Anda di halaman 1dari 8

Nama : Evan Ewaldo Surbakti

Gina Catrina Br Ginting

Kevin William Aritonang

Selvi Pebiana Br Karo

Tingkat/Jurusan : IC/ Teologi

Mata Kuliah : Sosiologi Agama

Dosen Pengampu : Marhasil Hutasoit M. Th

PENGARUH AGAMA DALAM EKONOMI

I. Pendahuluan
Pada pembahasan sebelumnya kita telah mempelajari Agama dan Teknologi.
Dan pada pembahasan kali ini kita diberikan kesempatan untuk membahas tentang
Agama dan Ekonomi. Karena dalam kegiatan dan permasalahan ekonomi juga ada
juga keterlibatan agama didalamnya. Karena agama bukan hanya membahas manusia
dengan Tuhan nya tetapi juga ada hubungannya dengan keberlangsungan perjalanan
ekonomi. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat bagi kita dan dapat menambah
wawasan kita sekalian.

II. Isi
1. Pengertian Ekonomi.
Istilah "ekonomi" berasal dari dua kata Yunani: oikos (ouxo) dan nomos
(quoc). atau "rumah tangga", dan nomos yang berarti "aturan" atau "adat" (tata
cara). Oikonomia berarti "penatalayanan" atau stewardship, atau manajemen suatu
rumah tangga. Seorang oikonomikos adalah seorang manajer atau seorang
penatalayan bagi suatu rumah tangga. Jadi pada awalnya, ekonomi berarti
manajemen, tata cara mengatur barang-barang dalam rumah tangga, bagaimana
bahan bahan makanan dan lain-lain itu diproduksi, dibagi-bagikan, dikonsumsi
atau digunakan demi kesejahteraan para anggota rumah tangga. Secara lebih luas,
tentunya pengertian oikonomia itu juga berlaku bukan saja bagi suatu rumah
tangga, tetapi juga berlaku untuk berbagai rumah tangga yang tergabung dalam
suatu komunitas atau masyarakat.
Pemahaman modern tentang istilah ekonomi sebagai suatu disiplin ilmu yang
mengarah pada kompetensi analitis dan profesional yang ber manfaat bagi
industri, keuangan dan pemerintahan dapat ditelusuri sampai pada Adam Smith,
seorang pemikir dan filsuf Skotlandia, yang sering disebut sebagai Bapak Ilmu
Ekonomi Pada tahun 1776 ia menerbitka buku terkenalnya: An Enquiry into The
Nature and Causes of The Weak of Nations.
Dalam diskusi kita mengenai tema ini, kita memahami "ekonomi sebagai suatu
disiplin ilmu yang berkaitan dengan produksi, distribui dan konsumsi atau
pemanfaatan barang-barang dan jasa serta cara bagai mana berbagai proses itu
diatur atau dikontrol. Jadi, ekonomi itu bukan lah merupakan suatu realitas yang
berdiri sendiri, melainkan merupaka suatu cara untuk mempertimbangkan realitas
sosial dan masyarakat yang kompleks, termasuk hubungan-hubungan dan
harapan-harapan pene orangan, kesetiaan dan prioritas yang mengatur proses
produksi, distri busi dan konsumsi.1

2. Pengertian Ekonomi Menurut Para Ahli


Selanjutnya Ekonomi dalam pengertian dan istilah terdapat beberapa definisi para
ahli sebagai berikut :
1. Pendapat Adam Smith, ekonomi adalah “Ilmu kekayaan atau ilmu yang
khusus mempelajari sarana-sarana kekayaan suatu bangsa dengan memusatkan
perhatian secara khusus terhadap sebab-sebab material dari kemakmuran, seperti
hasil-hasil industri, pertanian dan sebagainya”
2. Marshall mengemukakan : “Ekonomi adalah: Ilmu yang mempelajari usaha-
usaha individu dalam ikatan pekerjaan dalam kehidupannya sehari-hari. Ilmu
ekonomi membahas kehidupan manusia yang berhubungan dengan bagaimana
ia memperoleh pendapatan dan bagaimana pula ia mempergunakan pendapatan
itu”
3. Menurut Ruenez : “Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhannya dengan sarana-sarananya
yang terbatas yang mempunyai berbagai macam fungsi”.

