Anda di halaman 1dari 4

Petemuan ke-11

MG-2
1-A, 1-B, 1-C Theo dan 1-PAK
Jumat, 1 April 2022

PENDAHULUAN

Setiap nyanyian diciptakan (composed) pastilah memiliki alasan dan latar belakang yang
kemudian menjadi warna dan bentuk dari karya tersebut. Latar belakang atau inspirasi sebuah
karya tertuang dalam bentuk melodic (nada) atau syair (pemaknaan). Kedua hal ini saling
berhubungan erat dan saling mempengaruhi. Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka
sasaran (goal) nyanyian itu dapat dipahami. Ini menjadi penting untuk menginterpretasi nyanyian
yang didasarkan pada kriteria dan ketentuan-ketentuan yang diperlukan. Analisis karya yang dapat
dipaparkan akan membantu nilai sasaran dan kemaksimalan pembawaan sebuah lagu.

KRITERIA ANALISIS

Sebagaimana disebutkan di atas, nyanyian terdiri atas dua variable yaitu melodi dan syair.
Masing-masing melodi nyanyian memiliki pola yang disebut dengan cantour. Pola ini akan
memperjelas identitas dan interpretasi melodik sesuai dengan warna dan tujuan yang dimaksud
oleh sang pencipta. Ambitus dan progresi juga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
proses itu. Variabel yang kedua adalah syair yang disebut dengan lirik. Pada zaman klasikal kedua
variable ini merupakan dua hal yang berbeda dan bahkan terpisah. Para composer besar (seperti
WA. Mozart, Beethoven dll) menginterpretasikan karyanya dalam bentuk melodi harmoni musikal
(tanpa syair); kemudian setelah beberapa tahun dibubuhkan syair oleh para pujangga (juga teolog
musician) setelah mempelajari dan menganalisis bentuk karya music tersebut. Kebanyakan
nyanyian jemaat di Barat (kemudian juga menjadi nyanyian liturgi di jemaat kita saat ini)
merupakan karya-karya yang syair dan melodinya terpisah.
1. Analisis Melodik/ Musik
Analisis melodic didasarkan pada teori music guna menemukan dinamika dan warna karya.
Sebagai perbandingan: tempo cepat biasanya diinterpretasikan dengan suasana gembira dan
sebaliknya tempo lambat diinterpretasikan kepada lagu yang bernada sedih atau agung.
Memang teori ini tidak berlaku untuk semua karya, namun pada umumnya demikian.

a. Birama dan Tempo

Birama dan tempo memiliki keterkaitan yang erat. Tentu saja kita dipastikan dapat mendeteksi
kedua bagian ini secara manual dengan menemukan beat down 1nya.

b. Grafik

Setiap karya nyanyian memiliki struktur grafik meninggi – sedang dan menurun. Grafik ini
mewakili pencurahan emosional sang composer sesuai dengan dinamika emosional dan rasa
yang dimilikinya. Yang perlu kita temukan di sini adalah tahapan-tahapan berupa: start –
stabilitas – puncak dan closer. Karya-karya tertentu memiliki tahapan-tahapan pada puncak
hingga closer sehingga kita dapat menemukan bridge (penyambung).

c. Cantour

Cantour dapat kita pahami sebagai pola nada. Pola ini bisa dihubungkan dengan tempo dan
ambitius yang dianalogikan sebagai melangkah dan berlari atau berjalan dan melompat. Dalam
hal ini nilai nada perlu diperhatikan: apakah melodi tersebut melangkah dengan stabil atau
hentakan; melangkah cepat namun dengan langkah pendek atau berlari kencang dengan langkah
yang panjang.

2. Analisis Syair
Syair adalah Bahasa yang digunakan untuk mengutarakan pesan si pencipta. Pesan ini dapat
berupa petuah, ideologi atau doktrin. Dalam syair kita harus memperhitungkan hal-hal estetis
dan artistis sastra bahasa. Lagu-lagu mars biasanya dipaparkan dengan jelas tegas dan berupa
perintah namun genre lainnya dapat juga disampaikan dengan bahasa metafora. Bahasa dalam
karya seni dapat dipahami sebagai sebuah verbatim – yang dapat dipahami dengan menganalisis

1
Beat Down adalah jatuh ketukan pertama setiap bar. Kita dapat melatih menemukan beat down dengan menghitung ketukan
sesuai birama. Beat down merupakan bagian sebuah pengulangan bar dan birama.
key word – sehingga pada akhirnya kita dapat menemukan tujuan dari si penulis syair. Analisis
struktur bahasa sepatutnya dipahami dengan baik sehingga dapat melahirkan makna yang
sesungguhnya berada di balik paparan kata-kata yang disajikan baik secara langsung, verbal
dan metafora.

3. Identifikasi
Identifikasi adalah tindakan pengklasifikasian sebuah karya sesuai dengan kesimpulan akhir
hasil analisis. Identifikasi dapat berupa rumusan musical: birama, tempo, jangkauan nada, pola
dan genre. Sementara syair dapat dikelompokkan isi pesan dan cara pemaparannya. Key word
dari hasil verbatim menjadi penentu dalam hal ini sehingga pada akhirnya dapat diklasifikasikan
apakah syair itu berupa luapan, histeria, romantisisme, khayalan, petuah, perintah atau yang
lainnya. Identifikasi yang didasarkan pada analisis yang benar biasanya dapat menguak
orisinilitas sebuah karya.

PENUTUP

Analisis sebuah karya merupakan bagian akhir dari sebuah interpretasi. Akan jauh berbeda
jika nyanyian-nyanyian liturgi dapat dianalisis melalui proses identifikasi. Latar belakang sebuah
lagu sangat mempengaruhi para pendengar dan pelantunnya untuk sampai kepada tahapan
terpenting dalam hal bernyanyi. Dengan demikian kita memahami bahwa rasa adalah aspek yang
paling fundamen untuk mempengaruhi musical sebuah nyanyian. Harapan dari kajian analisis ini
adalah terciptanya kompleksitas akan cara pandang terhadap sebuah karya.

Pdt Ito Belihar Purba

1
Beat Down adalah jatuh ketukan pertama setiap bar. Kita dapat melatih menemukan beat
down dengan menghitung ketukan sesuai birama. Beat down merupakan bagian sebuah pengulangan
bar dan birama.
LEMBAR TUGAS

Buatlah analisis saudara untuk (salah satu) link di bawah ini:

1. Prapaskah - Karena KasihNya - Herlin Pirena (with lyric) - YouTube


2. KJ 183 – Menjulang Nyata Atas Bukit Kala // Maria Tampubolon - YouTube
3. Nikita - Above all [ video lyrics + terjemahan indonesia ] - YouTube
4. Prapaskah - Nun Di Bukit Yang Jauh - Herlin Pirena (with lyric) - YouTube

Catatan:

- Tugas diketik dalam 1 lembar kertas A4


- Analisis terdiri dari analisis musical dan lirik
- Tugas dikumpulkan (oleh Komti) dan sampai kepada dosen pada tanggal 30 April 2022 pukul
23.59 WIB

Pdt Ito Belihar Purba

Anda mungkin juga menyukai