Anda di halaman 1dari 23

FARMASI FISIK

Development And Evaluation Of A New Gastroretentive Drug


Delivery System: Nanomicelles-loaded Floating
Mucoadhesive Beads

Disusun oleh :
Ulwan Purnamasari Rachmah 197014023
Dara Sukma Ratmelya 197014024
Annisa Ghassani Amalyuri 197014025
Khaira Banu 197014027
Anggun Syafitri 207014003
Yoan Dasawati 207014026

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Prof. Dr. Anayanti Arianto, M.Si., Apt.
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
Pendahuluan
Nanomicelles dibentuk oleh agregasi amfifil
Karsinoma lambung adalah kanker ke-4 yang kopolimer, yang tidak memiliki modifikasi kimiawi
paling sering didiagnosis dan penyebab utama ke-2 untuk menghancurkan obat. Biasanya inti hidrofobik
kematian akibat kanker di seluruh dunia. Oleh karena itu, berfungsi sebagai reservoir untuk obat yang sulit larut
penting untuk merancang vektor baru untuk mengontrol dalam air untuk meningkatkan kelarutan dan stabilitas,
pelepasan obat dan memperpanjang waktu retensi obat di sedangkan hidrofilik menjadi penghubung antara inti
jaringan yang sakit. Agar obat tetap terlokalisasi di perut dan media berair sekitarnya untuk melindungi obat.
dan memperpanjang interval pemberian dosis kpd pasien
Khususnya, nanomicelles dapat secara spontan
dengan penyakit lambung.
Sistem penghantaran obat gastroretentive (GDDS)
terakumulasi di jaringan tumor dengan meningkatkan
telah dikembangkan baru-baru ini. GDDS yang umumnya permeabilitas dan efek.
mencakup sistem mukoadhesif, sistem mengambang, sistem Emodin adalah turunan antrakuinon dari akar
kepadatan tinggi, sistem superporus dan sistem magnet, rhubarb (Rheum officinale Baill.) Emodin telah terbukti
telah dilaporkan memberikan terapi yang efektif dan aman. dapat menghambat SGC-7901 proliferasi sel karsinoma
Sistem penghantaran obat nanotherapeutic (NDDS) lambung pada manusia. Karena itu, emodin dipilih
telah dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir dan sebagai model obat untuk membangun nanomicelles
semakin meningkat dampak yang signifikan terhadap GDDS.
pengobatan kanker karena memiliki keuntungan seperti Dalam penelitian ini, emodin dilapisi kitosan
peningkatan kelarutan, peningkatan biodistribusi, dan
yang mengandung Pluronic F127/Tween 80 campuran
peningkatan konsentrasi antar sel.
nanomicelles dikembangkan untuk meningkatkan efek
Di antara berbagai NDDS termasuk liposom,
vesikel, nanogel, nanopartikel dan misel, nanomisel polimer penghambatan pada sel tumor.
telah muncul sebagai salah satu platform teknologi yang
paling serbaguna, terukur, layak biaya dan menjanjikan
secara klinis.
BAHAN-BAHAN
● Emodin
● Pluronic F127
● Tween 80
● Chitosan
● Sodium Carboxymethycellulose
● Aluminum Chloride
● DMEM/HIGH GLUCOSE
● Phosphate Buffered Saline
● TRYPSIN 0.25%
● Fetal Bovine Serum (FBS)
● MTT (Methyl Thiazolyl Tetrazolium)
● DMSO
● Penicillin G
● Streptomycin Sulfate
2.2.1. Persiapan nanomisel campuran F127/Tween 80 emodin
berlapis kitosan

Campuran Misel Pluronic F127/Tween 80 berlapis emodin

O DO L O berlapis kitosan dibuat menggunakan metode hidrasi film tipis.

MET
Kitosan 0,5% (w/v) diperoleh dengan mendispersi kitosan dalam
HCl 0,1 M dan disaring melalui membran filter 0,45 μm.

