Bab II-emha-disk2
Bab II-emha-disk2
23) Dr. Bimo Walgito, Psikologi Umum, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi
UGM, Yogyakarta, 1993, hlm. 56
14
24) Drs. Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta, 1998, hlm.145
Perhatian adalah “pemusatan tenaga psikis tertuju kepada
suatu obyek”.
Perhatian adalah “banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai
sesuatu aktifitas yang dilakukan”.25)
Sedangkan menurut Witherington, perhatian adalah “proses pemilihan
satu perangsang dari perangsang lain yang setiap saat merangsang mekanisme
kita”.26)
Dari pengertian-pengertian diatas, meskipun ada perbedaan dari sudut
redaksinya, tetapi didalamnya memiliki kesamaan tujuan. Perhatian adalah
pemusatan tenaga psikis kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek, baik
didalam maupun diluar dirinya.
1.2. Macam-macam Perhatian
Perhatian terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan
penggolongan-penggolongan tertentu. Menurut Sumadi Suryabrata, atas
dasar intensitasnya perhatian terbagi menjadi dua yaitu perhatian intensif
dan perhatian tidak intensif.27)
1.2.1. Perhatian Intensif
Perhatian intensif adalah “banyaknya kesadaran yang menyertai
sesuatu aktifitas atau pengalaman batin. Makin banyak kesadaran yang
menyertai sesuatu aktifitas atau pengalaman batin, berarti makin
intensiflah perhatiannya”.28) Perhatian intensif ini pada dasarnya sangat
dibutuhkan dalam sebuah keluarga. Sebagaimana Allah SWT telah
mengamanatkan anak kepada orang tua supaya dipelihara dengan sebaik-
baiknya. Dengan amanat inilah orang tua pada umumnya dihadapkan pada
1.2.3.Perhatian Spontan
Perhatian spontan apabila terjadi pada anak dalam kegiatan proses
belajar, akan sangat besar manfaatnya terhadap kenangan yang tersimpan.
Perhatian spontan biasanya akan masih diingat oleh anak, bila suatu ketika
anak butuh mengingatnya lagi. Menurut Wasty Soemanto, perhatian
spontan adalah “perhatian yang tidak disengaja atau tidak sekehendak
subyek”.32) Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata, perhatian spontan
adalah “perhatian tak sekehendak, perhatian tak disengaja”. 33) Sehingga
dapat disimpulkan bahwa perhatian spontan adalah perhatian yang timbul
dengan sendirinya tanpa disertai usaha dan obyek.
1.2.4.Perhatian tidak spontan
Perhatian tidak spontan / sekehendak / refleksif, biasanya terjadi
pada sebuah keluarga dimana seorang ayah menyuruh agar anaknya
memperhatikan pelajaran yang telah diajarkan oleh gurunya serta
mngerjakan segala sesuatu yang diperintahkan oleh guru. Perhatian anak
kepada pelajarannya merupakan perhatian sekehendak, yang
membutuhkan suatu kesengajaan untuk memperhatikannya. Menurut
Sumadi Suryabrata perhatian sekehendak adalah “perhatian yang
disengaja., perhatian refleksif”.34) Adapun menurut Wasty Soemanto
perhatian refleksif atau tidak spontan adalah “perhatian yang disengaja
atau sekehendak subyek”.35) Pengertian-pengertian diatas dapat digaris
bawahi bahwa perhatian tidak spontan adalah perhatian yang disengaja
oleh subyek terhadap obyeknya.
34) Ibid
35)Drs.WastySoemanto,Op.Cit., hlm 32
Menurut Abu Ahmadi, perhatian terbagi menjadi beberapa
macam, diantaranya adalah perhatian statis dan perhatian dinamis. 36)
1.2.5.Perhatian Statis
Perhatian statis adalah “perhatian yang tetap terhadap sesuatu”. 37)
Ada orang yang dapat mencurahkan perhatiannya kepada sesuatu seolah-
olah tidak berkurang kekuatannya. Dengan perhatian yang tetap itu maka
dalam waktu yang agak lama orang dapat melakukan sesuatu dengan
perhatian yang kuat. Misalnya orang tua yang sekali memperhatikan
tingkah laku anaknya yang ramah, agaknya cocok dengan keinginan orang
tua dalam memberikan didikannya. Dalam waktu agak lama perhatiannya
terhadap anaknya masih cukup kuat, tidak mudah berpindah ke obyek lain.
Sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perhatian statis adalah
perhatian yang tetap terhadap sesuatu atau tetap tertuju, dan sulit untuk
memindahkan perhatian dari satu obyek ke obyek yang lain.
1.2.6.Perhatian Dinamis
Perhatian dinamis adalah “perhatian yang mudah berubah, mudah
bergerak, mudah berpindah dari obyek yang satu ke obyek yang lain”. 38)
Karena pentingnya orang tua tidak hanya kepada anak saja, tetapi juga
kepada masyarakat, agama dan negara, maka perhatian orang tua selalu
dinamis dalam mengatur segala permasalahan yang dihadapinya.
36) Drs. H. Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta,
1998, hlm. 148
37) Ibid
38) Ibid
Orang tua yang belum mampu mengarahkan anak-anaknya akan mengakibatkan
kerugian yang sangat besar di kehidupan mendatang. Semua itu tergantung
bagaimana orang tua dalam mendidiknya, akan dijadikan baik ( selalu mengikuti
norma-norma yang berlaku ) atau jelek ( tidak menghiraukan norma-norma yang
berlaku ) sehingga dapat menyesatkan anak tersebut. Sebagaimana Sabda Nabi
Muhammad SAW :
39)
Dengan adanya ayat diatas, orang tua hendaknya memperhatikan anaknya yang
sedang belajar di TPQ ( Taman Pendidikan Al Qur’an ). Usia TPQ merupakan
usia perkembangan, sehingga orang tua bertanggungjawab atas
kepemimpinannya, sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW :
40)
Artinya : “ Dari Ibnu Umar ra, dari Nabi SAW bersabda : Kamu semua adalah
penanggungjawab ( pemegang amanah ) dan kamu semua akan
ditanya ( dimintai pertanggungjawaban ) tentang yang dipimpinnya,
seorang pemimpin ialah penanggungjawab dan seorang laki-laki
adalah penanggungjawab terhadap keluarganya, seorang wanita
39) Imam Muslim, Shahih Muslim Juz II, Dahlan, Bandung, t.th., hlm. 458
40) Abi Zakariya Yahya bin Syarif Nawawi, Riyadl ash Sholihin, Al Maktab
al Islamiyah, 671 H, hlm. 142
44)
45)
212121212121212121212121212121212121212121212121212121212121212
222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222
222222Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik .47)
Artinya : “ Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri “.50) ( Q.S Al-R’du ayat 11 )
48) Ibid
49) Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers,
Jakarta, 1990, hlm. 88
50) Depag. RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, CV. Al Waah,
Semarang, 1989, hlm. 370
54) Drs. Sudarsono, SH. Kamus Filsafat dan Psikologi, Rineka Cipta,
Jakarta, 1993, hlm. 206
58) Anton M. Moeliono dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 1994, hlm. 700
59) Drs. Widodo Supriyono, Perlu Motivasi Intrinsik yang Kuat Untuk
Meraih Prestasi BelajarBahasa Arab, Media, Edisi VII/Tahun kelima/Oktober, 1991, hlm. 17
60) Dr. Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru
Algensindo, Bandung, 1995, hlm. 49
61) WS. Winkell, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, PT. Gramedia,
Jakarta, 1986, hlm. 161
mencapai hasil yang diinginkan ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi siswa dalam belajar dan guru dalam memberikan pelajaran kepada
siswa. Hal ini dapat terlaksana apabila aspek yang satu dengan yang lainnya
saling berkaitan.
Berangkat dari beberapa pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh peserta didik setelah
melakukan suatu latihan atau praktek tertentu, baik hasil itu berupa angka,
huruf maupun tindakan.
