DISUSUN OLEH :
NAMA : NUR AMIR ZAMRONI
NOMOR PESERTA : 13052918010084
KELAS / NOMOR ABSEN : 13 / 29
PENDAHULUAN
1
Menurut Suharta (2001:1) dalam pembelajaran matematika selama ini,
dunia nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep. Siswa mengalami
kesulitan belajar matematika di kelas. Akibatnya, siswa kurang menghayati atau
memahami konsep-konsep matematika, dan siswa mengalami kesulitan untuk
mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
matematika di kelas ditekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep
matematika dengan pengalaman anak sehari-hari. Selain itu, perlu menerapkan
kembali konsep matematika yang telah dimiliki anak pada kehidupan sehari-hari
atau pada bidang lain sangat penting dilakukan.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri
dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang
positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus
dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain
(Arends: 1997). Menurut Lie, A. (1994), model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan
dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok yang lain. Dengan
demikian ”siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama
secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”. Para anggota dari
kelompok-kelompok yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk
diskusi (kelompok ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik
pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu
kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang
lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan
kelompok ahli.
Oleh karena itu peneliti mengajukan penelitian dengan judul:
”Peningkatan Hasil Belajar Bangun Ruang Sisi Datar dengan
menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas
VIII-E SMP Negeri 6 Bangkalan” .
B. Rumusan Masalah
Permasalahan mendasar dalam penelitian ini adalah sebagian besar
siswa kelas VIII-E SMP Negeri Bangkalan kurang memahami konsep bangun
ruang sisi datar. Bertitik tolak dari uraian di atas, maka dirumuskan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:
2
Apakah penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar bangun ruang sisi datar siswa
kelas VIII-E SMP Negeri 6 Bangkalan?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi siswa, penelitian ini yaitu penggunaan kombinasi pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media benda asli, bermanfaat untuk
meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran, karena suasana
pembelajaran menyenangkan, motivasi belajar siswa meningkat, sehingga
pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya hasil
belajar bangun ruang sisi datar.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk
meningkatkan proses pembelajaran pada materi bangun ruang sisi datar siswa
kelas VIII SMP Negeri 6 Bangkalan, dan menambah inovasi dan kreativitas
dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam membuat
kebijakan tentang peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah, melalui
pelatihan bagi guru tentang metode pengajaran dan media pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
E. Indikator Keberhasilan
Indikator dari keberhasilan penelitian tindakan kelas upaya peningkatan
hasil belajar bangun ruang sisi datar dengan menggunakan kombinasi pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan media benda asli siswa kelas VIII-E
SMP Negeri 6 Bangkalan adalah:
a. Indikator Keberhasilan Proses
Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sudah mengarah ke
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw secara lebih baik. Siswa merasa
berminat, senang, dan puas dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Siswa perhatian terhadap kegiatan belajar mengajar. Siswa mampu
3
membangun kerja sama dalam kelompok untuk memahami tugas yang
diberikan guru. Siswa mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat
waktu dalam melaksanakannya. Siswa mampu mempresentasikan hasil
kerja. Hasil observasi aktivitas siswa minimal mencapai 65%.
Meningkatnya aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
didukung oleh meningkatnya prosedur kesesuaian guru dalam
mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran yang
mengarah pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Guru intensif
membimbing siswa, terutama saat siswa mengalami kesulitan dalam
kegiatan belajar mengajar. Hasil observasi prosedur kesesuaian guru
dalam kegiatan belajar mengajar mencapai minimal 85%
b. Indikator Keberhasilan Hasil
Meningkatnya hasil belajar siswa dalam melaksanakan evaluasi terhadap
kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran. Hasil belajar minimal
60.
Meningkatnya ketuntasan belajar klasikal siswa dalam menguasai materi
pembelajaran minimal mencapai 85%, dari nilai kriteria ketuntasan
minimalnya 60.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
Tabel 2.1
Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif
Pendekatan Pendekatan
Penyelidikan
STAD JIGSAW
Unsur Struktur
Kelompok
Informasi
akademik
Informasi Informasi tingkat Informasi
Tujuan
kognitif
inkuiri
Keterampilan
Kerja dalam
Tujuan
Kerja kelompok
kelompok
Sosial
kompleks
Kelompok
belajar
heterogen
dengan
Kelompok 5-6 orang Bervariasi,
Struktur belajar Kelompok berdua,
6
heterogen belajar
dengan anggota,
Tim dengan 5-6
orang bertiga,
4-5 orang menggunakan anggota
homogen kelompok 4-6
anggota pola “kelompok
orang anggota
asal” dan
“kelompok ahli”
Pemilihan
topik Biasanya guru Biasanya guru Biasanya guru Biasanya guru
pelajaran
Siswa
mempelajari
Siswa dapat
materi dalam
menggunakan “kelompok Siswa
ahli”,
lembar kegiatan Siswa mengerjakan
Tugas kemudian
dan saling menyelesaikan tugas-tugas
utama membantu membantu inkuiri
untuk kompleks sosial dan
anggota
menuntaskan kognitif
materi “kelompok asal”
belajarnya
mempelajari
materi itu
Menyelesaikan
proyek dan
Bervariasi, dapat menulis
laporan,
Penilaian Tes mingguan berupa tes Bervariasi
dapat
mingguan menggunakan
tes
uraian.
7
mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends,
1997).
8
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang
sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang
ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain
untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para
anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada
teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di
kelompok ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab
siswa secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling
memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Selanjutnya di akhir
pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi yang
telah dibahas. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap
anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar
dapat mengerjakan kuis dengan baik.
Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, disusun langkah-
langkah pokok sebagai berikut; (1) pembagian tugas, (2) pemberian lembar ahli,
(3) mengadakan diskusi, (4) mengadakan kuis. Adapun rencana pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ini diatur secara instruksional sebagai berikut (Slavin,
1995):
a. Membaca: siswa memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut
untuk mendapatkan informasi.
b. Diskusi kelompok ahli: siswa dengan topik-topik ahli yang sama bertemu
untuk mendiskusikan topik tersebut.
c. Diskusi kelompok asal: kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan topik
pada kelompoknya.
d. Kuis: siswa memperoleh kuis individu yang mencakup semua topik.
e. Penghargaan kelompok: penghitungan skor kelompok dan menentukan
penghargaan kelompok.
Setelah kuis dilakukan, maka dilakukan perhitungan skor perkembangan
individu dan skor kelompok. Skor individu setiap kelompok memberi
sumbangan pada skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh pada
kuis sebelumnya dengan skor terakhir. Arends (1997) memberikan petunjuk
perhitungan skor kelompok sebagaimana terlihat dalam Tabel berikut.
Tabel .2.2
Konversi Skor Perkembangan
Skor
Skor Kuis Individu Perkembangan
9
3. Skor awal sampai 10 poin di atasnya 20
4. Lebih dari 10 di atas skor awal 30
5. Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30
10
bangun ruang sisi datar.
E. Hakikat Bangun Ruang Sisi Datar
Model bangun ruang sisi datar adalah media yang dibuat dengan ukuran
tiga dimensi sehingga menyerupai benda aslinya untuk menjelaskan hal-hal
yang tak mungkin kita peroleh dari benda yang sebenarnya. Model bangun
ruang sisi datar dapat dibuat dalam ukuran lebih besar atau lebih kecil dari
benda aslinya, atau memperlihatkan bagian-bagian yang rumit dari sebuah
benda yang sebenarnya keadaan tertutup.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, bangun ruang sisi datar yang akan
dibahas adalah kubus, balok, prisma, dan limas. Beberapa contoh bangun ruang
sisi datar dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
11
12
Contoh bangun ruang sisi datar prisma :
13
Contoh bangun ruang sisi datar yang berupa kubus, balok, prisma, dan
limas dalam bentuk kerangka.
F. Kerangka Berpikir
Pembelajaran matematika merupakan suatu proses untuk menciptakan
lingkungan belajar siswa dengan menggunakan suatu rancangan pembelajaran
yang sesuai sehingga dapat mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa yang
akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika
adalah pembentukan sifat, yaitu pola berpikir kritis dan kreatif. Pola pikir seperti
ini perlu dikembangkan, terlebih dalam menghadapi persaingan global. Dengan
pola pikir seperti ini diharapkan siswa mampu menyelesaikan masalah-masalah
yang mereka hadapi dalam pembelajaran matematika, sehingga akhirnya prestasi
belajar mereka akan meningkat.
Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya matematika adalah sebagai
sarana dalam memecahkan masalah secara aktif dan berpikir logis. Dengan
begitu maka prestasi yang dicapai akan meningkat. Pembelajaran matematika
yang terjadi di SMP Negeri 6 Bangkalan cenderung berpusat pada guru dengan
menerapkan model pembelajaran konvensional. Dengan pembelajaran seperti ini,
maka partisipasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar masih
belum optimal Permasalahan lain yang dihadapi guru adalah rendahnya prestasi
belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini semakin terlihat saat guru
memberikan soal dengan sedikit variasi yang membutuhkan penalaran lebih.
Hasilnya hanya beberapa siswa saja yang mampu menyelesaikan soal tersebut
14
dengan benar, sedangkan yang lain masih merasa kesulitan untuk
menyelesaikannya. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw.
G. Hipotesis Tindakan
Penelitian ini terbagi ke dalam tiga siklus, setiap sikklus dilaksanakan mengikuti
prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan
refleksi (reflecting). Melalui ketiga siklus tersebut dapat diamati peningkatan
hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis tindakan
sebagai berikut :
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research), karena penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang lebih
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi guru, meningkatkan kualitas pembelajaran,
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, serta mencapai tujuan pembelajaran
atau pendidikan.
Penelitian ini dilaksanakan mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan
kelas (classroom action research) yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc
Taggart, dengan komponen tindakannya adalah perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang merupakan bentuk kajian
yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan
kematangan rasional dari tindakan-tindakan dalam melakukan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta
memperbaiki kondisi tempat praktik pembelajaran tersebut dilakukan.
Dalam penelitian ini memakai penelitian tindakan kelas karena
merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif. Pada penelitian ini disamping
untuk memantau permasalahan belajar yang dihadapi siswa juga membantu guru
dalam upaya memperbaiki cara mengajarnya selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif, untuk
kemantapan rasional dalam pelaksanaan tugas, serta memperbaiki kondisi tempat
praktik pembelajaran sendiri.
B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas
VIII-E SMP Negeri 6 Bangkalan. Jumlah siswa kelas VIII-E seluruhnya ada 40
siswa, terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Penelitian ini
dilaksanakan di Kelas VIII-E SMP Negeri 6 Bangkalan Semester 2 tahun
pelajaran 2013-2014, untuk mata pelajaran matematika pada materi bangun ruang
sisi datar.
C. Sumber Data
Sumber data dari penelitian tindakan kelas ini adalah hasil observasi dan
pengamatan, hasil angket, serta hasil tes siswa .
16
D. Jadwal Penelitian
Berikut ini adalah jadwal penelitian yang dilaksanakan pada semester 2
tahun pelajaran 2013-2014 ;
E. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan tindakan kelas ini mengikuti model dari Kemmis dan Mc
Taggart (1999: 6) yang terdiri dari empat komponen utama yaitu: (a) perencanaan
tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi tindakan, (d) refleksi tindakan.
Selanjutnya disusunlah prosedur penelitian sebagai berikut :
1. Siklus Pertama
a) Rencana Tindakan (Planning)
Pada kegiatan penelitian tindakan kelas upaya peningkatan hasil belajar
bangun ruang sisi datar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw siswa kelas VIII-E SMP Negeri 6 Bangkalan,
peneliti membuat perencanaan yaitu :
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan peneliti
mengidentifikasi materi yang akan dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas yaitu kompetensi dasar (KD): (5.1) mengidentifikasi
sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya;
(5.3) menghitung luas permukaan dan volume kubus,balok, prisma
17
dan limas.
18
kelompoknya, dan ditanggapi oleh kelompok asal yang lain.
f. Guru memberikan kuis atau pertanyaan kepada siswa.
g. Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan.
h. Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama
i. Melakukan pengamatan atau observasi.
Tahap penutup
Siswa membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari, dan siswa
diberikan pekerjaan rumah.
b). Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pendahuluan : Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
1) Peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok ahli dalam bidang kubus, balok,
prisma, limas persegi, dan limas persegi panjang kemudian diberikan
stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai unsur-unsur
kubus, balok, prisma, dan limas: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi,
diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, tinggi, kemudian
antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut . Setiap
kelompok ahli diberikan media benda asli sesuai dengan bidang
keahliannya, untuk didiskusikan dalam kelompoknya. Guru memberikan
Lembar Kerja Siswa, untuk dikerjakan dalam kelompok ahli. (Bahan:
buku paket, yaitu buku Matematika SMP dan MTs ESIS Kelas VIII
Semester 2, karangan Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih
hal. 213-217 mengenai mengenal unsur-unsur kubus dan balok, serta hal.
237-242 mengenai mengidentifikasi unsur-unsur prisma tegak dan limas
tegak). Peserta didik kembali dalam kelompok asalnya dan saling
bertukar pikiran, dan saling menjelaskan dari apa yang di peroleh ketika
berdiskusi di kelompok ahlinya masing-masing
2) Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau tiap kelompok
mempresentasikan mengenai unsur-unsur kubus, balok, prisma, dan
limas: titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal
ruang, bidang diagonal, tinggi.
3) Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari Lembar Kerja Siswa yang
diberikan guru, mengenai unsur-unsur kubus dan balok, dan mengenai
unsur-unsur prisma dan limas, kemudian peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal tersebut.
4) Peserta didik mengerjakan soal-soal dari“Cek Pemahaman“ dalam
19
Lembar Kerja Siswa mengenai mengenai unsur-unsur prisma segitiga
tegak dan prisma segiempat tegak.
5) Peserta didik mengerjakan beberapa soal “Quiz“ dari Lembar Kerja
Siswa yang diberikan guru atau dalam buku paket hal. 241.
6) Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari Lembar Kerja Siswa yang
diberikan guru atau “Kompetensi Berkembang Melalui Latihan“ dalam
buku paket hal. 216-217 mengenai unsur-unsur kubus dan balok, serta
hal. 241-242 mengenai unsur-unsur prisma tegak dan limas tegak,
kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
beberapa jawaban soal tersebut.
Penutup
Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) dari soal-soal “Kompetensi Berkembang
Melalui Latihan” dalam buku paket pada hal. 216-217 dan 241-242 yang belum
terselesaikan/dibahas di kelas
c) Refleksi (Reflecting)
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat
sebagai berikut :
1. Siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang terlihat dari
berani dan mampu menjawab pertanyaan dari guru.
2. Siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang terlihat dari
berani menanggapi dan mengemukakan pendapat tentang jawaban
siswa yang lain.
2 Siklus Kedua
20
a) Rencana Tindakan (Planning)
Seperti halnya siklus pertama, siklus keduapun terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
b) Pelaksanaan ( Acting )
Guru melaksanakan kombinasi pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus
pertama.
c) Pengamatan ( Observation )
Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap
aktivitas siswa saat diberi tindakan pendekatan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw.
d) Refleksi ( Reflecting )
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan
menyusun rencana (replanning) untuk siklus ketiga.
3 Siklus Ketiga
a) Perencanaan ( Planning )
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus kedua.
b) Pelaksanaan ( Acting )
Guru melaksanakan kombinasi pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus
kedua.
c) Pengamatan ( Observation )
Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap
aktivitas siswa saat diberi tindakan pendekatan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw.
d) Refleksi ( Reflecting )
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan
menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan kombinasi
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam peningkatan
aktivitas siswa dan hasil belajar bangun ruang sisi datar.
F. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam melaksanakan
21
pembelajaran pada penelitian ini ;
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
2. Sumber belajar
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
G. Instrumen Penelitian
Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Lembar observasi
- Lembar pengamatan aktivitas guru
- Lembar pengamatan aktivitas siswa
2. Lembar soal tes (evaluasi)
3. Lembar angket respons siswa
b. Data hasil tes yang berupa nilai siswa dianalisis dengan cara jumlah
keseluruhan nilai kelas dibagi dengan banyaknya siswa
22
persentase (%), yaitu jumlah siswa yang memberi respons dibagi jumlah
keseluruhan dikalikan 100%
K.
23
DAFTAR PUSTAKA
Dick, W & Carey, L. 1985. The Sistematic Design of Instruction. Illionis, CH: Scott,
Foreman & Company.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta. Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar.Jakarta. PT Rineka Cipta.
Gagne, RM & Briggs, L. 1979. Principles of Instructional Design. Holt, Rinehart and
Winston.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara.
Heinch, Robert. 1996. Media and Technologies for Learning. Englewood Cliffs, N.J, :
Merrill, c 1996.
24