Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

BIOFARMASETIKA

METABOLISME LINTAS PERTAMA


(First Pass Metabolism)

Dosen : Apt. Syahrizal R, M.Clin Pharm

KELOMPOK 5

NAMA NIM
Aldi Mishabudin SF20203
Muhammad Rizky Wardani SF20225
Puspita Yulianty SF20231
Sri Mulya SF20240
Farida Mislawati SF20246

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO LESTARI


PROGRAM STUDI S-1 FARMASI ALIH JENJANG
BANJARBARU
2021
A. Metabolisme
Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia biotransformasi baik pada zat-zat endogen
maupun zat-zat eksogen yang terjadi secara enzimatik. Metabolisme obat mempunyai tujuan
dasar mengubah zar dari aktif menjadi tidak aktif ; dari kurang polar menjadi polar sehingga
dapat dengan mudah diekskresi melalui urine. Proses metabolisme paling besar terjadi di
hati, meskipun dapat juga di kulit, jaringan, paru-paru, saluran cerna dan ginjal ; proses
metabolisme tersebut terjad diretikulum endoplasmic, cytosol, mitokondria, nuclear envelope
dan membrane plasma.
Pada dasarnya obat merupakan zat asing bagi tubuh sehingga tubuh akan berusaha untuk
merombaknya menjadi metabolit yang tidak aktif lagi dan sekaligus bersifat lebih hidrofil
agar memudahkan proses ekskresinya oleh ginjal. Obat yang telah diserap usus ke dalam
sirkulasi lalu diangkut melalui sistim pembuluh porta ke hati. Dalam hati seluruh atau
sebagian obat mengalami perubahan kimiawi secara enzimatis. Enzim yang berperan pada
proses biotransformasi ini adalah enzim mikrosom di retikulum endoplasma sel hati.

Gambar 1. Jalur Metabolisme Obat


Perubahan kimiawi terhadap obat yang dapat terjadi setelah proses
metabolisme/biotransformasi adalah :
1. Molekul obat berubah menjadi metabolit yang lebih polar (hidrofil) sehingga mudah
untuk diekskresikan melalui urin pada ginjal.
2. Molekul menjadi metabolit yang tidak/kurang aktif lagi (bioinaktivasi/ detoksifikasi),
proses ini disebut juga first pass efect/ FPE (efek lintas pertama). Untuk menghindari
resiko FPE maka rute pemberian secara sublingual, intrapulmonal, transkutan, injeksi dan
rektal dapat digunakan. Obat yang mengalami FPE besar, dosis oralnya harus lebih tinggi
dibandingkan dengan dosis parenteral.
3. Molekul obat menjadi metabolit yang lebih aktif secara farmakologi (bioaktivasi)
Contohnya adalah kortison yang diubah menjadi bentuk aktif kortison, prednison menjadi
prednisolon.
4. Molekul obat menjadi metabolit yang mempunyai aktifitas yang sama (tidak mengalami
perubahan).
Contohnya adalah klorpromazin, efedrin, dan beberapa senyawa benzodiazepin.
Disamping hati yang menjadi tempat biotransformasi utama, obat dapat pula diubah di
organ lain seperti di paru-paru, ginjal, dinding usus (asetosal, salisilamid, lidokain), di dalam
darah (suksinil kholin) serta di dalam jaringan (cathecolamin).
Kecepatan proses biotransformasi/metabolisme umumnya bertambah bila konsentrasi
obat meningkat sampai konsentrasi maksimal, sebaliknya bila konsentrasi obat melewati
maka kecepatan metabolisme dapat turun. Disamping konsentrasi obat, beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi proses metabolisme adalah :
1. Fungsi hati
Pada gangguan fungsi hati metabolisme dapat berlangsung lebih cepat atau lebih lambat,
sehingga efek obat menjadi lebih lemah atau lebih kuat dari yang diharapkan.
2. Usia
Pada bayi yang baru dilahirkan (neonatal) semua enzim hati belum terbentuk dengan
sempurna sehingga reaksi metabolismenya lebih lambat, antara lain pada obat-obatan
seperti kloramfenikol, sulfonamida, diazepam dan barbital. Untuk mencegah efek toksik
pada obat-obat ini maka dosis perlu diturunkan. Sebaliknya pada bayi juga dikenal obat-
obat yang metabolismenya lebih cepat pada bayi seperti fenitoin, fenobarbital,
karbamazepin dan asam valproate.
Dosis obat-obat ini harus dinaikkan agar tercapai kadar plasma yang diinginkan.
1. Faktor genetik
Ada orang yang tidak memiliki faktor genetik tertentu misalnya enzim untuk asetilasi
INH dan sulfadiazin. Akibatnya perombakan obat ini dapat berjalan lebih lambat.
2. Penggunaan obat lain
Adanya pemakaian obat lain secara bersamaan, dapat mempercepat metabolisme (induksi
enzim) dan menghambat metabolisme (inhibisi enzim).
B. Metabolisme Lintas Pertama
Metabolisme Lintas Pertama atau Efek lintas pertama (first pass effect, first-pass
metabolism, presystemic metabolism) adalah fenomena metabolisme obat yang mana
konsentrasi obat berkurang cukup signifikan sebelum mencapai sirkulasi sistemik.
First Pass Effect (FPE) adalah perombakan yang dialami obat dalam dinding usus
(dimetabolisir) dan hati (diekskresi atau diubah secara biokimia) sebelum mencapai jantung,
sirkulasi paru-paru dan sirkulasi tubuh. FPE dapat meningkatkan bioavailibitas jadi lebih
rendah daripada persentase yang sebenarnya di resoprsi, sehingga efek obat berkurang.

Gambar 2. First Pass Metabolism


Metabolisme Lintas Pertama atau First pass effect adalah keadaan dimana beberapa obat
yang dapat diambil oleh hati secara efisien dan dimetabolisme secara cepat sehingga jumlah
obat yang mencapai sirkulasi sistemik jauh berkurang dibanding jumlah obat yang diabsorbsi
masuk ke dalam vena portal.
Obat yang hilang selama absorpsi ini terutama karena pengaruh dinding usus dan liver
(hati). Berikut contoh obat-obatan yang menjalani efek lintas pertama.
Tingkat Metabolisme Obat Lintas Pertama
Rendah Sedang Tinggi – Tidak diberikan Oral Obat Oral Tinggi
Penobarbital Aspirin Isoprenaline Propranolol
Penilbutazone Quinidine Lignokain Alprenolol
Tolbutamide Desipramine Hidrokortison Verapamil
Pindolol Notriptilin Testosteron Salbutamol
Reaksi metabolik fase I dapat terjadi selama fase penyerapan di dinding usus atau hati
sebelum mencapai aliran darah. Hal ini menghasilkan pengurangan konsentrasi obat sebelum
mencapai sirkulasi. Dengan kata lain, ada sebagian kecil dari obat yang hilang. Beberapa
obat yang diberikan secara oral diketahui menjalani metabolisme lintas pertama hati selama
pengangkutannya ke sirkulasi sistemik dari saluran pencernaan. Dengan demikian, hati dapat
mengeluarkan zat-zat dari saluran cerna, sehingga mencegah distribusi ke bagian tubuh
lainnya.
Contoh obat yang menunjukkan metabolisme lintas pertama yaitu aspirin dan lidokain.
Beberapa obat, seperti lidokain, yang memiliki bioavailabilitas yang relatif rendah tidak
diberikan secara oral karena kekhawatiran toksisitas metabolit. Lidokain akan sepenuhnya
dimetabolisme oleh metabolisme lintas pertama sebelum mencapai aliran darah jika
diberikan secara oral. Oleh karena itu, selalu diberikan IM atau IV.
Metabolisme lintas-pertama oleh usus atau hati membatasi manfaat banyak obat yang
diminum per oral. Sebagai contoh, lebih dari 90% nitroglycerin dilarutkan hanya dalam satu
kali lintasan melalui hati, yang menjadi alasan utama bahwa obat ini tidak diberikan per
oral.] Obat-obatan yang mengalami tingkat metabolisme lintas-pertama yang tinggi harus
diberikan dalam jumlah yang memadai untuk memastikan kecukupan zat aktif obat mencapai
organ target. Pemberian obat bersama makanan, atau dikombinasi dengan obat-obatan lain,
dapat memengaruhi absorpsi.
Rute pemberian alternatif seperti sublingual, supositoria, injeksi intravena, injeksi
intramuskular, aerosol inhalasi, dan transdermal menghindari efek lintas pertama karena
administrasi ini memungkinkan obat yang akan diserap langsung ke dalam sirkulasi sistemik.

Gambar 2. Secara Oral dan Sublingual

Gambar 3. Secara Oral dan Injeksi

Proses-proses kimia dan fisika menyebabkan bioavaibilitas obat berkurang yang meliputi
kelarutan obat jelek, absorbsi gastrointestinal yang tidak lengkap, dan metabolisme yang
cepat pada saat melalui hati sebelum sampai ke sirkulasi sistemik (first pass effect).
Bioavaibilitas obat yang rendah dapat juga dihasilkan oleh adanya first pass effect yang hebat
walaupun sebenarnya obat tersebut diabsorbsi dengan baik pada saluran cerna.

Anda mungkin juga menyukai