1
Robert Setio, Teologi Ekonomi, (Jakarta: bpk Gunung Mulia) 33-34.
4. Mill J S mengungkapkan Ekonomi ialah sains praktikal tentang pengeluaran
dan penagihan.
5. Menurut Abraham Maslow Ekonomi adalah salah satu bidang
pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan
asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala
sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta
teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap
efektif dan efisien.
6. Pendapat Hermawan Kartajaya, Ekonomi adalah platform dimana sektor
industri melekat diatasnya.
7. Sedangkan menurut Paul A. Samuelson : Ekonomi merupakan cara-cara
yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-
sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan
mendistribusikannya
untuk dikonsumsi oleh masyarakat.2

3. Unsur-Unsur Ekonomi

Agar suatu aktivitas ekonomi dapat berlansung, dibutuhkan 3 unsur yaitu:

 Keinginan Manusia
 Sumber-Sumber Daya
 Cara-Cara Berproduksi

II.1. Keinginan Manusia


Keinginan manusia timbul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi
dalam kehidupannya. Dilihat dari kebutuhannya, keinginan manusia dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu keinginan pokok dan keinginan tambahan.
Keinginan pokok adalah keinginan yang pasti dipenuhi oleh setiap manusia dan
merupakan kebutuhan utama. Contohnya seperti : setiap manusia memerlukan
makanan, yempat tinggal, dan pakaian (biasa disebut sandang, pangan, papan).
Keinginan tambahan adalah keinginan selain keinginan pokok. Contohnya
seperti : mobil, motor, handphone, dll.

2
Hendra Safri, Pengantar Ilmu Ekonomi, (Kel. Balandai Kec. Bara Kota Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN
Palopon Jalan Agatis, 2018) 8-9
Seiring perkembangan peradaban, kebudayaan, dan ilmu maupun teknologi
sekarang keinginan manusia semakin bertambah, tidak hanya keinginan pokok
tetapi keinginan tambahan pun juga ikut bertambah dan beraneka ragam.
keanekaragaman ini dibedakan berdasarkan beberapa faktor yaitu, gender, usia,
selera, agama, pendidikan, dan adat istiadat. Karena beragamnya keinginan
manusia maka barang dan jasa yang dibutuhkan juga beragam. Misalnya manusia
makan menurut seleranya, memilih baju menurut selera, dan umur. Maka dapat
disimpulkan, keinginan manusia dapat dikelompokkan menjadi 2 ciri, Keinginan
yang beraneka ragam dan keinginan yang tak terbatas.

II.2. Sumber-Sumber Daya

Pengertian sumber daya adalah suatu nilai yang memiliki potensi atau unsur
dalam kehidupan. Sumber daya dapat berupa fisik dan non fisik. Sumber daya
dapat berubah ataupun hilang , dapat juga kekal. Selain itu sumber daya juga
dapat pulih atau terbarukan dan tidak terbarukan. Sumber daya yang dapat pulih
contohnya tanaman dan hewan (sumber daya hayati). alam ekonomi, sumber daya
dibutuhkan untuk memenuhi keinginan-keinginan manusia. Sumber daya dapat
dikatakan sebagai faktor-faktor produksi. Sumber sumber daya ada yang
disediakan oleh alam ada juga yang dibuat oleh manusia untuk memproduksi
barang dan jasa. Sumber daya (faktor produksi) dapat dibedakan menjadi:

 Tanah dan alam


 Modal
 Keahlian

II.3. Cara-Cara Berproduksi

Pada umumnya pembuatan suatu barang merupakan diluar bidang ekonomi,


tetapi persoalan barang-barang atau jasa-jasa yang harus diproduksi, berapa
banyak yang harus diproduksi, dan cara apa yang dilakukan untuk memproduksi
barang maupun jasa dengan meminimalkan pembiyaan merupakan bidang
ekonomi dan harus diperhatikan oleh ahli-ahli ekonomi.3