Natijah al dars atau prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan
hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam
diri ( faktor internal ) maupun dari luar diri ( faktor eksternal ) individu.
Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting
sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar
yang sebaik-baiknya. Muhibbin Syah M.Ed dalam buku Psikologi Belajar
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
adalah sebagai berikut :
3.1.1. Faktor Internal ( faktor dari dalam siswa ), yaitu keadaan kondisi
jasmani dan rohani.
3.1.2. Faktor Eksternal ( faktor dari luar siswa ), yaitu kondisi lingkungan
disekitar siswa.
3.1.3. Faktor Pendekatan Belajar ( approach to learning ), yaitu jenis upaya
belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran 62).
Ketiga faktor tersebut diatas saling berkaitan satu sama lainnya karena
faktor-faktor tersebut yang memunculkan siswa untuk memiliki prestasi tinggi
atau sebaliknya. Jika ketiga faktor tersebut dapat berjalan seimbang maka
62) Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,
Penerb2
7272727272727272727272727272727272727272727272727272727272727272727272727272
727272727272727272727272727272727272727272727272727272727272727272
727272727272727272727272727272727272727272727272727272727272727
272727272727272727272727272727272727272727272727272727272727272
727272727272727272727272727272727272727272727272727272727272727
272727272727272727272727272727272727272727272727272727272727272
727272727272727272727272727272727272727272727272727272727272727
272727272727272727272727272727272727272727272727272727ominasi
oleh adanya peranserta orang tua dalam mengarahkannya.
3.2. Qiro’atil Qur’an
3.2.1. Pengertian Qiro’atil Qur’an
Kata qiro’atil Qur’an berasal dari dua kata dasar yaitu qiro’ati
dan Al Qur’an.Qiro’ati bentuk masdar dari yang
artinya membaca.63) Al Qur’an menurut bahasa adalah berasal dari kata
kerja ( Fi’il ) yang berarti bacaan atau yang dibaca. Al Qur’an
adalah masdar yang diartikan dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ yang
berarti yang dibaca. Karena Al Qur’an itu dibaca, maka dinamailah dia itu
64)
Al Qur’an. Secara terminologi ( istilah ) Al Qur’an adalah nama bagi
kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
ditulis dalam mushaf.65) Sehingga dapat dikatakan bahwa qiro’atil Qur’an
adalah membaca Al Qur’an.
64) Dra. H. St. Aminah, Pengantar Ilmu Al Qur’an/ Tafsir, CV. Asy Syifa’,
Semarang,1993, hlm. 5
67)
67) Abi Zakariya Yahya bin Syarif Nawawi, Riyadl ash Sholihin, Toha Putra,
Semarang, hlm. 430
68) Prof. Dr. Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Hilda
Karya, Jakarta, 1983, hlm. 61
69) Drs. Uzer Usman, dan Dra. Lilis Setyowati, Upaya Optimalisasi
Kegiatan Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1993, hlm. 8
71) Drs. Syaiful Bahri – Djamarah, Guru dan Anak dalam Interaksi Edukatif,
Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 209
demikian maka evaluasi hasil belajar memiliki makna penting bagi
ketiga aspek utama dalam pendidikan, yaitu guru, siswa atau anak didik
dan pihak sekolah. Evaluasi ini juga penting bagi orang tua atau wali
murid, karena dengan adanya evaluasi orang tua akan mengetahui
bagaimana prestasi belajar anaknya.
Pemahaman mengenai obyek evaluasi akan membantu guru dalam
menetapkan alat penilaian yang paling tepat. Pada umumnya alat evaluasi
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Tes dan Non Tes. Kedua jenis ini dapat
digunakan untuk menilai sasaran-sasaran penilaian72)
3.2.4.1. Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk
suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau
oleh sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah
laku atau prestasi tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang
dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang
ditetapkan.73) Ditinjau dari segi pelaksanaannya, tes terdiri dari
tes tertulis dan tes lisan.
