1
M. Rusli Karim, Berbagai Aspek Ekonomi Islam, PT. Tiara Wacana Yogya
Bekerjasama Dengan P3EL UII Yogyakarta, 1993, hal. 3.
2
Tagyudin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif (Perspektif
Islam), Risalah Gusti, 1996, hal. 16.
- Ekonomi adalah ilmu yang membahas masalah manusia dan sistem sosial
yang mengorganisasikan aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
dasar (yaitu pangan, papan dan sandang) dan keinginan non material
(seperti pendidikan, pengetahuan dan pemuasan spiritual).4
- Ekonomi adalah pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang
berkaitan dengan upaya manusia secara perseorangan (pribadi), kelompok
(keluarga, suku bangsa, organisasi) dalam memenuhi kebutuhan yang tidak
terbatas yang dihadapkan pada sumber yang terbatas.5
Untuk menapak uraian lebih lanjut ada tiga macam definisi yang
dipandang merupakan definisi-definisi terpenting, diantaranya menurut para
ahli atau tokoh yaitu :
a). Adam Smith, berpendapat bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu kekayaan atau
ilmu yang khusus mempelajari sarana-sarana kekayaan suatu bangsa
dengan memusatkan perhatian secara khusus terhadap sebab-sebab
material dari kemakmuran, seperti hasil-hasil industri, pertanian dan
sebagainya.
b). Marshall berpendapat bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
usaha-usaha individu dalam ikatan pekerjaan dalam kehidupannya sehari-
hari. Ilmu ekonomi membahas bagian kehidupan manusia yang
berhubungan dengan bagaimana ia memperoleh pendapat dan bagaimana
pula ia mempergunakan pendapat itu.
c). Ruenez mendifinisikan bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhannya dengan
sarana-sarananya yang terbatas yang mempunyai berbagai macam fungsi.6
4
Michail P. Todaro, Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Erlangga,
Jakarta, 1994, hal. 12.
5
Ahmad Muhammad al-Sissal, et.al, Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi
Islam, CV. Pustaka Setia, 1999, Bandung, An Nizamul Iqtisadi Fil Islam Mabadiuhu
Wahdafuhu, Kairo, hal. 9.
6
Ibid, hal. 10-11.
15
2. Pengertian keluarga
Keluarga diartikan sebagai suatu masyarakat terkecil yang sekaligus
merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Hubungan antara
individu dengan kelompok disebut primari group. Kelompok yang melahirkan
individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat
dan fungsi keluarga tidak hanya sebatas sebagai penerus keturunan. Namun
masih banyak hal mengenai kepribadian yang dapat diruntut dari keluarga.
Dalam sebuah keluarga biasanya terdiri dari seorang individu (suami)
dan individu lainnya (istri dan anak-anaknya) yang selalu menjaga rasa aman
dan ketentraman ketika menghadapi segala rasa baik suka maupun duka
dalam kehidupan dimana menjadikan keeratan dalam sebuah ikatan luhur
hidup bersama.
Kewajiban keluarga sebagai kelompok pertama yang dikenal keluarga
hendaknya :
a). Selalu menjaga dan memperhatikan cara pandang individu terhadap
kebutuhan-kebutuhan pokoknya, baik itu bersifat organik maupun yang
bersifat psikologis.
b). Mempersiapkan segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pendidikan
artinya keluargalah yang mempunyai tanggungjawab moral pada
pendidikan anggota keluarga.
c). Membina individu kearah cita-cita dan menanamkan kebiasaan yang baik
dan benar untuk mencapai cita-cita tersebut.
d). Sebagai modal dalam mesyarakat yang menjadi acuan baik untuk ditiru
dan menjadi kebanggaan masyarakat setempat.7
Adapun fungsi keluarga yang lain adalah berkembang biak
mensosialisasikan atau mendidik anak, menolong, melindungi atau merawat
7
Darmansyah M., Ilmu Sosial Dasar, Usaha Nasional, Surabaya Indonesia,
1986, hal. 79.
16
11
Ali Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, dari Sosial Lingkungan Asuransi
Sehingga Ukhuwah, Bandung, Mizan, Juni 1994, hal. 148.
18
........وا بتغ فيما اتك اهلل الداراال خرة وال تنس نصيبك من الد نيا
15
R. Hadi Sadikin, Tata Laksana Rumah Tangga, Jakarta FIP, IKIP, 1975, hal.
20.
20
16
Mustofa Fahmi, Kesehatan Jiwa dalam Keluarga Sekolah dan Masyarakat,
Jilid I, Terj. Zakiyah Daradjat, Bulan Bintang, Jakarta, 1997, hal. 73-74.
21
Drs. Rosjdi Rasjidin, et.al., Ekonomi SMU Kelas I Kurikulum 1994, Yudistira,
17
juga diakui bahwa semua mahluk akan berusaha sekuat tenaga untuk
memenuhinya, sebab kalau tidak terpenuhi seseorang akan merasa
cemas dan gelisah. Maka Allah SWT menjamin bahwa tidak ada
suatu mahluk hidupnya yang tidak ada rizkinya.
Seperti dalam Firman Allah SWT : (Hud : 6)
20
Departemen RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Pentafsir Al Qur’an, hal. 327.
21
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Balai Pustaka, Jakarta 1995 Edisi II, hal. 559.
25
dengan baik tanpa ketersediaan waktu yang tepat, tempat yang baik dan
perlengkapan mengajar dan belajar berhasil dengan baik.
g. Aspek Ketenangan.
Faktor guru dan siswa turut menentukan keberhasilan tidaknya
proses tersebut sebab faktor-faktor inilah yang banyak melibatkan diri
dalam situasi mengajar dan belajar. Keterkaitan siswa dan guru, besar
maknanya bagi keberhasilan proses belajar dan mengajar.22
Untuk mencapai tujuan belajar yang baik maka, harus ada faktor
yang menunjang dan pada pendidikan yaitu media. Media merupakan
salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan pengajaran. Karena
ia membantu siswa dan guru dalam menyampaikan materi pelajaran,
sehubungan dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dalam
perencanaan pengajaran. Dalam kondisi ini menggunakan media dapat
meningkatkan efisiensi proses dan mutu hasil belajar mengajar. Namun
segala suatu tindakan sudah barang pasti ada hambatannya. Adapun
hambatan-hambatan dalam proses belajar mengajar yang perlu diatasi.
Dalam hal ini kegunaan media akan tampak jelas diantaranya :
1) Verbalisme
Pengajaran bergantung pada penggunaan kata-kata lisan dalam
pemberian informasi dan penjelasan. Keadaan ini mempersulit
terjalinnya komunikasi dua arah antara siswa dengan siswa dan antara
guru dengan siswa. Karena guru yang berbicara secara terus menerus
komunikasi harus berlangsung satu arah, yakni dari guru kepada
siswa, tidak terjadi komunikasi timbal balik untuk mengatasi
hambatan ini sebaliknya guru menggunakan media pendidikan.
27
Ahmad Tafsir, Op. Cit, hal. 131-146.
28
S. Nasution, Asas-Asas Pendidikan Islam, Pustaka al-Husna, Jakarta, 1987,
hal. 118.
33
29
Ibid, hal. 8.
30
Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, Pustaka al-Husna, Jakarta,
1987, hal. 118.
34
32
Hasan langgulung. Op. Cit, hal 200-204.
33
Ibid, hal. 22.
37
35
Hasan Langgulung, Op. Cit, 205-206.