Jawaban: Penatalaksanaan osteoporosis bertujuan untuk mencegah kehilangan tulang lebih lanjut dan mencegah terjadinya fraktur patologis. Insidensi fraktur panggul dapat berkurang 20-25% jika osteoporosis ditangani dengan tepat. Pilihan penatalaksanaan terdiri atas medikamentosa dan nonmedikamentosa. Tata laksana medikamentosa meliputi hormonal atau nonhormonal. Pada prinsipnya terapi bekerja menghambat resorpsi tulang atau meningkatkan pembentukan tulang Berikut mancam-macam terapinya: Terapi hormonal a. Selective Estrogen Receptor Modulators Raloxifene merupakan Selective Estrogen Receptor Modulators (SERM) memiliki efek agonis estrogen dalam menjaga kepadatan tulang dengan menghambat resorpsi tulang. b. Conjugated Estrogens/Bazedoxifen Bazedoxifene mengurangi risiko hiperplasia endometrium. Kombinasi ini bertujuan mencegah efek terhadap endometrium akibat pemberian estrogen c. Kalsitonin kalsitonin dapat meningkatkan kadar total kalsium tubuh d. Analog Hormon Paratiroid Analog hormon paratiroid rekombinan, Teripatide, mampu menstimulasi aktivitas osteoblas sebagaimana aksi parathormon. e. Estrogen-Progestin Terapi pengganti hormonal berupa gabungan estrogen dan progestin dahulu digunakan untuk osteoporosis akan tetapi studi terkini menemukan dampak buruk, berupa peningkatan risiko kanker payudara, kejadian kardiovaskular, stroke, dan tromboemboli vena sehingga tidak direkomendasikan sebagai terapi lini pertama. f. Testosteron Terapi testosteron direkomendasikan untuk terapi osteoporosis pada pria tentunya dikombinasikan dengan terapi pencegahan fraktur lainnya Terapi non-hormonal a. Bisphosphonate Bisphosphonate merupakan analog pyrophosphate bekerja menghambat resorpsi tulang. b. Denosumab Denosumab merupakan antibodi RANKL (Receptor activator of nuclear factor kappa-Β ligand) yang bekerja menghambat interaksi RANKL sehingga menghambat aktivitas osteoklas.[4] Denosumab tersedia dalam bentuk sediaan injeksi 120 mg dalam 1,7 mL (70 mg/mL) dengan dosis injeksi 120 mg sekali/4 minggu SC pada paha, abdomen atau lengan atas. Terapi denosumab harus disertai suplementasi kalsium minimal 500 mg dan vitamin D 400 UI. Penggunaan denosumab hanya untuk dewasa, keamanan dan efektivitas pada anak belum diketahui secara pasti c. Fluoride Fluoride menstimulasi pembentukan tulang, pembentukan kristal fluorapatite, dan peningkatan densitas mineral. d. Suplementasi Vitamin D dan Kalsium Rekomendasi yang ada menyarankan suplementasi vitamin D dan kalsium secara rutin untuk mencegah risiko terjadinya fraktur e. Strontium Strontium ranelate menjadi salah satu terapi pilihan osteoporosis pascamenopause untuk menurunkan risiko fraktur panggul dan vertebrae serta osteoporosis pada pria. Strontium ranelate meningkatkan osteogenesis dan menurunkan resorpsi tulang. 2. jelaskan perbedaan osteoatritis dan reumatoid atritis beserta penatalaksanaannya. Jawaban: 3. jelaskan macam-macam terapi anemia beserta terapi yang digunakan. Jawaban: 4. jelaskan perbedaan glaukoma sudut tertutup dan terbuka beserta masing-masing penatalaksanaannya. Jawaban: