Anda di halaman 1dari 11

PAPER

KIMIA BATUBARA

DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. Daniel, M.Si

Disusun oleh:
KELOMPOK 6

NAMA KELOMPOK NIM


Afifah Nur Yulieta 1907036004
Eva Febrianti 1907036036
Hasriani 1907036031
Miraz’hul Fahmi 1907036024
Priliza Rahimah 1907036022

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF INTERAKSI MANUSIA DENGAN
LINGKUNGAN PERTAMBANGAN BATUBARA DAN UNDANG-
UNDANG BERDASARKAN BAKU MUTU LINGKUNGAN

Hasriani, Priliza Rahimah, Afifah Nur Yulieta, Eva Febrianti, & Miraz’hul Fahmi

Universitas Mulawarman

ABSTRAK
Sumber daya alam (SDA) di Indonesia dikenal sangat berlimpah sehingga banyak
investor yang menanamkan modal di Indonesia dengan tujuan untuk memanfaatkan sumber
daya alam dengan membentuk industri-industri besar di Indonesia. Salah satunya industri
yang paling besar dimana kegiatan ekspor dan mengimpor yang paling tinggi adalah
pertambangan batubara. Kegiatan pertambangan batubara merupakan suatu kegiatan yang
mengeksploitasi sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga hal tersebut
menyebabkan rusaknya ekosistem. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
pemicu perkembangan peralatan dan teknologi yang digunakan dalam pertambangan. Hal ini
menyebabkan skala pertambangan yang semakin besar dan pengalian tanah lapisan bumi
semakin luas dan sangat dekat menuju lapisan bumi yang paling dalam. Efek dari kegiatan
tersebut berdampak kepada lingkungan, kesehatan, sosial, dan ekonomi. Oleh karena itu,
pembuatan paper ini bertujuan untuk mengetahui dampak positif interaksi manusia dengan
lingkungan pertambangan batubara, untuk mengetahui dampak negatif interaksi manusia
dengan lingkungan pertambangan batubara, dan untuk mengetahui undang-undang yang
mengatur mengenai petambangan batubara berdasarkan baku mutu lingkungan.
Kata Kunci : Batubara, Lingkungan, Pertambangan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber daya alam (SDA) di Indonesia dikenal sangat berlimpah sehingga banyak
investor yang menanamkan modal di Indonesia dengan tujuan untuk memanfaatkan sumber
daya alam dengan membentuk industri-industri besar di Indonesia. Salah satunya industri
yang paling besar dimana kegiatan ekspor dan mengimpor yang paling tinggi adalah
pertambangan batubara. Pertambangan batubara banyak dilakukan di Pulau Sumatra dan
Kalimantan, sementara di Pulau Jawa, Sulawesi dan Papua memiliki cadangan batubara yang
kecil sehingga kegiatan pertambangan batubara tidak banyak terlihat di pulau tersebut.
Cadangan batubara di Kalimantan terbilang sangat besar. Hal ini dikarenakan Kalimantan
merupakan pulau yang tidak dikelilingi oleh cincin api sehingga tidak mengurangi kualitas
dari batubara yang diinginkan. Selain itu, didaerah tersebut banyak terdapat tanah gambut.
Hal tersebut merupakan jenis batubara awal yang belum sempurna.
Di Indonesia, bahan bakar fosil seperti batubara dan minyak bumi merupakan sumber
energi utama yang digunakan. Ketika terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak bumi
menyebabkan industri-industri Indonesia beralih ke batubara sebagai sumber energi untuk
produksinya. Pemasokkan batubara pun terus meningkat ketika jumlah produksinya yang
kian banyak untuk dipenuhi. Hal ini berdampak bagi lingkungan tempat penggarapan dari
batubara tersebut. Karena semakin banyak batubara yang dibutuhkan maka semakin banyak
tanah yang digali untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu, berbagai aspek berdampak
dari kegiatan pertambangan batubara.
Pengertian Pertambangan menurut Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, Pasal 1 Ayat (1) Pertambangan adalah sebagian atau
seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau
batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan
pascatambang, Ayat (6) Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan
mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, serta pascatambang, dan Ayat (19) Penambangan adalah bagian kegiatan usaha
pertambangan untuk memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya.
Kegiatan pertambangan batubara merupakan suatu kegiatan yang mengeksploitasi
sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga hal tersebut menyebabkan rusaknya
ekosistem. Ketika ekosistem telah rusak maka dapat dikatakan fungsi dari ekosistem tersebut
tidak berjalan sesuai sebagaimana fungsinya secara optimal diantaranya melindungi tanah,
tata air, pengatur cuaca, dan fungsi lainnya dalam mengatur perlindungan alam lingkungan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai pemicu perkembangan peralatan dan
teknologi yang digunakan dalam pertambangan. Hal ini menyebabkan skala pertambangan
yang semakin besar dan pengalian tanah lapisan bumi semakin luas dan sangat dekat menuju
lapisan bumi yang paling dalam. Efek dari kegiatan tersebut berdampak kepada lingkungan,
kesehatan, sosial, dan ekonomi.
Oleh karena itu, pembuatan paper ini bertujuan untuk mengetahui dampak positif
interaksi manusia dengan lingkungan pertambangan batubara, untuk mengetahui dampak
negatif interaksi manusia dengan lingkungan pertambangan batubara, dan untuk mengetahui
undang-undang yang mengatur mengenai petambangan batubara berdasarkan baku mutu
lingkungan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam paper ini adalah :
1. Bagaimana dampak positif interaksi manusia dengan lingkungan pertambangan
batubara?
2. Bagaimana dampak negatif interaksi manusia dengan lingkungan pertambangan
batubara?
3. Bagaimana undang-undang yang mengatur mengenai petambangan batubara
berdasarkan baku mutu lingkungan?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dampak positif interaksi manusia dengan lingkungan
pertambangan batubara
2. Untuk mengetahui dampak negatif interaksi manusia dengan lingkungan
pertambangan batubara
3. Untuk Mengetahui undang-undang yang mengatur mengenai petambangan batubara
berdasarkan baku mutu lingkungan
D. Manfaat Penelitian
Setelah tercapainya tujuan diatas, adapun manfaat penulisan paper ini adalah sebagai
berikut :
1. Dapat mengetahui dampak positif interaksi manusia dengan lingkungan
pertambangan batubara
2. Dapat mengetahui dampak negatif interaksi manusia dengan lingkungan
pertambangan batubara
3. Untuk mengetahui undang-undang yang mengatur mengenai petambangan batubara
berdasarkan baku mutu lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dampak Positif Interaksi Manusia Dengan Lingkungan Pertambangan Batubara


Berdasar Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara, kegiatan pertambangan harus mengacu pada kaidah “Good Mining Practice” yaitu
pertambangan yang baik dan benar dari proses pra operasi, operasi penambangan sampai
pasca tambang. Kegiatan pertambangan berdampak positif dan negatif, dampak positif yaitu
dengan meningkatkan devisa bagi negara kita dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat dan penyerapan tenaga kerja.
Selain itu, berikut adalah beberapa dampak positif interaksi manusia dengan lingkungan
pertambangan batubara yakni :
 Meningkatkan produksi energi
 Terbukanya lapanan kerja
Dampak positif adanya industri pertambangan antara lain yaitu menciptakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat, hasil produksi tambang dapat digunakan untuk memenuhi
permintaan pasar domestik maupun pasar internasional, sehingga hasil ekspor tambang
tersebut dapat meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi negara. Industri
pertambangan juga dapat menarik investasi asing untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.
 Hadirnya PLTU bagi masyarakat setempat mengangkat baik dalam hal perekonomian
masyarakat maupun sumber daya yang terdapat pada masyarakat setempat.

B. Dampak Negatif Interaksi Manusia Dengan Lingkungan Pertambangan Batubara


Secara umum dampak pertambangan terhadap lingkungan adalah penurunan
produktivitas lahan, kepadatan tanah bertambah, terjadinya erosi dan sedimentasi, terjadinya
gerakan tanah atau longsoran, terganggunya flora dan fauna, terganggunya kesehatan
masyarakat serta berdampak terhadap perubahan iklim mikro. Sedangkan dampak pasca
tambang yang terjadi adalah, perubahan morfologi dan topografi lahan, perubahan bentang
alam (bentuk bentang alam pada lahan bekas tambang biasanya tidak teratur, menimbulkan
lubang-lubang terjal, gundukan tanah bekas timbunan alat berat), lahan menjadi tidak
produktif dan rawan potensi longsor.
Dampak besar yang terjadi dari usaha/ kegiatan pertambangan adalah perubahan
bentang alam. Dampak dari kegiatan pertambangan batubara seperti yang telah peneliti
uraikan pada analisis masalah pertama, selain menimbulkan kerusakan lingkungan dan
tingginya tingkat pencemaran, juga telah merampas hak ekonomi, sosial dan budaya warga
negara, terutama masyarakat sekitar tambang.
Deklarasi HAM Universal menjamin hak ekosob setiap warga negara yaitu ditunjukkan
dalam Pasal 22 yang menyebutkan bahwa : setiap orang sebagai anggota masyarakat berhak
atas jaminan sosial dan berhak akan terlaksananya hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang
sangat diperlukan untuk martabat dan pertumbuhan bebas pribadinya, melalui usaha-usaha
nasional maupun kerjasama internasional, dan sesuai dengan penngaturan serta sumber daya
setiap negara.
Selanjutnya Pasal 17 Deklarasi HAM Universal menyatakan bahwa: (1) setiap orang
berhak memiliki harta baik sendiri maupun bersama-sama, (2) tidak seorangpun boleh
dirampas harta miliknya dengan semena-mena. Tidak dapat dipungkiri bahwa dampak dari
eksploitasi pertambangan batubara telah menimbulkan kerusakan yang serius terhadap
ekosistem yang sangat merugikan masyarakat, seperti: kerusakan hutan-hutan yang menjadi
wilayah usaha pertambangan, tingginya tingkat pencemaran terhadap aliran sungai yanng
berada di sekitar lahan pertambangan dan atau aliran sungai dalam radius tertentu, serta
pencemaran berupa penyebaran debu batubara akibat aktifitas pengangkutan hasil tambang.
Kecenderungan pencemaran dan kerusakan lingkungan tersebut, merupakan pelanggaran
HAM secara konstitusional atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

C. Undang-Undang Yang Mengatur Mengenai Petambangan Batubara Berdasarkan


Baku Mutu Lingkungan
Hukum dalam suatu masyakat bertujuan untuk menciptakan adanya suatu ketertiban
dan keselarasan dalam berkehidupan. Hukum itu mempunyai sifat mengatur dan memaksa.
Suatu peraturan hukum adalah untuk keperluan penghidupan masyarakat, mengutamakan
kepentingan masyarakat, bukan untuk keperluan atau kepentingan perseorangan atau
golongan, hukum juga menjaga hak-hak dan menentukan kewajiban-kewajiban anggota
masyarakatnya agar terciptanya suatu masyarakat yang teratur, adil, dan makmur.
Dalam regulasi pertambangan sudah ada instrumen upaya antisipasi meminimalkan
dampak negatif tersebut, antara lain dengan kewajiban penyusunan dokumen Rencana Pasca
Tambang (RPT), dokumen Rencana Reklamasi (RR) dan dokumen lingkungan baik berupa
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk skala besar dan dokumen Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) untuk skala kecil,
menengah di samping juga kewajiban membayar royalty hasil tambang ke negara yang
besarnya antara 3 sampai 7% dari nilai jual bahan tambang di atas tongkang (fixed on
booth/FOB) land rent atau iuran tetap dan dana pengambangan masyarakat Comunity
Development (CD) atau Corporate Sosial Responsibility (CSR).
Pengelolaan lingkungan terhadap aktivitas tambang harus mengikuti peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu perlu adanya standar mutu untuk
menjalankan hal tersebut agar tercapai tujuan bersama. Berdasarkan Peraturan Gubernur
Kalimantan Timur Nomor 12 tahun 2011 tentang Program Penilaian Tingkat Kinerja
Kegiatan Pertambangan Batubara dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup
harus memenuhi ISO seri 14001 (Enviroment Management System/EMS) yang
merupakan standar internasional tentang pengelolaan lingkungan hidup. Prinsip dasar sistem
manajemen ini berhubungan dengan kebutuhan semua lapisan masyarakat yang
berkepentingan terhadap perlindungan lingkungan yang bertujuan untuk menyediakan
dukungan perlindungan lingkungan hidup melalui suatu sistem yang menghasilkan perbaikan
lingkungan hidup secara berkesinambungan.
ISO 14001 menerapkan model dasar manajemen yaitu planning, organizing, actuating,
dan controlling.  Terdapat elemen-elemen yang menjadi acuan untuk menjamin berjalannya
sistem secara berkesinambungan dan tentunya sangat dipengaruhi oleh faktor kemauan
sumber daya manusia yang menjalankannya. Melalui ISO 14001, diharapkannya dapat
mengurangi penurunan kualitas lingkungan sebagai dampak dari aktivitas pertambangan
maupun tekanan aktivitas perkotaan.
Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor
2 tahun 2006 tentang Izin Pembuangan Air Limbah untuk Kegiatan Pertambangan Batu Bara
pada pasal 4 (1) berbunyi:
“Setiap orang mempunyai hak yang sama atas kualitas air yang baik” dan diterangkan
pada pasal 4 (1) bahwa:
“Setiap orang atau penanggungjawab usaha dan atau kegiatan yang membuang
limbahnya ke sungai dan laut wajib memenuhi persyaratan mengenai baku mutu air laut,
baku mutu limbah cair, baku mutu emisi dan ketentuan-ketentuan lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan pertambangan batu bara ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Provinsi dengan ketentuan sama atau lebih dari ketentuan
sebagaimana tersebut dalam lampiran Keputusan ini. Apabila hasil kajian AMDAL atau hasil
kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
dari usaha dan/atau kegiatan pertambangan batu bara mensyaratkan baku mutu air limbah
lebih ketat, maka diberlakukan baku mutu air limbah sebagaimana yang dipersyaratkan oleh
AMDL atau UKL dan UPL.
Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan pertambangan wajib melakukan
pengolahan air limbah yang berasal dari kegiatan penambangan dan air limbah yang berasal
dari kegiatan pengolahan/pencucian, sehingga mutu air limbah yang dibuang ke lingkungan
tidak melampaui baku mutu air limbah yang telah ditetapkan.
Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan pertambangan batu bara wajib
mengelola air yang terkena dampak dari kegiatan penambangan melalui kolam pengendapan
(pond). Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan pertambangan batu bara wajib melakukan
kajian lokasi titik penataan (point of compliance) air limbah dari kegiatan pertambangan.
Maka ditetapkan parameter air limbah pertambangan batu bara berdasarkan pasal 1
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 113 tahun 2003 tentang Baku Mutu
Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Batubara yang merupakan
pelaksaan dari ketentuan pasal 21 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air disyaratkan bahwa:
“Baku mutu air limbah batu bara adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau
jumlah unsur pencemaran yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah batu bara yang
akan dibuang atau dilepas ke air permukaan”.
Adapun parameter yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

Parameter Satuan Kadar Maksimum


pH 6-9
Residu tersuspensi mg/L 400
Besi (Fe) total mg/L 7
Mangan (Mn) total mg/L 4
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan dan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebagai
berikut :

1. Dampak positif interaksi manusia dengan lingkungan pertambangan batubara adalah


meningkatnya devisa negara, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),
meningkatkan perekonomian masyarakat, penyerapan tenaga kerja, terbukanya
lapangan pekerjaan, meningkatnya kebutuhan produksi energi dan hadirnya PLTU bagi
masyarakat setempat.
2. Dampak negatif interaksi manusia dengan lingkungan pertambangan batubara adalah
penurunan produktivitas lahan, kepadatan tanah bertambah, terjadinya erosi dan
sedimentasi, terjadinya gerakan tanah atau longsoran, terganggunya flora dan fauna,
terganggunya kesehatan masyarakat serta berdampak terhadap perubahan iklim mikro.
Selain itu, perubahan morfologi dan topografi lahan, perubahan bentang alam (bentuk
bentang alam pada lahan bekas tambang biasanya tidak teratur, menimbulkan lubang-
lubang terjal, gundukan tanah bekas timbunan alat berat), lahan menjadi tidak produktif
dan rawan potensi longsor.
3. Undang-undang yang mengatur mengenai petambangan batubara berdasarkan baku
mutu lingkungan adalah berdasarkan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 113 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan
Pertambangan Batubara.
4.
DAFTAR PUSTAKA

https://malutpost.id/news/read/opini/7547/dampak-positif-dan-negatif-dalam-lingkungan-
tambang
Listyani, Nurul. 2017. Dampak Pertambangan Terhadap Lingkungan Hidup Di Kalimantan
Selatan Dan Implikasinya Bagi Hak-Hak Warga Negara. Jurnal Al-Adl’. Volume 11,
Nomor 1. Halaman 67-86.
Menteri Negara Lingkungan Hidup. Nomor 113 Tahun 2003. Tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Usaha Dan Atau Kegiatan Pertambangan Batubara

Anda mungkin juga menyukai