Kejuruan
Disusun Oleh :
Dani Apriana
2283160023
ii
Jakarta, 28 Februari 2019
Penyusun
Dani Apriana
iii
DAFTAR ISI
iv
3. Prinsip Dalam Pengembangan Kurikulum
40
4. Faktor Pengembangan Kurikulum ......... 41
5. Langkah – Langkah Pengembangan
Kurikulum......................................................... 46
KESIMPULAN ........................................................ 50
A. Kesimpulan ................................................ 50
B. Saran .......................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ............................................... 51
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergerakan arus informasi di era globalisasi
dewasa ini menuntut semua bidang kehidupan untuk
menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strateginya agar
sesuai kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman. Semua
sistem kehidupan, baik mikro maupun makro, perlu
mengadakan pembaharuan dan pengembangan agar
dapat mengimbangi kemajuan global. Tidak terkecuali
sistem pendidikan. Sistem pendidikan nasional harus
selalu dikembangkan agar dapat mengimbangi
kebutuhan masyarakat, baik lokal, regional maupun
nasional.
Salah satu komponen penting dalam sistem
pendidikan adalah kurikulum. Kurikulum merupakan
komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh
setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun
penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala
sekolah. Oleh karena itu, sejak Indonesia memiliki
kebebasan untuk menyelenggarakan bagi anak-anak
bangsanya, pemerintah mulai menyusun kurikulum.
Dalam hal ini, kurikulum dibuat oleh pemerintah
pusat secara sentralistik dan diberlakukan bagi seluruh
anak bangsa di seluruh Indonesia.
Pada dasarnya perkembangan kurikulum
sebagai suatu disiplin ilmu, dewasa ini berkembang
sangat pesat, baik secara teoretis maupun praktis. Jika
1
2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil
dari latar belakang masalah diatas, antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum
menurut para ahli?
2. Bagaimana sejarah perkembangan kurikulum
di Indonesia?
3. Apa saja fungsi kurikulum yang diterapkan di
Indonesia?
4. Apa saja peranan kurikulum yang diterapkan
di Indonesia?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini,
sebagai berikut :
1. Mengetahui tentang pengertian dari kurikulum
2. Mengetahui sejarah perkembangan kurikulum
di Indonesia
3. Mengetahui fungsi penerapan kurikulum
4. Mengetahui peranan kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A. KURIKULUM
1. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, Kurikulum berasal
dari kata dunia olahraga zaman Romawi Kuno
di Yunani. Kurikulum berasal dari kata Curir
yang berarti berlari dan Curere yang artinya
tempat berpacu. Curriculae, artinya jarak yang
harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis
start sampai garis finish. Dalam bahasa
Inggris, Kurikulum merupakan terjemahan
dari kata curriculum, yang berarti rencana
pelajaran.
Dalam dunia pendidikan pengertian
kurikulum dijabarkan sebagai jarak waktu
pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa,
bahan belajar yang telah ditentukan, dari mana
mulai diajarkan dan kapan diakhiri, dan
bagaimana cara untuk menguasai bahan yang
bertujuan untuk memperoleh gelar. Dengan
menempuh suatu kurikulum, siswa dapat
memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada
hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa
siswa telah menempuh kurikulum yang berupa
rencana pelajaran, sebagaimana halnya
seorang pelari telah menempuh suatu jarak
antara satu tempat ketempat lainnya dan
akhirnya mencapai finish.
6
2. Landasan Kurikulum
Ada empat landasan yang digunakan
dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
Landasan Filosofis, landasan Psikologis,
landasan Sosiologis dan landasan
Organisatoris.
a. Landasan Filosofis
Filosofis artinya berdasarkan
filsafat. Sedangkan Filsafat itu sendiri
berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata
“philos“ dan “sophia“. Philos, artinya cinta
yang mendalam, dan sophia adalah
kearifan atau kebijaksanaan. Dengan
demikian, filsafat secara harfiah dapat
diartikan sebagai cinta yang mendalam
akan kearifan. Filsafat sangat penting
karena harus dipertimbangkan dalam
mengambil keputusan tentang aspek
kurikulum. Untuk itu tiap keputusan harus
ada dasarnya. Jadi filsafat adalah cara
berfikir yang sedalam-dalamnya, yakni
sampai akar-akarnya tentang hakikat
sesuatu. Para pengembang kurikulum
harus mempunyai filsafat yang jelas
tentang apa yang mereka junjung tinggi.
10
b. Landasan Psikologis
1) Psikologi Perkembangan Peserta
Didik
Implikasi dari perkembangan
peserta didik terhadap pengembangan
kurikulum yaitu: Setiap anak diberi
kesempatan untuk berkembang sesuai
dengan bakat, minat dan
kebutuhannya. Disamping disediakan
pelajaran yang sifatnya umum
(Program inti) yang wajib dipelajari
setiap anak di sekolah, disediakan pula
pelajaran pilihan yang sesuai dengan
minat anak. Kurikulum disamping
menyediakan bahan ajar yang bersifat
kejuruan juga menyediakan bahan ajar
yang bersifat akademik. Bagi anak
yang berbakat dibidang akademik
diberi kesempatan untuk melanjutkan
studi ke jenjang pendidikan
selanjutnya. Kurikulum memuat
tujuan–tujuan yang mengandung
pengetahuan, nilai atau sikap, dan
keterampilan yang menggambarkan
keseluruhan pribadi yang utuh lahir
dan batin.
2) Psikologi Belajar
Psikologi atau teori belajar
yang berkembang pada dasarnya dapat
dikelompokkan kedalam tiga rumpun
yaitu:
11
3) Landasan Sosiologis
Sosiologi adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki
berbagai gejala sosial hubungan antar
individu, antar golongan, antar
lembaga sosial atau masyarakat. Di
dalam kehidupan kita tidak hidup
sendiri, namun hidup dalam suatu
masyarakat. Dalam lingkungan itulah
kita memiliki tugas yang harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab sebagai bakti kepada masyarakat
yang telah memberikan jasanya kepada
kita. Tiap masyarakat memiliki norma
dan adat kebiasaan yang harus
dipatuhi. Norma dan adat kebiasaan
tersebut memiliki corak nilai yang
berbeda-beda, selain itu masing-
masing dari kita juga memiliki latar
belakang kebudayaan yang berbeda.
13
4) Landasan Organisatoris
Landasan ini berkenaan
dengan organisasi kurikulum. Dalam
pengembangan kurikulum perlu di
susun suatu desain yang tepat dan
fungsional. Dilihat dari organisasinya
ada tiga tipe bentuk kurikulum:
a) Kurikulum yang berisi sejumlah
mata pelajaran yang terpisah-pisah
(separated subject curriculum)
b) Kurikulum yang berisi sejumlah
mata pelajaran yang sejenis di
hubung-hubungkan (Correlated
curriculum)
c) Kurikulum yang terdiri dari
peleburan semua/ hampir semua
mata pelajaran (integrated
curriculum).
3. Fungsi Kurikulum
Pada dasarnya kurikulum berfungsi
sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru,
kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
14
2) Fungsi Integrasi
Bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu
menghasilkan pribadi-pribadi yang
utuh. Siswa pada dasarnya merupakan
anggota dan bagian integral dari
masyarakat. Oleh karena itu, siswa
harus memiliki kepribadan yang
dibutuhkan untuk dapat hidup dan
berintegrasi dengan masyarakat.
3) Fungsi Diferensiasi
Bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu
menghasilkan pribadi-pribadi yang
utuh. Siswa pada dasarnya merupakan
anggota dan bagian integral dari
masyarakat. Oleh karena itu, siswa
harus memiliki kepribadan yang
dibutuhkan untuk dapat hidup dan
berintegrasi dengan masyarakat.
4) Fungsi Persiapan
Bahwa kurikulum sebagai
alat penddikan harus mampu
mempersiapkan siswa untuk
melanjutkan studi ke jenjang
pendidikan berikutnya. Selain itu,
16
5) Fungsi Pemilihan
Bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu
memerikan kesempatan kepada siswa
untuk memilh program-program
belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan niatnya. Fungsi
pemilihan ini sangat erat hubungannya
dengan fungsi diferensiasi, karena
pengakuan atas adanya perbedaan
individual siswa berarti pula diberinya
kesempatan bagi siswa tersebut untuk
memilih yang sesuai dengan minat dan
kemampuannya. Untuk mewujudkan
kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu
disusun secara lebih luas dan bersifat
fleksibel.
6) Fungsi Diagnostik
Bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu
membantu dan mengarahkan siswa
untuk dapat memahami dan menerima
kekuatan (potensi) dan kelemahan
17
a. Komponen Tujuan
Tujuan merupakan hal yang
penting dalam proses pendidikan. Tujuan
yang ingin dicapai meliputi aspek
19
c. Komponen Metode/Strategi
20
e. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari kurikulum. Melalui
evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti
kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan
pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu
dipertahankan atau tidak, dan bagian bagian
mana yang harus disempurnakan. Evaluasi
merupakan komponen untuk melihat
efektivitas pencapaian tujuan. Dalam
konteks kurikulum, evaluasi dapat
berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan
yang telah ditetapkan telah tercapai atau
belum, atau evaluasi digunakan sebagai
umpan balik dalam perbaikan strategi yang
ditetapkan. Evaluasi sebagai alat untuk
melihat keberhasilan pencapaian tujuan
dapat dikelompokkan kedalam dua jenis,
yaitu tes dan nontes.
22
5. Peranan Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan formal
di sekolah atau madrasah memiliki peranan
yang sangat strategis dan menentukan
pencapaian tujuan pendidikan. Apabila drinci
secara lebih mendetal terdapat tiga peranan
yang dinilai sangat penting, yatu peranan
knservatif, peranan kreatif dan peranan
kritis/evaluatif.
a. Peranan Konservatif
Bahwa kurikulum dapat dijadikan
sebagai sarana untuk mentransmisikan
nilai-nilai warsan budaya masa lalu yang
dianggap masih relevan dengan masa kini
kepada generasi muda, dalam hal ini para
siswa. Peranan konservatif ini pada
hakikatnya menempatkan kurikulum yang
berorientasi ke masa lampau. Peranan ini
sifatnya menjadi sangat mendasar,
disesuaikan dengan kenyataan bahwa
pendidikan [ada hakikatnya merupakan
proses social. Salah satu tugas pendidikan
yaitu memengaruhi dan membina perilaku
siswa sesuai dengan nilai-nilai social yang
hidup dilingkungan masyarakatnya.
b. Peranan Kreatif
Bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu yang baru sesuai
dengan perkembangan yang terjadi dan
23
B. Kajian Kurikulum
Menurut KBBI Kata ”kajian” berasal dari
kata ”kaji” yang berarti (1) ”pelajaran”; (2)
penyelidikan (tentang sesuatu). Bermula dari
pengertian kata dasar yang demikian, kata ”kajian”
menjadi berarti ”proses, cara, perbuatan mengkaji;
penyelidikan (pelajaran yang mendalam). Istilah
kajian terhadap kurikulum berarti penyelidikan, atau
mengkaji, menelaah, menyelidiki kurikulum tersebut.
25
d. Kurikulum 1968
Kelahiran Kurikulum 1968
bersifat politis, mengganti Rencana
Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai
produk Orde Lama. Dari segi tujuan
pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan
bahwa pendidikan ditekankan pada upaya
untuk membentuk manusia Pancasila
sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi
pekerti, dan keyakinan beragama. Dalam
kurikulum ini tampak dilakukannya
perubahan struktur kurikulum pendidikan
dari Pancawardhana menjadi pembinaan
jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 merupakan
perwujudan dari perubahan orientasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Kurikulum 1968 menekankan
pendekatan organisasi materi pelajaran :
kelompok pembinaan Pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 9
pokok. Djauzak menyebut Kurikulum
29
e. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan
pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif
dan efisien. Latar belakangi lahirnya
kurikulum ini adalah pengaruh konsep di
bidang manejemen, yaitu MBO
(management by objective) yang terkenal
saat itu, Metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI), yang dikenal dengan istilah
"satuan pelajaran", yaitu rencana pelajaran
setiap satuan bahasan. Setiap satuan
pelajaran dirinci menjadi : tujuan
instruksional umum (TIU), tujuan
instruksional khusus (TIK), materi
pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar –
mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975
banyak dikritik. Guru dibuat sibuk
30
j. Kurikulum 2013
Pemerintah melakukan pemetaan
kurikulum berbasis kompetensi yang
pernah diujicobakan pada tahun 2004
(curriculum based competency).
Kompetensi dijadikan acuan dan pedoman
bagi pelaksanaan pendidikan untuk
mengembangkan berbagai ranah
pendidikan; pengetahuan, keterampilan,
dan sikap dalam seluruh jenjang dan jalur
pendidikan, khususnya pada jalur
pendidikan sekolah.
35
C. Pengembangan Kurikulum
1. Pengertian Pengembangan
Dalam kamus bahasa Indonesia kata
”pengembangan” secara etimologi yaitu berarti
proses/cara, perbuatan mengembangkan.
39
2. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah
proses perencanaan dan penyusunan
kurikulum oleh pengembang kurikulum
(curriculum developer) dan kegiatan yang
dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan
dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang
digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Kurikulum, sebagai suatu rancangan
dalam pendidikan memiliki posisi yang
strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan
bermuara kepada kurikulum. Begitu
pentingnya kurikulum sebagai sentra kegiatan
pendidikan maka harus benar-benar
dikembangkan. Pengembangan kurikulum
dilakukan karena sifat kurikulum yang
dinamis, selalu berubah, menyesuaikan diri
dengan kebutuhan mereka yang belajar.
Disamping itu, masyarakat dan mereka yang
40
b. Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari
masyarakat dan mempersiapkan anak
untuk kehidupan di masyarakat. Sebagai
bagian dan agen dari masyarakat,
sekolah sangat dipengaruhi oleh
lingkungan masyarakat dimana sekolah
tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya
mencerminkan kondisi dan dapat
memenuhi tuntutan dan kebutuhan
masyarakat disekitarnya. Masyarakat yang
ada di sekitar sekolah mungkin
masyarakat homogen atau heterogen,
masyarakat kota atau desa, petani,
pedagang, atau pegawai dan sebagainya.
Sekolah harus melayani aspirasi-aspirasi
45
c. Sistem Nilai
Dalam kehidupan masyarakat
terdapat sistem nilai, baik nilai moral,
keagamaan, sosial-budaya maupun nilai
politis. Sekolah sebagai lembaga
masyarakat juga bertanggung jawab dalam
pemeliharaan dan penerusan nilai –
nilai. Sistem nilai yang akan dipelihara
dan di teruskan tersebut harus
terintegrasikan dalam kurikulum. Ada
beberapa hal yang perlu di perhatikan
guru dalam mengajarkan nilai:
1) Guru hendaknya mengetahui dan
memperhatikan semua nilai yang ada
dalam masyarakat.
2) Guru hendaknya berpegang pada
prinsip demokrasi, etis, dan moral.
3) Guru berusaha menjadikan dirinya
sebagai teladan yang patut di tiru.
46
c. Mengorganisasi Pengalaman –
Pengalaman Belajar
48
d. Mengevaluasi Kurikulum
Langkah terakhir dalam
pengembangan kurikulum adalah evaluasi.
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan
di mana data yang terkumpul dan dibuat
pertimbangan untuk tujuan memperbaiki
sistem. Evaluasi yang seksama adalah
sangat esensial dalam pengembangan
kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai suatu
49
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA