi berganda. Hasil uji
kategori struktur audit yang tinggi karena multikolonieritas menunjukkan bahwa setiap
memiliki nilai rata-rata 19,24. Kinerja auditor di variabel dependen mempunyai nilai tolerance >
KAP Semarang dalam penelitian ini dengan 0,1 dan nilai VIF < 10. Jadi dapat disimpulkan
rata-rata 34,11 dengan kategori sedang. bahwa tidak terjadi multikolinieritas dalam
Analisis Regresi Linear Berganda model regresi ini.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil uji validitas bahwa semua item Pengujian Hipotesis
pertanyaan atas variabel pemahaman good Uji t digunakan untuk melihat pengaruh
governance, gaya kepemimpinan, budaya parsial yang terjadi antara variabel dependen
organisasi, struktur audit dan kinerja audit dengan variabel independen, hasil uji t adalah
dinyatakan valid, tingkat signifikansiyang sebagai berikut :
didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data
Tabel 6 Hasil Uji Statistik t
Unstandardized Standardized Hasil
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 6.717 2.989 2.247 .029 Diterima
Pemahaman good governance .232 .081 .278 2.866 .006 Diterima
Gaya kepemimpinan .239 .069 .320 3.437 .001 Diterima
Budaya Organisasi .260 .089 .275 2.940 .005 Diterima
Struktur Audit .186 .080 .230 2.314 .025 Diterima
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor

306
Ristina Sitio / Accounting Analysis Journal 3 (3) (2014)

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa memahami good governance dengan baik dapat
masing-masing nilai probabilitas variabel meningkatkan kinerjanya auditor. Hasil
pemahaman good governance, gaya penelitian ini mendukung penelitian Elya, dkk
kepemimpinan, budaya organisasi, dan struktur (2010) yang menyatakan bahwa auditor yang
audit mampu menjelaskan variabel dependen memahami good governance akan mempengaruhi
kinerja auditor. kinerjanya. Namun berlawanan dengan
Trisnaningsih (2007), Yuskar (2011), dan
Tabel 7 Hasil Uji Statistik F Sugiarto (2012) yang dalam penelitiannya
Sum of Mean disebutkan bahwa auditor yang hanya
Model Squares Df Square Fmemahami Sig. good governance saja tidak
berpengaruh pada kinerja auditornya.
1 Regression 134.349 4 33.587 25.066 .000a
Residual 66.997 50 1.340
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Total 201.345 54 Kinerja Auditor
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1 Hasil penelitian ini selaras dengan teori
b. Dependent Variable: Y atribusi bahwa gaya kepemimpinan merupakan
faktor eksternal dari diri auditor, untuk gaya
kepemimpinan seorang pemimpin KAP dimana
Berdasarkan Tabel 7 besarnya nilai
auditor bekerja mempengaruhi sikap dan
probabilitas 0,000, maka dengan kata lain
pengambilan keputusan dalam melaksanakan
variabel independen pemahaman good
tugasnya. Semakin baik cara memimpin seorang
governance, gaya kepemimpinan, budaya
pemimpin dimana auditor bekerja maka kinerja
organisasi dan struktur audit secara bersama-
auditor tersebut akan meningkat. Hasil
sama mampu menjelaskan besarnya variabel
penelitian ini mendukung penelitian
dependen kinerja auditor.
Trisnaningsih (2007) dan Elya,dkk (2010). Hasil
Model persamaan regresi yang digunakan
penelitian keduanya menunjukkan gaya
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
kepemimpinan berpengaruh singnifikan
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e terhadap kinerja auditor. Hasil pengujian dan
analisis penelitian Elya, dkk 2010) menyatakan
bahwa semakin baik cara memimpin seseorang
pimpinan dimana auditor bekerja maka akan
Menurut hasil output data yang diolah
semakin mempengaruhi kinerja auditor.
menggunakan SPSS versi 21 diperoleh
Penelitian ini semakin memperkuat hubungan
persamaan regresi sebagai berikut :
gaya kepemimpinan terhadap peningkatan
Y = 6,717+ 0,232X1 + 0,239X2 + 0,260X3+ kinerja auditor.
0,186X₄+ e
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Auditor
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini selaras dengan teori
Pengaruh Pemahaman Good Governance
atribusi bahwa budaya organisasi merupakan
Terhadap Kinerja Auditor
faktor eksternal dari diri auditor. Budaya KAP
Hasil penelitian ini selaras dengan teori
dimana auditor bekerja mempengaruhi sikap
atribusi bahwa pemahaman auditor akan good
dan pengambilan keputusan dalam
governance merupakan faktor internal dari dalam
melaksanakan tugasnya. Auditor yang
diri auditor untuk memahami good governance
menjadikan budaya organisasi sebagai dasar
dan mengimplementasikan pemahaman tersebut
bertindak akan berperilaku sebagaimana nilai-
dalam melaksanakan tugas. Seorang auditor
nilai yang terkandung dalam budaya organsasi.
yang memahami good governance berperilaku
Hal tersebut berarti semakin baik budaya
sesuai pilar-pilar good governance. Auditor yang

