AMIDA
Disusun oleh :
Gabby Chessariny
Hayatul Ma’rifah
M Habib Aslam
Teguh Imam P
Yoga Delahoya
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “
Amida”.
Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai pengertian secara umum
dari senyawa Amida serta sifat-sifat dari Amida dalam berbagai segi dan bentuk.
Selain itu, kami juga menjelaskan aplikasi-aplikasi senyawa Amida dalam
kehidupan sehari-hari.
Adapuan tujuan kami menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi
tugas kelompok dari dosen pengampu yang membimbing kami dalam mata kuliah
Kimia Organik. Di sisi lain, kami menulis makalah ini untuk mengetahui lebih
rinci mengenai Amida dari segala pengertian dan sifat kimia maupun sifat
fisikanya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami untuk
ke depannya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Kimia Organik ini.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.3. Tujuan......................................................................................................1
2.1. Definisi....................................................................................................2
4.1 Kesimpulan..................................................................................................21
4.2 Saran............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi amida
2. Mempelajari reaksi amida dan pembentukannya
3. Mengetahui aplikasi senyawa amida dalam kehidupan sehari-ha
BAB II
ISI
2.1. Definisi
Amida adalah sebuah turunan dari asam karboksilat dengan RCONH2
sebagai rumus umum, di mana R adalah hidrogen atau alkil atau aril radikal.
Amida dibagi menjadi beberapa sub kelas, tergantung pada jumlah substituen
pada nitrogen. Yang sederhana atau primer, yaitu amida dibentuk oleh
penggantian gugus hidroksil karboksilat oleh gugus amino, NH2. Senyawa ini
diberi nama dengan menjatuhkan kata “asam” dan akhiran “ – oat” dari
nama asam karboksilat asal dan menggantinya dengan akhiran "amida". Dalam
amida sekunder dan tersier, salah satu atau kedua hidrogen digantikan dengan
kelompok lainnya. Keberadaan kelompok tersebut ditunjuk oleh awalan N (untuk
nitrogen).
Selain formamida, semua amida sederhana merupakan lelehan padat, stabil,
dan asam lemah. Mereka sangat terkait melalui ikatan hidrogen, sehingga larut
dalam pelarut hydroxylic, seperti air dan alkohol. Karena kemudahan formasi dan
titik leleh yang tajam, amida sering digunakan untuk identifikasi asam organik
dan identifikasi amina.
Seperti yang kita lihat, ada banyak ikatan hidrogen yang dapat dibentuk.
Setiap molekul memiliki dua atom hidrogen sedikit positif dan dua pasang
elektron bebas pada atom oksigen. Ikatan hidrogen ini memerlukan jumlah energi
yang besar untuk memutuskannya. Oleh sebab itu titik leleh dari senyawa-
senyawa amida cukup tinggi.
Gambar 2.4. Pasangan elektron sunyi pada nitrogen yang menarik suatu ion hidrogen
(proton). Dijelaskan bahwa walaupun salah satu atom hidrogen pada nitrogen digantikan
oleh gugus metil hal itu tidak menimbulkan suatu perbedaan yang berarti.
Ketika kita melarutkan senyawa ini dalam air, pasangan elektron bebas nitrogen
mengambil ion hidrogen dari molekul air dan kesetimbangan terjadi seperti
berikut.
Gambar 2.5. Jika senyawa dilarutkan dalam air
b. Kelarutan
Kelarutan dari amida dan ester secara kasar sebanding. Biasanya amida
kurang larut dibandingkan amina dan asam karboksilat yang sebanding karena
senyawa ini dapat dengan baik menyumbangkan dan menerima ikatan hidrogen.
HCONH2 = methanamide
CH3CONH2 = ethanamide
CH3CH2CONH2 = propanamide
Jika rantai itu bercabang, karbon pada gugus -CONH2 dianggap sebagai atom
karbon nomor satu, misalnya :
Contoh:
a). HCOOH : Asam metanoat / asam format
b). HCONH2 : metanamida(IUPAC)
Formamida (trivial)
c). CH3CH2CH2COOH : asam bityanoat/asam butirat
d). CH3CH2CH2CONH : butanamida (IUPAC) Butiramida (trivial)
Contohnya :
Sebuah anhidrida asam adalah sesuatu yang kita peroleh jika melenyapkan
sebuah molekul air dari dua kelompok asam -COOH karboksilat. Misalnya jika
kita mengambil dua molekul asam etanoat dan mengeluarkan sebuah molekul air
di antara mereka maka kita akan mendapatkan anhidrida asam, anhidrida etanoat
(nama lama: anhidrida asetat).
Reaksi-reaksi anhidrida asam mirip seperti asil klorida, kecuali bahwa
selama reaksi, molekul asam karboksilat lebih dominan dihasilkan daripada HCl
pada waktu asil klorida bereaksi. Jika anhidrida etanoat akan ditambahkan ke
larutan amonia pekat, ethanamide dibentuk bersama-sama dengan amonium
etanoat.
