Anda di halaman 1dari 16

Sejarah

Psikologi Pendidikan
Raihan Atiqah/2201131012
LATAR BELAKANG

Psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi (subdisiplin psikologi) yang


menyelidiki masalah-masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sejarah
perkembangan psikologi ini sudah dimulai sejak zaman yunani kuno, yaitu ketika
gejala-gejala psikologis sudah banyak menarik perhatian para sarjana filsafat.
Namun psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri baru dimulai tahun 1879 ketika
Wilhelm Wundt (1832-1920) mendirikan laboratorium psikologi pertama di kota
Leipzig, Jerman. Psikologi terlepas dari filsafat pada pertengahan abad ke-19.
Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang
psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan
dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi
berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam
rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Bagaimana sejarah Psikologi Pendidikan?

Uraian kesejarahan yang khusus berkaitan dengan psikologi


pendidikan konon pernah dilakukan alakadarnya oleh beberapa orang
ahli seperti Boring dan Murphi pada tahun 1929 dan Burt pada
tahun 1957, tetapi terbatas untuk psikologi pendidikan yang
berkembang di wilayah Inggris (David, 1972). Sudah tentu riwayat
psikologi pendidikan yang mereka tulis itu tidak dapat kita jadikan
acuan bukan karena keterbatasan wilayah pengembangan saja,
melainkan juga telah kadaluarsanya karya-karya tulis tersebut.
Menurut David (1972) pada umumnya para ahli memandang bahwa
Johan Friedrich Herbart adalah bapak psikologi pendidikan yang konon
menurut sebagian ahli masih merupakan disiplin sempalan psikologi
lainnya itu. Herbart adalah seorang filsuf dan pengaran kenamaan yang
lahir di Oldenburg, Jerman, pada tanggal 4 Mei 1776. Pada usia 29
tahun ia menjadi dosen filsafat di Gottingen dan mencapai puncak
kariernya pada tahun 1809 ketika ia diangkat menjadi ketua jurusan
filsafat di Konisberg sampai tahun 1833. Ia meninggal di Gottingen pada
tanggal 14 Agustus 1841. Nama Herbart kemudian diabadikan sebagai
nama sebuah aliran psikologi yang disebut Herbartianisme pada tahun
1820-an.
Konsep utama pemikiran Herbartianisme ialah apperceptive mass,
sebuah istilah yang khusus diperuntukkan bagi pengetahuan yang
telah dimiliki individu. Dalam pandangan Herbart, proses belajar
atau memahami sesuatu bergantung pada pengenalan individu
terhadap hubungan-hubungan antara ide-ide baru dengan
pengetahuan yang telah dimiliki.
Konsep ini sampai sekarang masih digunakan secara luas dalam
dunia pengajaran, yakni yang kita kenal dengan istilah apersepsi
sebagai salah satu tahapan dalam belajar mengajar
Sejarah psikologi pendidikan menurut Aristoteles

Aristoteles adalah seorang filsuf, ilmuwan, sekaligus pendidikan Yunani. Ia


dilahirkan di Stagirus, Macedonia, pada tahun 384 SM dan tutup usia di
Chalcis, Yunani pada tahun 322 SM. Aristoteles merupakan ahli filsafat
terbesar didunia sepanjang zaman. Ia sering disebut bapak peradaban barat,
bapak ensiklopedi, bapak ilmu pengetahuan atau gurunya para ilmuwan. Ia
menemukan logika. Ia menemukan biologi, fisika, botani, astronomi, kimia,
meteorologi, anatomi, zoology, embriologi dan psikologi eksperimental.
Meskipun sudah 2.000 tahun lebih, istilah-istilah ciptaan Aristoteles masih
dipakai sampai hari ini, seperti: informasi, relasi, energy, kuantitas,
individu, substansi, materi, esensi dan sebagainya. 
Psikologi pendidikan adalah cabang psikologi. Dan sejarah
Psikologi pendidikan diklasifikasikan ke  dalam masa-masa
sebagai berikut yakni Masa permulaan Psikologi Pendidikan
(1880-1900) dan Masa Pertumbuhan Psikologi Pendidikan
(1900-sekarang). Psikologi sebagai ilmu pengetahuan masih
muda usianya, terlebih lagi bagi psikologi pendidikan. ia masih
dalam proses perkembangan, di sana sini masih banyak
problem yang masih memerlukan pemecahannya; masih
banyak hal-hal yang masih perlu pengembangannya. 
Meskipun ditinjau dari segi ilmu pengetahuan usianya masih sangat
muda, akan tetapi pemikirannya (dalam arti yang menyangkut
pendidikan dan problem jiwa) telah dipikirkan oleh orang sejak dahulu
kala. Itulah kenyataannya, sampai ada yang mengatakan bahwa awal
timbulnya psikologi pendidikan dapat ditelusuri kembali pada Aristoteles.
Bahwa Aristoteles sebagai seorang filsuf telah menyusun periode-periode
perkembangan anak, sifat-sifat anak menurut periode dan bentuk
pendidikan yang perlu diselenggarakan sesuai dengan periode-periode
itu. Walaupun demikian, tentu saja pemikirannya baru merupakan
pemikiran secara filsafat, belum merupakan pemikiran psikologi
pendidikan.
Aristoteles mengembangkan sistem pendidikan berdasarkan pada
prinsip-prinsip psikologi. Ia menulis tentang model-model
pendidikan yang diperuntukkan bagi kelompok masyarakat yang
berbeda-beda. menurutnya objek psikologi adalah gejala gejala
hidup pada umumnya (tumbuhan, hewan, dan manusia) dengan
bukunya “de anima”.
Dia bertentangan dengan gurunya (plato), menurutnya dunia ide
adalah dunia realitas, sehingga berwujud atau berada dalam wujud
tertentu, karena pada dasarnya wujud adalah ekspresi dari jiwa.
Pokok ajarannya adalah bahwa semua benda yang ada didunia
ini mempunyai dorongan untuk tumbuh dan berkembang dan
mempunyai tujuan tertentu. Oleh karena itu dia dikatakan
sebagai penganut “telologis”. Selain itu dia juga disebut sebagai
tokoh awal dari pendekatan.

Aristoteles membedakan 2 hal


hule (noes phateticos) : yaitu bahan yang harus dibentuk.
Morphe (noes poesticos) : yang membentuk.
Benda dialam ini tidak tumbuh begitu saja, tetapi
dikembangkan menjadi sesuatu kearah yang sempurna.
Lalu siapa saja Tokoh-tokoh
Psikologi Pendidikan?
Plato dan Aristoteles
Democritus, filsuf pertama yang mengembangkan sistem
menekankan pentingnya pengaruh pendidikan berdasarkan pada
lingkungan dan suasana rumah prinsip-prinsip psikologi.
terhadap perkembangan kepribadian Mereka menulis tentang model-
seseorang sehingga lingkungan dan model pendidikan yang
suasana rumah perlu dibina sebaik diperuntukkan bagi kelompok
mungkin agar suasananya kondusif masyarakat yang berbeda-beda.
(menguntungkan)bagi perkembangan
anak. 
Menurut Locke, seluruh
pengetahuan pada hakikatnya

Rousseau (seorang penganut berasal dari pengalaman. Apa


yang kita ketahui
Naturalis), mendasarkan ide-ide
melalui pengalaman itu bukanlah
pendidikan pada prinsip-prinsip
objek atau benda yang hendak
perkembangan manusia. Oleh
kita ketahui itu sendiri,
karena itu, memahami prinsip-
melainkan hanya kesan-kesan
prinsip perkembangan adalah pada pancaindra kita.
penting untuk perlakuan dalam
pendidikan. 
Kaitan Sejarah Psikologi
Pendidikan dengan Filsafat
Ditinjau secara historis dapat dikemukakan bahwa ilmu
yang tertua adalah ilmu filsafat.  Ilmu-ilmu yang lain
tergantung dalam filsafat, dan filsafat satu-satunya ilmu
pada saat itu. Karena itu ilmu-ilmu yang tergabung dalam
filsafat akan dipengaruhi oleh sifat-sifat dari filsafat.
Demikian pula halnya dengan psikologi, yang pada
akhirnya memisahkan diri dari filsafat
Pada Abad 20 terjadi perubahan besar mengenai konsepsi
pendidikan dan pengajaran. Perubahan tersebut membawa
perubahan pula dalam cara belajar mengajar di sekolah.
Dari cara pengajaran lama, murid harus diajar dengan
memberi pengetahuan sebanyak mungkin dalam berbagai
mata pelajaran, berangsur-angsur beralih menuju ke arah
penyelenggaraan sekolah progresif, sekolah kerja, sekolah
pembangunan, dan sekolah yang menggunakan cara belajar
siswa aktif.
Maka, seiring dengan harapan itu, pendidikan
hendaknya berlangsung secara psikologi. Hal Bertolak dari harapan di
itu disebabkan, bahwa pendidikan samping, maka pengetahuan
diselenggarakan untuk anak didik. Jadi dalam psikologis tentang anak didik
pendidikan, perjhatian diperuntukkan bagi menjadi hal yang sangat penting
terwujudnya aktivitas belajar pada anak didik, dalam pendidikan. Oleh karena
demi terwujudnya aktivitas belajar yang itu, pengetahuan tentang
efektif. Maka pendidikan hendaknya psikologis. psikologi pendidikan harusnya
Pendidikan yang psikologis dalam arti bahwa menjadi kebutuhan bagi para
pendidikan itu berorientasi kepada sifat dan pendidik, bilamana mereka
hakikat anak didik sebagai manusia yang memang menginginkan sukses
berkembang. besar dalam tugasnya.
MERCI BEAUCOUP

Anda mungkin juga menyukai