Anda di halaman 1dari 25

Makalah Kimia Organik

AMIDA

Disusun oleh :

Gabby Chessariny
Hayatul Ma’rifah
M Habib Aslam
Teguh Imam P
Yoga Delahoya

Teknik Kimia S1-C

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Riau
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “
Amida”.
Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai pengertian secara umum
dari senyawa Amida serta sifat-sifat dari Amida dalam berbagai segi dan bentuk.
Selain itu, kami juga menjelaskan aplikasi-aplikasi senyawa Amida dalam
kehidupan sehari-hari.
Adapuan tujuan kami menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi
tugas kelompok dari dosen pengampu yang membimbing kami dalam mata kuliah
Kimia Organik. Di sisi lain, kami menulis makalah ini untuk mengetahui lebih
rinci mengenai Amida dari segala pengertian dan sifat kimia maupun sifat
fisikanya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami untuk
ke depannya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Kimia Organik ini.

Pekanbaru, 5 November 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah....................................................................................1

1.3. Tujuan......................................................................................................1

BAB II. ISI

2.1. Definisi....................................................................................................2

2.2. Sifat Amida..............................................................................................4

2.3. Tata Nama Amida.......................................................................................6

2.4. Reaksi-reaksi Pembuatan amida.................................................................8

2.5. Reaksi Senyawa Amida.............................................................................15

2.6. Aplikasi dan kegunaan Amida..................................................................17

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan..................................................................................................21

4.2 Saran............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Amida ialah suatu senyawa yang mempunyai nitrogen trivalen yang terikat
pada suatu gugus karbonil. Dalam senyawa amida, gugus fungsi asil
berkaitan dengan gugus –NH2. Dalam pemberian namanya, akhiran –Oat
atau –At dalam nama asam induknya diganti dengan kata amida. Didalam
gugus fungsi amida, atom nitrogen terikat pada gugus karbonil. Jika dua
ikatan bebas atom nitrogen mengikat amida, maka senyawa itu disebut
amida sederhana. Jika salah satu atau kedua ikatan bebas atom nitrogen
mengikat gugus alkil atau gugus aril, senyawa yang demikian disebut amida
tersubstitusi. Gugus karbonil dan ikatan nitrogen dihubungkan sebagai
ikatan amida.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kami membahas tentang apa saja yang terkait dengan Amida
yaitu :
1. Teori Amida
2. Contoh senyawa Amida
3. Sifat fisik dan sifat kimianya
4. Tata nama Amida
5. Sumber dialam mengenai amida
6. Reaksi pembuatan amida
7. Reaksi senyawanya
8. Kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari

1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi amida
2. Mempelajari reaksi amida dan pembentukannya
3. Mengetahui aplikasi senyawa amida dalam kehidupan sehari-ha
BAB II
ISI

2.1. Definisi
Amida adalah sebuah turunan dari asam karboksilat dengan RCONH2
sebagai rumus umum, di mana R adalah hidrogen atau alkil atau aril radikal.
Amida dibagi menjadi beberapa sub kelas, tergantung pada jumlah substituen
pada nitrogen. Yang sederhana atau primer, yaitu amida dibentuk oleh
penggantian gugus hidroksil karboksilat oleh gugus amino, NH2. Senyawa ini
diberi nama dengan menjatuhkan kata “asam” dan akhiran “ – oat” dari
nama asam karboksilat asal dan menggantinya dengan akhiran "amida". Dalam
amida sekunder dan tersier, salah satu atau kedua hidrogen digantikan dengan
kelompok lainnya. Keberadaan kelompok tersebut ditunjuk oleh awalan N (untuk
nitrogen).
Selain formamida, semua amida sederhana merupakan lelehan padat, stabil,
dan asam lemah. Mereka sangat terkait melalui ikatan hidrogen, sehingga larut
dalam pelarut hydroxylic, seperti air dan alkohol. Karena kemudahan formasi dan
titik leleh yang tajam, amida sering digunakan untuk identifikasi asam organik
dan identifikasi amina.

Gambar 2.1 Rumus umum amida


Amida merupakan salah satu turunan dari asam karboksilat. Turunan-
turunan asam karboksilat memiliki stabilitas dan reaktifitas yang berbeda
tergantung pada gugus yang melekat pada gugus karbonil. Stabilitas dan
reaktifitas memiliki hubungan terbalik, yang berarti bahwa senyawa yang lebih
stabil umumnya kurang reaktif dan sebaliknya. Karena asil halida adalah
kelompok paling tidak stabil, masuk akal bahwa senyawa ini dapat secara kimia
diubah ke jenis lain. Karena amida adalah jenis yang paling stabil, secara logis
harus mengikuti bahwa amida tidak dapat dengan mudah berubah menjadi jenis
molekul lain.
Stabilitas semua jenis asam karboksilat derivatif umumnya ditentukan oleh
kemampuan kelompok fungsional untuk menyumbangkan elektron ke seluruh
molekul. Pada dasarnya, semakin elektronegatif atom atau kelompok yang
melekat pada gugus karbonil maka molekul akan kurang stabil. Hal ini mudah
menjelaskan fakta bahwa asil halida yang paling reaktif karena halida biasanya
cukup elektronegatif. Ini juga menjelaskan mengapa anhidrida asam tidak stabil,
dengan dua kelompok karbonil begitu dekat bersama oksigen di antara mereka
sehingga tidak dapat menstabilkan baik oleh resonansi maupun pada pinjaman
elektron untuk kedua karbonil.
Urutan kereaktifan asam karboksilat derivatif adalah sebagai berikut.
Asil Halida (CO-X) > Anhidrida Asil > (-CO-O-OCR) > Tioester Asil (-CO-SR)
> Ester Asil (-CO-OR) > Amida (-CO-NR2)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, molekul yang lebih di kiri dapat
berubah menjadi molekul yang lebih di kanan, yaitu jenis derivatif lebih reaktif
(asil halida) dapat langsung diubah menjadi jenis derivatif kurang reaktif (ester
dan amida).

2.1.1. Struktur dan Ikatan


Amida paling sederhana adalah turunan dari amonia dimana satu atom
hidrogen telah digantikan oleh gugus asil. Pada umumnya amida
direpresentasikan sebagai RC (O) NH2. Amida dapat berasal dari amina primer
(R'NH2) dengan rumus RC (O) NHR '. Amida juga umumnya berasal dari amina
sekunder (R'RNH) dengan rumus RC (O) NR'R. Amida biasanya dianggap
sebagai turunan dari asam karboksilat di mana gugus hidroksil telah digantikan
oleh amina atau amonia.

Gambar 2.2. Terdelokalisasinya pasangan elektron amida

2.2. Sifat Amida


2.2.1. Sifat fisika
Metanamida adalah amida yang berbentuk cairan pada suhu kamar (titik
lebur : 3°C), sementara amida lainnya berbentuk padatan. Titik leleh amida
tergolong tinggi untuk ukuran molekul karena mereka dapat membentuk ikatan
hidrogen. Atom hidrogen dalam gugus NH2 cukup positif untuk membentuk
ikatan hidrogen dengan pasangan elektron mandiri pada atom oksigen dari
molekul lain.

Gambar 2.3. Ikatan hidrogen pada amida

Seperti yang kita lihat, ada banyak ikatan hidrogen yang dapat dibentuk.
Setiap molekul memiliki dua atom hidrogen sedikit positif dan dua pasang
elektron bebas pada atom oksigen. Ikatan hidrogen ini memerlukan jumlah energi
yang besar untuk memutuskannya. Oleh sebab itu titik leleh dari senyawa-
senyawa amida cukup tinggi.

2.2.2. Sifat kimia


a. Kurangnya sifat basa pada amida
Tidak seperti senyawa-senyawa yang mengandung gugus -NH2, amida
merupakan senyawa netral. Senyawa yang mengandung gugus -NH2 seperti
amonia, NH3, atau amina primer seperti metilamina, CH3NH2 adalah basa lemah.
Pasangan elektron mandiri aktif pada atom nitrogen dalam amonia dapat
bergabung dengan sebuah ion hidrogen (proton) dari senyawa lain, dengan kata
lain ammonia bertindak sebagai basa.

Gambar 2.4. Pasangan elektron sunyi pada nitrogen yang menarik suatu ion hidrogen
(proton). Dijelaskan bahwa walaupun salah satu atom hidrogen pada nitrogen digantikan
oleh gugus metil hal itu tidak menimbulkan suatu perbedaan yang berarti.

Ketika kita melarutkan senyawa ini dalam air, pasangan elektron bebas nitrogen
mengambil ion hidrogen dari molekul air dan kesetimbangan terjadi seperti
berikut.
Gambar 2.5. Jika senyawa dilarutkan dalam air

b. Kelarutan
Kelarutan dari amida dan ester secara kasar sebanding. Biasanya amida
kurang larut dibandingkan amina dan asam karboksilat yang sebanding karena
senyawa ini dapat dengan baik menyumbangkan dan menerima ikatan hidrogen.

c. Sifat keelektronegatifan amida


Dibandingkan amina, amida adalah basa sangat lemah. Sedangkan asam
konjugasi dari suatu amina memiliki pKa sekitar 9,5 sedangkan asam konjugasi
dari suatu amida memiliki pKa sekitar -0,5. Oleh karena itu, amida tidak memiliki
sifat yang jelas terlihat sebagai asam-basa dalam air. Kurangnya kebasaan
dijelaskan oleh sifat penarikan elektron-gugus karbonil di mana pasangan elektron
mandiri pada nitrogen terdelokalisasi oleh resonansi. Di sisi lain, amida adalah
basa lebih kuat dari asam karboksilat, ester, aldehida, dan keton (pKa asam
konjugasi antara -6 dan -10).

2.3. Tata Nama Amida


2.3.1. Cara IUPAC
Dalam tatanama biasa, amida disebut sesuai dengan nama asam tempat ia
berasal. Jadi, amida paling sederhana berasal dari asam asetat, asetamida
(CH3CONH2). IUPAC merekomendasikan ethanamide, tetapi ini sangat jarang
ditemui. Ketika amida yang berasal dari amina primer atau sekunder, substituents
pada nitrogen ditunjukkan pertama pada nama amida tersebut. Jadi amida yang
terbentuk dari dimetilamin dan asam asetat adalah N,N- dimetilasetamida
(CH3CON(CH3)2). Biasanya bahkan nama ini adalah dimetilasetamida
(disederhanakan).

HCONH2 = methanamide
CH3CONH2 = ethanamide
CH3CH2CONH2 = propanamide

Tabel 2.1. Beberapa contoh penamaan senyawa amida


O O O
Struktur CH3 C N H CH3CH2 C N H CH3CH2 C N CH3
Formula H H H

IUPAC Ethanamide propanamide N-methylpropanamide

Jika rantai itu bercabang, karbon pada gugus -CONH2 dianggap sebagai atom
karbon nomor satu, misalnya :

Gambar 2.6. Struktur 3-metilbutanamida

2.3.2. Cara trivial


Nama trivial merupakan nama umum, nama dagang, atau nama
berdasarkan asal senyawa tersebut. Tata nama amida secara trivial dapat
ditunjukkan oleh beberapa contoh berikut :

Contoh:
a). HCOOH : Asam metanoat / asam format
b). HCONH2 : metanamida(IUPAC)
Formamida (trivial)
c). CH3CH2CH2COOH : asam bityanoat/asam butirat
d). CH3CH2CH2CONH : butanamida (IUPAC) Butiramida (trivial)

2.4. Reaksi – Reaksi Pembuatan Amida


2.4.1. Reaksi anhidrida dengan ammonia

Gambar 2.7. Reaksi anhidrida dengan ammonia

Contohnya :

Gambar 2.8. Contoh reaksi anhidrida dengan amonia

Sebuah anhidrida asam adalah sesuatu yang kita peroleh jika melenyapkan
sebuah molekul air dari dua kelompok asam -COOH karboksilat. Misalnya jika
kita mengambil dua molekul asam etanoat dan mengeluarkan sebuah molekul air
di antara mereka maka kita akan mendapatkan anhidrida asam, anhidrida etanoat
(nama lama: anhidrida asetat).
Reaksi-reaksi anhidrida asam mirip seperti asil klorida, kecuali bahwa
selama reaksi, molekul asam karboksilat lebih dominan dihasilkan daripada HCl
pada waktu asil klorida bereaksi. Jika anhidrida etanoat akan ditambahkan ke
larutan amonia pekat, ethanamide dibentuk bersama-sama dengan amonium
etanoat.

