Anda di halaman 1dari 18

COVER

Mata kuliah : Strategi Pembelajaran

“MODEL PEMBELAJARAN (Project Based Learning dan Problem Based


Learning)”

Dosen Pengampu: M. Fatkhurrokhman, M.Pd.

Tugas/makalah ke : 1

Nama Kelompok :
1. Okky Sudirman (2283160023)
2. Siska Rizki Abilaila (2283160019)
3. Nida Fattahun Nisa (2283160022)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2017
i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Model Pembelajaran (Project Based Learning dan Problem Based Learning)”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Strategi Pembelajaran di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitan Sultan Ageng Tirtayasa dengan dosen pengampu
M. Fatkhurrokhman, M.Pd.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Serang, September 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
A. Pengertian Project Based Lerning ............................................................................... 4
B. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Project Based Learning ................................. 4
C. Pola-Pola Pembelajaran Project Based Learning ........................................................ 5
D. Ciri-ciri Model Pembelajaran Project Based Learning ............................................... 6
E. Skenario Pembelajaran ................................................................................................ 7
F. Pengertian Problem Based Learning ............................................................................... 7
G. Dasar Pertimbangan Model Pembelajaran Problem Based Learning ......................... 8
H. Pola-pola Pembelajaran Problem Based Learning .................................................... 10
I. Ciri-ciri Model Pembelaaran Problem Based Learning ................................................ 12
J. Skenario Problem Based Learning................................................................................ 12
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan sebuah proses dimana kita mempersiapkan anak didik kita
agar dapat survive menjalani kehidupannya kelak setelah dewasa. Akan tetapi di abad ke 21
ini, semakin banyak tantangan yang akan di lalui oleh mereka. Banyak hal yang berubah
begitu cepat. Ilmu pengetahuan menjadi sangat cepat berubah, apa yang kita ajarkan saat ini
dapat menjadi hal yang usang ketika mereka dewasa kelak. Belum lagi kompleksitas dan
daya saing yang semakin besar. Pekerjaan yang ada saat ini beberapa tahun kedepan bisa jadi
sudah tidak ada. Perangkat yang digunakan saat ini kemungkinan beberapa tahun kedepan
sudah tidak digunakan lagi karena ditemukan perangkat baru yang lebih canggih dan praktis.
Singkatnya kita mempersiapkan anak didik kita untuk masa depan yang bahkan kita sendiri
tidak mengetahuinya.
Oleh karena itu, untuk dapat menghadapi tantangan yang semakin rumit ini, maka
kita perlu mengubah paradigma pendidikan agar sesuai dengan perubahan di abad ini. Kita
membutuhkan kemampuan manusia yang dapat cepat menyesuikan diri dalam perubahan,
dari pasif menjadi aktif, dari sekedar menghafal menjadi berfikir, dari individu menjadi
kolaboratif, dari menerima sesuatu yang sudah jadi menjadi menghasilkan hal yang baru.
Singkatnya, semua perubahan yang begitu cepat ini menuntut agar anak didik kita dapat
dengan cepat beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Salah satu sikap dan
kemampuan yang sangat dibutuhkan untuk menunjang semua itu adalah dengan mengajarkan
mereka kemampuan dalam pemecahan masalah.
Salah satu model pembelajaran yang mengajarkan anak didik kemampuan dalam
memecahkan masalah selain meningkatkan pengetahuan mereka adalah PjBL (Project Based
Learning) & PBL (Problem Based Learning). Baik Project Based Learning dan Problem
Based Learning dalam banyak literatur sebenarnya memiliki singkatan yang sama yaitu
“PBL”. Akan tetapi untuk membedakannya, dalam tulisan ini Project Based Learning
disingkat “PjBL” dan Problem Based Learning disingkat “PBL”. PjBL & PBL sangat cocok
diterapkan untuk menyiapkan anak didik kita ke dalam berbagai tantangan di abad ke 21 ini.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas dan menjabarkan beberapa hal terkait
dengan PjBL & PBL dalam tulisan ini.