4. Relasi Agama dengan Ekonomi


3
https://uiita.wordpress.com/2012/10/27/unsur-unsur-penting-dalam-aktivitas-ekonomi/
3.1. Perspektif Kristen Tentang Ekonomi
Peristiwa yang belum lama ini menimpa Indonesia dan kawasan Asia Timur
dalam bidang ekonomi dan politik, tepat bila dinilai sebagai pengukuhan
kebenaran firman yang diucapkan Tuhan Yesus dalam perumpamaan-Nya "dua
macam dasar" (Mat. 7:24-27). Perumpamaan Tuhan Yesus yang diambil dari fakta
hidup sehari-hari itu jelas mengandung "common sense" yang berlaku bukan saja
bagi pembangunan kehidupan spiritual tetapi juga bagi seluruh aspek kehidupan
termasuk pembangunan kehidupan sosial ekonomi-politik. Bila kehidupan sosial-
ekonomi-politik tidak dibangun atas dasar-dasar yang kokoh yaitu prinsip-prinsip
keadilan, kejujuran, kerja keras dan cerdas, pelaksanaan hukum secara benar,
pencerdasan bangsa, sikap hemat, dan lain sebagainya, maka hal-hal yang berhasil
dibangun betapa pun megahnya ternyata hanya berdiri di atas dasar-dasar yang
rapuh.
Kebangkrutan ekonomi dan kejatuhan kepemimpinan politik belum lama ini
adalah akibat dari diabaikannya prasyarat-prasyarat tersebut. Penjarahan dan
perusakan yang belum lama ini terjadi di berbagai kota kita, betapapun dengan
pedih dan marah kita menyikapinya, hanya mungkin terjadi di dalam kondisi di
mana para penguasa dan pengusaha lebih dulu telah menjarahi kalangan bawah
dan membangun kegemilangan di atas kehancuran banyak pihak. Prinsip yang
sama pun berlaku juga untuk lingkup lebih luas. Lautan api yang melahap ratusan
ribu hektar hutan-hutan di Kalimantan, Sumatera; perikliman dunia yang beberapa
tahun terakhir ini menjadi kacau; malapetaka El Nino yang mungkin sekali akan
berkelanjutan dengan datangnya La Nina; semua kemungkinan besar diakibatkan
oleh kebijakan dan perilaku ekonomi-politik yang memperkosa prinsip-prinsip
ekologis.4

5. Hubungan Agama dan Ekonomi

Hubungan antara agama yang dianut dengan tingkat kemajuan ekonomi yang di
peroleh. Negara-negara di Timur seperti India dan Cina tidak mengalami kemajuan
yang berarti di dalam bidang ekonomi karena agama-agama yang dianut (Hindu dan
Buddha) menjauhkan mereka di dunia. Sementara itu, kapitalisme berkembang pesat
di Eropa Barat karena mereka menganut agama Kristen, khusunya Calvinisme.

4
Reformed.sabda.org/node/80, diakses tanggal 22 Maret 2022, pada pukul 16.37.
Melalui buku The Protestant ethic and the Spirit of Capitalism, Weber menunjukkan
“mengapa negara-negara Protestan di Eropa Barat mengalami kemajuann ekonomi
yang sangat pesat?”. Hal ini berarti nilai-nilai agama atau kepercayaan mempunyai
pengaruh terhadap kemajuan ekonomi dan bukannya sebagai opium bagi
masyarakat.5

6. Agama Dalam Menyikapi Kemiskinan

Untuk melihat peran atau fungsi agama dalam menghadapi masalah kemiskinan
tidak bisa dipisahkan dari peran agama dalam seluruh sector kehidupan manusia.
Selain kemiskinan itu sendiri hanya merupakan salah satu bagian dari permasalahan
kemanusiaan dalam kehidupan manusia yang berkaitan erat dengan masalah-masalah
lainnya, agama itu sendiri tidak bisa dilihat secara terpisah dari perannya yang
mengatur seluruh gerak aktivitas kehidupan manusia (pemeluknya).

Pada dasarnya, agama berperan sebagai pedoman hidup bagi manusia yang
akan menghantarkannya ke jalan keselamatan, baik di dunia ataupun di akhirat nanti.
Karena itu, agama merupakan suatu sistem yang total, meliputi seluruh sector
kehidupan manusia. Karena itu pula, maka agama akan senatiasa mempertautkan
dirinya dengan semua persoalan kemanusiaan yang dihadapi manusia. Dengan
demikian, setiap tantangan masalah kemanusiaan yang selalu dihadapi manusia adalah
juga merupakan tantangan bagi agama untuk menghadapinya. Hingga tantangan
tersebut bersifat permanen dan tidak pernah agama untuk tidak terpanggil dan dituntut
aktif dalam menghadapi masalah kemanusiaan yang selalu dihadapi manusia.

Selanjutnya, peran agama dalam mengahadapi kemiskinan juga dapat dilihat


dari perannya dalam proses pembangunan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang juga berarti menanggulangi masalah kemiskinan. Diantara peran
agama dalam pembangunan, menurut Mukti Ali adalah sebagai factor motivatif
kreatif, sublimatif dan integrative. Factor motivatif adalah yang mendorong,
mendasari, dan melandasi cita-cita serta amal perbuatan manusia dalam aspek
kehidupannya. la merupakan syarat mutlak untuk tiap usaha yang ingin dilakukan
secara bertanggungjawab. Tanpa motivasi yang jelas orang akan bekerja
untunguntungan, asal jadi, dan tidak bergairah, serta akan mudah menjadi portunis.