Gambar 2.9. Mekanisme terbentuknya anhidrida asam


Reaksi-reaksi anhidrida asam mirip seperti asil klorida, kecuali bahwa
selama reaksi, molekul asam karboksilat lebih dominan dihasilkan daripada HCl
pada waktu asil klorida bereaksi. Jika anhidrida etanoat akan ditambahkan ke
larutan amonia pekat, ethanamide dibentuk bersama-sama dengan amonium
etanoat. Sekali lagi, reaksi terjadi dalam dua tahap. Pada tahap pertama
ethanamide dibentuk bersama-sama dengan asam etanoat.

Gambar 2.10. Reaksi ethanamida dengan asam etanoat

Kemudian asam etanoat yang dihasilkan bereaksi dengan amonia berlebih untuk
menghasilkan amonium etanoat.

Gambar 2.11. Reaksi asam etanoat dengan amonia berlebih

Hasilnya kita dapat menggabungkan kedua reaksi ini bersama-sama untuk


memberikan satu persamaan sebagai berikut.

Gambar 2.12. Reaksi ethanamida

Reaksi pembuatan dari anhidrida asam terbagi menjadi :

2.5.1.1. Reaksi dengan metilamin

Kita akan mengambil contoh metilamin sebagai amina primer sederhana dimana
gugus NH2 terikat pada sebuah gugus alkil.

Persamaan awalnya adalah sebagai berikut :


Gambar 2.13. Reaksi dengan metilamin

Pada reaksi ini, produk pertama disebut sebagai amida yang tersubstitusi -N.

Jika anda membandingkan strukturnya dengan amida yang dihasilkan pada


reaksi dengan amonia, yang membedakan adalah bahwa salah satu hidrogen pada
nitrogen telah disubstitusi dengan sebuah gugus metil. Senyawa ini adalah N-
metiletanamida. "N" menunjukkan bahwa substitusi terjadi pada atom nitrogen
dan bukan pada unsur lain dalam molekul tersebut.

Persamaannya biasa dituliskan sebagai berikut :

Gambar 2.14. Reaksi pembentukan N-metiletanamida

Anda bisa menganggap amina primer sebagai amonia yang termodifikasi.


Jika amonia adalah basa dan membentuk sebuah garam dengan asam etanoat,
maka metilamin yang berlebih juga akan mengalami hal yang sama. Reaksinya
sebagai berikut :

Garam yang terbentuk disebut metilamonium etanoat. Garam ini sama


persis seperti amonium etanoat, kecuali bahwa salah satu hidrogen telah
digantikan oleh sebuah gugus metil.
Kedua persamaan reaksi di atas bisa digabungkan menjadi satu persamaan
lengkap, yaitu :

Adapun reaksi untuk asil klorida adalah :

2.5.1.2. Reaksi dengan fenilamin (anilin)

Fenilamin adalah amina primer yang paling sederhana dimana gugus -NH 2
terikat secara langsung pada sebuah cincin benzen. Nama lamanya adalah anilin.
Pada fenilamin, hanya gugus -NH2 yang terikat pada cincin. Rumus struktur
fenilamin bisa dituliskan sebagai C6H5NH2. Tidak ada perbedaan esensial antara
reaksi ini dengan reaksi dengan metilamin, tetapi terbentuknya struktur amida
yang tersubstitusi -N perlu dipahami.

Persamaan reaksi lengkapnya adalah sebagai berikut :

Produk yang terbentuk adalah N-feniletanamida dan fenilamonium etanoat.

Reaksi ini terkadang terlihat lebih rumit jika fenilamin digambarkan dengan
memperlihatkan cincin benzennya, dan khususnya jika reaksi dijelaskan dari sudut
pandang fenilamin.

Sebagai contoh, molekul produk bisa digambarkan sebagai berikut :


Gambar 2.15. Contoh molekul produk

Jika anda mencermatinya, molekul ini persis sama seperti molekul pada
persamaan di atas, hanya saja lebih menekankan bagian fenilamin dari molekul
tersebut. Amati molekul ini dalam bentuk yang memperlihatkan cincin
benzennya, perhatikan bahwa salah satu hidrogen dari gugus -NH 2 telah
digantikan oleh sebuah gugus asil (sebuah gugus alkil yang terikat pada sebuah
ikatan rangkap C=O). Anda bisa mengatakan bahwa fenilamin telah terasilasi
atau telah mengalami asilasi. Karena sifat dari gugus alkil yang khusus ini, maka
proses ini juga disebut sebagai etanoilasi. Hidrogen digantikan oleh sebuah gugus
etanoil, CH3CO-

2.4.2. Reaksi ester dengan ammonia

Gambar 2.16. Reaksi ester dengan amonia

Contohnya :

Gambar 2.17. Contoh reaksi ester dengan amonia


2.4.3. Reaksi asam klorida dengan amina

O R’ O R’

|| | || |

R – C – Cl + N – H R – C –N + HCl

| |

R’’ R’’

Gambar 2.18. Reaksi asam klorida dengan amina

Contohnya :

Gambar 2.19. Contoh reaksi asam klorida dengan amina

Asil klorida (juga dikenal sebagai asam klorida) memiliki rumus umum
RCOCl. Atom klorin sangat mudah diganti dengan subtituents lain. Misalnya
mudah digantikan oleh sebuah kelompok -NH2 untuk membuat suatu amida.
Untuk membuat ethanamide dari klorida ethanoyl, biasanya kita
menambahkan ethanoyl klorida ke dalam sebuah larutan yang terdiri dari amonia
dalam air. Ada beberapa reaksi yang sangat keras yang menghasilkan banyak asap
putih (seperti campuran amonium klorida padat dan ethanamide). Beberapa
campuran tetap dilarutkan dalam air sebagai larutan tidak berwarna.

2.4.4. Reaksi asam karboksilat dengan amonia


O O

|| //

R – C – OH+ NH3 R – C –NH2 + H2O

Gambar 2.20. Reaksi asam karboksilat dengan amonia

Contohnya :

Gambar 2.21. Contoh reaksi asam karboksilat dengan amonia

Asam karboksilat diubah terlebih dahulu menjadi sebuah garam amonium


yang kemudian menghasilkan amida pada pemanasan. Garam amonium dibentuk
dengan menambahkan amonium karbonat padat kepada suatu kelebihan asam.
Sebagai contoh, amonium etanoat dibuat dengan menambahkan amonium
karbonat ke kelebihan asam etanoat.

2.5. Reaksi Senyawa Amida

2.5.1. Hidrolisis Amida

Secara teknis, hidrolisis adalah reaksi dengan air. Itulah yang terjadi ketika
amida dihidrolisis (dengan adanya asam encer seperti asam klorida encer, asam ini
bertindak sebagai katalis untuk reaksi antara amida dan air).
Amida dapat dihidrolisis dari larutan asam ataupun basa.
a. Dalam suasana asam
O  O
|| || +

R-C-NR’2+ H2O + H+ R-C-OH + H2NR’2


Gambar 2.22. Hidrolisis amida dalam suasana asam

Contohnya :

O O
|| || +

CH3CH2CN(CH3)2 + H2O + H+ CH3CH2C- OH + H2N(CH3)2


N.N-dimetilpropanamida asam propanoat ion dimetil amonium

Gambar 2.23. Contoh hidrolisis amida dalam suasana asam

b. Dalam suasana basa


O  O
|| ||
R-C-NR’2+ OH- R-C-O- + HNR’2
Gambar 2.24. Hidrolisis amida dalam suasana basa

Contohnya :
O O
|| ||
CH3CH2CN(CH3)2 + OH- CH3CH2CO- + HN(CH3)2
N.N- dimetilpropanamida ion propanoat dimetil amina

Gambar 2.25. Contoh hidrolisis amida dalam suasana basa


2.5.2. Reduksi
Reduksi amida dengan litium alumunium hidrida akan mengubah karbonil
menjadi - CH2 - ; produknya adalah amina.

O
|| LiAlH4

R-C-NR’2 RCH2NR’2
Gambar 2.26. Reaksi reduksi amida
Contohnya :

O
|| LiAlH4

HCN(CH3)2 HCH2N(CH3)2
N,N – dimetilformida N,N - dimetilformalamina
Gambar 2.27. Contoh reduksi amida

2.5.3. Dehidrasi Nitril


Suatu Amida dapat didehidrasi menjadi suatu sianida nitril.
O
|| P2O5
R-C-NH2 R - C ≡ N + H2O

Gambar 2.28. Reaksi dehidrasi nitril


Contohnya :

O
|| P2O5
CH3C-NH2 CH3 - C ≡ N + H2O
etanamida etananitril

Gambar 2.29. Contoh reaksi dehidrasi nitri


2.6. APLIKASI DAN KEGUNAAN AMIDA
2.6.1. Bidang Kedokteran
2.6.1.1. Analgesik
a. pereda nyeri lega
b. asetaminofen sakit umum
c. Sulfonamida

Sulfonamida adalah dasar dari beberapa kelompok obat-obatan.


Sulfonamida antibakteri asli (kadang-kadang disebut obat sulfa) adalah agen-agen
anti mikroba sintetik yang berisi kelompok sulfinamida.

Sulfa mudah menyebabkan alergi maka obat yang mengandung sulfonamida


diresepkan dengan hati-hati.

d. Salisilamida

Salisilamida adalah nama umum untuk o-hidroksibenzamida. Salisilamida


adalah obat yang penggunaannya mirip dengan aspirin. Salisilamida digunakan
dalam kombinasi dengan aspirin dan kafein yang dikenal sebagai SM Powder.

O
HN CCH3

OH
Gambar 2.31. Rumus struktur senyawa amida sebagai analgesic

2.6.1.2. Anti-diare
Gambar 2.32. Rumus struktur anti diare

2.6.1.3. Obat bius


a. obat penenang
b. antikonvulsi dari epilepsy

H O
N C
CH2CH3
O C C
CH2CH3
N C
H O
Gambar 2.33. Rumus struktur Obat bius

Barbiturat atau asam barbiturat yang biasa dipakai sebagai sedatif


(pemenang), adalah amida siklik yang mempunyai berbagai substituen pada satu
karbon.

2.6.2 Bidang Polimer


Poliamida adalah polimer di mana unit yang berulang diselenggarakan
dengan link amida. Sebuah kelompok amida memiliki rumus - CONH2. Link
amida memiliki struktur seperti ini :

Gambar 2.35. Struktur link amida

2.6.3 Surfaktan
Surfaktan yang disintesis dari turunan minyak bumi dan gas alam sukar
terdegradasi oleh alam, di samping itu proses pembuatan surfaktan dari bahan
baku ini menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Minyak nabati dapat
pula dijadikan sebagai sumber bahan baku di dalam pembuatan surfaktan.
Surfaktan yang dihasilkan merupakan surfaktan yang mudah terdegradasi. amida
merupakan salah satu hasil sintesis dari minyak inti sawit yang ramah lingkungan,
tergolong surfaktan non ionik yang dapat digunakan sebagai bahan aditif pada
pembuatan sampo.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan

a. Amida adalah sebuah turunan dari asam karboksilat dengan RCONH2


sebagai rumus umum, di mana R adalah hidrogen atau alkil atau aril radikal.
b. Reaksi-reaksi pembuatan Amida ada 4 reaksi, yaitu:

 Reaksi anhidrida dengan ammonia, reaksi ini juga terbagi menjadi:

o Reaksi dengan metilamin

o Reaksi dengan fenilamin (anilin)

 Reaksi ester dengan ammonia

 Reaksi asam klorida dengan amina


 Reaksi asam karboksilat dengan amonia

c. Amida mengalami beberapa reaksi-reaksi kimia, yaitu:

 Hidrolisis Amida
 Reduksi
 Dehidrasi Nitril

d. Amida memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari,


diantaranya:

 Bidang Polimer, contohnya pada pembuatan nilon


 Bidang Kedokteran, contoh penggunaannya pada:
o Analgesik
o Anti-diare
o Obat Bius
 Surfaktan, seperti Alkanolamida
 Bidang Makanan, seperti Akrilamida
4.2 Saran

Pembaca harus dapat memahami dengan baik bagaimana reaksi-reaksi


pembuatan dan reaksi-reaksi kimianya dengan baik, sehingga dapat
memanfaatkan amida tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
http://ayulestarijambi2.blogspot.co.id/2013/03/amida.html

https://www.scribd.com/doc/218022119/mkalah-kimia

http://djalalblack.blogspot.co.id/2014/04/surfaktan.html

Anda mungkin juga menyukai