GI Sembilan formulasi yang terdiri dari campuran emodin (1,5 mg)


dan proporsi berat berbeda dari Pluronic F127 dan Tween 80

IT IA N
PENEL
masing-masing dilarutkan dalam 6 mL etanol dalam labu alas
bulat. Film polimer tipis dibentuk setelah menghilangkan etanol
melalui penguapan putar vakum pada 40°C. Film yang dihasilkan
dihidrasi dengan 6 mL kitosan 0,5% untuk mendapatkan misel
berlapis kitosan, yang disonikasi selama 15 menit pada suhu
25°C kemudian disaring melalui membran 0,22 μm. Dispersi
nanomicelle terakhir diliofilisasi dan disimpan di desikator untuk
digunakan di masa mendatang.
2.2.2. Karakterisasi nanomicelles
2.2.2.1. Efisiensi penjeratan (EE) dan pemuatan obat (DL).
Untuk menentukan EE dan DL nanomisel, nanomisel beku-

O DO L O kering (10 mg) ditambahkan ke 2 mL etanol dan selanjutnya


MET dipecah dengan sentrifugasi pada 7378 × g selama 30 menit.

GI
Jumlah emodin dalam supernatan dianalisis dengan kromatografi
cair kinerja tinggi (HPLC) yang dilengkapi dengan kolom

IT IA N Diamonsil C8 pada 264 nm. DL dan EE dihitung dengan

PENEL persamaan berikut:


2.2.2.2. Ukuran partikel rata-rata, indeks polidispersitas (PDI)
dan potensial zeta.
Ukuran partikel rata-rata, PDI dan potensial zeta dari

O DO L O nanomicelles diukur dengan Dynamic Light Scattering (DLS)


MET menggunakan Zetasizer Nano ZS.

GI 2.2.2.3. Morfologi nanomicelles.

IT IA N Morfologi nanomisel diselidiki menggunakan mikroskop

PENEL
elektron transmisi yang dioperasikan dengan tegangan
percepatan 120 kV. Sampel diendapkan pada jaringan tembaga
berlapis film karbon dan diwarnai dengan larutan berair asam
fosfotungstat (1%, b/v), kemudian dikeringkan pada suhu kamar
dan diamati di bawah TEM (Transmission Electron Microscopy).
2.2.2.4. Uji antitumor in vitro.
Sel dikultur dalam media DMEM/GLUKOSA TINGGI
(mengandung 10% FBS, 100 U / mL penisilin G dan 100 μg/mL

O DO L O streptomisin sulfat) pada suhu 37°C dalam atmosfer CO2 5%.

MET
Viabilitas sel ditentukan dengan uji MTT. Absorbansi (A) diukur
pada 490 nm menggunakan Thermo Scientific Varioskan Flash
GI (USA). Viabilitas dapat dihitung dengan menggunakan

IT IA N persamaan berikut:

PENEL
Dimana AT adalah absorbansi sumur perawatan, AC adalah
absorbansi dari sumur kontrol
O D O L O
MET
GI
L IT IA N
PE NE
2.2.3 Persiapan nanomicelles-loaded floating
mucoadhesive beads (NFM-Beads)
NFM-Beads disiapkan dengan metode gelasi ionic, dapat di jelaskan sbg berikut:

O DO L O - Suspensi Sodium carboxymethycellulose (CMC-Na, 2%, w / v) dibuat dengan

MET
mendispersikan CMC-Na untuk 0,1 M HCl dengan terus diaduk.
- Larutan 10mg / mL nanomicelle ditambahkan ke 2% CMC-Na dengan ratio

GI yang berbeda CMC-Na / nanomicelles (5/1, 4/1, 3/1, 2/1, 1/1, v /v) dan diaduk
pada 300 rpm selama 1 jam untuk mendapatkan sistem yang homogen.

IT IA N - Sodium bikarbonat, gas membentuk regent, ditambahkan ke dalam campuran

PENEL
CMC-Na /nanomicelles dan kemudian campuran itu terus diaduk pada 300 rpm
selama 30 menit.
- Selanjutnya, campuran diekstrusi dalam bentuk larutan tetesan ke 200ml
aluminium klorida (AlCl 3 • 6H 2 O) (5%, w /v)menggunakan jarum suntik
20ml. Struktur permukaan NFM-Beads basah dan kering diamati dengan
menggunakan mikroskop digital
2.2.4 Evaluasi dari nanomicelles-loaded floating mucoadhesive beads (NFM-Beads)

1. Swelling dan degradasi.


Swelling dan degradasi dari NFM-Beads ditentukan pada 37.0 ± 0.5 ° C dengan
menempatkan sampel kering (50mg) di 50 mL media rilis dari pH 1,2 larutan HCl
(simulated gastric fluid, SGF) di bawah konstan pada kecepatan100 rpm
2. Kemampuan Mengambang In Vitro.
Kemampuan mengambang dievaluasi dengan metode observasi visual. Dua puluh

O GI
NFM-Beads ditempatkan ke 50mL SGF dipertahankan pada 37.0 ± 0.5 ° C dan diaduk

O D O L pada 100 rpm.


