Disusun oleh:
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aminasi” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Proses Industri Kimia Organik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang materi aminasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Wahyuningsih, M.Si, selaku dosen
pengampu mata kuliah Proses Industri Kimia Organik yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Semarang, 20 November 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aminasi adalah reaksi pembentukan amina (turunan amoniak) dimana 1 atom H atau
lebih diganti dengan gugus alkil (R), aril, hidroatil atau heterosiklik. Amina adalah suatu
senyawa yang mengandung gugus amino (-NH2, -NHR, -NR2). Gugus amino
mengandung nitrogen yang terikat pada satu sampai tiga atom karbon (tetapi bukan gugus
karbonil) dan sejumlah atom hidrogen. Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom
nitrogen adalah karbon karbonil, senyawanya adalah amida, bukan amina. (Fessenden,
1997).
Amphetamine telah disintesis pada tahun 1887 oleh ilmuwan Jerman yang bernama
bernama L. Edeleano. Edeleano. Pada tahun 1927, peneliti peneliti bernama bernama
Gordon Ales dari USA menemukan bahwa amphetamine dapat berefek sebagai pengganti
ephedrine. Kemudian, pada tahun 1930 diketahui bahwa amphetamine dapat
meningkatkan tekanan darah dan tahun 1932 dipasarkan sebagai ’benzedrine’ secara over
the counter inhaler untuk mengobati hidung yang tersumbat (nasal congestion).
Selanjutnya, pada tahun 1935 diketahui efek stimulansia dari amphetamine untuk pertama
kalinya. Pada tahun 1938, untuk pertamakalinya dipublikasikan hasil laporan bahwa
amphetamine dapat menyebabkan addiction (kecanduan) dan penyakit kejiwaan.
Tahun 1940, amphetamine digunakan untuk peningkat performa oleh orang Jepang,
Jerman dan Amerika dalam Perang Dunia II. Pada saat itu, amphetamine digunakan oleh
militer dalam peperangan. Efek stimulansia yang dihasilkan oleh amphetamine ini
digunakan untuk membantu prajurit agar tetap siaga selama berjam- jam. Pada tahun
1950-1953, 1950-1953, amphetamine amphetamine diberikan diberikan kepada pasukan
pasukan Amerika Amerika dalam perang di Korea.
Amina rantai panjang dan turunannya telah diketahui memiliki banyak kegunaannya
antara lain sebagai pelembut pakaian (Reck, 1962) juga dapat digunakan sebagai anti
iritasi pada shampoo yang mengandung natrium laurelsulfat dan zinc piridinthione
piridinthione (Gerstein, (Gerstein, 1977). Oktadekilamin Oktadekilamin juga dapat
digunakan digunakan bersama bersama dengan emak sebagai obat dan bersifat spesifik
artinya tidak berbahaya bagi manusia (Banerjee, 2007). Turunan oleilamina dan
stearilamina dapat menggantikan zink dialkil ditiofosfat sebagai bahan pelumas (Kocsis,
2010). Senyawa amina rantai panjang dapat dibuat dengan cara hidrogenasi rantai
panjang dengan katalis nikel atau kobalt dengan tekanan sebesar 100-500 Psi (Allain,
1983).
Berdasarkan uraian di atas yang telah menyebutkan banyak manfaat yang didapat dari
senyawa amina, maka dari itu makalah ini akan membahas proses aminasi dalam
pembuatan senyawa amina rantai panjang secara detail.
1.2 Rumusan Masalah
Berikut adalah beberapa rumusan masalah dalam makalah ini yakni sebagai berikut :
a. Bagaimana prinsip kerja dari proses aminasi?
b. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses aminasi?
1.3 Tujuan
Berikut adalah beberapa tujuan dalam makalah ini, yakni sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jenis-jenias amina.
2. Untuk mengetahui proses pembentukan amina
3. Untuk mengetahui Penggunaan senyawa amina dan turunannya.
4. Untuk mengetahui aplikasi amina dalam industri
BAB II
PENDAHULUAN
Amina merupakan turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom
hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina
memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air.
Seperti alkohol, amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder dan tersier.
Meski demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda dari alkohol. Alkohol
diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen yang terikat pada karbon yang
mengandung hidroksil., namun amina diklasifikasikan dengan jumlah gugus nonhidrogen
yang terikat langsung pada atom nitrogen (Stoker, 1991)
Senyawa amina memiliki kegunaan yang luas dalam kehidupan yaitu dapat berguna
sebagai pencegah korosif, bakterisida, fungisida, bahan pemflotasi (flotating agent) dan
pengemulsi (Billenstein,1984). Amina juga sangat penting dalam biokimia. Misalnya,
serotonin, suatu senyawa yang didapat dalam system susunan saraf, mengirimkan impuls
saraf dan mengerutkan pembuluh darah. Histamin adalah senyawa yang bertanggung
jawab terhadap alergi.
2.1.2 Amonolisis
RX + NH3 RNH2 + HX ; dimana X dapat berupa : halogen, NO2, SO3H
dan lain-lain. Ada dua macam reaksi amonolisa yaitu :
Amonolisa : memasukkan NH3 ke dalam senyawa
Hidroamonolisa : memasukkan NH3 dan H2 dalam senyawa
Cara masuknya NH3 dalam senyawa :
1. Substitusi
a. Alkana
RCH3 + NH3 RCN RCH2NH2
Untuk memperoleh RNH2 suhu harus tinggi dan katalisator kuat.
b. Substitusi halogen
RCH2X + NH3 RCH2NH2 + HX
c. Substitusi sulfat atau sulfat
RSO3H + NH3 RNH2 + H2SO3
d. Konversi senyawa karbonil : Hidroamonolisis
Memasukkan NH3 serta H2 ke dalam senyawa.
RCOOH + NH3 + H2 RCH2NH2 + H2O
RCHO + NH3 + H2 RCH2NH2 + H2O
RCOOR NH3 + H2 RCONH2 + H2O
e. Alkohol
RCH2OH + NH3 RCH2NH2 + H2O
2. Adisi