Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KIMIA ORGANIK II

AMINA

DISUSUN :
KELOMPOK V

HOLY FIELD WIDASTRA A 251 15 095


YESKRIPEN JULIUS A 251 15 065
YULDAYANI A 251 15 035
NURHIKMAH A 251 15 085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2016
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr. wb

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Subhana


Wata’ala, shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, juga untuk para keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai
akhir zaman. Karena atas rahmat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul “ AMINA ”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kimia Organik II.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu


dalam penyelesaian makalah ini. Penyusun berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan pembaca dan memberikan gambaran mengenai materi terkait yaitu
Amina. Sehingga pembaca dapat menggunakan makalah ini sebagai literatur
pendukung dalam pengembangan bidang ilmu selanjutnya yang terkait dengan
materi tersebut. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun bahasannya, maka penyusun mengharapkan
saran dan kritik yang membangun untuk  perbaikan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang menjadikan makalah ini
sebagai bahan literatur mengenai materi terkait. Aamiin.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Palu, 21 February 2017


Penyusun

Kelompok V
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di alam banyak sekali kita jumpai senyawa, baik itu senyawa organic
maupun senyawa anorganik, atupun senyawa kompleks dan senyawa
sederhana. Kali ini kita akan membahas mengenai salah satu senyawa organic
sederhana, atau lebih spesifik lagi kita akan  membahas tentang amina dan
amida.  Amina merupakan  keluarga amonia yang terdapat di alam dan
memainkan peranan penting dalam banyak teknologi modern. Salah satu
manfaat dari  amina  yaitu dapat digunakan sebagai  pereda nyeri yang kita
kenal dengan nama  morfina,yang dijumpai pada biji opium dan putresina
yaitu salah satu dari beberapa poliaminan yang menyebabkan bau tidak enak
dari daging busuk. Diamina yang paling banyak dibuat oleh manusia yaitu
1,6-diaminoheksana, digunakan dalam sintesis nilon. Turunan amina yang
dikenal sebagai garam kuartener juga menyentuh kehidupan kita sehari-hari
dalam bentuk detergen sintetik. Beberapa neorotoksin juga termasuk dalam
keluarga ini. Senyawa tersebut meracun karena  mengganggu peranan
asetilkolina , juga garam amonium kuartener yang beperan dalam transmisi
impuls syaraf. simpatetik (melawan atau melarikan diri)adalah merepinafrina
dan epinafrina. Baik norepinafrina maupun epinafrina adalah dua fenil etil
amina.Sejumlah dua fenil etil amina lain bertindak terhadap reseptor-reseptor
simpatetik.Senyawa senyawa ini dirujuk sebagai amina simpatomimetik
karena senyawa senyawa ini,sampai batas tertentu,meniru kerja faali
norepinafrina dan epinafrina.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan amina ?
2. Bagaimanakah penamaan dari senyawa amina ?
3. Apa saja golongan dari senyawa amina ?
4. Apa saja sifat fisik dan kimia dari senyawa amina ?
5. Bagaimana cara pembuatan senyawa amina ?
6. Apa saja kegunaan dari senyawa amina ?
7. Apa saja turunan dari senyawa amina ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian dari senyawa amina.
2. Penamaan dari senyawa amina.
3. Golongan dari senyawa amina.
4. Sifat-sifat fisik dan kimia dari senyawa amina.
5. Cara pembuatan senyawa amina.
6. Kegunaan dari senyawa amina.
7. Turunan dari senyawa amina.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Amina


Amina adalah suatu senyawa yang mengandung gugusan amino.
Gugusan amino mengandung nitrongen terikat kepada satu sampai tiga atom
karbon (tetapi bukan gugusan karbonil) dan sejumlah atom hidrogen (tidak
ada, satu atau dua). Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitorgen
adalah karbon karbonil, senyawanya adalah amida, bukan amina.
Amina sangat penting dalam biokimia. Misalnya serotonin, suatu
senyawa yang didapat dalam sistem susunan saraf, mengirimkan impuls saraf
dan mengerutkan pembuluh darah. Histamin adalah senyawa yang
bertanggung jawab pada gejala alergi.

