0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
48 tayangan16 halaman
Sejarah psikologi pendidikan dimulai sejak zaman Yunani Kuno, meskipun psikologi sebagai ilmu baru berdiri pada tahun 1879. Tokoh-tokoh awal yang mempengaruhi perkembangan psikologi pendidikan antara lain Plato, Aristoteles, Locke, dan Rousseau. Perkembangan psikologi pendidikan kemudian dipengaruhi oleh perubahan konsep pendidikan pada abad ke-20.
Sejarah psikologi pendidikan dimulai sejak zaman Yunani Kuno, meskipun psikologi sebagai ilmu baru berdiri pada tahun 1879. Tokoh-tokoh awal yang mempengaruhi perkembangan psikologi pendidikan antara lain Plato, Aristoteles, Locke, dan Rousseau. Perkembangan psikologi pendidikan kemudian dipengaruhi oleh perubahan konsep pendidikan pada abad ke-20.
Sejarah psikologi pendidikan dimulai sejak zaman Yunani Kuno, meskipun psikologi sebagai ilmu baru berdiri pada tahun 1879. Tokoh-tokoh awal yang mempengaruhi perkembangan psikologi pendidikan antara lain Plato, Aristoteles, Locke, dan Rousseau. Perkembangan psikologi pendidikan kemudian dipengaruhi oleh perubahan konsep pendidikan pada abad ke-20.
Psikologi Pendidikan Raihan Atiqah/2201131012 LATAR BELAKANG
Psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi (subdisiplin psikologi) yang
menyelidiki masalah-masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sejarah perkembangan psikologi ini sudah dimulai sejak zaman yunani kuno, yaitu ketika gejala-gejala psikologis sudah banyak menarik perhatian para sarjana filsafat. Namun psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri baru dimulai tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt (1832-1920) mendirikan laboratorium psikologi pertama di kota Leipzig, Jerman. Psikologi terlepas dari filsafat pada pertengahan abad ke-19. Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan. Bagaimana sejarah Psikologi Pendidikan?
Uraian kesejarahan yang khusus berkaitan dengan psikologi
pendidikan konon pernah dilakukan alakadarnya oleh beberapa orang ahli seperti Boring dan Murphi pada tahun 1929 dan Burt pada tahun 1957, tetapi terbatas untuk psikologi pendidikan yang berkembang di wilayah Inggris (David, 1972). Sudah tentu riwayat psikologi pendidikan yang mereka tulis itu tidak dapat kita jadikan acuan bukan karena keterbatasan wilayah pengembangan saja, melainkan juga telah kadaluarsanya karya-karya tulis tersebut. Menurut David (1972) pada umumnya para ahli memandang bahwa Johan Friedrich Herbart adalah bapak psikologi pendidikan yang konon menurut sebagian ahli masih merupakan disiplin sempalan psikologi lainnya itu. Herbart adalah seorang filsuf dan pengaran kenamaan yang lahir di Oldenburg, Jerman, pada tanggal 4 Mei 1776. Pada usia 29 tahun ia menjadi dosen filsafat di Gottingen dan mencapai puncak kariernya pada tahun 1809 ketika ia diangkat menjadi ketua jurusan filsafat di Konisberg sampai tahun 1833. Ia meninggal di Gottingen pada tanggal 14 Agustus 1841. Nama Herbart kemudian diabadikan sebagai nama sebuah aliran psikologi yang disebut Herbartianisme pada tahun 1820-an. Konsep utama pemikiran Herbartianisme ialah apperceptive mass, sebuah istilah yang khusus diperuntukkan bagi pengetahuan yang telah dimiliki individu. Dalam pandangan Herbart, proses belajar atau memahami sesuatu bergantung pada pengenalan individu terhadap hubungan-hubungan antara ide-ide baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Konsep ini sampai sekarang masih digunakan secara luas dalam dunia pengajaran, yakni yang kita kenal dengan istilah apersepsi sebagai salah satu tahapan dalam belajar mengajar Sejarah psikologi pendidikan menurut Aristoteles
Aristoteles adalah seorang filsuf, ilmuwan, sekaligus pendidikan Yunani. Ia
dilahirkan di Stagirus, Macedonia, pada tahun 384 SM dan tutup usia di Chalcis, Yunani pada tahun 322 SM. Aristoteles merupakan ahli filsafat terbesar didunia sepanjang zaman. Ia sering disebut bapak peradaban barat, bapak ensiklopedi, bapak ilmu pengetahuan atau gurunya para ilmuwan. Ia menemukan logika. Ia menemukan biologi, fisika, botani, astronomi, kimia, meteorologi, anatomi, zoology, embriologi dan psikologi eksperimental. Meskipun sudah 2.000 tahun lebih, istilah-istilah ciptaan Aristoteles masih dipakai sampai hari ini, seperti: informasi, relasi, energy, kuantitas, individu, substansi, materi, esensi dan sebagainya. Psikologi pendidikan adalah cabang psikologi. Dan sejarah Psikologi pendidikan diklasifikasikan ke dalam masa-masa sebagai berikut yakni Masa permulaan Psikologi Pendidikan (1880-1900) dan Masa Pertumbuhan Psikologi Pendidikan (1900-sekarang). Psikologi sebagai ilmu pengetahuan masih muda usianya, terlebih lagi bagi psikologi pendidikan. ia masih dalam proses perkembangan, di sana sini masih banyak problem yang masih memerlukan pemecahannya; masih banyak hal-hal yang masih perlu pengembangannya. Meskipun ditinjau dari segi ilmu pengetahuan usianya masih sangat muda, akan tetapi pemikirannya (dalam arti yang menyangkut pendidikan dan problem jiwa) telah dipikirkan oleh orang sejak dahulu kala. Itulah kenyataannya, sampai ada yang mengatakan bahwa awal timbulnya psikologi pendidikan dapat ditelusuri kembali pada Aristoteles. Bahwa Aristoteles sebagai seorang filsuf telah menyusun periode-periode perkembangan anak, sifat-sifat anak menurut periode dan bentuk pendidikan yang perlu diselenggarakan sesuai dengan periode-periode itu. Walaupun demikian, tentu saja pemikirannya baru merupakan pemikiran secara filsafat, belum merupakan pemikiran psikologi pendidikan. Aristoteles mengembangkan sistem pendidikan berdasarkan pada prinsip-prinsip psikologi. Ia menulis tentang model-model pendidikan yang diperuntukkan bagi kelompok masyarakat yang berbeda-beda. menurutnya objek psikologi adalah gejala gejala hidup pada umumnya (tumbuhan, hewan, dan manusia) dengan bukunya “de anima”. Dia bertentangan dengan gurunya (plato), menurutnya dunia ide adalah dunia realitas, sehingga berwujud atau berada dalam wujud tertentu, karena pada dasarnya wujud adalah ekspresi dari jiwa. Pokok ajarannya adalah bahwa semua benda yang ada didunia ini mempunyai dorongan untuk tumbuh dan berkembang dan mempunyai tujuan tertentu. Oleh karena itu dia dikatakan sebagai penganut “telologis”. Selain itu dia juga disebut sebagai tokoh awal dari pendekatan.
Aristoteles membedakan 2 hal
hule (noes phateticos) : yaitu bahan yang harus dibentuk. Morphe (noes poesticos) : yang membentuk. Benda dialam ini tidak tumbuh begitu saja, tetapi dikembangkan menjadi sesuatu kearah yang sempurna. Lalu siapa saja Tokoh-tokoh Psikologi Pendidikan? Plato dan Aristoteles Democritus, filsuf pertama yang mengembangkan sistem menekankan pentingnya pengaruh pendidikan berdasarkan pada lingkungan dan suasana rumah prinsip-prinsip psikologi. terhadap perkembangan kepribadian Mereka menulis tentang model- seseorang sehingga lingkungan dan model pendidikan yang suasana rumah perlu dibina sebaik diperuntukkan bagi kelompok mungkin agar suasananya kondusif masyarakat yang berbeda-beda. (menguntungkan)bagi perkembangan anak. Menurut Locke, seluruh pengetahuan pada hakikatnya
Rousseau (seorang penganut berasal dari pengalaman. Apa
yang kita ketahui Naturalis), mendasarkan ide-ide melalui pengalaman itu bukanlah pendidikan pada prinsip-prinsip objek atau benda yang hendak perkembangan manusia. Oleh kita ketahui itu sendiri, karena itu, memahami prinsip- melainkan hanya kesan-kesan prinsip perkembangan adalah pada pancaindra kita. penting untuk perlakuan dalam pendidikan. Kaitan Sejarah Psikologi Pendidikan dengan Filsafat Ditinjau secara historis dapat dikemukakan bahwa ilmu yang tertua adalah ilmu filsafat. Ilmu-ilmu yang lain tergantung dalam filsafat, dan filsafat satu-satunya ilmu pada saat itu. Karena itu ilmu-ilmu yang tergabung dalam filsafat akan dipengaruhi oleh sifat-sifat dari filsafat. Demikian pula halnya dengan psikologi, yang pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat Pada Abad 20 terjadi perubahan besar mengenai konsepsi pendidikan dan pengajaran. Perubahan tersebut membawa perubahan pula dalam cara belajar mengajar di sekolah. Dari cara pengajaran lama, murid harus diajar dengan memberi pengetahuan sebanyak mungkin dalam berbagai mata pelajaran, berangsur-angsur beralih menuju ke arah penyelenggaraan sekolah progresif, sekolah kerja, sekolah pembangunan, dan sekolah yang menggunakan cara belajar siswa aktif. Maka, seiring dengan harapan itu, pendidikan hendaknya berlangsung secara psikologi. Hal Bertolak dari harapan di itu disebabkan, bahwa pendidikan samping, maka pengetahuan diselenggarakan untuk anak didik. Jadi dalam psikologis tentang anak didik pendidikan, perjhatian diperuntukkan bagi menjadi hal yang sangat penting terwujudnya aktivitas belajar pada anak didik, dalam pendidikan. Oleh karena demi terwujudnya aktivitas belajar yang itu, pengetahuan tentang efektif. Maka pendidikan hendaknya psikologis. psikologi pendidikan harusnya Pendidikan yang psikologis dalam arti bahwa menjadi kebutuhan bagi para pendidikan itu berorientasi kepada sifat dan pendidik, bilamana mereka hakikat anak didik sebagai manusia yang memang menginginkan sukses berkembang. besar dalam tugasnya. MERCI BEAUCOUP