Anda di halaman 1dari 11

AMINA

KIKI PUSPITASARY, S.FARM.,M.FARM.


PENGERTIAN

• Karbon, hydrogen dan oksigen merupakan tiga unsur yang paling lazim terdapat dalam
system kehidupan. Nitrogen merupakan unsur keempat. Nitrogen dijumpai dalam protein
dan asam nukleat, maupun dalam banyak senyawa lain yang terdapat baik dalam tumbuhan
maupun hewan.
• Amina adalah senyawa organic yang mengandung atom-atom nitrogen trivalent, yang
terikat pada satu atom karbon atau lebih : RNH2, R2NH, R3N.
• Amina tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan, dan banyak amina mempunyai keaktivan
faali. Misalnya, dua dari stimulant alamiah tubuh dari system syarat simpatetik (“melawan
atau melarikan diri”) adalah norepinafrina dan epinafrina (adrenalina).
• Baik noreepinafrina maupun epinafrina adalah β-feniletilamina (2-feniletilamina).
• Sejumlah β-feniletilamina lain bertindak terhadap reseptor-reseptor simpatetik. Senyawa-senyawa ini dirujuk sebagai
amina simpatomimetik karena senyawa-senyawa ini, sampai batas tertentu, meniru kerja faali norepinafrina dan
epinafrina ini.
• Sebelum Tahun Masehi, senyawa efedrina diekstrak dari tanaman ma-huang di Tiongkok dan digunakan sebagai obat.
Sekarang senyawa ini merupakan obat peluruh dahak (decongestant) yang aktif dalam obat tetes hidung dan obat flu.
Efedrina menyebabkan menyusutnya membrane hidung, yang membengkak dan menghambat keluarnya lender
hidung.
• Dosis berlebih dapat menyebabkan kegugupan dan tidak bias tidur.
• Meskalina, suatu halusinogen yang diisolasi dari kaktus peyote, telah berabad-abad digunakan oleh orang Indian dan
Meksiko dan Amerika Serikat Barat-daya dalam upacara keagamaan.
• Amfetamina, adalah stimulant sintetik yang menyebabkan tak dapat tidur dan kegugupan. Kadang-kadang amfetamina
digunakan untuk mengurangi kegemukan, karena senyawa ini mengurangi nafsu makan. Seperti banyak amina
simpatomimetik lain, amfetamina mengandung suatu karbon kiral dan mempunyai sepasang enantiomer.
• Enantiomer amphetamine yang lebih aktif (yang memutar ke kanan) disebut deksedrina.
• Lihat struktur (1)
KLASIFIKASI DAN TATA NAMA AMINA
• Amina dapat dikelompokkan sebagai primer, sekunder, dan tersier, menurut banyaknya
substituent alkil dan aril yang terikat pada nitrogen.
• Lihat struktur (2)
• Perhatikan bahwa klasifikasi ini berbeda dari alkil halide atau alkohol. Klasifikasi halide dan
alkohol berdasarkan banyaknya gugus yang terikat pada karbon yang memiliki halide atau gugus
hidroksil itu.
• Lihat struktur (3)
• Suatu nitrogen amina dapat memiliki empat gugus atau atom yang terikat padanya, dalam hal ini
nitrogen itu merupakan bagian dari suatu ion positif. Senyawa-senyawa ion ini terbagi dalam dua
kategori. Jika satu atau lebih yang terikat ialah H, maka senyawa itu disebut garam amina. Jika
keempat gugus itu alkil atau aril (tidak ada H pada N), maka senyawa itu disebut garam amonium
kuartener.
• Lihat struktur (4)
• Amina sederhana biasanya diberi nama berdasarkan system gugus fungsional. Gugus
alkil atau aril disebut lebih dulu, kemudian ditambahkan akhiran –amina.
• Lihat struktur (5)
• Diamina diberi nama dari nama alkana induknya (dengan angka awalan yang sesuai),
yang diikuti dengan akhiran –diamina.
• Lihat struktur (6)
• Jika lebih dari satu tipe gugus alkil terikat pada nitrogen, gugus alkil terbesar dianggap
sebagai induk. Gugus alkil tambahan dinyatakan degan awalan N-alkil-.
• Lihat struktur (7)
• Jika terdapat kefungsionalan yang memiliki prioritas tata nama yang lebih tinggi, maka
digunakan awalan amino.
• Lihat struktur (8)
• Sifat amina heterosiklik nonaromatik mirip dengan sifat kimia amina rantai-terbuka
padanannya.
• Dalam menomori cincin heterosiklik, heteroatom dianggap berposisi 1. Oksigen lebih
diprioritaskan daripada nitrogen.
• Lihat struktur (9)
IKATAN DALAM AMINA
• Ikatan dalam suatu amina beranalogi langsung dengan ikatan dalam ammonia: suatu atom nitrogen sp³ yang
terikat pada tiga atom atau gugus lain (H atau R) dan dengan sepasang elektron menyendiri dalam orbital
sp³ yang tersisa.
• Dalam garam amina atau garam ammonium kuarterner, pasangan electron menyendiri membentuk ikatan
sigma keempat. Kation beranalogi dengan ion ammonium.
• Lihat struktur (10)
• Suatu molekul amina dengan tiga gugus berlainan yang terikat pada nitrogen akan bersifat kiral; namun,
enantiomer dari sebagian besar amina tidak dapat diisolasi karena terjadinya inversi yang cepat antara
bayangan-bayangan cermin pada temperature kamar. Inversi itu berlangsung lewat keadaan transisi datar
(nitrogen sp²). Akibatnya ialah piramida nitrogen itu menjentik sehingga dinding dalam menjadi dinding
luar, mirip paying yang terhembus angin kencang dan terbalik ke atas. Energi yang diperlukan untuk inversi
ini sekitar 6 kkal/mol, kira-kira dua kali energy untuk rotasi mengelilingi ikatan sigma karbon-karbon.
• Lihat mekanisme (11)
SIFAT FISIS AMINA

• Amina membentuk ikatan hydrogen, ikatan hydrogen N---HN lebih lemah daripada ikatan
hydrogen O---HO karena N kurang elektronegatif dibandingkan dengan O dan karena itu ikatan
NH kurang polar. Pengikatan hydrogen yang lemah antara molekul amina menyebabkan titik
didihnya berada antara titik didih senyawa tanpa ikatan hydrogen (seperti alkana atau eter) dan
senyawa berikatan hydrogen kuat (seperti alkohol) dengan bobot molekul yang bersamaan.
• Karena tidak mempunyai ikatan NH, amina tersier dalam bentuk cairan murni tidak dapat
membentuk ikatan hydrogen. Titik didih amina tersier lebih rendah daripada amina primer atau
sekunder yang bobot molekulnya sepadan, dan titik didihnya lebih dekat ke titik didih alkana
yang bobot molekulnya bersamaan.
• Amina berbobot molekul rendah larut dalam air karena membentuk ikatan hydrogen dengan
air. Amina tersier maupun amina sekunder dan primer dapat membentuk ikatan hydrogen
karena memiliki pasangan electron menyendiri yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan
hidrogen dengan air.
PEMBUATAN AMINA

• Teknik pembuatan amina dapat dibagi ke dalam tiga kategori umum.


• Lihat mekanisme (12)
A. Sintesis dengan reaksi substitusi
Reaksi amina dan alkil halida. Amina atau ammonia mengembang pasangan electron
menyendiri dan dapat bertindak sebagai suatu nukleofil dalam suatu reaksi substitusi dengan
suatu alkil halida. Reaksi suatu nukleofil nitrogen serupa dengan reaksi setiap nukleofil lainnya
dengan RX. Produk reaksi dengan ammonia atau suatu amina adalah suatu garam amina.
Amina bebas dapat diperoleh dengan mengolah garam amina ini dengan suatu basa seperti
NaOH.
Lihat mekanisme (13)
Urutan kereaktivan alkil halida adalah khas reaksi SN2: CH3X > primer > sekunder. Alkil halide
tersier tidak bereaksi substitusi dengan ammonia atau amina; diperoleh produk eliminasi.
• Kekurangan utama jalur ke amina ini ialah bahwa garam amina produk dapat
mempertukarkan proton dengan ammonia atau amina awal. Pertukaran proton ini
menghasilkan dua nukleofil atau lebih, yang bersaing dalam reaksi dengan alkil halide.
Inilah sebabnya mengapa seringkali diperoleh campuran mono-, di- dan trialkil-amina
serta garam ammonium kuarterner dari suatu reaksi antara ammonia dan suatu alkil
halida.
• Jika amina itu sangat murah atau digunakan ammonia, dapatlah digunakan dengan sangat
berlebihan agar diperoleh monoalkilasi. Dalam hal ini Rx lebih diinginkan untuk
bertubrukan dengan molekul pereaksi dan bukannya dengan molekul produk utama ialah
amina primer.
• Jika diinginkan garam amonium kuarterner, maka digunakan alkil halida berlebih.
• B. Sintesis dengan reduksi
Reaksi reduksi sering memberikan jalur ke amina tanpa merepotkan.
Beberapa arilamina dapat disintesis oleh reaksi ammonia atau amina dengan aril halida yang
teraktifkan.
Nitril menjalani hidrogenasi katalitik atau reduksi dengan LiAlH4 untuk menghasilkan amina primer
dengan tipe RCH2NH2 dengan rendemen sekitar 70%. Nitril diperoleh dari alkil halida, oleh karena
itu suatu sintesis nitril adalah suatu teknik memperpanjang suatu rantai karbon maupun pembuatan
suatu amina.
Lihat mekanisme (14)
Amida juga menghasilkan amina jika diolah dengan zat pereduksi.
Aminasi reduktif, suatu reaksi yang mengubah keton atau aldehida menjadi amina primer. Reaksi ini
jauh lebih baik daripada reaksi antara R2CHBr dan NH3 dalam mensintesis amina dengan tipe
R2CHNH2, karena reaksi kedua ini dapat menghasilkan produk eliminasi. Amina sekunder dan tersier
dapat juga disintesis dengan aminasi reduktif, jika digunakan amina primer atau sekunder sebagai
ganti ammonia.
Lihat mekanisme (15)
• C. Penataan-ulang amida
Bila suatu amida tak tersubstitusi (RCONH2) diolah dengan suatu larutan brom dalam air dan
bersifat basa, amida ini akan mengalami penataan-ulang dan menghasilkan suatu amina.
Reaksi ini disebut penataan-ulang Hofman. Perhatikan bahwa gugus karbonil terlepas sebagai
CO3 2-, oleh karena itu amina tersebut mengandung satu karbon berkurang dibandingkan
dengan karbon amida awalnya.
Reaksi berlangsung dengan beberapa tahap. Tahap 1 adalah brominasi pada nitrogen. Tahap 2
adalah lepasnya proton dari nitrogen dan menghasikan suatu anion yang tak stabil. Tahap
penataan-ulang adalah tahap 3.
Hasil penataan ulang itu adalah suatu isosianat yang stabil pada beberapa kondisi, tetapi tidak
stabil dalam basa berair. Dalam basa berair isosianat mengalami hidrolisis menjadi suatu
amina dan ion karbonat.
Lihat mekanisme (16)

Anda mungkin juga menyukai