Kemudian asam etanoat yang dihasilkan bereaksi dengan amonia berlebih untuk
menghasilkan amonium etanoat.
Kita akan mengambil contoh metilamin sebagai amina primer sederhana dimana
gugus NH2 terikat pada sebuah gugus alkil.
Pada reaksi ini, produk pertama disebut sebagai amida yang tersubstitusi -N.
Fenilamin adalah amina primer yang paling sederhana dimana gugus -NH 2
terikat secara langsung pada sebuah cincin benzen. Nama lamanya adalah anilin.
Pada fenilamin, hanya gugus -NH2 yang terikat pada cincin. Rumus struktur
fenilamin bisa dituliskan sebagai C6H5NH2. Tidak ada perbedaan esensial antara
reaksi ini dengan reaksi dengan metilamin, tetapi terbentuknya struktur amida
yang tersubstitusi -N perlu dipahami.
Reaksi ini terkadang terlihat lebih rumit jika fenilamin digambarkan dengan
memperlihatkan cincin benzennya, dan khususnya jika reaksi dijelaskan dari sudut
pandang fenilamin.
Jika anda mencermatinya, molekul ini persis sama seperti molekul pada
persamaan di atas, hanya saja lebih menekankan bagian fenilamin dari molekul
tersebut. Amati molekul ini dalam bentuk yang memperlihatkan cincin
benzennya, perhatikan bahwa salah satu hidrogen dari gugus -NH 2 telah
digantikan oleh sebuah gugus asil (sebuah gugus alkil yang terikat pada sebuah
ikatan rangkap C=O). Anda bisa mengatakan bahwa fenilamin telah terasilasi
atau telah mengalami asilasi. Karena sifat dari gugus alkil yang khusus ini, maka
proses ini juga disebut sebagai etanoilasi. Hidrogen digantikan oleh sebuah gugus
etanoil, CH3CO-
Contohnya :
O R’ O R’
|| | || |
R – C – Cl + N – H R – C –N + HCl
| |
R’’ R’’
Contohnya :
Asil klorida (juga dikenal sebagai asam klorida) memiliki rumus umum
RCOCl. Atom klorin sangat mudah diganti dengan subtituents lain. Misalnya
mudah digantikan oleh sebuah kelompok -NH2 untuk membuat suatu amida.
Untuk membuat ethanamide dari klorida ethanoyl, biasanya kita
menambahkan ethanoyl klorida ke dalam sebuah larutan yang terdiri dari amonia
dalam air. Ada beberapa reaksi yang sangat keras yang menghasilkan banyak asap
putih (seperti campuran amonium klorida padat dan ethanamide). Beberapa
campuran tetap dilarutkan dalam air sebagai larutan tidak berwarna.
|| //
Contohnya :
Secara teknis, hidrolisis adalah reaksi dengan air. Itulah yang terjadi ketika
amida dihidrolisis (dengan adanya asam encer seperti asam klorida encer, asam ini
bertindak sebagai katalis untuk reaksi antara amida dan air).
Amida dapat dihidrolisis dari larutan asam ataupun basa.
a. Dalam suasana asam
O O
|| || +
Contohnya :
O O
|| || +
Contohnya :
O O
|| ||
CH3CH2CN(CH3)2 + OH- CH3CH2CO- + HN(CH3)2
N.N- dimetilpropanamida ion propanoat dimetil amina
O
|| LiAlH4
R-C-NR’2 RCH2NR’2
Gambar 2.26. Reaksi reduksi amida
Contohnya :
O
|| LiAlH4
HCN(CH3)2 HCH2N(CH3)2
N,N – dimetilformida N,N - dimetilformalamina
Gambar 2.27. Contoh reduksi amida
O
|| P2O5
CH3C-NH2 CH3 - C ≡ N + H2O
etanamida etananitril
d. Salisilamida
O
HN CCH3
OH
Gambar 2.31. Rumus struktur senyawa amida sebagai analgesic
2.6.1.2. Anti-diare
Gambar 2.32. Rumus struktur anti diare
H O
N C
CH2CH3
O C C
CH2CH3
N C
H O
Gambar 2.33. Rumus struktur Obat bius
2.6.3 Surfaktan
Surfaktan yang disintesis dari turunan minyak bumi dan gas alam sukar
terdegradasi oleh alam, di samping itu proses pembuatan surfaktan dari bahan
baku ini menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Minyak nabati dapat
pula dijadikan sebagai sumber bahan baku di dalam pembuatan surfaktan.
Surfaktan yang dihasilkan merupakan surfaktan yang mudah terdegradasi. amida
merupakan salah satu hasil sintesis dari minyak inti sawit yang ramah lingkungan,
tergolong surfaktan non ionik yang dapat digunakan sebagai bahan aditif pada
pembuatan sampo.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Hidrolisis Amida
Reduksi
Dehidrasi Nitril
DAFTAR PUSTAKA
http://ayulestarijambi2.blogspot.co.id/2013/03/amida.html
https://www.scribd.com/doc/218022119/mkalah-kimia
http://djalalblack.blogspot.co.id/2014/04/surfaktan.html