Struktur febuxostat berbeda dengan allopurinol dimana tidak
memiliki cincin purin. Febuxostat lebih selektif dan berpotensi sebagai inhibitor xanthine oxidase dari pada allopurinol serta tidak mempunyai efek pada enzim lain yang terlibat dalam metabolisme purin atau pirimidin. Studi hewan menunjukkan bahwa potensi febuxostat 10-30 kali dari allopurinol. Febuxostat mengurangi sUA pada subjek yang sehat dan subjek hiperusicemia-gout. Pada subjek sehat, dosis terhadap respon menunjukkan hasil yang linear dengan dosis febuxostat 10-120 mg, namun efek mendatar pada dosis di atas 120 mg. Ref: Edwards, N. l., 2009, Febuxostat: An New Treatment for Hyperuricaemia in Gout, Oxford University, USA, pp. ii15-ii19. Farmakokinetik Febuxostat diserap setelah pemberian oral dimana bioavailabilitas oral sebesar 84%. Efek makanan dan antasida tidak mempengaruhi absorbsi febuxostat dan febuxostat dapat diberikan tanpa asupan makanan. Waktu paruh febuxostat 5-8 jam dengan Vd pada rentang steady state 29-75 L setelah pemberian dosis 10-300 mg peroral. Febuxostat hampir depenuhnya terikat dengan protein plasma (99% binding) terutama pada albumin. Metabolit aktif febuxostat sekitar 82-91% terikat protein. Jalur utama eliminasi febuxostat pada liver yang diikuti ekskresi metabolit urin dan feses. Febuxostat dimetabolisme melalui sistem difosfat glucuronosyltransferase dan dioksidasi oleh sistem CYP450. Farmakokinetika febuxostat tidak terpengaruh pada subjek gangguan hati ringan-sedang. Kurang dari 5% dosis febuxostat disekresikan pada urin dalam bentuk tidak berubah. AUC febuxostat meningkat pada pasien disfungsi ginjal berat, tapi tidak diperlukan penyesuaian dosis pada gangguan ginjal ringan-sedang (klirens kreatinin 30-80 ml/min). Keamanan dan efikasi febuxostat belum sepenuhnya terevaluasi pada pasien dengan kreatinin <30 ml/menit. Umur maupun gender mempunyai efek yang signifikan pada farmakokinetik, farmakodinamik dan profil keamanan febuxostat. Ref: Edwards, N. l., 2009, Febuxostat: An New Treatment for Hyperuricaemia in Gout, Oxford University, USA, pp. ii15-ii19 Farmakologi Febuxostat sangat poten, non-purin, inhibitor selektif pada xanthine oxidase dimana menghambat pembentukan asam urat dari hipoxantin dan xantin serta menunjukkan akivitas anti-hiperurisemia. Bahan aktif dalam bentuk tablet immediate release untuk pemberian peroral adalah 2-[3-cyano-4-(2-methylpropoxy) phenyl]-4- methylthiazole-5-carboxylic acid. Febuxostat memiliki rumus molekul C16H16N2O3S dan berat molekul 316,38.
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin pada
manusia dengan kaskakde hypoxanthine xanthine asam urat. Transformasi tersebut dikatalisis oleh xanthine oxidase. Febuxostat sebagai turunan 2-arylthiazole terbukti berpotensi menghambat bentuk oksidasi dan reduksi xanthine oxidase dengan menduduki channel site aktif enzim dan memblok bentuk akses substrat pada bagian aktif enzim. Sebagai perbandingan, allopurinol dan metabolit aktifnya (oxypurinol) sebagai analog purin. Allopurinol sebagai substrat xanthine oxidase termasuk inhibitor yang lemah dan akan teroksidasi bentuk enzim. Sementara oxypurinol hanya akan menghambat reduksi xanthine oxidase dan dilepaskan oleh xanthine oxidase ketika enzim mengalamai reoxidized. Oleh karena itu, pemberian allopurinol tidak menghambat enzim dan memiliki aktivitas hiperurisemia yang rendah.
Ref: Briefing Document for Advisory Committee, 2008, Febuxostat 40
mg and 80 mg, Takeda Pharmaceutical North American, Inc., USA, pp. 1-163. Farmakoterapi Dewasa - Kronik gout: diawali 40 mg/hari, maintaenance 40-80 mg/hari Modifikasi dosis: - Renal impairment: - Ringan-sedang CrCl 30-89 mL/menit. Penyesuaian dosis tidak dibutuhkan - Severe CrCl <30 Ml/menit - Hepatic impairment: - Ringan-sedang (Child-Pugh class A atau B) tidak perlu penyesuaian dosis - Severe (Child-Pugh class C) tidak ada data, maka digunakan dengan hati-hati Ref: http://reference.medscape.com/drug/uloric-febuxostat-345048#0