1
Dalam PjBL & PBL siswa dibagi menjadi kelompok kecil, mereka bersama-sama
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran dan kehidupannya
sehari-hari. PjBL & PBL merupakan proses aktif dan iteratif yang dapat membuat siswa
berusaha mengidentifikasi apa yang mereka ketahui dan yang lebih penting mengidentifikasi
apa yang belum mereka ketahui. Motivasi untuk menyelesaikan permasalahan dan
membangun proyek adalah motivasi untuk mencari dan mengaplikasikan pengetahuan. PjBL
& PBL dapat dipadukan dengan berbagai model pembelajaran dan dapat diimplementasikan
kedalam berbagai subjek materi pelajaran.
Gejala umum yang terjadi pada siswa pada saat ini adalah “malas berpikir” mereka
cenderung menjawab suatu pertanyaan dengan cara mengutip dari buku atau bahan pustaka
lain tanpa mengemukakan pendapat atau analisisnya terhadap jawaban tersebut. Bila keadaan
ini berlangsung terus maka siswa akan mengalami kesulitan mengaplikasikan pengetahuan
yang diperolehnya di kelas dengan kehidupan nyata (real world problems). Dengan kata
lain, pelajaran di kelas adalah untuk memperoleh nilai ujian dan nilai ujian tersebut belum
tentu relevan dengan tingkat pemahaman mereka. Oleh sebab itu, model PjBL & PBL
mungkin dapat menjadi salah satu solusi untuk mendorong siswa berpikir dan bekerja
ketimbang menghafal dan bercerita.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Project Based Learning ?
2. Bagaimana Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran Project Based
Learning ?
3. Bagaimana Pola-pola Pembelajaran Project Based Learning ?
4. Apa Ciri-ciri Model Pembelajaran Project Based Learning ?
5. Bagaimana Skenario Pembelajaran Project Based Learning ?
6. Apa Pengertian Problem Based Learning ?
7. Bagaimana Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran Problem Based
Learning ?
8. Bagaimana Pola-pola Pembelajaran Problem Based Learning ?
9. Apa Ciri-ciri Model Pembelajaran Problem Based Learning ?
10. Bagaimana Skenario Pembelajaran Problem Based Learning ?

2
C. Tujuan Masalah
Tujuan penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut:
1 Mengetahui Pengertian Project Based Learning
2 Menjelaskan Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran Project Based
Learning
3 Memahami Pola-pola Pembelajaran Project Based Learning
4 Menjelaskan Ciri-ciri Model Pembelajaran Project Based Learning
5 Mengetahui Skenario Pembelajaran Project Based Learning
6 Mengetahui Pengertian Problem Based Learning
7 Menjelaskan Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran Problem Based
Learning
8 Memahami Pola-pola Pembelajaran Problem Based Learning
9 Menjelaskan Ciri-ciri Model Pembelajaran Problem Based Learning
10 Mengetahui Skenario Pembelajaran Problem Based Learning ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Project Based Lerning


Pada model-model pembelajaran kita mengenal ada salah satu model pembelajaran,
yaitu Model Pembelajaran Berbasis Proyek atau Model Pembelajaran Project Based
Learning atau biasa disingkat PjBL. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning
= PjBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.
Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar (Kemendikbud, 2013).
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan
baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis
Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta
didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai
dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta
didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi)
dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat
berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang
dikajinya. PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini
akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. (Daniel, 2005)

B. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Project Based Learning


Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda,
maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik
untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi
dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek
merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga
bagi atensi dan usaha peserta didik. Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dikatakan sebagai
operasionalisasi konsep “Pendidikan Berbasis Produksi” yang dikembangkan di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). SMK sebagai institusi yang berfungsi untuk menyiapkan
lulusan untuk bekerja di dunia usaha dan industri harus dapat membekali peserta didiknya
dengan “kompetensi terstandar” yang dibutuhkan untuk bekerja pada bidang masing-masing.

4
Dengan pembelajaran “berbasis produksi” peserta didik di SMK diperkenalkan dengan
suasana dan makna kerja yang sesungguhnya di dunia kerja. Dengan demikian model
pembelajaran yang cocok untuk SMK adalah pembelajaran berbasis proyek.

C. Pola-Pola Pembelajaran Project Based Learning


Pola – pola pembelajaran Project Based Learning sebagaimana yang
dikembangkan oleh The George Lucas Educational Foundation (2005) terdiri dari: \
a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan kepada siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Topik
penugasan sesuai dengan dunia nyata yang relevan untuk siswa. dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam.
b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project) Perencanaan
dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa
diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi
tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam
menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek
yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk
membantu penyelesaian proyek.
c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule) Guru dan siswa secara kolaboratif
menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap
ini antara lain: membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek,
membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek, membawa peserta
didik agar merencanakan cara yang baru, membimbing peserta didik ketika
mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan meminta
peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
d. Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress
of the Project) Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap
aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan
cara menfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan
menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

5
e. Menguji Hasil (Assess the Outcome) Penilaian dilakukan untuk membantu guru
dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan
masing- masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang
sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya. f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience) Pada akhir
pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu.
Sistem Penilaian Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian
terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik
pada mata pelajaran tertentu secara jelas (Kemdikbud, 2013).

Pada penilaian proyek terdapat 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:


 Kemampuan pengelolaan,
 Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola
waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
 Relevansi = Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
 Keaslian = Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap
proyek peserta didik (Kemdikbud, 2013).

D. Ciri-ciri Model Pembelajaran Project Based Learning


Project based learning memiliki karakteristik yang membedakan model yang lain.
Karakteristik tersebut, antara lain :

1 Centrality Pada project based learning


Proyek menjadi pusat dalam pembelajaran.
2 Driving question Project based learning
Difokuskan pada pertanyaan atau masalah yang mengarahkan siswa untuk
mencari solusi dengan konsep atau prinsip ilmu pengetahuan yang sesuai.

6
3 Constructive Investigation Pada project based learning,
Siswa membangun pengetahuannya dengan melakukan investigasi secara mandiri
(guru sebagai fasilitator).
4 Autonomy Project based learning menuntut student centered,
Siswa sebagai problem solver dari masalah yang dibahas.
5 Realisme
Kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang
sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otetik dan menghasilkan sikap
profesional (Thomas, 2000).

E. Skenario Pembelajaran
Skenario pembelajaran Project Based Learning dapat dilihat dalam lampiran.

F. Pengertian Problem Based Learning


Howard Barrows (2005) menyatakan PBL (Problem Based Learning),
merepresentasikan metode belajar yang “Learn-by-doing” dan akar dasarnya adalah metode
pemagangan (apprenticeship), dimana pemula (siswa) mempelajari pengetahuan dan
keterampilan dari bidang yang dipilihnya dengan mengerjakan sesuatu dibawah panduan dan
pengajaran seorang yang ahli (guru), sampai ia nantinya mampu menghasilkan karyanya
sendiri. PBL telah mengembangkan metode pembelajaran ini, yang barangkali sama tuanya
dengan peradaban manusia, dengan pemahaman baru melalui penelitian tentang pendidikan
dan pengalaman dalam tiga puluh tahun terakhir. Selayaknya seorang pakar, seorang pengajar
menjadi tutor yang akan memfasilitasi proses pembelajaran, dan memungkinkan mahasiswa
mengambil banyak manfaat saat mereka belajar.

Strategi dalam PBL adalah memberikan siswa “problem” dan tugas yang akan
mereka hadapi dalam dunia kerja dan dalam proses usaha mereka memecahkan masalah
tersebut mahasiswa akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan atas
masalah itu. Karena itu, sebaiknya urutan-urutan pembelajaran siswa paralel dengan urutan
kejadian yang terjadi di dunia kerja sehingga siswa akan mendapatkan keterampilan kognitif
dan pengetahuan yang mereka butuhkan di dunia kerja saat mereka belajar dengan konteks
dunia kerja. Dalam proses ini siswa bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri
karena keterampilan itu yang akan mereka butuhkan nantinya dalam kehidupan profesional
mereka. Mereka menerapkan apa yang telah mereka ketahui, menemukan apa yang perlu
mereka ketahui, dan belajar bagaimana mendapatkan informasi yang dibutuhkan lewat

7
berbagai sumber termasuk sumber-sumber online, perpustakaan, profesional dan para pakar.
Singkatnya, PBL bertujuan untuk mengembangkan dan menerapkan kecakapan yang penting
yakni pemecahan masalah, belajar sendiri, kerja sama tim, dan pemerolehan yang luas atas
pengetahuan (H.Barrows, 2005).

PBL (Problem Based Learning), berorientasi pada proses belajar siswa (student-
centered learning). PBL (Problem Based Learning) merupakan model pembelajaran dimana
masalah mengendalikan proses pembelajaran. PBL merupakan metode belajar yang sangat
populer pada dunia kedokteran sejak 1970-an. PBL berfokus pada penyajian suatu
permasalahan (nyata-stimulus) kepada siswa, kemudian siswa diminta mencari pemecahan
masalah melalui serangkaian penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep, prinsip
yang dipelajarinya dari berbagai bidang ilmu (multiple perspective). Permasalahan menjadi
fokus, stimulus, dan pemandu proses belajar, sementara guru menjadi fasilitator dan
pembimbing. PBL memiliki banyak variasi diantara terdapat lima bentuk belajar berbasis
masalah:

G. Dasar Pertimbangan Model Pembelajaran Problem Based Learning


Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar
secara terus menerus yang dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan faktor luar diri,dimana
keduanya saling berinteraksi (Gagne, 1975).

Belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:

1) Kondisi eksternal dari stimulus lingkungan,


2) Kondisi internal dan proses kognitif,
3) hasil belajar.

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi
antara siswa dengan sumber belajar baik secara sengaja dirancang atautanpa sengaja
dirancang (Dahar, 1998).

Pembelajaran menurut UNESCO, belajar ada empat pilar:

1 Learning to Know.
Yaitu suatu proses pembelajaran yang memungkinkan siswa menguasai teknik
untuk menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata hanya memperoleh
pengetahuan.

8
2 Learning to do.
Yaitu pembelajaran untuk mencapai kemampuan. Belajar tidak hanya
terbatas pada kemampuan mekanistis, melainkan juga kemampuan berkomunikasi
dan bekerjasama dengan orang lain.

3 Learning to live together


Yaitu membekali ke-mampuan untuk hidup bersama dengan orang lain yang
berbeda dengan penuh toleransi.

4 Learning to be
yaitu keberhasilan pembelajaran, yang dukungan oleh ketiga pilar di atas.

Pembelajaran konstruktivistik memfokuskan siswa untuk belajar mandiri,


menemukan sendiri, dan mentrasformasikan informasi baru dengan pengetahuan lama (Slavin
dalam Nur, 2002:8). Mereka akan merevisinya jika informasi itu sudah tidak sesuai lagi
dengan demikian siswa benar-benar dapat menerapkan pengetahuannya dalam pemecahan
masalah sesuaidengan kontekstual dan ide-idenya. Pengetahuan dan keterampilan siswa
diperoleh dari usaha mengkonstruksi sendiri pengetahuanya dengan keterampilan baruketika
ia belajar.

Pelaksanaan model PBL siswa dicipt-kan berdiskusi dalam kelompok kecil 4-5orang
tiap kelompok. Siswa saling tukar pendapat dalam kelompoknya kemudian hasil kerja
kelompok dipresentasikan.Prinsip-prinsip belajar yang penting menurut para ahli adalah:

1) Perhatian danmotivasi belajar siswa,


2) keaktifan belajar ,
3) keterlibatan dalam belajar
4) pengulangan belajar.

Motivasi sebagai dorongan mental yang mengarahkan ke perilaku manusia termasuk


perilaku belajar, tes dapat dianggap sebagai motivasi belajar (Ebel,1979). Motivasi dapat
dibedakan menjad idua jenis, yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. Motivasi primer
adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motivasi sekunder adalah motivasi
yang dipelajari, misalnya seorang yang lapar akan tertarik pada makan dibanding belajar,
untuk memperoleh makanan tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu. Motivasi dapat
bersifat internal, eksternal, intrinsik atau ekstrinsik.Motivasi bersifat internal adalah motivasi

9
yang datang dari diri sendiri. Moti-\vasi yang bersifat eksternal adalah moti-vasi yang datang
dari orang lain. (Maslow, 1954: 86).Kemampuan belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi
internal dan eksternal. Kondisi internal adalah kondisi yang ada dalam diri siswa, seperti
kesehatan, pengetahuan, keterampilan, kemampuandan sebaginya. Kondisi eksternal adalah
kondisi yang ada di luar pribadi siswa ,seperti guru, strategi pembelajaran,
ruang belajar, sarana-prasarana dan sebagainya. Prestasi belajar merupakan bukti kemampuan
keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang (Winkel, 1996:226). Untuk meraih prestasi
belajar perlu melakukan usaha-usaha yang maksimal. Pada pendidikan formal tes prestasi
belajar dapat berbentuk tes formatif, tes sumatif, maupun ujian.

Kemampuan dalam pemecahan masalah merupakan hasil pengukuran


dari penilaian hasil tes setelah mereka melakukan usaha-usaha belajar. Hasil tes dapat
dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kalimat sebagai simbul keberhasilan yang sudah
dicapai siswa. Agar siswa termotivasi dan memiliki kemampuan pemecahan masalah maka
diterapkan pembelajaran inovatif yang berorientasi konstruktivistik, salah satunya
pembelajaran model PBL

.Pembelajaran model PBL ini tugasguru hanya mengatur strategi belajar, membantu
menghubungkan pengetahuan lama dengan pngetahuan baru yang dimiliki siswa, dan
memfasilitasi belajar. Siswa harus tahu makna belajar, menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan yang nyata.

H. Pola-pola Pembelajaran Problem Based Learning


Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan

segala perangkat yang diperlukan. Pemelajar pun harus harus sudah memahami prosesnya,

dan telah membentuk kelompokkelompok kecil. Umumnya, setiap kelompok menjalankan

proses yang dikenal dengan proses tujuh langkah:

1 Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas

Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam

masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang membuat setiap peserta berangkat

dari cara memandang yang sama atas istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah.

10
2 Merumuskan masalah

Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa

yang terjadi di antara fenomena itu.

3 Menganalisis masalah

Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota tentang

masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual (yang tercantum pada masalah),

dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota. Brainstorming (curah gagasan) dilakukan

dalam tahap ini.

4 Menata gagasan secara sistematis dan menganalisis

Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain kemudian

dikelompokkan; mana yang paling menunjang, mana yang bertentangan, dan sebagainya.

Analisis adalah upaya memilahmemilah sesuatu menjadi bagian-bagian yang membentuknya.

5 Memformulasikan tujuan pembelajaran

Kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu

pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. Tujuan

pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat

6 Mencari informasi tambahan dari sumber lain

Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki, dan sudah punya

tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari informasi tambahan itu, dan

menemukan kemana hendak dicarinya.

7 Mensistesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat laporan.

11
I. Ciri-ciri Model Pembelaaran Problem Based Learning
Menurut Arends berbagai pengembangan pengajaran Problem Based Learning
(PBL) telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran disekitar
pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna
untuk siswa.
 Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran
tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah-masalah yang diselidiki telah dipilih
benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata
pelajaran.
 Penyelidikan autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukann penyelidikan
autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.
 Menghasilkan produk dan memamerkannya
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk
tertentu dalam karya nyata. Produk tersebut bisa berupa laporan, model fisik, video maupun
program komputer. Dalam pembelajaran kalor, produk yang dihasilkan adalah berupa
laporan.
 Kolaborasi dan kerja sama
Pembelajaran bersdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu
dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.

J. Skenario Problem Based Learning

Skenario pembelajaran Project Based Learning dapat dilihat dalam lampiran.

12
BAB III
KESIMPULAN

13
DAFTAR PUSTAKA

Daniel K. Schneider. 2005. Project-based learning. [Online]. Diakses di


http://edutechwiki.unige.ch/en/Project-based_learning (25 September 2017)

Grant, M. (2009, April). Understanding projects in project based learning: A student’s


perspective. Paper presented at Annual Meeting of the American Educational
Research Association, San Diego, CA.

Grant, M.M. 2002. Getting A Grip of Project Based Learning : Theory, Cases and
Recomandation. North Carolina : Meredian A Middle School Computer
Technologies. Journal vol. 5.

Howard Barrows.2005 Project Based Learning, Problem Based Learning

http//www.edutopia.org.modules/PBL/whatpbl.php.2005

http//www.staff.uny.ac.id

Kemdikbud. 2013. Model Pengembangan Berbasis Proyek (Project Based Learning)

M. Taufiq Amir (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Media
Group

The George Lucas Educational Foundation. 2005. Instructional Module Project Based
Learning.

Thomas, J.W. 2000. A Review of Research on Problem Based Learning. California : The
Autodesk Foundation. Wrigley, H.S. 2003. Knowledge in Action : The Promise of
Project Based Learning, Focus and Basic. Journal vol. 2. h.3.

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Jakarta:


Prestasi Pustaka

Wina Sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai