Anda di halaman 1dari 11

INTEGRASI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN

KURIKULUM 2013 DALAM PROSES


PEMBELAJARAN DIKELAS
Dosen Pengampu : Ratna Ekawati , M,Pd.

Matakuliah : Etika Pofesi Kependidikan

Tugas Paper 2

Disusun :

Yohanes Aldi Prapaskah (2283160009)

Pendidikan Teknik Elektro


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2018
BAB I PENDAHULUAN :
LATAR BELAKANG

Persoalan pendidikan di zaman teknologi dan informasi sekarang ini


dipandang sebagai problem yang sangat luar biasa sulit di berbagai negara.
Walaupun demikian negara-negera yang peduli terhadap masalah ini mengakui
bahwa pendidikan sebagai tugas negarayang maha penting. Pendidikan
merupakan kunci dalam membangun dan memperbaiki sikapindividu dalam
menghadapi keadaan dunia yang terancam oleh berbagai potensi bencana boleh
jadi diawali oleh pemenasan global, dan tanpa kunci itu usaha tersebut akan
gagal.Dalam konteks tersebut, maka setiap negara di dunia terus melakukan
peningkatan pendidikan masing-masing. Indonesia, dalam hal ini melakukan
perubahan sistem pendidikanguna mencapai kualitas atau mutu pendidikan yang
terus menerus menuju ke arah lebih baik.Hal ini perlu diupayakan secara serius
dan fokus, oleh karena peradaban masyarakat bangsaIndonesia ditentukan oleh
bagaimana pendidikan dijalani oleh masyarakat.

Cara dan sistem pendidikan yang sudah berakar dalam dan bertahan lama
sebenarnya membutuhkan reformasi pendidikan secara menyeluruh. Dalam hal
pemerintah mencoba memotong kompas dengan gagasan untuk menyamaratakan
mutu pendidikan di Indonesia. Namun, upaya ini sering menjadi sasaran kritik dan
kecaman karena belum meratanya taraf kehidupan di masing-masing wilayah di
Indonesia. Sehingga pemerataan standar pendidikan yang mengacu pada standar
nasional harus dilaksana secara bertahap, sesuai dengan taraf kehidupan
masyarakat di masing-masing wilayah.( Malihah, Elly. 2015.)

Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang


sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia, untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat.

Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah mencakup


standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dari delapan standar tersebut,
yang telah dijabarkan dan telah disahkan penggunaannya oleh Mendiknas adalah
standar isi dan standar kompetensi lulusan.
TUJUAN

1. Bagaimana kaitan standar nasional pendidikan NON Akademis


dalam kurikulum 2013?
2. Kaitan standar nasional pendidikan dalam proses pembelajaran di
kelas?

BAB II PEMBAHASAN :

A. Definisi Standar Nasional Pendidikan

Sistem pendidikan indonesia diarahkan pada tercapainya cita-cita


pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia
yang bermartabat. Sebagaimana terungkap dalam UU No.20/2003 tentang
Sisdiknas pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan, “Pendidikan nasional bertujuan
membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan
tanah air”.( Soeharto. 2012.)

Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan


nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Menurut R Indonesia (2005) ( dalam hamza b. uno google scholar)


Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: (a)standar isi; (b)standar proses;
(c)standar kompetensi lulusan;(d)standar pendidik dan tenaga kependidikan;
(e)standar sarana dan prasarana; (f)standar pengelolaan; (g)standar
pembiayaan;dan (h)standar penilaian pendidikan. (Lukmanul hakim, M. 2013.)

Berikut penjelasan dari 8 lingkup standar pendidikan Indonesia :

1. Standar isi

Menurut Lukmanul hakim, M. 2013 Standar isi mencakup lingkup materi


minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan
minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.Standar isi tersebut memuat
kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan
pendidikan, dan kalender pendidikan.

Dimana tujuan standar isi ialah meningkatkan mutu pendidikan yang


diarahkan untuk pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan
perkembangan ilmu, teknologi, seni, serta pergeseran paradigma pendidikan yang
berorientasi pada kebutuhan peserta didik.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, (Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005).

Standar isi adalah suatu bagan rencana lingkup materi minimal, dan
tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal, pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi ditetapkan dengan peraturan
menteri pendidikan nasional No. 22 Tahun 2006.

2. Standar kompetensi lulusan

Menurut Mulyasa, E. (2007) Standar Kompetensi Lulusan (SKL) satuan


pendidikan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencangkup
pengetahuan, ketrampilan dan sikap, yang digunakan sebagai pedoman penilaian
dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi
kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.

SKL pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar


kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

SKL pada jenjang pendidikan menengah umum bertujuan untuk


meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

SKL pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk


meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya.

Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah


digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan
minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan
minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata
pelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 23
Tahun 2006 menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.

3. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Menurut Manap Somantri (2013) Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan di bawah ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen


pembeajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional (pasal 28 ayat 1)

Yang dimaksud dengan pendidik pada ketentuan ini adalah tenaga


kependidikan yang berkualifikasi dan berkompetensi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong, pamong pelajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannyaserta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan

Yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning


agent) pada ketentuan ini adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator,
motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik

2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat


pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang – undangan yang berlaku. (pasal 28 ayat 2)

3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan


menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi (pasal 28 ayat 3):

a. Kompetensi pedagogik;

Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan


mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi kepribadian;

Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah


kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

c. Kompetensi profesional;

Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan


penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
d. Kompetensi sosial

Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan


pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendiidk, tenaga kependidikan,
orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang
diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendiidk setelah melewati uji
kelayakan dan kesetaraan (pasal 28 ayat 4).

5. Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan (4) dikembangkan oleh
BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri (pasal 28 ayat 5).

4. Standar Pengelolaan

Menurut Manap Somantri (2013) Standar pengelolaan adalah standar


nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,
provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan. Pengelolaan satuan pendidikan menjadi tanggung jawab kepala satuan
pendidikan.

Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan


oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar
pengelolaan oleh Pemerintah. Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman
yang mengatur tentang:

1) Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus.

2) Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh kategori


aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara
semesteran, bulanan, dan minggu

3) Struktur organisasi satuan pendidikan

4) Pembagian tugas di antara pendidik

5) Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan

6) Peraturan akademik

7) Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib


pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana
8) Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan
pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan
masyarakat

9) Biaya operasional satuan pendidikan.

5. Untuk mengetahui definisi Standar Penilaian

Menurut Wahidmurni dkk (2010) mengartikan penilaian adalah suatu


proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun
nontes.

Menurut Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan


menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran. Menurut Cangelosi (1995:
21) penilaian adalah keputusan tentang nilai.

Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan


informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan
pada PP. Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa
penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :

a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;

b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan;

c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses


pembelajaran, juga melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan


pasal 64 ayat

(1) dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan


secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

(2) menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan


untuk

a) menilai pencapaian kompetensi peserta didik;

b) bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan


c) memperbaiki proses pembelajaran. Dalam rangka penilaian hasil
belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat dilakukan melalui
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek,
pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut
digunakan untuk mengisi nilai rapor semester satu. Pada semester dua
penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan kenaikan kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR,
proyek, pengamatan dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai
tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor pada semester dua.[9]

6. Standar Sarana Prasaran

Menurut Mulyasa, E. (2010) Sarana pendidikan adalah fasilitas-fasilitas


yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar agar tujuan
pembelajaran tercapai. prasarana pendidikan merupakan segala sesuatu yang
secara tidak langsung menunjang proses pendidikan.

Sarana dan prasarana pendidikan menjadi penting karena mutu pendidikan


dapat ditingkatkan melalui pengadaan sarana dan prasarana.

Standar sarana dan prasarana merupakan kebutuhan utama sekolah yang


harus terpenuhi sesuai dengan amanat Undang – Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003, PP No 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007. Selain itu, juga harus memenuhi dari
ketentuan pembakuan sarana dan prasarana pendidikan yang telah dijabarkan
dalam:(1) Keputusan Mendiknas Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pendidikan;
(2) Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah Menengah Pertama Tahun 2004
dari Direktorat Pembinaan SMP; dan (3) Panduan Pelaksanaan dan Panduan
Teknis Program Subsidi Imbal Swadaya: Pembangunan Ruang Laboratorium
Sekolah Tahun 2007 dari Direktorat Pembinaan SMP. Standar sarana dan
prasarana pendidikan yang dimaksudkan di sini baik mengenai jumlah, jenis,
volume, luasan, dan Iain-lain sesuai dengan kategori atau tipe sekolahnya masing-
masing.

7. Standar Proses

Menurut nurul fauziah (2017) Proses merupakan kriteria mengenai


pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan
dasar menengah untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses mencakup
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran.
Menurut Rosdiana Rina, dkk. (2006) Standar proses pendidikan adalah
suatu bentuk teknis yang merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara
terencana atau didesain dalam pelaksanaan pembelajaran.

Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.( Suyanto. 2013)

8. Standar Biaya

Menurut Yahya Murip (2009) Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19


tahun 2005, Standar Nasional Pendidkan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berangkat dari definisi diatas dapat difahami bahwa sistem pendidikan


indonesia diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam
rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat.
Sebagaimana terungkap dalam UU No.20/2003 tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1
yang menyebutkan, “Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi
mulia, sehat, berilmu, cakap, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air”. (Murip,
Yahya. 2009.)

Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya


biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

Ada tiga macam biaya dalam standar ini : (Lukmanul hakim, M. 2013)

a. Biaya investasi satuan pendidikan yaitu biaya penyediaan sarana


dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal
kerja tetap.

b. Biaya personal sebagaimana adalah biaya pendidikan yang harus


dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

c. Biaya operasi satuan pendidikan, meliputi :

1) Gaji dan tunjangan pendidik dan tenaga kependidikan

2) Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan


biaya operasi pendidikan tak langsung seperti air, pemeliharaan sarana dan
prasarana, pajak, asuransi, lain sebagainya.

B. Kaitan Standar Nasional Pendidikan NON Akademis dalam Kurikulum


2013

Pengertian Pendidikan Non-Akademis adalah segala sesuatu di luar hal-


hal yang bersifat ilmiah dan tidak terpaku pada satu teori tertentu. Berbeda dengan
kemampuan akademis, kemampuan nonakademis seorang sulit diukur secara pasti
karena tidak ada salah dan benar di dalamnya. Misalnya seperti sebuah seni
melukis dimana tidak ada ukuran salah dan benar di dalamnya karena lukisan bisa
berbeda-beda tergantung orang melihatnya. Seperti lukisan abstrak yang
terkadang hanya bisa dipahami keindahanya oleh sebagian orang saja.

Kaitannya dengan standar nasional pendidikan non akademis dalam


kurikulum 2013 adalah bahwa dalam kurikulum 2013 siswa dituntut agar kreatf
dan mencari bahan atau materi yang akan di peajari dan guru atau pengajar hanya
sebagai pembimbing saja atau moderator bisa di bilang. Jadi sisawa yang aktif
untuk belajar dan berfikir secara kritis dan kreatif bukan guru atau pengajar yang
aktif menenrangkan materi pelajaran didepan kelas lagi. Dapat disimpulkan
kaitannya adalah dalam kurikulum 2013 sangat diperlukan kreatifitas dan inovasi
pada peserta didik sebagai mana dalam pendidikan non akademis yang bersifat
ilmiah dan tidak terpaku dalam satu teori tertentu dan juga tidak ada nilai pasti
atau tidak ada benar dan salah.

C. Kaitan Standar Nasional Pendidikan dengan Proses Pembelajaran Dikelas

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara


interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik
memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.

Dapat di simpulkan kaitan standar nasional pendidikan dengan proses


pembelajaran dikelas sangat berpengaruh, karna guru atau satuan pengajar wajib
menggunakan standar nasional pendidikan. Karna dalam proses pembelajaran,
terdapat proses, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan yang dimana semuanya
itu tertuang dalam standar nasional pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Malihah, Elly. 2015. “An ideal Indonesian in an increasingly competitive world:


Personal character and values required to realise a projected 2045
‘Golden Indonesi”. Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia.Vol. 14.
No.2.

Soeharto. 2012. “PENCAPAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA” FT Universitas Negeri Yogyakarta. Vol. 31, No. 1.

Cangelosi James S. 1995. Merancang Tes Untuk Menilai Prestasi Siswa.


Bandung. :IT.

Djemari Mardapi. (2012). Pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan.


Yogyakarta: Medica Publishing.

Lukmanul hakim, M. 2013. Kebijakan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Untuk


Mutu Pendidikan; (PP NO 19 TAHUN 2005 DIGANTI PP NO 32
TAHUN 2013 TENTANG SNP). Diakses melalui document.tips pada
tanggal 25 Desember 2018 jam 23.11WIB.

Mulyasa, E. 2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosda Karya.

Murip, Yahya. 2009. Pengantar Pendidikan. Bandung : Prospect.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN


2015 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Somantri, Manap. 2013. Perencanaan Pendidikan. Bogor : IPB Press.

Suyanto. 2013. Guru Profesional, Jakarta: Erlangga Group.

Wahidmurni dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktik,


Yokyakarta: Nuha Art.

Rosdiana Rina, DKK.2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk
SMP dan SMA, Bogor: Binatama Raya.

Anda mungkin juga menyukai