Nim : H051201033
Kelas : Statistika A
Ringkasan Kimia Dasar Pekan 14
“Asam Basa Organik dan Turunannya”
1. Karakteristik asam basa organik dan turunannya: basa amina dan asam karboksilat.
Salah satu kelompok senyawa organik yang juga sangat penting adalah amina. Senyawa
amina ditandai dengan gugus fungsi amino (-NH2). Senyawa amina dapat dianggap
sebagai turunan dari amonia dengan mengganti satu, dua atau tiga hidrogen dari amonia
dengan gugus organik. Berdasarkan gugus karbonnya maka amina dibedakan atas amina
alifatik jika terikat pada karbon alifatik, contoh CH3-CH2-NH2 (etil amina), dan amina
aromatik jika gugus karbonnya adalah karbon aromatik, contohnya C6H5-NH2 (anilin).
Asam karboksilat adalah asam organik yang dicirikan oleh gugus fungsi karboksil yang
terbentuk melalui perpaduan antara gugus karbonil dengan gugus hidroksil yang terpaut
dalam satu karbon. Senyawa ini bersifat asam, karena adapat menyumbangkan proton
(donor proton), dalam air asam karboksilat sedikit mengalami ionisasi dengan
melepaskan proton dan dapat dinetralisasikan dengan basa. Walaupun asam karboksilat
merupakan asam lemah dibandingkan dengan asam-asam mineral, namun sangat potensil
untuk membentuk garam-garam yang stabil, sekalipun dengan basa lemah seperti natrium
bikarbonat.
2. Penggolongan dan struktur amina, tata nama amina, sifat-sifat fisik amina, kebasaan
amina, reaksi-reaksi amina, serta pemisahan amina primer, sekunder, tersier.
Penggolongan dan Struktur Amina
Hubungan antara amoniak dan amin dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Tata nama amina
Sistem penamaan yang paling sederhana dan konsisten adalah sistem IUPAC, namun
jarang digunakan untuk amina sederhana. Aturan IUPAC berpatokan pada komponen
hidrokarbonnya yang dianggap sebagai nama pokok dan gugus –NH2 sebagai gugus yang
berarti awalan amino.
Nama trivial lebih sering digunakan, penamaan senyawa dengan cara demikian
menggunakan kata amina pada akhir namanya. Untuk yang lebih rumit, sering diberi
awalan N atau N,N atau N,N,N sesuai jumlah gugus yang terikat pada Nitrogen.
Senyawa dengan gugus amino yang melekat pada cincin aromatik disebut amina
aromatik, diberi nama sebagai turunan anilin atau sistem cincin aromatiknya.
Mengenai garam-garam amina, pada umumnya nama aminanya diganti dengan nama
amonium, atau jika anilin diganti dengan anilinium dan diberi tambahan nama anion yang
terikat padanya.
Anhidrida asam merupakan suatu senyawa organik yang memiliki dua gugus asil yang
terikat pada atom oksigen yang sama. Jenis anhidrida asam organik yang umum adalah
anhidrida karboksilat, di mana asam induknya adalah asam karboksilat, rumus kimia
yang umum pada senyawa ini adalah (RC(O))2O. Anhidrida asam simetris pada jenis ini
dinamai dengan mengganti kata asam pada nama asam karboksilat induknya dengan
kata anhidrida. Karenanya, (CH3CO)2O disebut sebagai anhidrida asetat. Anhidrida asam
campuran (atau tidak simetris), seperti anhidrida asetat format (lihat di bawah), juga
dikenal. Satu atau kedua gugus asil pada anhidrida asam mungkin juga dapat berasal
dari asam organik yang lain, seperti asam sulfonat atau asam fosfonat. Satu gugus asil
pada anhidrida asam dapat pula berasal dari asam anorganik seperti asam fosfat.
Anhidrida campuran 1,3-bisfosfogliserat merupakan suatu zat antara pada pembentukan
ATP melalui glikolisis, adalah suatu anhidrida campuran antara asam 3-fosfogliserat dan
asam fosfat. Oksida asam juga terkadang dikelompokkan sebagai suatu anhrida asam.
Ester
Alkohol dapat bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester organik. Jika asam
bensoat dipanaskan dalam metil alkohol dengan katalis asam kuat maka akan dihasilkan
metil benzoate. Berdasarkan penyelidikan bahwa gugus hidroksil dalam air berasal dari
asam karboksilat; sedangkan proton berasal dari alkohol. Adisi alkohol pada gugus
karbonil menghasilkan suatu intermediate yang tidak stabil yang merupakan analog dari
suatu hemiasetal, dan selanjutnya melepaskan air. Reaksi ini bersifat bolak-balik. Jika
dipakai alkohol dalam jumlah berlebihan, maka kesetimbangan bergerak ke arah
pembentukan ester. Sebaliknya, jika ester dipanaskan dengan air yang berlebihan beserta
suatu katalisator asam, maka ester akan dihidrolisis menjadi asam dan alkohol. Oleh
karena ester-ester dapat diturunkan dengan mudah dari asam-asam maka ester tersebar
secara neluas di alam terutama pada buah-buahan. Ester umumnya beraroma harum,
sehingga beberapa ester digunakan sebagai bahan dalam wangi-wangian, parfum. Secara
komersial ester banyak digunakan sebagai pelarut-pelarut dan pemakaian secara besar-
besaran dalam resin-resin polyester.
Asil halida
Istilah asil halida atau asam halida adalah suatu senyawa yang diturunkan dari asam
karboksilat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus halida. Jika asam
tersebut adalah asam karboksilat, senyawa tersebut mengandung gugus fungsional -COX,
yang terdiri dari gugus karbonil terikat pada atom halogen seperti pada klorin. Rumus
umum untuk sebuah asil halida dapat dituliskan dengan RCOX, di mana R dapat sebuah
gugus alkil, CO adalah gugus karbonil, dan X menunjukkan atom halogen. Gugus RCO-
adalah sebuah asil halida. Asil klorida adalah asil halida yang sering digunakan. Asil
halida dibuat dengan halogenasi sebuah asam karboksilat, maka dari itu dinamakan asam
halida.
Amida
Amida adalah turunan asam karboksilat yang paling tidak reaktif. Bila gugus hidroksil
dari suatu asam diganti oleh gugus -NH2, -NHR atau -NR2 maka terbentuklah amida
primer, sekunder dan tertier. Istilah amida juga mengacu kepada basa konjugat amonia
(anion H2N−) atau amina organik (anion R2N−). Karena penggunaan ganda dari kata
"amida", telah ada perdebatan tentang peraturan untuk menamakan anion yang
diturunkan dari amida pertama (contohnya amina terasilasi terdeprotosinasi), beberapa
diantaranya digunakan sebagai counterion yang non-reaktif.
Ester tiol.
Dalam kimia organik, tiol adalah sebuah senyawa yang mengandung gugus fungsi yang
terdiri dari atom sulfur dan atom hidrogen (-SH). Sebagai analog sulfur dari gugus
alkohol (-OH), gugus ini dirujuk baik sebagai gugus tiol ataupun gugus sulfhidril. Secara
tradisional, tiol sering dirujuk sebagai merkaptan. Gugus tiol merupakan analog surfur
gugus hidroksil (-OH) yang ditemukan pada alkohol. Oleh karena sulfur dan oksigen
berada dalam golongan tabel periodik yang sama, ia memiliki sifat-sifat ikatan kimia
yang mirip. Seperti alkohol, secara umum, ia akan terdeprotonasi membentuk
RS− (disebut tiolat), dan secara kimiawi lebih reaktif dari bentuk tiol terprotonasi RSH.
Kimia tiol berhubungan dengan kimia alkohol: tiol membentuk tioeter, tioasetal,
dan tioester, yang beranalogi dengan eter, asetal, dan ester. Lebih jauh lagi, gugus tiol
dapat bereaksi dengan alkena, membentuk tioeter.
5. Sintesis asam karboksilat dan beberapa asam karboksilat penting dalam dunia industri.
Sintesis Asam Karboksilat
Beberapa cara yang umum dipakai untuk membuat asam-asam karbosiklat sederhana
dalam laboratorium, yaitu: Oksidasi, hidrolisis suatu sianida, dan reaksi dari suatu
pereaksi grignard dengan karbon dioksida. Dalam industri banyak digunakan cara
oksidasi, terutama jika oksigen dalam udara dapat dipakai sebagai oksidator. Dalam skala
laboratorium banyak digunakan oksidator KMnO4 atau Na2Cr2O7. Gugus-gugus
hidrokarbon alifatik lebih mudah teroksidasi dari pada gugus-gugus aromatik.
Bagaimanapun panjangnya rantai alifatik yang terikat pada cincin benzene, jika
dioksidasi maka gugus tersebut membentuk karboksilat. Oksidasi keras dari suatu alkena
dengan KMnO4 memecahkan molekul pada ikatan rangkap dua. Gugus karboksilat
terbentuk dari suatu ujung ikatan rangkap dua monosubstitusi, suatu keton dari ujung
disubstitusi dan karbon dioksida dari suatu ujung yang tidak bersubstitusi dengan
demikian, oksidasi dari suatu alkena siklik akan memberikan asam dikarboksilat.
Alkohol-alkohol primer dan aldehida juga dengan mudah diubah menjadi asam dengan
jalan oksidasi.
Asam-asam dapat juga dibuat dari hidrolisa senyawa-senyawa nitril (sianida organik)
yang dapat diperoleh dari reaksi halide primer atau sekunder dengan natrium sianida.
Karena reaksi dari suatu halida dengan ion sianida merupakan reaksi pergantian maka
cara ini tidak dapat diterapkan pada halida tersier atau halida-halida yang terikat pada
ikatan rangkap dua atau cincin benzene. Namun demikian, nitril aromatik dapat diperoleh
dengan mudah dari garam-garam diazonium, dan reaksi hidrolisis nitril berguna untuk
sintesis asam-asam aromatik.
Cara paling umum untuk pembuatan suatu asam dalam laboratorium adalah reaksi antara
suatu pereaksi grignard dengan karbondioksida. Karena hampir tiap halida dapat diubah
menjadi pereaksi grignard, reaksi ini sangat bersifat umum dan hasilnya biasanya tinggi.
Garam magnesium dari asam yang mula-mula terbentuk harus diasamkan untuk
melepaskan asam bebas.
- Asam asetat
Asam asetat (titik didih 118°, titik leleh 17°) merupakan konstituen utama dari cuka,
diperoleh dengan jalan fermentasi gula dengan bantuan udara (jika tidak ada udara
hasilnya ialah etil alkohol). Tetapi secara industri, kebanyakan asam asetat dibuat dengan
jalan mengoksidasi asetaldehida, dimana asetaldehida sendiri diperoleh dari hidrasi
asetilena. Asam asetat dipakai dalam pembuatan selulosa asetat dan untuk sistesis dari
sejumlah besar ester.
- Asam Salisilat
Saat ini obat-obatan yang paling banyak dipakai di dunia adalah derivat dari asam
benzoat, asam o-hidroksi benzoate atau asam salisilat yang dibuat dari fenol dan
karbondioksida. Meskipun cara kerja yang tepat dari asam salisilat tidak diketahui dengan
baik, efek-efek berguna dari ester-ester dari asam ini telah diketahui sejak dahulu kala,
daun-daun yang mengandung jumlah yang cukup dari senyawa-senyawa penawar rasa
sakit dan demam ini telah dikelola oleh dokter-dokter zaman dahulu kala. Asam salisilat
merupakan suatu unsur aktif dari salisilat adalah obat penawar rasa sakit. Aspirin dan
esternya dengan asam asetat, kurang bersifat asam dan kurang mengiritasi.