Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BIMBINGAN KONSELING

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Profesi Kependidikan

Dosen pengampu: Dr. Irwandy, M.Pd

Di susun oleh:

Nur Faiza (2201131001)

KELAS A
PRODI PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Bimbingan Konseling” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak Dr.
Irwandy, M.Pd. pada mata kuliah Profesi Kependidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang pengertian dan perbedaan dari Administrasi, Manajemen Dan
Kepemipinan, yang pasti akan bermanfaat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Irwandy, M.Pd , selaku dosen Profesi
Kependidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengtahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

(Nur Faiza)

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam


penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya tujuan
pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling yaitu: Terwujudnya kehidupan
kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan
dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal,
mandiri dan bahagia.

Namun untuk mencapai tujuan tersebut Konselor haruslah memenuhi Asas dan Prinsip-prisip
Bimbingan dan Konseling. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan
dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat
menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Begitu pula dengan prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling tidak bisa diabaikan begitu saja, karena prinsip bimbingan dan
konseling menguraikan tentang pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program
pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan
bimbingan. Dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis atau aturan main yang
harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

B.  Rumusan Masalah

1.   Apa pengertian bimbingan dan konseling itu?

2.   Apa fungsi bimbingan dan konseling itu?

3.   Apa tujuan bimbingan dan konseling itu?

4.   Apasajakah asas-asas dalam bimbingan dan konseling itu?

5. Apa tujuan dari bimbingan konseling?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Bimbingan & konseling, bimbingan ialah suatu proses memberi bantuan (process of helping)
terhadap individu agar bisa menerima & memahami diri & lingkungan sekitarnya, mengarahkan
diri, & menyesuaikan diri secara positif & konstruktif terhadap tuntutan norma-norma kehidupan
(budaya & agama) sehingga dapat mencapai kehidupan yang bermakna (bahagia, baik secara
personal maupun sosial).”

Bimbingan & konseling, “proses interaksi antara konselor-konselor dengan klien atau
konselee baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu klien agar
dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya.”

B. Tujuan

Tujuan bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua macam yaitu tujuan umum dam tujuan
khusus, antara lain:

1. Tujuan umum

Secara garis besar tujuan umum dari bimbingan dan konseling adalah membantu individu
mewujudkan dirinya menjadi jiwa yang lebih baik. Seperti halnya tujuan umum dari layanan
Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 1989 atau (UU No.
2/1989), yaitu terwujudnya manusia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan yang berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.

Selanjutnya, Prayitno dan Erman Amti mengemukakan bahwa: Tujuan umum bimbingan dan
konseling adalah untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan
tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti: kemampuan dasar dan bakat-
bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti: latar belakang keluarga, pendidikan, status
sosial ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan
dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam hidupnya yang
memiliki wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat
berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya. Dengan demikian, siswa diharapkan akan
menjadi individu yang mandiri dengan ciri-ciri:

a. Mengenal diri dan lingkungan secara tepat dan objektif,

b. Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis,


c. Mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana,

d. Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil dan

e. Mampu mengaktualisasikan diri secara optimal.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari layanan bimbingan konseling adalah untuk membantu siswa agar
mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek-aspek antara lain: pribadi, sosial, belajar,
dan karir. Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri dan bertanggung
jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan
pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.

a. Dalam aspek tugas perkembangan pribadi – sosial layanan Bimbingan dan Konseling
membantu siswa agar :

1) Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal kekhususan yang
ada pada dirinya.

2) Dapat mengembangkan sikap positif, seperti menggambarkan orang-orang yang mereka


senangi.

3) Membuat pilihan secara sehat

4) Mampu menghargai orang lain

5) Memiliki rasa tanggung jawab

6) Mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi

7) Dapat menyelesaikan konflik

8) Dapat membuat keputusan secara efektif

b. Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan Bimbingan dan Konseling membantu
siswa agar :

1) Dapat melaksanakan ketrampilan atau belajar secara efektif

2) Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan

3) Mampu belajar secara efektif

4) Memiliki ketrampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi/ujian


c. Dalam aspek tugas perkembangan karier, layanan Bimbingan dan Konseling membantu siswa
agar :

1) Mampu membentuk identitas karier, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan di dalam
lingkungan kerja

2) Mampu merencanakan masa depan

3) Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier.

4) Mengenal ketrampilan, kemampuan dan minat

5) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman
sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.

B. Fungsi

Fungsi dari bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:- Fungsi pemahaman, yaitu fungsi
bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).

– Fungsi fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.

– Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

– Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatab ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau
jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian daan cirri-ciri kepribadiian lainnya.

– Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membatu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah/madrasah
dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.

– Fungsi pencegahan (preventif), yaitu fungsi yang berkaittan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.

– Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga
dpat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak).

– Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Berkaitan
dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yanag telah menalami masalah, baik
menyangkut aspek pribadi, social, belajar, maupun karier.
– Fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya
dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.

– Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.

C. Prinsip

Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi
pelayanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang
kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di
sekolah/madrasah maupun di luar sekolah/madrasah. Yakni :

– Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Dalam hal ini pendekatan yang
digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan daripada penyembuhan
(kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok daripada perseorangan (individual).

– Bimbingan dan konseling sebagai proses individu. Prinsip ini juga berarti berarti bahwa yang
menjadi focus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan
teknik kelompok.

– Bimbingan menekan hal yang positif. Bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang
menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun
pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk
berkembang.

– Bimbingan dan konseling merupakan usaha bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau
tanggung jawam konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah/madrasah sesuai
dengan tugas dan peran masing-masing.

– Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling.
Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil
keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli
untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui
pengambilan keputusan yang tepat. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan
kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.

– Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan. Bidang
pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, social, pendidikan,
dan pekerjaan.

D. Asas
Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh
diwujudkannya asas-asas berikut:

– Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap
data dan keterangan tentang konseli yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan
yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain.

– Asas kesukarelaan, yaitu asa bimbingan dan koseling yang mengkehendaki adanya kesukaan
dan kerelaan konseli mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlukan baginya.

– Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli yang
menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam mennerima berbagai informasi
dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Agar konseli dapat terbuka, guru
pembimbing terlebih dahulu harus bersikap tterbuka dan tidak berpura-pura.

– Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli yang
menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan
pelayanan/kegiatan bimbingan.

– Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunujuk pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yakni: konseli sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling
diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri
sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri
sendiri.

– Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam kondisinya sekarang.

– Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan
terhadap sasaran pelayanan yang sama hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari
waktu ke waktu.

– Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing
maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Koordinasi segenap
pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

– Asas keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan
dengan nilai dan norma agama, hokum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan yang berlaku. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru
harus dapat meningkatkan kemampuan konseli memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai
dan norma tersebut.

– Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakn atas dasar kaidah-kaidah profesional.
Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan
dan konseling.

– Asas alih tangan kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-
pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat
dan tuntas atas suatu permasalahan konseli mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak
yang lebih ahli.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu
komponen dlm keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah; guru sbg salah satu
pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung
pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang
memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.

1. Tujuan bimbingan dan konseling, Agar siswa dapat :

a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa


yg akan datang

b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yg dimilikinya seoptimal mungkin

c. Menyesuaikan diri dg lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan


kerjanya

d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yg dihadapi dalam studi, penyesuaian dg lingkungan

2. Fungsi-Fungsi bimbingan dan konseling

Fungsi Pencegahan, Fungsi Pemahaman, Fungsi Perbaikan, Fungsi Pemeliharaan dan


Pengembangan, Fungsi Penyembuhan, Fungsi Penyesuaian, Fungsi Penyaluran, Fungsi Fasilitas.

3. Asas-Asas bimbingan dan konseling

Asas Kerahasiaan, Kesukarelaan, Keterbukaan, Kegiatan, Kemandirian, Kekinian,


Kedinamisan, Keterpaduan, Kenormatifan, Keahlian, Alih Tangan Kasus, Tut Wuri Handayani.

Anda mungkin juga menyukai