MET I AN
3. Sifat Mukoadhesif Dalam Uji In Vitro.
E LI T
PEN
Uji Evaluasi invitro mucoadhesion dilakukan dengan menggunakan membran kulit telur
dan mukosa lambung terisolasi dari tikus. Membran kulit telur diperoleh dari telur
ayam segar dengan mengosongkan isi dan menghapus cangkang luar. Dua puluh NFM-
beads tersebar merata pada permukaan membran, ditempatkan dalam ruang
dipertahankan pada kelembapan relative 93% pada suhu kamar.
4. Identifikasi Pembentukan Nanomicelles Dan Nfm-beads.
Menggunakan Spektroskopi FT-IR untuk menyelidiki pembentukan nanomicelles dan
NFM-Beads, dengan spektroskopi FT-IR pada panjang gelombang 400-4000 cm - 1.
5. Uji pelepasan secara in vitro.
Pelepasan emodin dari NFM-Beads dilakukan pada 25 mL SGF di 37,0 ± 0,5 ° C di
bawah getaran pada100 rpm. kemudian dianalisis dengan HPLC dengan panjang
gelombang eksitasi 435 nm dan panjang gelombang emisi 515 nm.
6. Evaluasi retensi lambung in vivo dari NFM-Beads.
untuk menyelidiki kemampuan retensi lambung yang sebenarnya, dilakukan
pemeriksaan radiografi untuk menentukan lokasi anatomis NFM-Beads.
2.3 Analisa Statistik

O DO L O Analisis statististik dilakukan dengan


MET menggunakan origin pro versi 8, Uji t sampel
GI berpasangan digunakan untuk menilai
IT IA N signifikansi statistic perbedaan antara dua
PENEL kelompok, jika nilai p kurang dari 0,05 maka
disebut signifikan.
HASIL
PENELITIAN
3.1 Evaluasi Nanomisel
3.1.1 EE, DL, ukuran partikel, PDI dan Zeta Potensial

Nanomisel yang diperoleh dari 9 formulasi dapat terdispersi dengan baik


dalam HCL 0,1 M, selain itu potensial zeta menunjukkan bahwa semua nanomisel
bermuatan positif karena karakter kationik kitosan.

Pada formulasi F9 , memeberikan hasil EE% 97,74% DL% 0,808% ,


ukuran parrtikel 206,8–288,6 nm, PDI 0,162-0,295 dan zat potensinya 30,76 mV,
menunjukkan bahwa nanomisel formulasi F9 stabil secara fisik, oleh karena itu F9
dipilih untuk formulasi selanjutnya yaitu nanomisel loaded floating mucoadhesive
beads
HASIL
PENELITIAN
3.1.2 Analisis TEM
Pada gambar 1 dapat dilihat hasil analisis TEM
pada F9, yang menunjukkan bahwa Chitosan-coated
emodin-loaded Pluronic F127 dan Tween 80
menunjukkan bentuk bulat dengan distribusi homogen
dalam 0,1 M HCl. Ukuran partikel yang diamati mulai
190-300 nm yang sesuai dengan yang diukur
menggunakan DSL.
HASIL
PENELITIAN
3.1.3 Uji In Vitro Sitotoksisitas
Setelah gastric cancer diberikan treatment yang
berbeda pada 24 jam dan 48 jam, blank nanomisel
menunjukkan sitotoksititas nol.