Dalam dunia pendidikan TPQ, tes yang digunakan untuk mengetahui
sejauhmana keberhasilan guru dalam mengajar adalah menggunakan tes
lisan. Pada dasarnya pengajaran yang dilaksanakan dalam TPQ difokuskan
pada bacaan atau membaca Al Qur’an dengan lancar, cepat, tepat dan
benar, walaupun ada penyisipan terhadap materi lainnya seperti menulis
dan menghafal. Adanya tes dapat mengetahui kelebihan atau kekurangan
guru atau siswa dalam proses belajar mengajar. Tes lisan merupakan alat
penilaian yang pelaksanaannya dilakukan dengan tanya jawab secara
langsung untuk mengetahui kemampuan - kemampuan berupa proses
73) Drs. Wayan Nurkancana, dan Drs. P.P.N Sunartana, Evaluasi Pendidikan,
Usaha Nasional, Surabaya, 1986, hlm. 25
berfikir siswa dalam memecahkan suatu masalah, pelafalan huruf-huruf
Arab dengan lancar, cepat, tepat dan benar dalam penguasaan materi
pelajaran.
75) Drs. Wayan Nurkancana dan Drs. P.P.N Sunartana, Op.Cit., hlm. 46
3. Peranan Motivasi orang tua terhadap Natijah al Dars Qiro’atil Qur’an
Dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan tugas kegiatan
manusia, motivasi mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting, sebab
segala aktifitas yang dilakukan setiap orang selalu dilatarbelakangi oleh adanya
motivasi. Jadi motivasi inilah yang mendorong mengapa mereka melakukan
aktifitas.
3.3. Beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa motivasi penting
peranannya dalam kehidupan seseorang, karena motivasi berfungsi
seba3
43434343434343434343434343434343434343434343434343434343434
34343434343434343434343434343434343434343434343434343434343
43434343434343434343434343434343434343434343434343434343434
34343434343434343434343434343434343434343434343434343434343
43434343434343434343434343434343434343434343434343434343434
35353535353535353535353535353535353535353535353535353535353
53535353535353535353535353535353535353535353535353535353535
35353535353535353535353535353535353535353535353535353535353
535353535353535353535353535353535353535h tujuan yang hendak di
capai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan
yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
3.4. Menyeleksi perbuatan,yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan dengan serasi guna mencapai tujuan, dengan
mengisahkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.71)
IV. KESIMPULAN
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
4.1. Motivasi orang tua merupakan suatu dorongan dari dalam diri orang tua
untuk membuat bagaimana agar anak-anaknya dapat memperoleh
prestasi yang baik.
4.2. Natijah al Dars Qiro’atil Qur’an adalah hasil yang telah dicapai oleh
peserta didik setelah melakukan suatu latihan atau praktek membaca Al
Qur’an, baik hasil itu berupa angka, huruf maupun tindakan.
4.3. Peranan motivasi orang tua terhadap Natijah al Dars Qiro’atil Qur’an
sangatlah penting bagi anak yang sedang dalam proses pembelajaran.
Dengan adanya motivasi dari orang tua, anak akan terdorong
belajarnya, sehingga dapat mencapai nilai yang tinggi sebagaimana
yang diharapkan.
V. PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat sebagai syarat untuk mengikuti
ujian komprehensif dengan harapan semoga dapat diterima dan dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan wawasan berfikir dan
keilmuan.
Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati akan kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karenanya penulis mengharap
saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya makalah ini.
Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca yang budiman.
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
Diajukan Sebagai Syarat
Untuk Mengikuti Ujian Komprehensif
Disusun Oleh :
Nama : MARDLIYATUL HAYATI
NIM : 3197082
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2002
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH PERHATIAN DAN MOTIVASI ORANG TUA
TERHADAP
NATIJAH AL DARS QIRO’ATIL QUR’AN ANAK
DI TPQ DARUN NA’IM
DESA JOHOREJO KECAMATAN GEMUH
KABUPATEN KENDAL
TAHUN 2002
Disusun Oleh :
Nama : MARDLIYATUL HAYATI
NIM : 3197082
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2002