307
Ristina Sitio / Accounting Analysis Journal 3 (3) (2014)

organisasi dalam KAP dimana auditor bekerja audit secara bersama-sama mempengaruhi
dan auditor bertindak mengikuti budaya yang perilaku auditor dalam melaksanakan tugasnya.
baik maka kinerja auditor tersebut akan Sehingga penugasan yang tercapai sesuai tujuan
meningkat. Hasil penelitian ini mendukung juga di iringi oleh peningkatan kinerja
penelitian Yuskar (2011). Yuskar (2011) auditornya. Auditor yang memahami good
menyimpulkan bahwa sebuah organisasi yang governance dengan baik serta di dukung oleh
memiliki budaya organisasi yang baik, maka adanya pemimpin yang memimpin auditor-
akan cenderung menciptakan perasaan nyaman auditornya dengan baik akan meningkatkan
bagi karyawan sehingga karyawan mampu kinerja auditornya. Figur pemimpin tidak hanya
bekinerja dengan baik. Namun penelitian ini sebatas mempengaruhi stafnya namun
berlawanan dengan penelitian Trisnaningsih pemimpin berperan pula dalam pembentukan
(2007) yang menyatakan bahwa budaya budaya organisasinya. Budaya organisasi yang
organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja baik akan mendorong produktivitas kerja
auditor. auditor menjadi lebih berkualitas sehingga
meningkatkan kinerja auditor tersebut. Struktur
Pengaruh Struktur Audit Terhadap Kinerja audit membantu auditor dalam pelaksanaan
Auditor tugasnya. Auditor yang memiliki pengetahuan
Hasil penelitian ini selaras dengan teori akan struktur audit akan mempengaruhi
atribusi bahwa struktur audit merupakan faktor perilaku auditor tersebut dalam bertindak sesuai
eksternal dari diri auditor, penggunaan struktur struktur audit yang berlaku. Semua variabel
audit oleh auditor mempengaruhi sikap dan independen dalam penelitian ini secara bersama-
pengambilan keputusan dalam melaksanakan sama mempengaruhi kinerja auditror.
tugasnya struktur audit juga membantu auditor
dalam bekerja. Hal tersebut berarti jika struktur Tabel 8 Hasil Uji Koefisien Determinasi
audit digunakan dengan baik oleh auditor dalam
R Adjusted Std. Error of
melaksanakan tugasnya maka kinerja auditor Model R Square R Square the Estimate
tersebut akan meningkat. Hasil penelitian ini
1 .817a .667 .641 1.15756
mendukung penelitian Fanani, dkk (2008).
Fanini, dkk (2008), menyatakan bahwa kantor Predictors: (Constant), X4, X2, X3, X1
akuntan publik yang menggunakan struktur Dependent Variabel: Y
audit akan meningkatkan kinerja auditor.
Namun penelitian ini berlawanan dengan Hasil nilai koefisien determinasi yang
penelitian Ichwan (2012) dan Sugiarto (2012) disesuaikan atau disebut Adjusted R2 sebesar
yang menyatakan bahwa struktur audit tidak 0,641 = 64,1% ini berarti variabel bebas
berpengaruh terhadap kinerja auditor. Penelitian pemahamangood governance, gaya
ini semakin memperkuat hubungan struktur kepemimpinan, budaya organisasi, dan struktur
audit terhadap peningkatan kinerja auditor. auditsecara bersama-sama mempengaruhi
variabel dependen yaitu kinerja auditor sebesar
Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya 64,1% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain
Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan diluar model penelitian ini.
Struktur Audit Secara Simultan Terhadap
Kinerja Auditor
Hasil penelitian ini selaras dengan teori SIMPULAN
atribusi yang menyatakan faktor internal dan
eksternal seseorang berperan dalam Hasil pengujian regresi berganda
pembentukan perilakunya. Faktor internal good menghasilkan, pemahaman good governance
governance dan faktor eksternal meliputi gaya secara parsial berpengaruh positif terhadap
kepemimpinan, budaya organisasi dan struktur kinerja auditor. Gaya kepemimpinan secara