5
Bernard Raho, Agama dalam Perspektif Sosiologi, (Jakarta: KENCANA, 2016), 91.
Dan faktr kreatif adalah yang mendorong dan menghasung manusia, bukan hanya
untuk melakukan kerja positif saja. Sedangkan fungsi sublimatif adalah
mengkuduskan segala perbuatan manusia, baik yang bersifat keagamaan maupun
yang bersifat kedunjawian. Dan fungsi integrative yaitu, agama dapat memadukan
segenap kegiatan manusia, baik sebagai individu atau sebagai angota masyarakat
dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga terhindar dari bencana kepribadia yang
pecah dan mampu menghadapi tantangan serta resiko kehidupan.6

7. Agama Sebagai Solusi Masalah Ekonomi Dalam Pandangan Kristen


Dalam Kristen, dalam menghadapi arus globalisasi ekonomi yang terjadi pada
abad 21 ini, terdapat beberapa dampak positif dan negative yang mempengaruhi
keseimbangan kehidupan manusia sekarang ini. Untuk dampak positif yang
ditimbulkan oleh arus globalisasi ekonomi ini, antara lain:
Gereja, jemaat dan organisasi pelayanan diajak untuk menyejajarkan manejemen
ekonomi dan struktur investasi mereka dengan prinsip ekonomi AGAPE (yang
menekankan bahwa bumi dan semua kehidupan berasal dari Allah dan adalah
milik Allah).
Gereja menjadi lebih terpacu untuk terlibat dalam kerjasama antar iman dalma
mencari dan mengupayakan alternatif seperti "ekonomi cukup" sebagai tantangan
bagi ekonomi ketamakan dan persaingan.
Gereja lebih merasa terpanggil dalam mewujudkan aksinya keluar, melihat
kondisi masyarakat yang terkena dampak dari globalisasi ekonomi tersebut. Hal
ini terbukti dengan adanya deklarasi Accra, yang didalamnya membicarakan
tentang globalisasi ekonomi, dan komitmen untuk mentransformasi sistem.7

III. Kesimpulan
Agar suatu aktivitas ekonomi dapat berlangsung, dibutuhkan 3 unsur
yaitu: keinginan manusia, sumber-sumber daya, cara-cara berproduksi. Untuk
melihat peran atau fungsi agama dalam menghadapi masalah kemiskinan tidak
bisa dipisahkan dari peran agama dalam seluruh sector kehidupan manusia.
Selain kemiskinan itu sendiri hanya merupakan salah satu bagian dari
permasalahan kemanusiaan dalam kehidupan manusia yang berkaitan erat

6
Ahmad Sanusi, Agama di Tengah Kemiskinan, (Jakarta: LOGOS, 1999), 47-50.
7
http://nopry93.blogspot.com/2013/08/dampak-positifnegatif-globalisasi_16.html?m=1 diakses pada tanggal
27 Maret 2022, pukul 20:00 WIB.
dengan masalah-masalah lainnya, agama itu sendiri tidak bisa dilihat secara
terpisah dari perannya yang mengatur seluruh gerak aktivitas kehidupan
manusia (pemeluknya).
Hubungan antara agama yang dianut dengan tingkat kemajuan
ekonomi yang di peroleh. berarti nilai-nilai agama atau kepercayaan
mempunyai pengaruh terhadap kemajuan ekonomi dan bukannya sebagai
opium bagi masyarakat

IV. Daftar Pustaka

Setio, Robert, Teologi Ekonomi, (Jakarta: bpk Gunung Mulia)

Safri Hendra, Pengantar Ilmu Ekonomi, (Kel. Balandai Kec. Bara Kota Palopo: Lembaga
Penerbit Kampus IAIN Palopon Jalan Agatis, 2018)

Raho, Bernard, Agama dalam Perspektif Sosiologi, (Jakarta: KENCANA, 2016).


Sanusi, Ahmad, Agama di Tengah Kemiskinan, (Jakarta: LOGOS, 1999).
Sumber lain

https://uiita.wordpress.com/2012/10/27/unsur-unsur-penting-dalam-aktivitas-ekonomi/
Reformed.sabda.org/node/80, diakses tanggal 22 Maret 2022, pada pukul 16.37.
http://nopry93.blogspot.com/2013/08/dampak-positifnegatif-globalisasi_16.html?m=1
diakses pada tanggal 27 Maret 2022, pukul 20:00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai