Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Amina
Amina merupakan senyawa organik yan merupakan turunan dari amonia dimana amina
mengandung atom-atom nitrogen trivalen yang terikat pada satu atau lebih atom karbon.
Dalm bidang farmasi amina dikenal dengan senyawa yang memiliki aksi farmakologi.
Berdasarkan posisi ikatannya, secara umum amina dikelompokkan dalam tiga jenis yaitu
RNH2, R2NH atau R3N. Amina biasanya banyak terdapat dalam tumbuhan dan hewandan
memiliki keaktivan faali, misalnya norepinafrina dan epinafrina (adrenalina). Berikut adalah
salah satu contoh struktur amina yaitu apinafrina atau adrenalina :

Senyawa amina memiliki karakteristik yaitu adanya atom nitrogen yang memiliki
sepasangan elektron bebas. Pasangan elektron bebas ini berperan dalam realitivitas dan sifat
fisik dari senyawa amina itu sendiri. Beberapa amina penting di alam diantaranya, asam
amino, basa nukleotida serta metabolit-metabolit sekunder dari tumbuhan dan hewan. Salah
satunya adalah alkaloid merupakan metabolit sekunder yang terkenal sebagai sumber obat-
obatan misalnya alkaloid kina dan morfin. Adanya nitrogen pada alkaloid ini memungkinkan
obat-obatan tersebut dibuat dalam bentuk garam kuartener yang larut dalam air sehingga obat
tersebut dapat terdistribusi dalam sistem peredaaran darah menuju reseptor obat.
Struktur amina terdiri atas satu atom nitrogen terhibridisasi sp3 yang berikatan sigma
dengan tiga subsituent. Geometri struktur molekulnya piramida tetrahedral dengan sudut
ikatan sekitar 1090. Subsituennya dapat berupa gugus alkil atau aril. Bila subsituent yang
terikat pada nitrogen hanya satu maka aminanya adalah amina primer. Sedangkan bila
terdapat dua atau tiga subsituent, maka aminanya adalah sekunder atau tersier.
Karena strukturnya tetrahedral, bila ketiga subsituennya berbeda maka amina tersebut
bersifat kiral. Sangat sulit untuk memisahkan pasangan enansiomer dari amina kuartener. Hal
ini karena amina sangat mudah mengalami inversi piramidal. Inversi ini terjadi karena amina
kuartener lebih memilih hibridisasi sp2 daripada sp3. Sehingga molekul menjadi planar dan
pasangan elektron bebas nitrogen berada pada orbital pi. Saat hibridisasi amina kembali ke
sp3 maka dengan cepat akan berinversi ke hibridisasi sp2.

B. Klasifikasi dan Tata Nama Amina


Berdasarkan gugus tempat terikatnya amina, maka amina dapat dikelompokkan dalam
alkilamina dan arilamina. Amina diklasifikasikan berdasarkan jumlah subsituen organik yang
terikat pada nitrogen yaitu amina primer (R-NH2), amina sekunder (R2NH), dan amina tersier
(R3N). Amina primer bila satu C terikat pada nitrogen contohnya CH 3NH2 (metilamina),
amina sekunder bila dua C terikat pada nitrogen, contohnya C 6H5NHCH3. Amina tersier bila
tiga C terikat pada nitrogen, contohnya (CH3CH2)3N.
Amina primer adalah senyawa amina dimana nitrogen hanya mengikat satu gugus alkil
atau aril. Contohnya :
Amina Sekunder adalah senyawa aminina dimana dua gugus alkil atau ariil terikat pada
atom nitrogen. Contohnya :

Amina tersier adalah amina yang terbentuk apabila pada atom nitrogen terikat 3 gugus
alkil atau aril. Contohnya :

Penamaan untuk amina mengikuti aturan sebagai berikut :


1. Amina sederhana diberi nama berdasarkan system gugus fungsioanal. Gugus alkil atau
aril disebut lebih dahulu kemudian ditambahkan akhiran amina. Contohnya :
CH3CH2CH2CH2NH2 (CH3)2CHNH
butilamina diisopropilamina

2. Untuk senyawa yang mempunyai dua gugus amina diberi nama dengan akhiran
diamina dari alkana induknya dengan pemberian angka yang sesuai. Contohnya :
H2NCH2CH2CH2NH2
1,3-propanadiamina

3. Untuk amina yang mempunyai substituen yang sejenis maka penamaannya dengan
memberi awalan di- atau tri- pada senyawa alkil yang diikuti dengan amina.

4. Untuk amina sekunder dan tersier yang mempunya substituen lebih dari satu, maka
gugus alkil terbesar dianggap sebagai induk. Gugus alkil tambahan dinyatakan sebagai
awalan N-alkil. Contohnya :

5. Amina yang memiliki gugus fungsi lebih dari satu dan memiliki prioritas tata nama
yang lebih tinggi maka –NH2diberi nama menjadi amino. Contohnya :
C. Reaksi Pada Amina
1. Reaksi asam pada amina
Amina dapat bereaksi dengan asam membentuk suatu garam alkil amonium halida.

2. Reaksi basa pada amina


Amina dalam larutan air akan bersifat basa lemah karena akan menerima sebuah
proton dari air, dimana reaksi ini bersifat reversibel.

D. Sifat–sifat Amina
Adapun sifat fisika dari amina yakni sebagai berikut :
 Amina memiliki bobot molekul rendah berupa gas atau cair pada suhu kamar
 Jumlah atom amina dibawah 6
 Tak berwarna
 Berbau seperti amoniak
 Amina yang lebih tinggi berbentuk cair/padat
Adapun sifat kimia dari amina yakni sebagai berikut :
 Pada enyawa rantai pendek merupakan senyawa yang bersifat polar
 Mudah larut dalam air
 Titik didih dan titik leleh yang semakin tinggi jika panjang rantai karbonnya
semakin panjang
 Semuaamina bersifat sebagai basa lemah
 Didalam air amina bersifat basa

E. Reaksi pembuatan amina


Reaksi pembuatan amina terdapat 2 cara yakni sebagai berikut :
1. Sintesis dengan reaksi subsitusi
Amina atau ammonia dapat bertindak sebagai suatu nukleofil dalam suatu reaksi
substitusi dengan suatu alkIl halida karena amina atau ammonia mempunyai
pasangan elektron menyendiri.
Pengolahan dengan basa :

Pada sintesis dengan cara ini seringkali diperoleh hasil yang berupa campuran mono,
di-,dan trialkil-amina serta garam ammonium kartener dari suatu reaksi antara
ammonia dan suatu alkil halida.

2. Sintesis dengan reduksi


a. Reduksi senyawa nitro aromatik menjadi arilamina

b. Nitril akan mengalami reduksi LiAlH4 untuk menghasilkan amina primer


dengan tipe RCH2NH2 dengan rendemen sekitar 70 %. Nitril diperoleh dari
alkil halida; oleh karena itu suatu sintesis nitril adalah suatu teknik
memperpanjang suatu rantai karbon maupun pembuatan suatu amina.

Anda mungkin juga menyukai