2.2 Penamaan Senyawa Amina


Amina alifatik sederhana biasanyadiberi nama dengan menulis
substituen alkyl atau aril dan menambahkan akhiran –amina. Bagian dari
nama amina digabung dalam satu kata.

Amina heterosikalik, dengan nitrogen didalam cincin, mempunyai nama


sendiri. Beberapa contoh berikut :

NH NH
NH NH
Pirolidin piperidin piperazin
Kalau tidak mungkin memberi senyawa sebagai alkyl amina atau aril
amina, digunakan awalan amino- untuk gugusan amino menunjukkan tempat
asalnya dengan angka, bila perlu.

O O

NH 2 COH HNH 3C COH

asam p-Aminobenzoat N-Metil-p-amino benzoat


(PABA, zat pelindung sinar matahari

H2NCH2CH2OH
2-Aminoetanol
(etanolamin)

2.3 Penggolongan Senyawa Amina


Amina digolongkan menjadi amina primer (RNH2), sekunder (R2NH),
atau tersier (R3N), tergantung kepada jumlah atom karbon yang terikat pada
atom nitrogen (bukan pada atom karbon, seperti pada alkohol).
Beberapa (1o) Amin Primer (satu karbon terikat kepada N) :
CH3

CH3NH2 CH3 C NH2 NH 2

CH3

Beberapa (2o) Amin Sekunder (Dua Karbon Terikat kepada N) :

CH3NHCH3 NHCH 3

NH
o
Beberapa (3 ) Amin Tersier (Tiga Karbon Terikat kepada N) :

CH 3
CH3NCH3
N
CH3 N
CH 3
2.4 Sifat-Sifat Fisik dan Kimia dari Amina
A. Sifat Fisik Amina
Suatu amina mengandung ikatan N-H dapat membentuk ikatan
hydrogen dengan electron sunyi dari oksigen atau nitrogen lain. Dari dua
macam ikatan hydrogen, ikatan NH-N jauh lebih lemah daripada ikatan OH-
O. Alasan mengapa terjadi perbedaan dalam kekuatan ikatan nitrogen kurang
elekronegatif dibandingkan dengan oksigen ikatan N-H dengan sendirinya
kurang polar.
Tabel Sifat-Sifat Amonia dan Beberapa Amina Umum

Rumus Nama Td (oC) Kb pKb


-5
NH3 Ammonia -33 1.79 x 10 4,75
CH3NH2 Metilamina -6 45 x 10-5 3.35
(CH3)2NH Dimetilamina 7 54 x 10-5 3.27
(CH3)3N Trimetilamina 3 6,5 x 10-5 4.19

NH 2
Sikloheksilamina 134 45 x 10-5 3.35

NH 2
Aniline 184 4,2 x 10-10 9.38

NH Piridin 116 18 x 10-10 8.75


H H
ROH ----- OR R2NH ----- NR2

Energi disosiasi :
5 kcal/mol 3 kcal/mol

Titik didih dari amina yang mengandung suatu ikatan N – H adalah di


tengah-tengah antara alkana (tidak ada ikatan hydrogen) dan alcohol (ikatan
hydrogen kuat).

CH3CH2CH3 CH3CH2NH2 CH3CH2OH


Propane etilamina etanol
Berat rumus : 44 45 46
Titik didih : -42 17 78,5

Titik didih dari amina yang tidak mengandung ikatan N-H, jadi tidak
mempunyai iakatan hydrogen, lebih rendah dari amina yang mempunyai
ikatan hydrogen. Trimetilamina emndidih pada temperature lebih rendah dari
pada etimetil amina
Karena amina dapat membentuk ikatan hydrogen yang kuat dengan
hydrogen hidrongen dalam air, amina yang mempunyai rumus berat rendah,
larut dalam air sama seperti alkohol.

