Anda di halaman 1dari 15

BIOFARMASI

Disusun Oleh :
Kelompok V
Annisa Ghassani Amalyuri 197014025
Syukur Berkat Waruwu 197014026
Khaira Banu 197014027
Rohana Oktofariday Simbolon 197014028
Peri 197014029
Andy Febriady 197014030
METABOLISME HATI
• Metabolisme obat Adalah proses mengubah molekul
kimia obat setelah masuk ke alam tubuh. Secara
umum, metabolisme obat menurunkan efek
terapetik. Secara keseluruhan obat yang
metabolisme untuk meningkatkan kelarutan dalam
air untuk dieleminasi pada urin atau empedu.
Beberapa obat dimetabolisme menjadi senyawa aktif
terlebih dahulu sebelum dimetabolisme menjadi
senyawa inaktif dan di eksresi. Hati adalah organ
terpenting dalam proses metabolisme obat
Enzim yang berperan dalam metabolisme obat di hati

• Hepatosit menghasilkan 70-85% populasi sel dalam hati,


yang menjadi sel fungsional pada hati, retikulum
endoplasma hepatosit adalah bagian utama dalam
metabolisme di hati, dengan beberapa enzim yang
memetabolisme obat dalam mikrosom
• Enzim yang berperan : Cytochrome P450, disebut seperti
itu karna lokasi (cyto sel) dan mengabsorpsi warna
(chrome) cahaya yang memiliki panjang gelombang 450
nm.
• Enzim P450 terdiri dari CYP1, CYP2, dan CYP3, yang
memediasu 70-80% metabolisme obat terapetik.
Metabolisme obat di hati
• Fase 1: reaksi fase 1 adalah masuknya Gugus Fungsu
pada molekul induk, reaksi fase ini biasanya berakibat
pada hilangnya ativitas farmakolois obat, namun ada juga
yang tetap memperlihatkan berlangsungnya aktivitas atau
peningkatan aktivitas, sehingga membuat senyawa cukup
hidrofil dan mudah untuk berkonjugasi. Aktivitas
metabolisme terdiri dari : Oksidasi, reduksi, hidrolisis,
hidrasi. Tempat : Retikulum Endoplasma, sitosol,
mitokondria
• Fase 2 : reaksi fase 2 adalah mengikat Gugus fungsional
hasil fase 1 menjadi bentuk yang mudah terkonjugasi
lebih pola sehingga mudah diekskresikan. Aktivitas
metabolisme terdiri dari: glikosida, sulfatasi, metilasi,
astilasi, konjugasi, asam amino, konjugasi asam lemak,
konjugasi glutation, dan kondensasi
• Faktor - faktor yang mempengaruhi metabolisme obat:

a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Riwayat penyakit
d. Penggunaan obat lain
e. Rute pemberian obat
f. Diet / pola makan
g. Stress
EKSKRESI MELALUI GINJAL
Eksresi melalu ginjal melibatkan 3 proses yaitu:

1. Filtrasi glomerulus:

Filtrasi glomerulus menghasilkan ultrafiltrat yaitu plasma minus protein


(semua obat bebas akan dikeluarkan dalan ultrafiltrasi sedangkan yang
terikat protein tetap tinggal dalam darah)
2. Sekresi aktif di tubulus proksimal

Sekresi aktif dalam darah ke lumen tubulus proksimal terjadi melalui


molekul transporter P-glikoprotein (P-gp) dan MRP (multifragresistance
protein) yang terdapat di membran sel epitel.
3. Reabsorpsi pasif di sepanjang tubulus

Reabsorpsi pasif terjadi di sepanjang tubulus untuk obat yang larut lemak. Oleh
karena itu derajat ionisasi bergantung pada pH larutan, maka hal ini dimanfaatkan
untuk mempercepat ekskresi ginjal pada keracunan suatu obat asam atau basa
Ekskresi melalui ginjal akan
berkurang jika terdapat
gangguan fungsi ginjal ,
pengurangan fungsi ginjal
dapat di hitung berdasarkan
pengurangan clirens creatinin,
dengan demikian,
pengurangan dosis obat pada
penderita gangguan fungsi
ginjal dapat dihitung.
EKSRESI MELALUI EMPEDU
Eksresi melalui empedu melibatkan melekul obat yang aktif atau metabolitnya
dari hepatosit kedalam empedu. Empedu mengngkut obat ke usus, dimana obat
itu akan dieksresikan.

Senyawa yang eksresi adalah


• Senyawa BM > 500
• Senyawa dengan gugus polar yang Kuat
• Metabolit (konjugat glukoronida)

Eksresi melalui difusi ataupun transport aktif, ada 3 sistem transport :


• Untuk asam organik
• Basa organik
• Zat netral
• Contoh obat yang eksresi empedu: Glikosida digitalis,
kolestrol steroid, indomesatin, penisilin, eritromisin,
rifampisin.

• Meskipun banyak obat dapat mencapai usus melalui rute


ini, enzim dekonjugasi dalam usus dan pH usus
menyebabkan banyak obat untuk mengambil bentuk
lipofilik non polar yang kemudian segera diserap
kembali oleh difusi ke dalam plasma. Proses ini disebut
sebagai siklus enterohepatik. Obat-obatan yang
menjalani siklus enterohepatik yang luas umumnya
memiliki durasi aksi yang panjang.
PENGIKATAN OBAT DENGAN PROTEIN PLASMA
• Derajat ikatan obat dengan protein plasma ditentukan oleh:
o Afinitas obat terhadap protein
o Kadar obat
o Kadar protein

• Obat yang bersifat asam terutama terikat pada albumin plasma


• Obat yang bersifat basa terikat pada asam α1 glikoprotein
• Interaksi terjadi bila dua obat berkompetisi untuk berikatan dengan protein
plasma, yang dapat mengakibatkan peningkatan konsentrasi obat bebas (aktif).
• Interaksi juga dapat berupa displacement obat yaitu jika suatu obat A berikatan
dengan protein plasma kemudian diberikan obat B yang memiliki afinitas lebih
tinggi untuk berikatan dengan protein plasma, sehingga obat A didesak dari
ikatannya.
• Contoh obat dengan Afinitas tinggi ikatan protein : fenitoin, warfarin dan
tolbutamid.
• Obat yang berbeda terikat pada protein yang berbeda

1. Pengikat untuk bahan obat yang bersifat asam = Albumin

Contoh : Bilirubin, Asam empedu, asam lemak, Vitamin C,


Salisilat, Sulfonamida, Barbiturat, Probenesid, Fenilbutazon,
Penisilin, Tetrasiklin, dll.
2. Pengikat untuk bahan obat yang bersifat basa = Globulin
Contoh : Adenosin, Qunin, Stretomycin, Kloramfenikol,
Digitoxin, dll.
PENGIKATAN OBAT DENGAN JARINGAN

• Sama halnya dengan pengikatan pada protein plasma, obat-obatan juga


dapat mengikat komponen jaringan individu.

• Efek dari pengikatan jaringan:

1) Meningkatkan volume distribusi

2) Mewakili situs potensial untuk interaksi obat

3) Menghasilkan penyerapan obat kembali ke sirkulasi saat konsentrasi


plasma turun. Dengan demikian pengikatan jaringan dapat mewakili
cadangan obat yang dapat memperpanjang durasi kerja obat
• Beberapa obat dapat berikatan dengan jaringan protein
yang spesifik selain protein plasma. Obat tersebut juga
dapat berikatan dengan makromolekul lain seperti melanin
atau DNA.
• Semakin kuat ikatan obat dengan jaringan/ makromolekul
maka akan menurunkan konsentrasi plasma
menghasilkan peningkatan Volume distribusi
• Pengikatan jaringan dengan obat tidak dapat ditentukan
langsung.
• Faktor yang mempengaruhi lokalisasi obat di jaringan
yaitu lipofilisitas, karakteristik obat, dan perbedaan pH.
• Urutan pengikatan Obat ke jaringan ekstravaskular:
Hati > Ginjal > Paru-paru > Otot.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai