Anda di halaman 1dari 36

KIMIA ORGANIK 2 : AMINA

Lia Puspitasari, M.Si.,Apt.


Amina
 Amina adalah turunan organik dari ammonia, dimana satu
atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan
oleh gugus alkil atau aril.

 Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia


seperti alkohol dan eter terhadap air.

 Rumus umum untuk senyawa amina adalah R-NH2


Klasifikasi Amina
 Diklasifikasikan menjadi 3, yaitu primer, sekunder dan
tersier menurut banyaknya substituen alkil atau aril yg
terikat pada nitrogen

R-NH2 R2-NH R3-N


PRIMER SEKUNDER TERSIER

 Amina primer adalah senyawa amina dimana nitrogen


hanya mengikat satu gugus alkil atau aril
 Amina sekunder adalah senyawa amina dimana dua gugus
alkil atau aril terikat pada atom nitrogen

 Amina tersier terbentuk apabila pada atom nitrogen terikat


3 gugus alkil atau aril.
 Suatu nitrogen amina dapat memiliki empat gugus yang
terikat padanya, dalam hal ini nitrogen merupakan
bagian dari suatu ion positif.
 Jika satu atau lebih yang terikat pada N adalah H maka
senyawanya disebut garam amina.
 Jika yang terikat keempatnya adalah alkyl atau aril
tanpa ada H pada N maka senyawanya disebut garam
ammonium kuartener.
Kelas Gugus Rumus Awalan Akhiran Contoh

Amina RNH2 amino- -amina Metilamin


primer a

Amina Amina R2NH amino- -amina Dimetilam


sekunder ina

Amina tersier R3N amino- -amina Trimetila


mina
Tata Nama Amina
 Amina sederhana diberi nama berdasarkan sistem gugus
fungsioanal. Gugus alkil atau aril disebut lebih dahulu
kemudian ditambahkan akhiran amina.

 Untuk senyawa yang mempunyai dua gugus amina diberi


nama dengan akhiran diamina dari alkana induknya
dengan pemberian angka yang sesuai.
 Untuk amina yang mempunyai substituen yang sejenis
maka penamaannya dengan memberi awalan di- atau tri-
pada senyawa alkil yang diikuti dengan amina.

 Untuk amina sekunder dan tersier yang mempunyai


substituen lebih dari satu, maka gugus alkil terbesar
dianggap sebagai induk. Gugus alkil tambahan
dinyatakan sebagai awalan N-alkil.

 Amina yang memiliki gugus fungsi lebih dari satu dan


memiliki prioritas tata nama yang lebih tinggi maka –
NH2diberi nama menjadi amino.
 Dalam sistem IUPAC, gugus amino, -NH2, dianggap
sebagai substituen, seperti contoh.

 Jenis-jenis amina heterosiklik nonaromatik


Dalam menomori cincin heterosiklik, heteroatom dianggap
berposisi 1. Oksigen lebih diprioritaskan daripada nitrogen.
SIFAT AMINA

Sifat Fisika
1. Amina berbobot moekul rendah berupa gas atau cair pada suhu kamar
Amina dengan jumlah atom di bawah enam biasanya larut dalam air
2. Tak berwarna, berbau amoniak, berbau ikan
3. Amina yang lebih tinggi berbentuk cair/padat.

Sifat Kimia
1. Pada senyawa dengan rantai pendek, merupakan senyawa polar
yang mudah larut dalam air.
2. Memiliki titik didih dan titik leleh yang dengan seiring
bertambah cenderung bertambah panjangnya rantai karbon
3. Semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan amina
dalam air bersifat basa.
SIFAT SPEKTRAL AMINA

  Spektra inframerah


Ikatan yang menimbulkan resapan inframerah yang karakteristik amina
dan N-H. Semua amina alifatik menunjukkan uluran C-N dalam daerah
karena amina primer dan sekunder menunjukkan absorpsi uluran NH ya
dijumpai di kiri absorpsi CH dalam spektrum itu.
 Spektra nmr

Absorpsi NH dalam spektrum nmr biasanya merupakan singlet yang taja


proton-proton di dekatanya. Dalam hal ini absorpsi NH mirip resapan O
menunjukkan absorpsi NH pada harga kurang lebih 1,0-2,8 ppm, sedang
menyerap sekitar 2,6-4,7 ppm. Proton agak kurang terperisai oleh nitrog
geseran kimia untuk proton proton ini sebesar 2,2-2,8 ppm.
SIFAT SPEKTRAL AMINA

Spektra inframerah
Ikatan yang menimbulkan resapan inframerah yang karakteristik amina adalah
ikanatan C-N dan N-H. Semua amina alifatik menunjukkan uluran C-N dalam
daerah sidik jari.Namun,karena amina primer dan sekunder menunjukkan absorpsi
uluran NH yang membedakan,yang dijumpai di kiri absorpsi CH dalam spektrum
itu.

 
Rumus Titik Didih Kelarutan dalam Air
Nama
Struktur (°C) (g 100mL)
Metilamin CH3NH2 –6,3 ∞
Dimetilami (CH3)2NH 7,5 ∞
n
Trimetilam (CH3)3N 3,0 ∞
in

Etilamin CH3CH2NH2 17,0 ∞

Benzilamin C6H5CH2NH2 185,0 ∞

Anilin C6H5NH2 184,0 3,7


PEMBUATAN AMINA

Teknik pembuatan amina dapat dibagi ke dalam tiga kategori umum.


1. Substitusi nukleofilik

Pembuatan amina dengan cara substitusi melalui mekanisme


SN2 antara amonia atau amina dengan alkil halida primer atau
sekunder. Ikatan yang baru terbentuk menunjukan bahwa atom
N mengikat gugus alkil dari alkil halida.
Kelemahan reaksi diatas ialah garam ammonium yang terjadi bereaksi
dengan amonia atau amina kembali secara setimbang. Amina yang terjadi
dapat bertindak sebagai nukleofil atau yang dapat bereaksi dengan metil
iodida sehingga terbentuk amina sekunder dan seterusnya. Sehingga pada
hasil reaksi sering dijumpai campuran amina primer, sekunder, tersier dan
kuarterner.
2. Reduksi

Metode ini biasa digunakan untuk menghasilkan amina aromatik karena


gugus nitro mudah direduksi baik dengan katalis maupun dengan
pereduksi logam (besi, timah, seng) dan asam. Reaksi berlangsung
melalui nitrasi aromatik eletrofilik.
Amina sekunder dan tersier,terutama yang mengandung R yang berbeda
dapat disintesis dari amida seperti persamaan reaksi dibawah ini :
Pada reduksi diatas gugus karbonil diubah menjadi CH2 sedangkan atom
N tidak mengalami perubahan. Oleh akrena itu hasil reduksi amida dapat
berbentuk amina primer sekunder dan tersier tergantung dari senyawa
amida yang digunakan.

Nitril bila direduksi dapat menghasilkan amina. Pada reduksi nitril, amina
yang dihasilkan hanya amina primer dan reduksi dapat dilakukan dengan
LiAlH4 atau secara katalitik.
3. Penataan Ulang

Salah satu reaksi penataan ulang amina adalah dari amida yang disebut
penataan ulang Hofmann. Prinsip penataan ulang Hofmann adalah amida
direaksikan dengan air brom (Br2) atau air klor (Cl2) dalam larutan
natrium hidroksida.
Reaksi Pada Amina

Reaksi
Substitusi Reaksi
Oksidasi Reaksi
Eliminasi
Hofmann
A. REAKSI SUBSTITUSI AMINA

1. Reaksi Amina Dengan Asam Kuat


Reaksi amina dengan asam kuat seprti HCl akan
menghasilkan garam alkilamonia.
2. REAKSI AMINA DENGAN ASAM NITRIT
Asam nitrit yang digunakan pada reaksi dengan amina biasanya yang masih baru yaitu dari
hasil reaksi antara nitrit dan HCl yang dijalankan sekaligus dalam satu proses reaksi
dengan amina. Alkil amina dan aril amina bila direaksikan dengan asam nitrit memberikan
karakteristik yang berbeda.

