Miftahul Jannah
Nisa Tabdillah Suwarno
Annisa
Safrida Hanum
Aina Mastura
Pengertian Amina
Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada
nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip
dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air. Seperti alkohol,amina bisa
diklasifikasikan sebagai primer,sekunder dan tersier.Meski demikian dasar dari
pengkategoriannya berbeda dari alcohol Alkohol. Diklasifikasikan dengan jumlah gugus non
hidrogen yang terikat pada karbon yang mengandung hidroksil., namun amina diklasifikasikan
dengan jumlah gugus non hidrogen yang terikat langsung pada atom nitrogen.
Penggolongan AMINA
1. Amina primer, Amina primer ada ketika salah satu dari tiga atom hidrogen dalam amonia
digantikan oleh gugus alkil atau aril. Sedangkan amina aromatik primer contohnya adalah anilin.
2. Amina sekunder, Amina sekunder memiliki dua substituen organik (alkil,aril atau keduanya) terikat
N bersama-sama dengan satu hidrogen (atau tidak ada hidrogen jika salah satunya adalah ikatan
ganda). Contohnya adalah dimetilamin dan metiletanolamina, sedangkan contoh amina sekunder
aromatik akan difenilamin.
3. Amina tersier, Pada amina tersier, ketiga atom hidrogen digantikan oleh substituen organik.
Contohnya termasuk trimetilamina, yang memiliki bau khas amis.
4. Amina siklik, Amina siklik bisa terjadi pada amina sekunder atau tersier. Contoh amina siklik
adalah aziridin dan cincin beranggota enam piperidin. N-metilpiperidin adalah contoh dari amina
tersier siklik.
IKATAN AMINA
Ikatan dalam suatu amina beranalogi langsung dengan ikatan dalam amonia,
suatu atomnitrogen sp3 yang terikat pada tiga atom atau gugus lain (H atau R)
dan dengan sepasang electron menyendiri dalam orbital sp3 yang tersisa.
Dalam garam amina atau garam amonium kuartener,pasangan elektron meny
endiri memembentuk ikatan sigma keempat. Kation beranalogi dengan ion
amonium.
Tata Nama Amina
Amina sederhana yaitu amina yang mengandung gugus alkil yang sama, secara trivial diawali oleh
nama alkilnya kemudian diakhiri dengan kata amina.
CH3NH2 (CH3)2NH (CH3)3N
metil amina dimetil amina trimetil amina
tetapi apabila atom N amina mengikat gugus alkil yang tidak sama, biasanya sukar bila
penamaannya mengikuti cara diatas. Penamaan amina tipe ini diawali oleh huruf N diikuti oleh
nama alkil sebagai substituen yang terikat pada N dan kemudian rantai induknya diakhiri dengan
kata Amina. Sebagai rantai induk dipilih gugus alkil yang mempunyai rantai terpanjang.
(CH3)2NHCH2CH2CH3
N, N-dimetil propil amina
Apabila rantai alkil yang terikat pada amina mempunyai substituen, maka penomoran dimulai dari
atom C yang terikat lansung pada atom N sebagai nomor
CH3
CH3 – NH – CH CH3
CH3 CH3-CH2-CH2-CH-CH2-CH2N(C2H5)2
N, 1 – isopropil metil amina N, N – dietil – 3 – metil – pentil – amina
Secara IUPAC, gugus amina dianggap sebagai substituen. Penomoran bisa digunakan aturan
umum yaitu : dimulai dari salah satu ujung rantai C terpanjang yang paling dekat dengan gugus
yang paling dekat dengan gugus substituen, dalam hal ini gugus amina. Penamaan secara IUPAC
dimulai dari nomor dimana gugus amina terikat, diikuti kata amina dan diakhiri nama alkana
sebagai rantai induk.
SIFAT FISIS AMINA
Trimetilamina (CH3)3N 3 ∞
Etilamina CH3CH2NH2 17 ∞
Dalam larutan air suatu amina bersifat basa lemah dan menerim sebuah proton
dari air dalam suatu reaksi asam-basa yang reversible. Suatu amina yang
merupakan basa yang lebih kuat akan mempunyai asam konjugat yang jauh lebih
lemah dan karenanya pKa yang lebih rendah. Sifat-sifat struktural yang sama yang
mempengaruhi kuat asam relatif dari asam karboksilat dan fenol juga
mempengaruhi kuat basa relatif dari amina
1. Jika amina bebas terstabilkan relatif terhadap kationnya, maka maka amina itu
merupakan basa yang lebih lemah
2.Jika kation itu terstabilkan relatif terhadap amina bebasnya, maka amina itu
adalah basa yang lebih kuat.
PEMBUATAN AMINA