308
Ristina Sitio / Accounting Analysis Journal 3 (3) (2014)

parsial berpengaruh positif terhadap kinerja Locus of Control Terhadap Kinerja Auditor”.
auditor.Budaya organisasi secara parsial Pekan Baru: Universitas Riau
berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.
Mulyadi. 2009. Auditing 1. Jakarta: Salemba Empat
Struktur audit secara parsial berpengaruh positif
terhadap kinerja auditor. Pemahaman good
Prajinto, Sugiarto. 2012. “Faktor Faktor yang
governance, gaya kepemimpinan, budaya Mempengaruhi Kinerja Akuntan Publik di
organisasi, dan struktur audit berpengaruh Jakarta”. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Vol.14
secara simultan terhadap kinerja auditor.
Robbins, P. Stephen. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku
DAFTAR PUSTAKA Organisasi. Edisi Keliima. Jakarta: Erlangga

Fanini, Zaenal., Rhenny Afriana Hanif dan Bambang Stuart, Irish dan Douglas F.Prawitt. 2004. “The
Subroto. 2008. “Pengaruh Struktur Influence of Audit Structure on Auditors
Audit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Performance In High and Low Complexity
Peran Terhadap Kinerja Auditor”. Jurnal Task Setting”. Journal of Behavior Research
Akuntansi Keuangan Indonesia in Accounting

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Suryana, Fajar Hadi. 2013. “Pengaruh Struktur
dengan program IBM SPSS19. Jakarta: Badan Audit, Komitmen Organisasi, Konflik Peran
Penerbit Universitas Diponegoro dan Efektivitas Penggunaan Teknologi Sistem
Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja
Gibson, James., John M. Ivancevic, dan James H. Auditor”. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Donnelly. 1996. Organisasi: Perilaku, Syarif Hidayatullah Jakarta
Struktur, dan Proses. Terjemahan. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga Trisnaningsih, Sri. 2007. “Independensi Auditor dan
Komitmen Organisasi sebagai Mediasi
Hofstede, Greet. 1991. Cultures and Organizations: Pengaruh Pemahaman Good Governance,
Intercultural Coorperation And Its Importance Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
For Survival, Software of The Mind.Great Terhadap Kinerja Auditor”. Jurnal
Britain: McGraw-Hill International (UK) Simposium Nasional Akuntansi X

http//:www.tempo.co/read/news/. Diakses pada Wati, Elya., Lismawati, dan Nila Aprilla. 2010.
tanggal 8 Januari 2014 “Pengaruh Independensi, Gaya
Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, dan
Ivancevice, John. M., Robert Konopaske dan Michael Pemahaman Good Governance Terhadap
T. Matteson. 2006. Perilaku dan Manajemen Kinerja Auditor Pemerintah”. Jurnal
Organisasi. Terjemahan. Jakarta: Salemba Simposium Nasional Akuntansi XIII
Empat
Yuskar, H., dan Selly Devisia. 2011. “Pengaruh
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Independensi Auditor, Komitmen Organisasi,
Jakarta: Salemba Empat Pemahaman Good Governance, Integritas
Auditor, Budaya Organisasi, dan Etos Kerja
Maulana, Ichwan. 2012. “Pengaruh Struktur Audit, Terhadap Kinerja Auditor”. Jurnal
Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran dan Simposium Nasional Akuntansi XIV

309

Anda mungkin juga menyukai