Karena N kurang elektronegatif,


elektronnya lebih mudah diberikan
daripada oksigen
H
_
HO H NR2

Energi disosiasi : 7 kcal/mol

- Sifat Kebasaan dari Amina


Seperti ammonia, amina adalah basa lemah, jauh lebih lemah daripada
ion hidroksida. Amina dapat memberikan sepasang electron sunyi dari
nitrogennya dan membentuk ikatan dengan sebuah proton. Amina yang larut
dalam air mengalami reversible dengan air, yang membebaskan ion
hidroksida.

NH3 + H _ OH NH4 + OH

_
CH3NH2 + H OH CH3NH3 + OH

- Konstanta Kesetimbangan Basa


Kebasaan dari suatu senyawa, seperti amina, ditentukan oleh konstanta
Kesetimbangan Basa (Kb), yang merupakan konstanta kesetimbangan untuk
reaksi senyawa tersebut dengan air.

RNH2 + H2O RNH3 + OH

[ RNH3 ] [- OH ]
Kb =
[ RNH2 ]
dimana [ RNH3 ] = molaritas dari RNH3
[ OH ] = molaritas dari OH
[ RNH2 ] = molaritas dari RNH2

dan konsentrasi dari H2O sudah termasuk dalam Kb. Istilah PKb, yang sangat
analog PKa, sering digunakan untuk menunjukkan kekuatan basa dari suatu
senyawa
PKb = - log Kb

Harga pKb

Jika Kb = 1,0 x 10-5, pKb = 5


Jika kekuatan asam dari suatu deretan senyawa bertambah, harga Kb
bertambah besar dan harga pKb berkurang
NH3 CH3NH2 CH3NHCH3
Kb : 1,79 X 10-5 45 x 10-5 54 x 10-5
pKb: 4,75 3,35 3,27
Kekutan basa bertambah
(Kb bertambah ; PKb Berkurang)

- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Basa


Suatu reaksi asam basa adalah suatu kesetimbangan yang dapat digeser
kesalah satu pihak dari persamaan reaksi oleh stabilitas pereaksi atau hasil
reaksi. Setiap struktur atau lingkungan yang menstabilkan amina terprotonasi
relatif terhadap yang bebas atau amina tidak terprotonasi akan menambah
kekuatan bada dari amina.

Kenaikan stabilisasi relatif ke hasil reaksi Kenaikan stabilisasi relatif ke hasil reaksi
Menggeser kesetimbangan ke pihak ini menggeser kesetimbangan ke pihak ini

RNH2 + H2O R+NH3 + -OH

Alkylamina, dialkilamin, dan trialkionamin mempunyai konstanta


kessetimbangan basa lebih dari ammonia.. kenaikan dari kekauatan basa sebagian
disebabkan oleh efek induksi dari pelepasan eketron gugusan alkyl, yang
membantu menstabilkan muatan positif dari hasil reaksi dan menggeser
kesetimbangan ke kanan.

H H

H3C N - H + H2O H3C N H + OH

H
Lebih stabil terhadap pereaksi daripada +NH4

b. Sifat Kimia Amina


Dalam mempelajari sifat-sifat kimia masing-masing kelompok
turunan asam karboksilat, terlebih dahulu harus dipahami. Ciri-ciri umum
reaksinya seperti yang di uraikan di bawah ini :
a.   Keberadaan gugus karbonil dalam turunan asam karboksilat sangat
menentukan kereaktifan dalam reaksinya, walaupun gugus karbonil
tersebut tidak mengalami perubahan.
b.   Gugus asil (R-C=O) menyebabakan turunan asam karboksilat mudah
mengalami substitusi nukleofilik. Dalam substitusi ini, atom/gugus
yang berkaitan dengan gugus asil digantikan oleh gugus lain yang
bersifat basa. Pola umum reaksi substitusi nukleofilik tersebut
dituliskan dengan persamaan reaksi
c.   Reaksi substitusi nukleofilik pada turunan asam karboksilat
berlangsung lebih cepat dari pada reaksi substitusi nukleofilik pada
rantai karbon jenuh (gugus alkil), sehingga dengan demikian