Emodin-loaded nanomicelles memberikan hasil


efikasi antitumor yang paling baik dibandingkan
dengan suspensi emodin yg diberikan dengan dosis
60 μM emodin pada 24 jam dan 48 jam, dan 45 μM
pada 48 jam. Yang disebabkan karna kelarutan dari
emodin nanomisel dan efek pluronic F127 yang
menyebabkan sensitisasi jaringan tumor terhadap
agen antikanker.
HASIL
PENELITIAN
Evaluasi NFM-Beads

• Proses pengembangan dan degradasi

Gambar 3A. Menunjukkan pori yang


terbentuk pada NFM-beads karena
pencampuran CMC-Na/nanomicelles
dengan NaHCO3 dan Al3+
Gambar 3B. Setelah kering, permukaan NFM-
beads tetap terjaga struktur porinya.
HASIL
Evaluasi NFM-Beads
• Proses pengembangan dan degradasi
PENELITIAN

Gambar 4A. Rasio 5/1 menunjukkan proses swelling tertinggi (740%) dan
degradasi beads yang lambat.
Gambar 4B. Formula 1/1 terdegradasi (52%) selama 5 menit dan mengalami erosi
secara keselururuhan pada waktu 8 jam.
HASIL
• Kemampuan Floating secara InvitroPENELITIAN

Gambar 5. menunjukkan formula rasio


CMC-Na/nanomicelles 5/1 dan 4/1 memiliki
kemampuan floating yang tinggi. Formula
tersebut awal floating 80% pada 5 menit dan
rasio floating menurun 60% setelah proses
swelling dan degradasi selama 8 jam di
dalam SGF (Simulated Gastric Fluid).
• Sifat Mucoadhesive secara invitroHASIL
PENELITIAN
Gambar 6A. Menunjukkan sifat mucoadhesive pada
membrane kulit telur dan mukosa lambung tikus.
Keduanya memiliki rasio CMC-Na/nanomicelles yang
sama. Mucoadesi meningkat sejalan dengan
meningkatnya rasio CMC-Na/nanomicelles dari 1/1
hingga 3/1, yang mana mengandung peningkatan
CMC-Na.

Gambar 6B. Menunjukkan korelasi yang baik antara


membrane kulit telur dan mukosa lambung tikus, yang
meningkat secara linear.
• FT-IR Spectroscopy
HASIL
PENELITIAN
• Pelepasan secara Invitro
HASIL
PENELITIAN
Gambar. 8, NFM-Beads menunjukkan pelepasan bifasik dengan
peningkatan di awal sekitar 21%, diikuti oleh peningkatan yang
lebih lambat pada fase pelepasan obat setelah 0,5 jam. Pelepasa
obat kecil mungkin dikaitkan dengan nanomicelles bermuatan
emodin pada NFM-beads, yang tidak dilindungi secara tepat oleh
struktur jaringan polimer. Mekanisme pelepasan obat ditunjukkan
oleh koefisien korelasi (R2) yang diperoleh dari berbagai model
rilis NFM-Beads dengan rasio CMC-Na / nanomicelles 5/1 dalam
SGF.
HASIL
PENELITIAN
• Evaluasi retensi lambung in vivo dari NFM-Beads

Gambar 9.
A. kontrol (sebelum pemberian dosis)
B. 15 menit setelah pemberian dosis
C. Setelah 1 jam
D – G proses swelling dan degradasi.

NFM-Beads tetap berada di lambung


selama 8 jam. Kemampuan
Gastroretentive
NFM-Beads dapat dijelaskan bahwa
beads berada di dalam
bagian atas lambung, melindungi beads
dari Gerakan peristaltic dengan cara
floating. Selain itu, NFM-Beads memiliki
kekuatan mokuadesif yang tinggi
dengan lapisan musin mukosa lambung,
yang
mengosongkan lambung secara efisien.
Kesimpulan
Dalam penelitian ini, NFM-Beads diformulasi dan dikarakterisasi dengan sangat
baik. Seperti yang diharapkan sebelumnya:

• NFM-Beads dapat melepaskan obat antitumor secara lokal di lambung


• Memperpanjang waktu retensi lambung
• Nanomicelles yang dilepaskan dari beads dapat dengan kuat menghambat sel
kanker lambung.
• Serta, Penghantaran bersama beads gastroretentive nanomicelles berlapis
kitosan dapat menjadi pembawa obat yang menjanjikan untuk pengobatan
kanker lambung atau penyakit lambung lainnya.

Anda mungkin juga menyukai