HUBUNGAN STRUKTUR SIFAT KIMIA FISIKA DENGAN PROSES
EKSKRESI OBAT 1. Ekskresi Obat melalui Paru Obat yang diekskresikan melalui paru terutama dalah obat yang digunakan secara inhalasi, seperti siklopran, etilen, nitrogen oksida, halotan, eter, kloroform dan enfluran. Sifat fsik yang menentukan kecepatan ekskresi obaat melalui paru adalah koefisien partisi darah/udara. Obat yang memounyai koefisiensi partisi darah/udara kecil seperti siklopran dan nitrogen oksida, diekskresikan dengan cepat, sedang obat dengan koefisien partisi darah/udara besar, seperti eter dan halotan diekskresikan lebih lambat. 2. Ekskresi Obat melalaui Ginjal a. Penyaringan Glomerulus Ginjal menerima ± 20.25% cairan tubuh dari curah jantung atau 1,2- 1,5 liter darah per menit, dan ± 10% disaring melalui glomerulus. Membran glomerulus mempunyai pori kararkteristik sehingga dapat dilewati oleh molekul obat dengan garis tengah ± 40 Aº, berat molekul lebih kecil dari 5000 dan obat yang mudah larut dalam cairan plasma atau obat yang bersifat hidrofil
b. Absorpsi Kembali secara Pasif pada Tubulus Ginjal
Sebagian besar obat akan diabsorspsi kembali dakam tubulus Ginjal melalaui ,proses difusi pasif. Absorpsi kembali molekul obat ke membrane tubular btergantung pada sifat kimia fisika, seperti ukuran molekul dan koefisisen partisi lemak/air. Obat yang bersifat polar, sukar larut dalam lemak, tidak di absorpsi kembali oleh membrane tubulus. Absorpsi kembali pada tubular ini sangat tergantung pada pH urin. Obat yang bersifat elektrolit lemah pada urin normal, pH = 4,8- 7,5, sebagian besar akan terdapat dalam bentuk tidak terdisosiasi, mudah larut dalam blemak, sehingga mudah diabsorpsi kembali oleh tubular. Obat yang bersifat asam lemah, seperti adam salisilat, fenobarbital nitrofurantoin, asam nalidiksat dan sulfanomida, ekskresinya akan meningkat bila pH urin dibuat basa dan menurusn bila pH urin dibuat asam. Contoh : waktu paruh biologis sulfaetidol yang bersifat asam lemah pada pH urin = 5 adalah 11.5 jam, sedangkan pada pH urin 8, waktu paruhnya menurun menjadi 4,2 jam obat yang bersifat basa lemah, ekskresinya kan meningkat bila pHurin dibuat asam dan menurun bila pH urin dibuat basa. Contoh : Obat basa lemah antara lain kuinakrin, klorokuin, nikotin, prokain, meperidine, kuinin, amfetamin, imipramine, amitriptilin dan antihistamin. Asam kuat, dengan pKa lebih kecil dari 2,5 dan basa kuat, dengan pKa lebih besar dari 12, terinisasi sempurna pada pH urin sehinngga sekresinya tidak terpengaruh oleh perubahan pH urin. c. Sekresi Pengangkutan Aktif pada Tubulus Ginjal Obat dapat bergerak dari plasma darah ke urin melalaui membrane tubulus ginjal dengan mekanisme pengakutan aktif Contoh: 1) Bentuk terionisasi obat yang bersifat asam, seperti asam salisilat, penisislin, probenesid, diuretic turunan tiazida, asam aminohipurat, kojugat sulfat, konjugat asam glukuronat, indometasin, klorpropamid san furosemide. 2) Bentuk terionisasi obat yang bersifat basa, seperti morfin, kuinin, meperidine, prokain, histamin, tiamin, dopamine, dan turunan ammonium kuartener. Proses pengankutan aktif obat di tubulus dapat memberi penjelsan mengapa antibiotic turunan penisislin cepat diekskresikan dari tubuh kombinasi probenesid dengan penisilin akan meningkatkan masa lerja penisilin krena probenesid dapat menghambat sekresi pengangkutan aktif penisilin dalam darah tetaptinngi dan menimbulkan aktivitas lebih lanjut. 3. Ekskresi Obat melalui Empedu Obat dengan berat molekul lebih kecil dari 150 dan obat yang telah dimetabolisis menjadi senyawa yang lebih polar, dapat dieksresikan dari hati, melewati empedu, menuju ke usus dengan mekanisme pengangkutan aktif. Obat tersebut biasanya dalam bentuk terkonjugasi dengan asam glukuronat, asam sulfat atau glisisn. Di usus bentuk konjugat tersebut secara langsung diekskresikan melalui tinja, atau dapat mengalami proses hidrolisis oleh enzim atau bakteri usus menjadi senyawa senyawa bersfat non polar, sehingga diabsorpsi kembali ke plasma darah, kembali kehati, dimetabolisis, dikeluarkan lagi melalui empedu menuju ke usus, demikian seterusnya sehingga merupakan suatu siklus, yang dinamakan siklus enteroheoatik. siklus ini menyebabkan masa kerja obat menjadi lebih Panjang. Contoh : 0bat yang mengalami siklus entrohepatik antara lain adalah hormone estrogen, indometasin, digitoksin dan fenolftalin, sedangkan obat yang langsung diekskresikan melalui empedu dengan mekanisme pengangkutan aktif anatara lain adalah penisilin, rifampisim, streptomisin, tetrasiklin, hormone steroid dan glikosida jantung. Skema proses eksresi obat dari tubuh dijelaskan dengan bagan pada gambar.