a. Amina Primer
Amina primer aromatik dan alifatik bila bereaksi dengan asam nitrit akan
menghasilkan garam diazonium. Namun garam diazonium dari amina aromatik lebih
stabil daripada amina alifatik. Hal ini disebabkan karena pada aril diazonium terjadi
delokalisasi dengan inti benzena. Garam diazonium baik alkil ataupun aril mudah
terurai menjadi alkohol dalam air. Reaksi natrium nitrit dengan HCl (Nitrosasi) ialah
sebagai berikut:
b. Amina Sekunder
Nitrosasi pada amina sekunder baik alifatik maupun aromatik menghasilkan
nitrosamin. Mekanisme untuk keduanya :
c. Amina tersier
Nitrosasi pada amina aromatik tersier berbeda dengan amina alifatik tersier.
Pada nitroso amina aromatik tersier berlangsung melalui mekanisme substitusi
elektrofilik aromatik.
3. REAKSI SULFONASI : Pembuatan Sulfonamida
Reaksi sulfonasi dengan senyawa amina dengan aril sulfonil klorida termasuk
reaksi substitusi. Reaksi secara umum dapat ditulis :

Senyawa sulfonamida banyak mempunyai keaktifan biologik. Oleh karena itu senyawa ini
banyak disintesis sebagai bahan baki obat yang dikenal dengan obat sulfa. Obat sulfa
antara lain dapat di gunakan sebagai anti infeksi.
B. REAKSI OKSIDASI AMINA
Atom N pada amina dapat mengalami oksidasi disebabkan adanya sepasang
elektron yang menyendiri pada nitrogen tersebut. Oksidator yang digunakan
adalah H2O2 (hidrogen peroksida) atau asam karboksilat
R-COOH yang dapat menghasilkan atom oksigen yang mempunyai enam
elektron. Contoh oksidasi amina dapat diperhatikan pada reaksi berikut :
Pada amina primer dan sekunder amina oksida sebagai zat antara dan dapat
terjadi penataan ulang menghasilkan hidroksilamina, pada amina tersier, amina
oksida yang terjadi akan terurai menghasilkan hidroksilamina dan alkena.
C. REAKSI ELIMINASI HOFMANN
Eliminasi Hofmann adalah suatu reaksi eliminasi ammonium kuanterner
hidroksida melalui pemanasan dengan Ag2O (perak oksida). Pada eliminasi
hofmann, pertama kali suatu amina dimetilasi dengan metiliodida berlebihan
untuk mensintesis ditambah Ag2O dalam air dan akan dihasilkan ammonium
kuaterner hidroksida, yang mana bila dipanaskan akan terjadi reaksi eliminasi
yaitu melepaskan aminanya dan dihasilkan senyawa alkena.
Sumber & Pemanfaatan Amina
 Morfina (pereda nyeri)→ dari opium, yaitu getah kering
biji mentah tumbuhan apiun (Papaver samniferum)
 Putresina → dari daging busuk
 Efedrina (obat peluruh dahak/decongestant) yg aktif
dalam obat tetes hidung dan obat flu→ diekstrak dari
tanaman ma-huang
 Meskalina → diisolasi dari kaktus peyote
 Nikotina → tembakau
PENGUNAAN AMINA

1 Sebagai katalisator

Dimetil amina
3 2 Pelarut, absorben gas alam,
pencepat vulkanisasi, membuat
sabun, dll.
Trimetil amina
suatu penarik serangga
 Amina dapat digunakan sebagai nukleofil dalam reaksi substitusi asil
nukleofilik. Jika derivat asam karboksilat merupakan reagensia
karbonilnya, maka diperoleh amida sebagai produk. Jika reaksi karbonil
berupa aldehid atau keton, produknya adalah imina (dari amina primer,
RNH2) atau suatu enamina (dari suatu amina sekunder, R2NH).

 (-NR3+OH-) merupakan suatu teknik sintetik lain. Eliminasi Hofmann


dari amonium kuarter hidroksida, lebih berguna sebagai suatu alat
analitis dari pada suatu alat sintetik, karena dihasilkan campuran alkena.

 Pengubahan arilamina menjadi garam diazonium yang disusul reaksi


substitusi, berguna dalam sintesis organik dan untuk memeriksa tipe
senyawa yang mudah diperoleh dari garam arildiazonium. Karena
kebasaannya, amina dapat digunakan untuk memisahkan asam
karboksilat rasimik. Dua diantaranya ialah striknina dan brusina,
keduanya dapat diisolasi dari biji bidara laut.

Anda mungkin juga menyukai