Anda di halaman 1dari 70

Kimia Organik II

AMINA
(Senyawa Nitrogen Organik)
Amines – Organic Nitrogen
Compounds
• Organic derivatives of ammonia, NH3,
• Nitrogen atom with a lone pair of electrons,
making amines both basic and nucleophilic
• Occur in plants and animals

2
=>

3
Naming Amines
• Alkyl-substituted (alkylamines) or aryl-
substituted (arylamines)
• Classified:
– 1° (RNH2) primary amine
– 2° (R2NH) secondary amine
– Tertiary amine 3° (R3N)

H
R
R
N
N
N
H
R
R
R
H
R
P
r
i
m
a
r
y
S
e
c
o
n
d
a
r
y
T
e
r
t
i
a
r
y

4
Amines

Amines:

• Are derivatives of ammonia NH3.

• Contain N attached to one or more alkyl (Aliphatic amine) or


aromatic groups (Aromatic amine).

-NH2 amino group


NH
CH22C
H3

CH3-NH2 CH3-NH-CH3

E
thylbenzene
 Tatanama (Nomenclature)
Amina primer dinamakan secara tatanama sistematik (IUPAC)
dengan mengganti huruf -a pada alkana induk yang sesuai dengan
kata -amina
Menurut tatanama umum, amina diberi nama sebagai alkilamina

Metilamina Etilamina Isobutilamina Sikloheksilamina


(Metanamina) (Etanamina) (2-Metil-1-propanamina) (Sikloheksanamina)

Amina sekunder dan tersier sederhana diberi nama menurut


tatanama umum dengan menempatkan gugus-gugus organik
secara terpisah di depan kata amina
Menurut tatanama sistematik, gugus yang lebih kecil pada
nitrogen amina ditempatkan sebagai substituen dan diberi
penanda lokasi N

6
Dalam tatanama IUPAC, substituen -NH2
disebut gugus amino

7
Amina Aril

Arilamina umum memiliki nama seperti


berikut:

8
 Amina heterosiklik
Amina-amina heterosiklik yang penting memiliki nama umum
Dalam tatanama IUPAC, awalan aza-, diaza- dan triaza- digunakan
untuk menunjukkan bahwa nitrogen telah menggantikan karbon
dalam hidrokarbon yang sama
 Nitrogen diberi posisi 1 dan cincin dinomori untuk memberikan nomor penanda
lokasi (locant) secara keseluruhan yang paling rendah terhadap atom hetero-nya

9
 Sifat-sifat Fisik dan Struktur Amina
Amina primer dan sekunder dapat membentuk ikatan-ikatan
hidrogen satu sama lain dan dengan air
Amina tersier tidak dapat membentuk ikatan-ikatan hidrogen satu
sama lain tetapi dapat membentuk ikatan hidrogen dengan donor
ikatan hidrogen seperti air
Amina tersier memiliki titik didih yang lebih rendah dibandingkan
dengan amina primer dan sekunder dengan berat molekul yang
sebanding
Amina-amina dengan berat molekul yang rendah cenderung larut
dalam air tanpa mempedulikan apakah amina tersebut primer,
sekunder atau tersier

10
11
 Struktur Amina
Atom nitrogen dalam suatu amina adalah terhibridisasi sp3
 Ketiga gugus dan pasangan elektron bebas di sekeliling nitrogen menghasilkan
suatu geometri tetrahedral
 Jika yang diperhitungkan hanyalah kedudukan dari ketiga gugus yang terikat (tanpa
mempedulikan pasangan elektron bebas) maka bentuk dari amina adalah piramida
trigonal
 Muatan negatif parsial terlokalisasi di daerah elektron-elektron non-ikatan

12
 Kebasaan Amina: Garam-garam Amina
Amina merupakan basa lemah
Kebasaan relatif dari amina dapat dibandingkan berdasarkan
harga pKa dari masing-masing asam konjugatnya
 Semakin basa suatu amina, maka akan semakin tinggi harga pKa dari asam
konjugatnya

Alkil amina primer lebih bersifat basa dibandingkan dengan


amonia
 Suatu gugus alkil membantu untuk menstabilkan ion alkilaminium yang dihasilkan
dari protonasi amina

Dengan cara melepaskan elektron, R -> menstabilkan ion alkilaminium melalui pengusiran muatan 13
Pada fase gas, kebasaan dari keluarga metilamina meningkat
dengan bertambahnya substitusi metil
 Semakin banyak substitusi alkil menghasilkan stabilisasi yang
semakin besar terhadap ion alkilaminium

Dalam larutan air, trimetilamina kurang bersifat basa dibandingkan


dengan dimetil- atau metilamina
 Suatu ion alkilaminium dalam air tersolvasi dan terstabilkan
oleh ikatan hidrogen dari hidrogen-hidrogennya dengan air
 Ion trimetilaminium hanya memiliki satu hidrogen yang
merupakan satu-satunya hidrogen yang dapat dipakai untuk
berikatan hidrogen dengan air
 Ion trimetilaminium kurang tersolvasi (dan oleh karenanya
kurang terstabilkan) dibandingkan dengan ion dimetilaminium
yang memiliki dua atom hidrogen untuk berikatan hidrogen

14
 Kebasaan Arilamina
Arilamina merupakan basa yang lebih lemah dibandingkan
dengan sikloheksilamina non-aromatik yang berpadanan

Pasangan elektron bebas pada nitrogen dari suatu arilamina


terdelokalisasi ke posisi orto dan para dari cincin
 Pasangan elektron bebas kurang tersedia untuk protonasi, yaitu kurang bersifat
basa

Protonasi anilina juga tidak disukai karena suatu arilamina


terprotonasi hanya memiliki dua bentuk resonansi
 Ion anilinium tidak terstabilkan dengan baik oleh resonansi seperti anilina itu
sendiri

15
 Kebasaan Amina Heterosiklik
Amina heterosiklik non-aromatik memiliki kebasaan yang kurang
lebih sama dengan kebasaan senyawa asiklik padanannya

Amina heterosiklik aromatik (dalam larutan air) merupakan basa


yang lebih lemah dibandingkan dengan amina non-aromatik

16
 Amina versus Amida
Amida lebih kurang basa dibandingkan dengan amina
 Harga pKa dari suatu amida terprotonasi secara khas kira-kira adalah nol
Satu alasan untuk kebasaan yang yang lebih rendah adalah bahwa
amida sangat terstabilkan oleh resonansi tetapi tidak demikian
pada amida yang terprotonasi

Suatu alasan penting untuk kebasaan yang lebih rendah dari amida
adalah bahwa pasangan elektron bebas pada nitrogen
terdelokalisasi ke oksigen dari karbonil
 Amida sesungguhnya terprotonasi pada atom oksigen
 Protonasi pada oksigen memungkinkan stabilisasi resonansi dari muatan positif

17
 Garam Aminium dan Garam Amonium Kuaterner
Protonasi amina dengan asam menyebabkan terbentuknya garam
aminium
 Garam aminium terbentuk dari amina 1o, 2o atau 3o dan ion aminium memuat
sedikitnya satu hidrogen

Garam amonium kuaterner memiliki empat gugus pada atom


nitrogennya
 Atom nitrogen bermuatan positif tetapi tidak memuat suatu atom hidrogen

18
Amonium halida kuaterner tidak bersifat basa karena mereka tidak
memiliki sepasang elektron bebas pada nitrogennya
Amonium hidroksida kuaterner sangat bersifat basa karena
mereka memuat ion hidroksida yang sangat bersifat basa

19
 Kelarutan amina dalam Larutan Asam
Banyak aminium klorida, bromida, iodida dan sulfat bersifat larut
dalam air
 Amina yang tidak larut dalam air seringkali akan larut dalam larutan asam encer

Kelarutan amina dalam asam encer dapat digunakan sebagai


suatu uji kimia untuk membedakan amina dari senyawa-senyawa
yang tidak bersifat basa
Amina yang tidak larut dalam air dapat dipisahkan dari senyawa-
senyawa yang bersifat netral atau asam yang tidak larut dalam air
berdasarkan pada kelarutan amina dalam larutan asam
 Amina diekstraksi ke dalam larutan asam
 Amina didapatkan kembali dengan cara membasakan larutannya dan
mengekstraksi amina ke dalam suatu pelarut organik
Amida tidak bersifat asam dan tidak larut dalam larutan asam

20
 Amina sebagai Mediator Pemisahan
Suatu amina kiral dapat digunakan untuk memisahkan suatu
campuran rasemat dari asam karboksilat melalui pembentukan
garam diastereomer
 Diastereomer dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan sifat fisik
 Pengasaman garam distereomer yang telah dipisahkan memberikan masing-
masing asam karboksilat yang terpisah

21
 Pembuatan Amina
 Dengan Reaksi Substitusi Nukleofilik
Alkilasi Amonia
 Reaksi amonia dengan suatu alkil halida menghasilkan suatu garam aminium
 Garam tersebut direaksikan dengan basa untuk memberikan amina primer
 Metode ini memiliki keterbatasan karena alkilasi berkelanjutan biasanya terjadi

 Penggunaan sejumlah amonia yang berlebih membantu untuk memperkecil


alkilasi berkelanjutan

22
SN2 Reactions of Alkyl Halides

 Ammonia and other amines are good


nucleophiles

23
Alkilasi Ion Azida dilanjutkan dengan Reduksi
 Suatu amina primer dibuat secara lebih efisien melalui reaksi antara anion azida
dengan suatu alkil halida dan dilanjutkan dengan reduksi alkilazida menjadi amina

Sintesis Gabriel
 Amina primer juga dapat dibuat dengan baik melalui Sintesis Gabriel
 Langkah pertama pada sintesis Gabriel adalah alkilasi kalium ftalimida
 Reaksi antara N-alkilftalimida dengan hidrazina dalam etanol mendidih
memberikan amina primer

24
25
Gabriel Synthesis of Primary
Amines
 A phthalimide alkylation for preparing a
primary amine from an alkyl halide
 The N-H in imides (CONHCO) can be
removed by KOH followed by alkylation and
hydrolysis

26
 Pembuatan Amina Aromatik melalui Reduksi Senyawa-
Senyawa Nitro
Amina aromatik dapat disintesis melalui reduksi senyawa nitro
yang sesuai

Satu ekivalen molar hidrogen sulfida dalam amonia beralkohol


dapat digunakan untuk mereduksi satu gugus nitro dengan
kehadiran gugus nitro yang lain

27
 Pembuatan Amina Primer, Sekunder dan Tersier melalui
Aminasi Reduktif
Aldehida dan keton bereaksi dengan amonia serta amina primer
atau sekunder untuk menghasilkan imina atau ion iminium
 Imina dan ion iminium tersebut kemudian dapat direduksi berturut-turut menjadi
amina primer, sekunder atau tersier yang baru

28
Reduksi tersebut dapat dicapai dengan menggunakan hidrogenasi
katalitik atau suatu pereaksi pereduksi hidrida (The reduction can
be accomplished using catalytic hydrogenation or a hydride
reducing reagent)
 NaBH3CN dan LiBH3CN efektif secara khusus pada aminasi reduktif

29
Reductive Amination of Aldehydes
and Ketones

 Treatment of an aldehyde or ketone with


ammonia or an amine in the presence of a
reducing agent

30
Reductive Amination Is Versatile

 Ammonia, primary amines, and secondary


amines yield primary, secondary, and
tertiary amines, respectively

31
 Pembuatan Amina Primer, Sekunder atau Tersier melalui
Reduksi Nitril, Oksim dan Amida
Reduksi nitril dan oksim menghasilkan amina primer
Reduksi amida dapat menghasilkan amina primer, sekunder atau
tersier

32
Reduksi dapat diselesaikan dengan menggunakan hidrogenasi
katalitik atau LiAlH4

Monoalkilasi suatu amina dapat dicapai melalui asilasi amina dan


kemudian dilanjutkan dengan reduksi amida yang dihasilkan

33
 Pembuatan Amina Primer melalui Penataan Ulang
Hofmann dan Curtius
Suatu amida yang tidak tersubstitusi dapat diubah menjadi suatu
amina primer oleh hilangnya gugus karbonil dari amida tersebut
melalui penataan ulang Hofmann (juga disebut peruraian
Hofmann)

Dua langkah pertama dari mekanisme tersebut menghasilkan N-


brominasi pada amida
 N-bromoamida mengalami deprotonasi dan penataan ulang menjadi suatu
isosianat
 Isosianat dihidrolisis menjadi suatu karbamat yang mengalami dekarboksilasi
menjadi suatu amina

34
35
 Penataan ulang Curtius berlangsung melalui
perantaraan suatu asil azida

 Asil azida diperoleh dari suatu klorida asam


 Penataan ulang asil azida berlangsung dengan hilangnya
N2, suatu gugus pergi yang sangat stabil
 Pada tahap terakhir, isosianat dihidrolisis dengan cara
penambahan air

36
Hofmann and Curtius
Rearrangements
 Carboxylic acid derivatives can be
converted into primary amines with loss of
one carbon atom by both the Hofmann
rearrangement and the Curtius
rearrangement

37
 Reaksi-reaksi Amina
Pasangan elektron bebas atom nitrogen dari amina bertanggung
jawab terhadap sebagian besar reaktivitas kimia dari amina
 Pasangan elektron bebas tersebut dapat bertindak sebagai suatu basa atau
sebagai suatu nukleofil

Elektron bebas pada nitrogen tersebut juga dapat membentuk


suatu karbon yang bersifat nukleofilik dengan cara resonansi

38
Gugus amino bertindak sebagai suatu gugus pengaktivasi dan sebagai suatu pengarah orto-para
pada substitusi aromatik elektrofilik

 Oksidasi Amina
Amina primer dan sekunder menjalani N-oksidasi, tetapi produk
yang berguna tidak didapatkan karena adanya reaksi sampingan
Amina tersier menjalani N-oksidasi dengan baik

39
 Reaksi Amina dengan Asam Nitrit
Asam nitrit (HONO) dibuat in situ melalui reaksi natrium nitrit
dengan suatu larutan asam kuat

 Reaksi Amina Alifatik Primer dengan Asam Nitrit


Amina primer menjalani diazotasi dengan asam nitrit
 Garam diazonium yang tidak stabil terurai membentuk karbokation
 Karbokation tersebut bereaksi lebih lanjut untuk memberikan alkena, alkohol dan
alkil halida

40
 Reaksi Arilamina Primer dengan Asam Nitrit
Reaksi arilamina primer dengan asam nitrit mengakibatkan
terbentuknya garam arenadiazonium yang relatif stabil
 Reaksi ini berlangsung melalui perantaraan suatu N-nitrosoamina
 N-nitrosoamina diubah menjadi suatu ion diazonium dalam suatu rangkaian
tahap-tahap reaksi

41
 Reaksi Substitusi dari Garam Arenadiazonium
Garam arildiazonium bereaksi secara mudah dengan berbagai
pereaksi nukleofilik untuk memberikan bermacam-macam
senyawa aromatik
 Garam arildiazonium tersebut dibuat dari arilamina yang sesuai
 Arilamina tersebut dapat dibuat dengan cara reduksi suatu senyawa nitroaromatik

42
Diverse Reactions of
Arenediazonium Salts
 Sequence of (1) nitration, (2) reduction,
(3) diazotization, and (4) nucleophilic
substitution leads to many different
products

43
 Reaksi Sandmeyer: Penggantian/Substitusi Gugus
Diazonium dengan -Cl, -Br atau -CN
Mekanisme reaksi Sandmeyer tidak diketahui dengan jelas tetapi
diperkirakan berlangsung melalui radikal

44
 Penggantian dengan -I
Reaksi garam arenadiazonium dengan kalium iodida memberikan
ariliodida

 Pengantian dengan -F
Suatu diazonium fluoroborat diisolasi, dikeringkan dan
dipanaskan hingga terurai menjadi produk fluoroaromatik

45
 Penggantian dengan -OH
Suatu garam arildiazonium ditempatkan dalam larutan air dengan
CuNO3 dalam jumlah yang sangat berlebih dan kemudian
ditambahkan Cu2O

46
 Penggantian dengan Hidrogen: Deaminasi dengan cara
Diazotasi
Suatu garam arenadiazonium dapat bereaksi dengan asam
hipofosfit (H3PO2) untuk mengganti gugus diazonium tersebut
dengan sebuah atom hidrogen
 Reaksi ini dapat digunakan untuk menghilangkan suatu gugus amino yang
berperan penting pada awal suatu sintesis sebagai suatu pengarah orto-para
Contoh: m-Bromotoluena tidak dapat dibuat langsung baik dari
toluena maupun bromobenzena
 N-asetilasi digunakan untuk mereduksi efek aktivasi dari amina

47
 Reaksi Kopling dari Garam Arenadiazonium
Ion-ion arenadiazonium bereaksi sebagai elektrofil dengan senyawa-
senyawa aromatik yang sangat reaktif seperti fenol dan amina tersier
aromatik
 Reaksi di atas disebut suatu reaksi kopling diazo

Kopling dengan fenol berlangsung paling baik dalam larutan yang


sedikit alkali
 Larutan alkali menghasilkan suatu ion fenoksida yang melakukan kopling lebih cepat
 Bila larutan terlalu alkali, maka akan dihasilkan suatu diazohidroksida yang tidak reaktif

48
Turunan fenol dan anilina menjalani kopling hampir seluruhnya
pada posisi para kecuali bila posisi tersebut dihalangi

Senyawa-senyawa azo umumnya digunakan sebagai pewarna


 Kopling senyawa azo tersebut menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat
terkonjugasi dan yang seringkali menyerap cahaya di daerah sinar tampak
 Gugus -SO3-Na+ ditambahkan pada molekul untuk memberi kelarutan dalam air
dan untuk mengaitkan pewarna tersebut pada serat polar dari wool, katun dsb.
 Orange II dibuat dari 2-naftol

49
 Reaksi Amina dengan Sulfonil klorida
Amina primer dan sekunder bereaksi dengan sulfonil klorida
menghasilkan sulfonamida
 Suatu sulfonamida dapat dihidrolisis menjadi suatu amina melalui pemanasan
dengan larutan asam

50
 Uji Hinsberg
Uji ini dapat membedakan antara amina 1o, 2o and 3o
Suatu amina dan benzenasulfonil klorida dicampur dengan larutan
kalium hidroksida dalam air; reaksi tersebut diasamkan pada
tahap yang ke dua
 Hasilnya adalah berbeda-beda bergantung pada jenis aminanya
Suatu benzenasulfonamida dari suatu amina primer larut dalam
larutan basa, tetapi mengendap pada pengasaman

51
Suatu amina sekunder membentuk suatu endapan secara
langsung karena suatu sulfonamida N,N-disubstitusi tetap tidak
larut dalam larutan basa
 Tidak ada hidrogen yang bersifat asam dalam suatu sulfonamida N,N-disubstitusi

Suatu amina tersier tidak akan bereaksi membentuk suatu


sulfonamida, tetapi akan larut pada pengasaman
 Pengasaman mengubah amina menjadi suatu garam iminium yang larut dalam air

52
 Analisis Amina
 Analisis Kimia
Amina secara umum dapat dibedakan melalui kemampuannya
untuk larut dalam larutan asam encer
Kertas lakmus basah akan menunjukkan kebasaan dari suatu
amina
Uji Hinsberg dapat digunakan untuk membedakan diantara amina
primer, sekunder dan tersier

53
 Some Biologically Important Amines
 A large number of medically and biologically important compounds are amines.
OH

HO CH2 CH3 CH2CH2NH2


H
CH2NHR C
H
NH2
HO
R = CH3, Adrenaline (epinephrine) Amphetamine 2-Phenylethylamine
R = H, Noradrenaline (norepinephrine) (benzedrine)

H3CO CH2CH2NH2
HO CH2CH2NH2 HO
H3CO CH2CH2NH2

HO N
H3CO H
Dopamine Mescaline Serotonin
H
RO

H N
HO
O H
H
N H3CO
H CH3
HO
Morphine (R = H) N
_
Codeine (R = CH3) ( )-Quinine
54
Many 2-phenethylamine compounds have powerful physiological
and psychological effects.
 Adrenaline and noradrenaline are two hormones secreted in the medulla of the
adrenal gland. Released into the bloodstream when an animal senses danger,
adrenaline causes an increase in blood pressure, a strengthening of the heart rate,
and a widening of the passage of the lungs. All these effects prepare the animal to
fight or to flee.
 Noradrenaline also causes an increase in blood pressure, and it is involved in the
transmission of impulses from the end of one nerve fiber to the next.
 Dopamine and serotonin are important neurotransmitters in the brain. Abnormalities
in the level of dopamine in the brain are associated with many psychiatric disorders,
including Parkinson’s disease.
 Dopamine plays a pivotal role in the regulation and control of movement, motivation,
and cognition.
 Serotonin is a compound of particular interest because it appears to be important in
maintaining stable mental process. It has been suggested that the mental disorder
schizophrenia may be connected with abnormalities in the metabolism of serotonin.
 Amphetamine (a powerful stimulant) and mescaline (a hallucinogen) have structures
similar to those of serotonin, adrenaline, and noradrenaline.
 The structural similarities of these compounds must be related to their physiological
and psychological effects because many other compounds with similar properties
are also derivatives of 2-phenylethylamine. Examples are N-methylamphetamine and
LSD (lysergic acid diethylamide).
 Even morphine and codeine, two powerful analgesics, have a 2-phenylethylamine
system as a part of their structures. Morphine and codeine are examples of
compounds called alkaloids. (Try to locate the 2-phenylethylamine system in their
structures)

55
 Adrenalin dan noradrenalin adalah dua hormon yang
disekresikan di medula kelenjar adrenal. Dirilis ke aliran
darah saat hewan merasakan bahaya, adrenalin
menyebabkan peningkatan tekanan darah, penguatan
denyut jantung, dan pelebaran bagian paru-paru. Semua
efek ini mempersiapkan hewan untuk melawan atau
melarikan diri.
 Noradrenalin juga menyebabkan peningkatan tekanan
darah, dan ini terlibat dalam transmisi impuls dari ujung
satu serat saraf ke yang berikutnya.
 Dopamin dan serotonin adalah neurotransmitter penting di
otak. Kelainan pada tingkat dopamin di otak dikaitkan
dengan banyak gangguan kejiwaan, termasuk penyakit
Parkinson.

56
 Dopamin memainkan peran penting dalam
regulasi dan kontrol gerakan, motivasi, dan
kognisi.
 Serotonin adalah senyawa yang diminati karena
penting untuk menjaga proses mental yang stabil.
Telah disarankan bahwa gangguan mental
skizofrenia dapat dihubungkan dengan kelainan
metabolisme serotonin.
 Amfetamin (stimulan yang kuat) dan mescaline
(halusinogen) memiliki struktur yang serupa
dengan serotonin, adrenalin, dan noradrenalin.

57
 Kesamaan struktural dari senyawa ini harus
dikaitkan dengan efek fisiologis dan
psikologisnya karena banyak senyawa lain
dengan sifat serupa juga turunan dari 2-
phenylethylamine. Contohnya adalah N-
methylamphetamine dan LSD (lysergic acid
diethylamide).
 Bahkan morfin dan kodein, dua analgesik kuat,
memiliki sistem 2-phenylethylamine sebagai
bagian dari strukturnya. Morfin dan kodein adalah
contoh senyawa yang disebut alkaloid. (Cobalah
untuk menemukan sistem 2-phenylethylamine
dalam strukturnya)

58
Vitamins and antihistamines
 A number of amines are vitamins.
 These include nicotinic acid and nicotinamide (the antipellagra factor), pyridoxine
(vitamine B6), and thiamine chloride (vitamine B1).
 Nicotine is a toxic alkaloid found in tobacco that makes smoking habit forming.
 Histamine, another toxic amine, is found bound to proteins in nearly all tissues of the
body. Release of free histamine causes the symptoms associated with allergic
reactions and the common cold
 Chlorpheniramine, an “antihistamine”, is an ingredient of many over-the-counter cold
remedies.
H3C
CH2OH CH2CH2OH
HO CH2OH CH2 N Cl
N S
Cl
H 3C N H 3C N NH2
Pyridoxine Thiamine chloride
(vitamine B6) (vitamine B1)

CH2CH2NH2 CHCH2CH2N(CH3)2
CO2H
N N H N
H
N CH3 N N

Nicotine Nicotinic acid Histamine Chlorpheniramine


59
(niacin)
 Vitamin dan antihistamin
 Sejumlah amina adalah vitamin.
 Ini termasuk asam nikotinat dan nikotinamida (faktor
antipellagra), piridoksin (vitamin B6), dan tiamin
klorida (vitamin B1).
 Nikotin adalah alkaloid beracun yang ditemukan pada
tembakau yang membuat kebiasaan merokok
terbentuk.
 Histamin, amina beracun lainnya, ditemukan terikat
pada protein di hampir semua jaringan tubuh.
Pelepasan histamin bebas menyebabkan gejala yang
terkait dengan reaksi alergi dan flu biasa.
 Chlorpheniramine, sebuah "antihistamin", adalah
ramuan dari banyak obat dingin yang terlalu cepat.
60
Tranquilizers
 Chlordiazepoxide, an interesting compound with a seven-membered ring, is one of
the most widely prescribed tranquilizers. (Chlordiazepoxide also contains a
positively charged nitrogen, present as an N-oxide.)
 Diazepam has similar structure as chlordiazepoxide but with stronger activity.

H3C
NH CH3 O
N N

Cl NH Cl N

Chlordiazepoxide Diazepam
(valium)

61
 Penenang
 Chlordiazepoksida, senyawa yang menarik dengan
cincin beranggota tujuh, adalah salah satu obat
penenang yang paling banyak diresepkan.
(Chlordiazepoxide juga mengandung nitrogen
bermuatan positif, hadir sebagai oksida N.)
Diazepam memiliki struktur yang sama dengan
chlordiazepoxide namun dengan aktivitas lebih kuat.

62
Neurotransmitters
 Nerve cells interact with other nerve cells or with muscles at junctions, or gaps,
called synapses.
 Nerve impulses are carried across the synaptic gap by chemical compounds called
neurotransmitters.
 Acetylcholine is an important neurotransmitter at neuromuscular synapses called
cholinergic synapses.
 Acetylcholine contains a quaternary ammonium group. Being small and ionic,
acetylcholine is highly soluble in water and highly diffusible, qualities that suit its
role as a neurotransmitter.
 Acetylcholine molecules are released by the presynaptic membrane in the neuron in
packets of about 104 molecules. The packet of molecules then diffuses across the
synaptic gap.
 Having carried a nerve impulse across the synapse to the muscle where it triggers an
electrical response, the acetylcholine molecules must be hydrolyzed (to choline)
within a few milliseconds to allow the arrival of the next impulse. This hydrolysis is
catalyzed by an enzyme of almost perfect efficiency called acetylcholinesterase.
 The acetylcholine receptor on the postsynaptic membrane of muscle is the target for
some of the most deadly neurotoxins.

O
a
ce
ty
lc
ho
li
nes
t
era
se
C
HC
3OC
HC
2HN
2(C
H)
33+H
2O C
HC
3OHH
2 +O
CH
C
2HN
2(C
H)
33

A
c
et
yl
cho
l
ine C
h
ol
ine

63
 Neurotransmiter
 Sel saraf berinteraksi dengan sel saraf lainnya atau dengan otot di
persimpangan, atau celah, disebut sinapsis.
 Impuls saraf dibawa melintasi celah sinaptik oleh senyawa kimia yang disebut
neurotransmitter.
 Acetylcholine adalah neurotransmitter penting pada sinapsis neuromuskular
yang disebut sinaps kolinergik.
 Acetylcholine mengandung kelompok amonium kuaterner. Menjadi kecil dan
ionik, asetilkolin sangat larut dalam air dan sangat mudah larut, kualitas yang
sesuai dengan perannya sebagai neurotransmiter.
 Molekul asetilkolin dilepaskan oleh membran presinaptik di neuron dalam
bungkus sekitar 104 molekul. Paket molekul kemudian berdifusi melintasi celah
sinaptik.
 Setelah membawa impuls saraf melintasi sinaps ke otot di mana ia memicu
respons listrik, molekul asetilkolin harus dihidrolisis (ke kolin) dalam beberapa
milidetik untuk memungkinkan masuknya impuls berikutnya. Hidrolisis ini
dikatalisis oleh enzim dengan efisiensi sempurna yang disebut
asetilkolinesterase.
 Reseptor asetilkolin pada membran postsynaptic otot adalah target beberapa
neurotoksin yang paling mematikan.

64
 The Chemistry of N-Nitrosoamines
N-Nitrosoamines are very powerful carcinogens which scientists
fear may be present in many foods, especially in cooked meats that
have been cured with sodium nitrite.
Sodium nitrite is added to many meats (e.g., bacon, ham,
frankfurters, sausages, and corned beef) to inhibit the growth of
Clostridium botulinum (the bacterium that produces botulinus
toxin) and to keep red meats from turning brown.
 Food poisoning by botulinus is often fatal!
In the presence of acid or under the influence of heat, sodium nitrite
reacts with amines always present in the meat to produce N-
nitrosoamines.
 Cooked bacon, for example, has been shown to contain N-nitrosodimethylamine
and N-nitrosopyrrolidine.
There is also concern that nitrites from food may produce
nitrosoamines when they react with amines in the presence of the
acid found in the stomach.
 Nitrites (and nitrates that can be converted to nitrites by bacteria)
also occur naturally in many foods.
 Cigarette smoke is known to contain N-nitrosodimethylamine.
 Someone smoking a pack of cigarettes a day inhales about 0.8 mg of N-
nitrosodimethylamine, and even more has been shown to be present in the
sidestream smoke.

65
 Kimia N-Nitrosoamina
 N-Nitrosoamina adalah karsinogen yang sangat kuat yang para ilmuwan
khawatirkan hadir dalam banyak makanan, terutama pada daging matang
yang telah disembuhkan dengan sodium nitrit.
 Natrium nitrit ditambahkan ke banyak daging (mis., Bacon, ham, sosis,
sosis, dan daging kornet) untuk menghambat pertumbuhan Clostridium
botulinum (bakteri yang menghasilkan racun botulinus) dan menjaga
daging merah agar tidak menjadi coklat.
 Keracunan makanan oleh botulinus sering berakibat fatal!
 Dengan adanya asam atau di bawah pengaruh panas, natrium nitrit
bereaksi dengan amina selalu hadir dalam daging untuk menghasilkan N-
nitrosoamina. Daging panggang, misalnya, telah terbukti mengandung N-
nitrosodimethylamine dan N-nitrosopyrrolidine.
 Ada juga kekhawatiran bahwa nitrit dari makanan dapat menghasilkan
nitrosoamina saat bereaksi dengan amina dengan adanya asam yang
ditemukan di perut.
 Nitrit (dan nitrat yang bisa diubah menjadi nitrit oleh bakteri) juga terjadi
secara alami pada banyak makanan.
 Asap rokok diketahui mengandung N-nitrosodimetilamina.
 Seseorang merokok satu pak rokok sehari menghirup sekitar 0,8 mg N-
nitrosodimetilamina, dan lebih banyak lagi yang terbukti hadir dalam
asap sidestream.
66
 The Sulfa Drugs: Sulfanilamide
Sulfa Drugs
 In 1935, the daughter of Gerhard Domagk, a doctor employed by a German dye
manufacturer, contracted a streptococcal infection from a pin prick. As his daughter
neared death, Domagk decided to give her an oral dose of a dye called prontosil.
(Prontosil had been developed at Domagk’s firm (I. G. Farbenindustrie), and tests
with mice had shown that prontosil inhibited the growth of streptococci.) Within a
short time the little girl recovered.
 G. Domagk was awarded the Nobel Prize for Physiology or Medicine in 1939 but was
unable to accept it until 1947.
 A year later, in 1936, Ernest Fourneau of the Pasteur Institute in Paris demonstrated
that prontosil breaks down in the human body to produce sulfanilamide, and that
sulfanilamide is the actual active agent against streptococci. Prontosil, therefore, is
a prodrug because it is converted to the active compound in vivo.
 Fourneau’s announcement of this result set in motion a search for other chemicals
(related to sulfanilamide) that might have even better chemotherapeutic effects.
Sulfanilamide itself is too toxic for general use.

N
H2
O O

H
2N NN S N
H2 H
2N S N
H2

O O
P
ro
nto
sil S
ulf
anila
m id
e

67
 Pada tahun 1935, anak perempuan Gerhard Domagk, seorang dokter
yang dipekerjakan oleh produsen zat warna Jerman, mengontrak infeksi
streptokokus dari tusukan jarum. Saat putrinya mendekati kematian,
Domagk memutuskan untuk memberinya dosis oral zat warna yang
disebut prontosil. (Prontosil telah dikembangkan di perusahaan Domagk
(I. G. Farbenindustrie), dan tes dengan tikus telah menunjukkan bahwa
prontosil menghambat pertumbuhan streptokokus.) Dalam waktu
singkat, gadis kecil itu sembuh.
 G. Domagk dianugerahi Hadiah Nobel untuk Fisiologi atau Kedokteran
pada tahun 1939 namun tidak dapat menerimanya sampai tahun 1947.
 Setahun kemudian, pada tahun 1936, Ernest Fourneau dari Institut
Pasteur di Paris menunjukkan bahwa prontosil rusak dalam tubuh
manusia untuk menghasilkan sulfanilamide, dan sulfanilamide adalah
agen aktif yang sebenarnya melawan streptokokus. Prontosil, oleh
karena itu, adalah sebuah prodrug karena diubah menjadi senyawa aktif
in vivo.
 Pengumuman Fourneau tentang hasil ini menggerakkan pencarian
bahan kimia lain (terkait sulfanilamide) yang mungkin memiliki efek
kemoterapi yang lebih baik. Sulfanilamida itu sendiri terlalu toksik untuk
penggunaan umum.
68
NH2 NH2 NH2

SO2NH N SO2NH N SO2NH

CH3
N N
O
Sulfapyridine Sulfadiazine Sulfamethoxazole

O O

NH2 NHCCH2CH2COH NH2

SO2NH N SO2NH N SO2NHCCH3

S S

Sulfathiazole Succinylsulfathiazole Sulfacetamide

69
DAFTAR PUSTAKA

 Solomons, T. W. G.; Fryhle, C. B. (2004) Organic Chemistry, 8th


Ed., John Wiley & Sons, Inc.: New York, pp 940–999.
 McMurry, J. (2004) Organic Chemistry, 6th Ed., Brooks/Cole
Publishing Company: Pasific Grove, California, pp 892–941,
1060–1093.
 Morrison, R. T.; Boyd, R. N. (1992) Organic Chemistry, 6th Ed.,
Prentice Hall: Englewood Cliffs, New Jersey, pp 821–888, 1057–
1076.
 Fessenden, R. J.; Fessenden, J. S. (1989) Kimia Organik, edisi 3
Jilid 1, Alih Bahasa: A. H. Pudjaatmaka, Penerbit Airlangga:
Jakarta, pp 212–248, 259–291.
 Finar, I. L. (1986) Organic Chemistry. Volume I: The
Fundamental Principles, 6th Ed., English Language Book
Society/Longman: England, pp 354–397, 652–669, 826–867.

70

Anda mungkin juga menyukai