2.5 Pembuatan Amina


A. Reaksi substitusi dari Alkil Halida
Ammonia dan amina mengandung pasangan electron sunyi pada
atom nitrogen. Oleh sebab itu, senyawa ini dapat bertindak sebagai
nukleofil dalam reaksi substitusi nukleofilik dari alkyl halide., reaksi
dengan ammonia menghasilkan garam dari amina primer. Bila garam
amina direaksikan dengan basa akan dibebaskan amina bebas.
Reaksi alkyl halide dengan amina dan bukan ammonia akan
menmghasilkan amina sekunder, tersier, atau garam ammonium kuartener
tergantung pada amina yang digunakan.
OH-

CH3CH2Br + CH3NH2 CH3CH2+ NH22CH3Br - CH3CH2NHCH3


o
1 amina 2o amina

Walaupun hasil yang cukup didapat dalam beberapa baris, hasil


dari reaksi semacam ini sering rendah, hasil reaksi amina (ada dalam
jumlah yang sedikit dalam campuran kesetimbangan) dapat juga bereaksi
dengan alkil halide menghasilkan suat senywa yang terakilasi berlebihan.

H
NH3 NH3
+
RX RNH2X- RNH2 + NH4X-
+

1O garam amina
RX
R2+NH2X-

2o garam amina

B. Reduksi dari Senyawa Nitrogen lain


Reduksi dari amida atau nitril dengan litium aluminum hidrida atau dengan
gas hydrogen menghasilkan amina. Dengan amida, amin primer, sekunder, atau
tersier bisa didapat, tergantung kepada jumlah substitusi pada amida nitrogen.
Dengan nitril, hanya amina primer dari tipe RCH 2NH2 bisa didapat sebab atom
karbon yang terikat ke atom nitrogen hanya mempunyai satu substituen saja (R)
dalam nitril.

direduksi menjadi CH2

O
LiAlH4
CN(CH 3)2 CH 2N(CH 3)2
Amida yang disustitusi
3o amian

ToCH2 ToNH2
LiAlH4
CH 3CH 2CH 2 - C = N CH 3CH 2CH 2 - CH 2NH 2

Nitril 1o amina

Gugusan nitro dapat juga direduksi menjadi amina primer. Senyawa nitro
aromatic sering dipakai sebab mudah dibuat dari hidrokarbon aromatic dengan
jalan nitrasi aromatic. Senyawa nitro dapat direduksi oleh hidrogenasi katalitik
atau dengan reduksi logam seperti besi dengan asam khlorida.

HNO3 Fe, HCl OH


NO 2 +
NH 3Cl - NH2
H2SO4 panas

Anilin khlorida anilin


garam amina
 Reaksi dari Amina
A. Asilasi
Asilasi berarti substitusi dengan suatu gugusan asil. Asilasi nukleofilik
dari suatu amina, dimana aminanya kehilangan proton mendapatkan
gugusan asil, menghasilkan suatu amida.
Guggusan asil
O O

R’2N – H + RC – Y R’2N – CR + H – Y
Amida

Senyawa yang bereaksi dengan amina menghasilkan amida adalah ester, asam
anhidrid, dan asam halide. Asam halide adalah yang paling reaktif dari ketiganya
Karen asam halide mempunyai gugusan yang meninggalkan terbaik, sedangkan
ester adalah yang paling kurang reaktif
Reaksi dengan ester :
O H O
CH 3C - OCH 2CH 3 + HNCH3 CH
3C - NHCH 3 + CH3CH 2OH

Reaksi dengan Asam anhidrida :


O O H O O
CH 3C - OCCH 3 + HNCH3 CH3C - NHCH 3 + HOCCH3

CH3NH2
O
CH 3+NH 3 -
OCCH 3
Reaksi dengan Asam anhidrida :
O H O
CH 3C - CL + HNCH 3 CH3C - NHCH 3 + HCl

CH 3NH 2

CH 3+NH 3 Cl2
b. Reaksi dengan Asam Nitrit
Asam nitrit (HONO) dibuat dari natrium (Na+ -NO2) dan asam HCl yang
dingin seperti es.
0oC
Na+ -
O - N=O + H+ H - O N = O + Na+
Asam nitrit mengalami berbagai reaksi dengan berbagai macam amina.
Alkil amina tersier bereaksi dengan asam nitrit menghasilkan garam amina,
seperti terjadi dengan asam apa saja.

R3N + HONO R3+NH -ONO


Aril amina tersier, mengalami reaksi substitusi aromatic elektrofilik
menghasilkan senyawa nitroso, suatu senyawa yang mengandung guggusan
nitroso –N=O

N(CH 3)2 + HONO N=O N(CH 3)2

Ami sekunder bereaksi dengan asam nitri menghasilkan N-nitrosoamina,


biasanya disebut nitrosamine, senyawa dengan gugusan nitroso terikat kepada
nitrogen dari amina. Banyak senyawa yang mengandung gugusan N-nitroso telah
dibuktikan karsinogenik pada bintang dalam laboratorium.
H N=O
CH3NCH3 + HONO CH3NCH3 + H2O
N-Nitrosodimetilamina
(dimetilnitrosamin)
Alkil amina primer bereaksi dengan asam nitrit membnetuk garam alkyl
diazonium, R – N = N Cl -. Garam ini tidak stabil, kehilangan nitrogen (N 2, suatu
gugusan meninggalkan terbaik), dan menghasilkan karbokation yang tidak stabil
ini kemudian mengalami reaksi substitusi dan eliminasi menghasilkan campuran
hasil reaksi.
+
N=N:
HONO, HCl :N=N: Cl-, H2O
CH3CHCH3 CH3CHCH3 CH3+CHCH3
H+
Cl OH
CH2=CHCH3 + CH3CHCH3 + CH3CHCH3

XCampuran Hasil Reaksi


Aril amina primer juga bereaksi dengan asam nitrit menghasilkan garam
diazonium. Reaksi ini adalah yang paling penting dari reaksi asam nitrit. Tidak
seperti garam alkyl diazonium, garam aril diazonium relative stabil jika disimpan
dalam keadaan dingin. Jika larutan campuran reaksi dibiarkan menjadi hangat, ion
diazoniumnya bereaksi dengan air membentuk suatu fenol.
HONO,HCl HONO,HCl
NH 2
O
N2+Cl - OH + N2
0 C hangat
anilin
Benzendiazonium fenol
khlorida
Sintesa menggunakan Garam Aril Diazonium. Bermacam-macam pereaksi lain
dapat mengalami reaksi dengan garam aril diazonium menghasilkan macam-
macam hasil substitusi yang luas. Misalnya, tembaga (1) khlorida dan ion aril
diazonium, seperti fenol (ArOH), aril iodide (ArI), dan aril nitril (ArCN), sukar
dan tidak mungkin dibuat dengan jalan apapun.
CuCl
-N2 Cl

CuBr
Br
-N2

N2+ Cl -

KI
I
-N2

CuCN CN
-N2
Reaksi macam lain yang dapat dialami oleh garam aril diazonium ialah reaksi
penggabungan dengan cincin aromatic yang diaktifkan oleh gugusan penunjuk
o,p-. Reaksi penggabungan adalah contoh dari reaksi substitusi aromatic
elektrofilik dan terjadi terutama pada tempat para dari cincin uang diaktifasi.
Hasilnya, disebut senyawa azo, berwarna dan beberapa digunakan sebagai zat
warna.

SO3H N2+ + N(CH 3)2 HO 3S N= N N(CH 3)2

diaktivsi substitusi metil jingga indikator


elektrofilik asam basa
Dalam soal sintesa yang menggunakan garam aril diazonium, Anda mungkin
diminta untuk mulai dengan benzene atau benzene yang tersubstitusi. Pada soal
macam ini Anda mula-mula harus memasukkan nitrat ke cincin, kemudian
mereduksi gugusan nitronya, dan akhirnya mereaksikan arilamina dengan asam
nitrit.
CH 3 CH 3 CH 3 CH 3

HONO2 1) Fe, HCl HONO2


H2SO4 2) OH HONO2
ooC
+
NO 2 NH 2 N2Cl

(bersama dengan o-isomer)

2. 6 Kegunaan Amina
a. Kegunaan Amina Secar Umum

1. Amina sebagai pelembut pakaian

2. Amina sebagai anti iritasi pada shampo

3. Amina sebagai obat parasite leishmania

4. Amina sebagai pelumas

b. Kegunaan Amina dalam Sintesis

           Banyak reaksi amina adalah hasil serangan nukleofilik oleh elektron


menyendiri dari nitrogen amina. Reaksi substitusi suatu amina dengan alkil
halida adalah suatu contoh dari amina yang bertindak sebagai suatu
nukleofil. Amina dapat juga digunakan sebagai nukleofil dalam reaksi
substitusi asil nukleofilik. Jika derivat asam karboksilat merupakan
reagensia karbonilnya, maka diperoleh amida sebagai produk. Jika reaksi
karbonil berupa aldehid atau keton, produknya dalah imina (dari amina
primer, RNH2) atau suatu enamina (dari suatu amina sekunder, R2NH). 
  (-NR3+OH-) merupakan suatu teknik sintetik lain. Eliminasi
Hofmann dari amonium kuarter hidroksida, lebih berguna sebagai suatu
alat analitis dari pada suatu alat sintetik, karena dihasilkan campuran
alkena. (juga, suatu reaksi eliminasi alkil halida merupakan jalur yang
lebih mudah menuju alkena di laboratorium). Bahkan spektroskopi nmr
telah lebih bayak digunakan sebgai suatu alat bantu dalam suatu struktur
dari pada eliminasi Hofmann. Di pihak lain,pengubahan suatu arilamina
menjadi garam diazonium yang disusul reaksi substitusi, sangat berguna
dalam sitesis organik, dan  untuk memeriksa tipe senyawa yang mudah
diperoleh dari garam arildiazonium.
Enantiomer tunggal dari amina kristal lazim dijumpai dalam
tumbuhan. Karena kebasaannya, beberapa amina ini dapat digunakan
untuk memisahkan asm-asam karboksilat rasimik. Dua diantaranya ialah
striknina (strychnine) dan brusina (brucine), keduanya dapat diisolasi dari
biji bidara laut (strychnos nux-vomica; kedua senyawa itu
merupakanstimulan yang bersifat racun dalam sistem syaraf pusat).

2.7 Turunan Amina


a. Garam Amina
Garam yang terbentuk oleh amina adalah zat kristal yang dapat
segera larut dalam air. Larut Banyak alkaloid (misalnya kina dan atropin)
digunakan medicinally dalam bentuk garam larut ('hydrochlorides'). Jika
alkali (natrium hidroksida) ditambahkan ke larutan garam seperti amina
bebas adalah dibebaskan. 
Reaksi suatu asam amina dengan suatu asam mineral (seperti CHl)
atau suatu asam karboksilat (seperti asam asetat) menghasilkan suatu
garam amina. Garam amina lazim diberi nama menurut salah satu dari dua
cara: sebagai garam ammonium tersubstitusi atau sebagai kompleks
amina-asam.
R3N + R’X   →   R3NR’X- 

b. Amida
Amida ialah suatu senyawa yang mempunyai nitrogen trivalen
yang terikat pada suatu gugus karbonil.
O                            O
 
R2NH + R’CCl        →            R2NCR’
 Dalam senyawa amida, gugus fungsi asil berkaitan dengan gugus –
NH2. Dalam pemberian namanya, akhiran –Oat atau –At dalam nama
asam induknya diganti dengan kata amida.
 Dinamai sesuai dengan nama asam karboksilatnya dikurangi akhiran
oat dan diganti dengan amida.
 Jika pada atom N tersubstitusi gugus alkil, maka substituent alkil
ditunjukkan dengan memberi awalan N dimana alkil tersebut terikat.

    
c. Imida
Imida merupakan senyawa organic yang mengandung dua gugus karbonil
yang berikatan dengan amina primer atau ammonia. Imida umunya dibuat
secara langsung dari ammonia atau amina primer, dan asam karoksilat atau
anhidrida asam.

d. Enamina
Kata “enamina” berasal dari prefix en-, yang digunakan sebagai sufiks
alkena dan amina. Jika satu dari substituent-substituen nitrogen adalah H,
maka ia merupakan bentuk tautomerik dari imina. Senyawa enamina ini akan
bertata ulang menjadi imina. Walaupun begitu, terdapat pula beberapa
pengecualian (misalnya aniline). Pada kedua kasus, atom hydrogen berpindah
lokasi antara heteroatom (oksigen atau nitrogen) dengan karbon atom kedua.

e. Alkena
Alkena merupakan golongan senyawa hidrokarbon alifatik tak-jenuh yang
hanya memiliki sebuah ikatan rangkap-2 dan mempunyai rumus umum :
CnH2n, diman n= 1,2,3 .... dst. Alkena-alkena membentuk deret homolog
(disebut deret etilen) yang dimulai dengan C 2H4 (etena), C3H6 (propena), dst.
Golongan ini lebih reaktif dari alkane.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Amina adalah suatu senyawa yang mengandung gugusan amino.
Gugusan amino mengandung nitrongen terikat kepada satu sampai tiga
atom karbon (tetapi bukan gugusan karbonil) dan sejumlah atom
hidrogen (tidak ada, satu atau dua).
2. Amina alifatik sederhana biasanyadiberi nama dengan menulis substituen
alkyl atau aril dan menambahkan akhiran –amina. Bagian dari nama
amina digabung dalam satu kata.
3. Amina digolongkan menjadi amina primer (RNH2), sekunder (R2NH),
atau tersier (R3N), tergantung kepada jumlah atom karbon yang terikat
pada atom nitrogen (bukan pada atom karbon, seperti pada alkohol).
4. - Sifat Fisik Amina
Suatu amina mengandung ikatan N-H dapat membentuk ikatan
hydrogen dengan electron sunyi dari oksigen atau nitrogen lain.
- Sifat Kimia Amina
Dalam mempelajari sifat-sifat kimia masing-masing kelompok turunan
asam karboksilat, terlebih dahulu harus dipahami.
5. Pembuatan amina dapat dilakukan dengan melakukan :
A. Reaksi substitusi dari Alkil Halida
B. Reduksi dari Senyawa Nitrogen lain
6. Kegunaan Amina Secar Umum
a. Amina sebagai pelembut pakaian
b. Amina sebagai anti iritasi pada shampo
c. Amina sebagai obat parasite leishmania
d. Amina sebagai pelumas
7. Turunan Amina yaitu amida, garam amina, imida, enamina dan alkena.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, (1999) “Kimia Organik”, Edisi Ketiga, Jilid II, Erlangga, Jakarta

Hart, Harrold, (1990), “Kimia Organik”, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.

Sunarya, Y. dan A. Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 3 : Untuk
Kelas XII Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai