Anda di halaman 1dari 18

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK / PROJECT BASED

LEARNING
MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran IPS

Disusun Oleh:

Lisdayanti Nuratifah (41154030210055)


Jani Anggraeni (41154030210059)

Dosen Pengampu

Sri Rohartati, S.pd.SD., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Petunjuk-Nya
sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta Salam atas junjungan
Nabiullah Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman kebodohan ke zaman
ilmu pengetahuan. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah S.W.T. memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah. Amiin Yaa Robbal ‘Alamin.

Bandung, 13 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................... i
Dafatar Isi............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah .......................................................................................... 3
D. Manfaat Makalah ........................................................................................ 3
BAB II KAJIAN TEORI / PEMBAHASAN
1. Pengertian Pembelajaran Proyek Based Learning ....................................... 6
2. Karakter Pembelajaran Berbasis Proyek...................................................... 7
3. Konsep Dasar Pembelajaran Berbasis Proyek ............................................. 9
4. Saja Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek ................ 9
5. Langkah-Langkah Yang Terlibat Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek .... 12
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 14
A. Kesimpulan ................................................................................................. 14
B. Saran ............................................................................................................ 14
Daftar Pustaka .................................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah fondasi utama dalam pembangunan suatu masyarakat yang berkualitas
dan berkelanjutan. Di era yang dipenuhi dengan perubahan cepat seperti sekarang ini, penting
bagi sistem pendidikan untuk terus beradaptasi agar dapat mempersiapkan generasi mendatang
menghadapi tantangan dan peluang yang kompleks. Salah satu pendekatan pembelajaran yang
semakin populer adalah Pembelajaran Berbasis Proyek (Proyek Based Learning/PBL).
Pendekatan ini menempatkan peserta didik dalam situasi dunia nyata di mana mereka
menghadapi masalah atau tugas yang memerlukan pemecahan kreatif dan kolaboratif.
Pendidikan menghadapi sejumlah tantangan yang membutuhkan solusi inovatif. Salah
satunya adalah kesenjangan antara pengetahuan yang dipelajari di kelas dengan keterampilan
praktis yang dibutuhkan di dunia nyata. Model konvensional pembelajaran seringkali lebih
fokus pada penyerapan informasi dan keterampilan akademis tanpa memberikan kesempatan
bagi peserta didik untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks yang relevan.
PBL muncul sebagai respons terhadap kebutuhan akan pendekatan pembelajaran yang
lebih kontekstual dan terintegrasi dengan dunia nyata. Dalam PBL, peserta didik terlibat dalam
proyek-proyek yang menuntut penerapan pengetahuan, pemecahan masalah, dan kolaborasi
tim. Dengan demikian, PBL membantu memperkuat hubungan antara teori dan praktik serta
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan kritis, kreatif,
dan kolaboratif yang diperlukan di masa depan.
PBL juga merupakan bagian dari transformasi pendidikan menuju model pembelajaran
yang lebih relevan dan adaptif. Di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi, dunia
pekerjaan terus berubah dengan cepat. Kemampuan untuk beradaptasi, berkolaborasi, dan
memecahkan masalah menjadi kunci keberhasilan di era ini. Oleh karena itu, pendidikan perlu
berubah agar dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan
keterampilan tersebut.
PBL memberikan platform yang ideal untuk membawa pembelajaran lebih dekat dengan
kehidupan nyata. Dengan melibatkan peserta didik dalam proyek-proyek yang bersifat autentik
dan bermakna, PBL memungkinkan mereka untuk belajar melalui pengalaman langsung dan
membuat koneksi antara teori dengan praktik. Hal ini membantu mempersiapkan peserta didik
untuk menghadapi tantangan di dunia nyata dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Perkembangan teknologi juga telah memainkan peran penting dalam memperkuat
implementasi PBL. Dengan adanya akses yang lebih mudah terhadap informasi dan sumber
1
daya online, peserta didik dapat melakukan penyelidikan yang mendalam dan mengakses
berbagai alat dan platform untuk mendukung kolaborasi dan presentasi proyek. Teknologi juga
memungkinkan pembelajaran jarak jauh, yang telah menjadi semakin relevan dalam konteks
pandemi global seperti yang sedang dialami saat ini.
Pemanfaatan teknologi dalam PBL juga memperluas cakupan pembelajaran dengan
memungkinkan kolaborasi antara peserta didik di berbagai lokasi geografis dan menghadirkan
pengalaman pembelajaran yang lebih inklusif dan beragam. Dengan demikian, teknologi bukan
hanya menjadi alat pendukung, tetapi juga memungkinkan transformasi lebih lanjut dalam cara
kita memahami dan menerapkan PBL dalam konteks pendidikan yang modern.
Meskipun PBL menawarkan berbagai manfaat, implementasinya tidak selalu mudah.
Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa proyek-proyek yang dirancang sesuai
dengan kurikulum dan memiliki relevansi yang cukup dengan tujuan pembelajaran. Selain itu,
PBL memerlukan waktu dan sumber daya yang lebih besar dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi proyek, yang dapat menjadi kendala bagi institusi pendidikan dengan keterbatasan
yang ada.
Selain itu, peran guru juga berubah dalam konteks PBL. Guru tidak hanya menjadi
penyampai informasi, tetapi juga menjadi fasilitator, pembimbing, dan penilai proyek. Hal ini
memerlukan pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang lebih luas bagi para pendidik
untuk dapat mendukung efektivitas PBL dalam kelas mereka.
PBL menawarkan pendekatan pembelajaran yang menarik dan relevan dalam
menghadapi tantangan pendidikan di abad ke-21. Dengan memperkuat koneksi antara teori dan
praktik, serta mengembangkan keterampilan kritis dan kolaboratif yang dibutuhkan untuk
sukses di dunia nyata, PBL membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang adaptif dan
inklusif. Meskipun ada beberapa tantangan dalam implementasinya, manfaat jangka panjang
dari PBL dalam mempersiapkan peserta didik untuk masa depan yang tak terduga membuatnya
menjadi pendekatan pembelajaran yang sangat berharga dan relevan dalam konteks pendidikan
modern.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dalam makalah ini penulis
merumuskan beberapa masalah untuk dikaji yaitu:
1. Apa pengertian pembelajaran Proyek Based Learning?
2. Bagaimana karakter pembelajaran berbasis proyek?
3. Apa konsep dasar pembelajaran berbasis proyek?
4. Apa saja kelebihan dan kelemahan pembelajaran berbasis proyek?
2
5. Apa langkah-langkah yang terlibat dalam pembelajaran berbasis proyek?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah sebagaimana yang tercantum diatas, maka penulis akan
menguraikan tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Menjelaskan mengenai pengertian pembelajaran Proyek Based Learning
2. Menjelaskan tentang karakter pembelajaran berbasis proyek
3. Menjelaskan terkait konsep dasar pembelajaran berbasis proyek
4. Menjelaskan mengenai kelebihan dan kelemahan pembelajaran berbasis proyek
5. Menjelaskan terkait langkah-langkah yang terlibat dalam pembelajaran berbasis proyek
D. Manfaat Makalah
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi para peserta didik ataupun
para guru serta tenaga pendidik lainnya khususnya tentang pembelajaran berbasis
proyek/Proyek Based Learning. Manfaat ini juga mencakup manfaat pembelajaran berbasis
proyek / Project Based Learning. Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) telah menjadi topik
yang semakin populer dalam diskusi pendidikan, dan bukan tanpa alasan. Metode ini
menawarkan sejumlah manfaat yang signifikan bagi peserta didik, guru, dan sistem pendidikan
secara keseluruhan. Dalam makalah ini, kami akan mengeksplorasi berbagai manfaat PBL dari
berbagai sudut pandan diantaranya:
1. Peningkatan Keterampilan Praktis
Salah satu manfaat utama dari PBL adalah bahwa itu membantu mengembangkan
keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan nyata. Dalam konteks
proyek-proyek nyata, peserta didik diberi kesempatan untuk memperkuat keterampilan
seperti pemecahan masalah, pemikiran kritis, kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan
kepemimpinan. Proyek-proyek ini memaksa peserta didik untuk menerapkan
pengetahuan mereka dalam konteks yang relevan, yang dapat meningkatkan pemahaman
mereka dan membantu mereka menjadi lebih siap untuk menghadapi tantangan di dunia
nyata.
2. Pembelajaran yang Lebih Mendalam
Dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional yang sering kali berfokus pada
penyerapan informasi, PBL memungkinkan peserta didik untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang materi. Melalui penyelidikan yang mendalam, refleksi, dan
penerapan konsep dalam situasi praktis, peserta didik memiliki kesempatan untuk
membangun pengetahuan yang kokoh dan tahan lama. Ini berarti mereka tidak hanya

3
mengingat informasi untuk tes, tetapi mereka benar-benar memahami materi dan
bagaimana itu dapat diterapkan dalam berbagai konteks.
3. Mendorong Keterlibatan dan Motivasi
PBL dapat menjadi motivasi bagi peserta didik karena proyek-proyek yang relevan dan
menarik dapat meningkatkan keterlibatan mereka dalam pembelajaran. Ketika peserta
didik melihat hubungan langsung antara apa yang mereka pelajari dengan dunia nyata,
mereka cenderung lebih termotivasi untuk belajar. Proyek-proyek ini juga
memungkinkan peserta didik untuk memiliki kendali lebih besar atas pembelajaran
mereka sendiri, yang dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kemandirian.
4. Pembelajaran Kolaboratif
PBL mendorong kerja tim dan kolaborasi di antara peserta didik. Dalam banyak proyek,
peserta didik akan bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas, yang
memungkinkan mereka untuk memperkuat keterampilan kolaboratif, seperti komunikasi
efektif, negosiasi, dan kepemimpinan. Kolaborasi ini mencerminkan situasi di dunia
nyata di mana orang sering kali harus bekerja bersama dalam tim untuk mencapai tujuan
yang kompleks.
5. Relevansi dengan Dunia Nyata
Salah satu aspek yang paling menarik dari PBL adalah relevansinya dengan dunia nyata.
Proyek-proyek yang dirancang dalam konteks PBL sering kali mencerminkan masalah
atau situasi yang dapat ditemui di dunia nyata. Ini memungkinkan peserta didik untuk
melihat nilai praktis dari apa yang mereka pelajari dan bagaimana itu dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari atau dalam karir masa depan mereka. Hal ini juga dapat
membantu meningkatkan motivasi peserta didik karena mereka dapat melihat hubungan
langsung antara apa yang mereka pelajari dengan tujuan mereka di masa depan.
6. Peningkatan Evaluasi dan Pembelajaran
Dalam PBL, evaluasi cenderung lebih otentik dan holistik. Sebagai bagian dari proyek,
peserta didik sering kali diminta untuk mempresentasikan hasil kerja mereka kepada
audiens yang nyata, baik itu rekan sejawat, guru, atau profesional di bidang terkait. Ini
memungkinkan peserta didik untuk menerima umpan balik yang bermanfaat dan
memperbaiki keterampilan mereka berdasarkan pengalaman nyata. Selain itu, proyek-
proyek ini juga memberikan kesempatan bagi guru untuk menilai pemahaman peserta
didik melalui kinerja mereka dalam konteks yang relevan.

4
7. Mempersiapkan Peserta Didik untuk Masa Depan yang Tak Terduga
Terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya, PBL membantu mempersiapkan peserta didik
untuk masa depan yang tak terduga. Di era yang dipenuhi dengan perubahan cepat,
keterampilan seperti kemampuan untuk beradaptasi, berpikir kritis, dan berkolaborasi
menjadi semakin penting. Melalui PBL, peserta didik dapat memperkuat keterampilan
ini dan belajar untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat yang siap menghadapi
tantangan apa pun yang mungkin mereka temui di masa depan.

5
BAB II
KAJIAN TEORI / PEMBAHASAN

1. Pengertian Pembelajaran Project Based Learning


Project Based Learning adalah sebuah metode pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Metode ini menuntut siswa untuk dapat melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar. Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran
yang berpusat pada siswa (student-centered) untuk melakukan suatu investigasi yang
mendalam terhadap suatu topik. Siswa secara konstruktif akan melakukan pendalaman
pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang
berbobot, nyata, dan relevan.
Project Based Learning adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang
memberikan kesempatan pasa siswa untuk memperdalam pengetahuannya sekaligus
mengembangkan kemampuan melalui kegiatan problem solving dan investigasi. Brandon
Goodman dan J. Stiver mendefinisikan Project Based Learning sebagai sebuah pendekatan
pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan
tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan
secara berkelompok.
Project based learning adalah model pembelajaran yang mengorganisasi kelas dalam
sebuah proyek (Thomas, 2000). Sedangkan menurut NYC Departement of Education (2009),
PjBL merupakan strategi pembelajaran dimana peserta didik harus membangun pengetahuan
konten mereka sendiri dan mendemonstrasikan pemahaman baru melalui berbagai bentuk
representasi Project Based Learning (PjBL) juga merupakan pendekatan pengajaran yang
dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi
peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok
(Goodman dan Stivers, 2010).
Model Project Based Learning adalah model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja
proyek. Kerja proyek merupakan suatu bentuk kerja yang memuat tugas-tugas kompleks
berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang dan menuntun
peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan
kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja secara mandiri
(Made Wena dalam Lestari, 2015:14).
6
Model Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang bersifat student
centered dimana melalui model pembelajaran berbasis proyek ini Peserta didik dituntut untuk
belajar mandiri dan aktif serta memberi stimulus Peserta didik untuk mengatasi masalah
dengan melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Menurut mendefinisikan.
Model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) ini tidak hanya fokus pada hasil
akhirnya, namun lebih menekankan pada proses bagaimana siswa dapat memecahkan
masalahnya dan akhirnya dapat menghasilkan sebuah produk. Pendekatan ini membuat siswa
mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dengan berpartisipasi aktif dalam pengerjakan
proyeknya. Hal ini tentu saja lebih menantang daripada hanya duduk diam mendengarkan
penjelasan guru atau membaca buku kemudian mengerjakan kuis atau tes.

2. Karakter Pembelajaran Berbasis Proyek


Buck Institute for Education di tahun 1999 menyebutkan pembelajaran berbasis proyek
memiliki karakteristik-karakteristik seperti berikut ini.
a. Siswa diarahkan untuk membuat keputusan dan membuat kerangka kerjanya sendiri.
b. Terdapat masalah atau pertanyaan yang harus dipecahkan.
c. Siswa merancang proses untuk mencapai hasil yang telah ditentukan.
d. Setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi
yang dikumpulkan untuk menyelesaikan proyeknya.
e. Siswa harus melakukan evaluasi secara berkelanjutan.
f. Siswa secara teratur melakukan refleksi atas apa yang mereka kerjakan.
g. Hasil akhir yang diharapkan adalah siswa menghasilkan sebuah produk dan dievaluasi
kualitasnya.
h. Kelas harus mendukung adanya perubahan dan tidak membuat siswa takut melakukan
kesalahan.
Kegiatan belajar aktif dan melibatkan proyek tidak semuanya disebut sebagai PjBL.
Beberapa kriteria harus dimiliki untuk dapat menentukan sebuah pembelajaran sebagai bentuk
PjBL. Lima kriteria suatu pembelajaran merupakan PjBL adalah sentralitas, mengarahkan
pertanyaan, penyelidikan kontruktivisme, otonomi, dan realistis (Thomas, 2000; Kemdikbud,
2014) yaitu:
a. The project are central, not peripheral to the curriculum.
Kriteria ini memiliki dua corollaries. Pertama, proyek merupakan kurikulum. Pada PjBL,
proyek merupakan inti strategi mengajar, peserta didik berkutat dan belajar konsep inti

7
materi melalui proyek. Kedua, keterpusatan yang berarti jika peserta didik belajar sesuatu
di luar kurikulum, maka tidaklah dikategorikan sebagai PjBL.
Proyek PjBL difokuskan pada pertanyaan atau problem yang mendorong peserta didik
mempelajari konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari mata Kuliah.
Definisi proyek bagi peserta didik harus dibuat sedemikian rupa agar terjalin hubungan
antara aktivitas dan pengetahuan konseptual yang melatarinya. Proyek biasanya
dilakukan dengan pengajuan pertanyaan- pertanyaan yang belum bisa dipastikan
jawabannya (ill-defined problem). Proyek dalam PjBL dapat dirancang secara tematik,
atau gabungan topik-topik dari dua atau lebih mata kuliah.
b. Proyek melibatkan siswa pada penyelidikan konstruktivisme
Sebuah penyelidikan dapat berupa perancangan proses, pengambilan keputusan,
penemuan masalah, pemecahan masalah, penemuan, atau proses pengembangan model.
Aktivitas inti dari proyek harus melibatkan transformasi dan konstruksi dari pengetahuan
(pengetahuan atau keterampilan baru) pada pihak Peserta didik. Jika aktivitas inti dari
proyek tidak merepresentasikan “tingkat kesulitan” bagi Peserta didik, atau dapat
dilakukan dengan penerapan informasi atau keterampilan yang siap dipelajari, proyek
yang dimaksud adalah tak lebih dari sebuah latihan, dan bukan proyek PjBL yang
dimaksud.
c. Project are sudent-driven to some significant degree
Inti proyek bukanlah berpusat pada Dosen, berupa teks aturan atau sudah dalam bentuk
paket tugas. Misalkan tugas laboratorium dan booklet pembelajaran bukanlah contoh
PjBL. PjBL lebih mengutamakan kemandirian, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat
kaku, dan tanggung jawab peserta didik daripada proyek tradisional dan pembelajaran
tradisional.
d. Proyek adalah realistis, tidak school-like
Karakterisitik proyek memberikan keotentikan pada Peserta didik. Karakteristik ini boleh
jadi meliputi topik, tugas, peranan yang dimainkan Peserta didik, konteks di mana kerja
proyek dilakukan, produk yang dihasilkan, atau kriteria di mana produk-produk atau
unjuk kerja dinilai. PjBL melibatkan tantangan-tantangan kehidupan nyata, berfokus
pada pertanyaan atau masalah autentik (bukan simulatif), dan pemecahannya berpotensi
untuk diterapkan di lapangan yang sesungguhnya.

8
3. Konsep Dasar Pembelajaran Berbasis Proyek
Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai
cara telah dikenalkan dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan harapan pengajaran
pendidik akan lebih menarik dan lebih bermakna bagi peserta didik. Harapan pendidik adalah
bagaimana bahan pelajaran dapat disampaikan dengan tuntas kepada peserta didik.
Dalam proses pembelajaran pendidik dituntut kreatif dalam penyampaian pembelajaran
sehingga peserta didik tidak merasa bosan. Maka dari itu dibutuhkan pengelolaan kelas yang
baik dari pendidik. Dengan pengelolaan kelas yang baik maka akan menarik minat dan
kemauan peserta didik dalam mengikuti bahan pelajaran yang disampaikan pendidik. Minat
dan kemauan peserta didik dalam belajar tergantung dengan bagaimana cara pendidik dalam
menyampaikan bahan pelajaran. Apabila cara mengajar pendidik monoton maka akan
membuat peserta didik jenuh untuk mengikuti pelajaran tersebut. Karena pada dasarnya dalam
pelaksanaan pembelajaran dibutuhkan metode pembelajaran yang efektif seperti Project Based
Learning.
Menurut piramida pembelajaran (Edgar Dale, 1946), metode pembelajaran dengan
ceramah hanya mampu diingat oleh peserta didik sebanyak 5% dari keseluruhan materi yang
disampaikan. Sehingga dalam hal ini aktifitas yang sifatnya rutin membosankan tadi akan
cenderung dilupakan dan tidak bertahan lama di memori otak. Sedangkan pemahaman tertinggi
dapat dicapai dengan metode pembelajaran yang pola nya melibatkan partisipasi peserta didik
dimana mampu memacu hingga 90 persen penyerapan pengetahuan.

4. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek


Keunggulan metode pembelajaran dengan Project Based Learning:
a. Melatih peserta didik untuk menggunakan reasoning dalam mengatasi persoalan bisnis;
b. Melatih peserta dalam membuat hipotesis dalam pemecahan masalah berdasarkan konsep
bisnis yang sederhana;
c. melatih kemampuan berpikir kritis dan kontekstual dengan permasalahan-permasalahan
bisnis real yang dihadapi;
d. Melatih peserta didik melakukan uji coba dalam pembuktian hipotesis;
e. Melatih dalam pengambilan keputusan tentang pemecahan masalah dengan cara:
1) Mendorong peserta didik ikut berpartisipasi aktif dan konsentrasi dalam diskusi;
2) Merangsang peserta didik untuk berpikir dengan mengembalikan pertanyaan kepada
mereka;

9
3) Mendorong peserta didik membuat analisis masalah, sintesis masalah, melakukan
evaluasi, dan menyusun ringkasan hasil evaluasi; dan
4) Membantu peserta didik dalam mengidentifikasi sumber, referensi, dan prinsip
(materi) salam mengkajipermasalahan dan alternative pemecahan masalah.
Pembelajaran berbasis proyek adalah metode pembelajaran yang menekankan pada
pemberian proyek atau tugas kepada siswa untuk diselesaikan dengan melibatkan pemecahan
masalah, kolaborasi, dan kreativitas. Namun, seperti halnya metode pembelajaran lainnya,
pembelajaran berbasis proyek juga memiliki kelemahan-kelemahan tertentu, di antaranya:
1. Waktu yang Dibutuhkan
Pembelajaran berbasis proyek seringkali membutuhkan waktu yang lebih lama
daripada metode pembelajaran lainnya. Siswa perlu melalui tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi proyek mereka. Ini bisa menjadi tantangan terutama
dalam jadwal yang padat.
2. Kesulitan dalam Pengelolaan Kelas
Memfasilitasi proyek-proyek individu atau kelompok dapat menjadi sulit bagi guru
dalam mengelola kelas. Memastikan bahwa semua siswa tetap terlibat dan
mendapatkan bimbingan yang cukup bisa menjadi tantangan bagi guru.
3. Perbedaan Tingkat Keterlibatan Siswa
Tidak semua siswa mungkin memiliki minat atau motivasi yang sama terhadap
proyek yang diberikan. Ini dapat mengarah pada ketidakseimbangan dalam
partisipasi siswa, di mana beberapa siswa mungkin lebih aktif daripada yang lain.
4. Kesulitan dalam Penilaian
Menilai proyek-proyek dapat menjadi sulit karena setiap proyek mungkin memiliki
pendekatan dan hasil yang berbeda-beda. Memastikan konsistensi dan keadilan
dalam menilai berbagai proyek bisa menjadi tantangan bagi guru.
5. Biaya dan Sumber Daya
Terkadang, proyek-proyek yang menarik dan bermakna memerlukan sumber daya
tambahan, baik itu dalam bentuk peralatan, materi, atau waktu. Ini bisa menjadi
kendala bagi sekolah atau guru yang memiliki keterbatasan anggaran atau akses ke
sumber daya.
6. Keterbatasan Ruang Lingkup Materi
Ada subjek atau topik tertentu yang mungkin sulit diintegrasikan ke dalam format
pembelajaran berbasis proyek dengan cara yang efektif. Misalnya, materi yang

10
memerlukan pemahaman teori yang kuat atau latihan keterampilan khusus mungkin
tidak cocok dengan pendekatan ini.
7. Ketergantungan pada Fasilitator yang Kompeten
Suksesnya pembelajaran berbasis proyek sering bergantung pada kemampuan guru
atau fasilitator dalam mendesain, memfasilitasi, dan mendukung siswa selama
proses pembelajaran. Tidak semua guru mungkin memiliki keterampilan atau
pengetahuan yang cukup untuk melakukannya.
Project based learning membantu siswa untuk belajar dan aktif secara mandiri. Meskipun
begitu, Bapak dan Ibu Guru tetap melakukan pemantauan secara berkala terhadap progres
belajar dan proyek yang dilakukan siswa. Kekurangannya, bisa saja siswa menjadi tidak
produktif karena Bapak dan Ibu Guru tidak selalu ada mendampingi siswa. Bimbingan yang
dilakukan secara berkala membuat siswa memiliki kesempatan untuk tidak melaksanakan tugas
atau proyek yang telah diberikan, dan hanya akan mengerjakan ketika guru melakukan
pemantauan.
Dalam penerapannya, siswa lebih sering dibagi ke dalam kelompok untuk melakukan
sebuah proyek. Hasilnya, kegiatan ini bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam
berhubungan dan berkomunikasi dengan siswa lain. Namun jika proyek dilakukan secara
daring, siswa akan merasa jenuh berinternet karena ada batasan-batasan tertentu yang tidak
bisa mereka lakukan.
Selain itu, pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa untuk berkonsultasi
secara langsung dengan guru ketika ingin mengkonfirmasi apakah proyek yang mereka lakukan
telah sesuai dengan perencanaan. Tapi, prosesnya bisa saja justru menimbulkan kebingungan
antara guru dan siswa. Guru tidak bisa memantau secara langsung sampai mana proses belajar
siswa, sementara siswa tidak bisa yakin apakah hal yang dipelajarinya benar atau tidak.
Hal yang paling utama dari project based learning adalah siswa mengetahui dan
memahami konteks yang ada di dunia nyata karena permasalahannya pun berawal dari
lingkungan sekitar. Mereka dapat mencari solusi dari permasalahan yang ada. Sayangnya,
kendali guru dalam pembelajaran berbasis proyek sangat kecil karena siswa memang
difokuskan untuk belajar mandiri.

11
5. Langkah-Langkah Yang Terlibat Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek
a. Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang (start with the big question).
Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan driving question yang dapat memberi
penugasan pada peserta didik untuk melakukan suatu aktivitas. Topik yang diambil
hendaknya sesuai dengan realita dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam.
b. Merencanakan proyek (design a plan for the project).
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dengan peserta didik. Dengan
demikian peserta didik diharapakan akan merasa memiliki atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
dalam menjawab pertanyaan esensial dengan mengintegrasikan berbagai subjek yang
mendukung, serta menginformasikan alat dan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk
menyelesaikan proyek.
c. Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule).
Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Waktu penyelesaian proyek harus jelas, dan peserta didik diberi
arahan untuk mengelola waktu yang ada. Biarkan peserta didik mencoba menggali
sesuatu yang baru, akan tetapi pendidik juga harus tetap mengingatkan apabila aktivitas
peserta didik melenceng dari tujuan proyek. Proyek yang dilakukan oleh peserta didik
adalah proyek yang membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya, sehingga
pendidik meminta peserta didik untuk menyelesaikan proyeknya secara berkelompok di
luar jam sekolah. Ketika pembelajaran dilakukan saat jam sekolah, peserta didik tinggal
mempresentasikan hasil proyeknya di kelas.
d. Mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the progress of the project)
Pendidik bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta
didik pada setiap proses. Dengan kata lain, pendidik berperan sebagai mentor bagi
aktivitas peserta didik. Pendidik mengajarkan kepada peserta didik bagaimana bekerja
dalam sebuah kelompok. Setiap peserta didik dapat memilih perannya masing masing
dengan tidak mengesampingkan kepentingan kelompok.
e. Penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assess the outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian standar,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing masing peserta didik, memberi umpan
balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh peserta didik, serta membantu
12
pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. Penilaian produk dilakukan
saat masing-masing kelompok mempresentasikan produknya di depan kelompok lain
secara bergantian.
f. Evaluasi (evaluate the experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan
perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) telah terbukti menjadi pendekatan pembelajaran
yang efektif dalam meningkatkan keterlibatan peserta didik, mengembangkan keterampilan
praktis, dan mempersiapkan mereka untuk masa depan yang kompleks. Dari berbagai manfaat
yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa PBL memiliki potensi yang besar untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan peserta didik yang lebih siap menghadapi
tantangan di dunia nyata. Namun, implementasi PBL tidaklah tanpa tantangan, dan ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk memastikan kesuksesannya.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat diatas, selanjutnya penulis akan memberikan
beberapa saran dalam makalah ini untuk pembelajaran berbasis proyek, yaitu:
1. Pelatihan Guru
Penting bagi para pendidik untuk menerima pelatihan dan pendampingan yang memadai
dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran berbasis proyek. Ini
dapat mencakup pelatihan tentang desain proyek yang efektif, manajemen kelas yang
mendukung, dan penggunaan teknologi dalam PBL.
2. Kurikulum yang Terintegrasi
PBL harus terintegrasi dengan baik dalam kurikulum sekolah agar dapat memastikan
bahwa proyek-proyek yang dirancang memiliki relevansi dengan tujuan pembelajaran
dan memperkuat pemahaman konsep-konsep yang diajarkan dalam kurikulum.
3. Kolaborasi dengan Komunitas dan Industri
Mengembangkan kemitraan dengan komunitas lokal dan perusahaan industri dapat
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat dalam proyek-proyek nyata
yang memiliki dampak yang signifikan. Ini juga membantu memperkuat koneksi antara
pendidikan dan dunia kerja.
4. Evaluasi yang Holistik
Evaluasi dalam PBL harus mencakup lebih dari sekadar penilaian akademis. Selain
mengukur pemahaman konsep, evaluasi juga harus mempertimbangkan keterampilan
praktis yang diperoleh oleh peserta didik selama proses pembelajaran.
5. Dukungan Administrasi Sekolah
Penting bagi pihak administrasi sekolah untuk memberikan dukungan yang cukup bagi
para pendidik dalam menerapkan PBL. Ini termasuk alokasi sumber daya, dukungan
teknis, dan pengakuan terhadap pencapaian dan inovasi dalam pembelajaran berbasis
proyek.
6. Penelitian dan Pengembangan Terus-Menerus
Perlu dilakukan penelitian yang berkelanjutan untuk terus mengembangkan dan
meningkatkan efektivitas PBL. Ini mencakup penelitian tentang strategi desain proyek
yang efektif, evaluasi dampak PBL terhadap hasil pembelajaran peserta didik, dan
identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi yang sukses.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sumber web: Project Based Learning for all. Tersedia di https://www.pblworks.org/


Sumber web: Software Analysis and Design. Tersedia di
https://romisatriawahono.net/lecture/sad/romi-sad-dec2019.pdf
Edutopia, "Edutopia," George Lucas Educational Foundation, [Online]. Available: learning.
https://www.edutopia.org/project-based
PBLWorks, "PBLWorks," Buck Institute for Education, [Online]. Available:
https://www.pblworks.org/what-is-pbl.
J. S. Vogler, P. Thompson, D. W. Davis, B. E. Mayfield, P. M. Finley and D. Yasseri, "The hard
work of soft skills: augmenting the project-based learning experience with interdisciplinary
teamwork," Instructional Science, vol. 46, no.
https://link.springer.com/article/10.1007/s11251- 017-9438-9, pp. 457-488, 2017.
Edutopia, "Edutopia," George Lucas Educational Foundation, [Online]. Available: learning.
https://www.edutopia.org/project-based
PBLWorks, "PBLWorks," Buck Institute for Education, [Online]. Available:
https://www.pblworks.org/what-is-pbl.
Nita Oktifa, 2022, “Mengelola Pembelajaran Berbasis Project Based Learning”, dalam
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/mengelola-pembelajaran-berbasis-project-based-
learning
Nita Oktifa, 2022, “Perbedaan Project Based Learning dan Problem Based Learning”, dalam
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/perbedaan-project-based-learning-dan-problem-based-
learning
Zenius Untuk Guru, 2022, “Mengenal Metode Project Based Learning”, dalam
https://www.zenius.net/blog/project-based-learning
Panduan Project Based Learning, Teknik Informatika Universitas Bina Darma, 2020.

iii

Anda mungkin juga menyukai