Anda di halaman 1dari 10

NAMA; SITI FATIMAH

NIM; 837196413

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

MODUL 1

HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR 1

Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran

A. KONSEP BELAJAR

Gagne (1985) bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman (lihat Ratna Wilis Dahar, 1989, hal 11)

1. PROSES
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang
dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif.
2. PERUBAHAN PERILAKU
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang belajar akan berubah
atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan, atau penguasaan
nilai-nilai (sikap).
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokkan kedalam tiga ranah (Kawasan), yaitu;
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotoriek), dan penguasaan nilai-nilai atau sikap
(afektif).
3. PENGALAMAN
Belajar adalah mengalami ; dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi anatar individu dengan
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Contoh lingkungan fisik ialah ; buku,
alat peraga, dan alam sekitar. Contoh lingkungan sosial, antara lain guru, siswa, pustakawan,
dan kepala sekolah.

B. PRINSIP BELAJAR

1. MOTIVASI
Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas. Bila motornya tidak ada, maka aktivitas
tidak akan terjadi, dan bila motornya lemah, aktivitas yang terjadi pun lemah pula.
Motivasi yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsic maupun
motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan langsung dengan
tujuan pembelajaran itu sendiri.
2. PERHATIAN
Perhatian erat sekali kaitannya dengan motivasi bahkan tidak dapat dipisahkan. Memunculkan
perhatian seseorang pada suatu objek dapat diakibatkan oleh dua hal. Pertama, orang itu
merasa bahwa objek tersebut mempunyai kaitan dengan dirinya; umpamanya dengan
kebutuhan, cita-cita, pengalaman, bakat, dan minat. Kedua, objek itu sendiri dipandang memiliki
sesuatu yang lain dari yang lain, atau yang lain dari yang sudah ada.
3. AKTIVITAS
Belajar itu sendiri adalah aktivitas, yaitu aktivitas mental dan emosional. Bila ada siswa yang
duduk di kelas pada saat pembelajaran berlangsung , akan tetapi mental emosionalnya tidak
terlibat aktif didalam situasi pembelajaran itu, pada hakikatnya siswa tersebut tidak ikut belajar.
Kegiatan mendengarkan penjelasan guru, sudah menunjukkan adanya aktivitas belajar. Akan
tetapi barangkali kadarnya perlu ditingkatkan dengan menggunakan metode-metode lain.
4. BALIKAN
Siswa perlu dengan segera mengetahui apakah yang ia lakukan di dalam proses pembelajaran
atau yang ia peroleh dari proses pembelajaran tersebut sudah benar atau belum. Untuk itu
siswa perlu sekali memperoleh balikan dengan segera,supaya ia tidak terlanjur berbuat
kesalahan yang dapat menimbulkan kegagalan belajar.
5. PERBEDAAN INDIVIDUAL
Individu merupan pribadi tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang lain. Guru hendaknya
mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan karakteristik mereka masing-masing.
Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa sangat diperlukan.

KEGIATAN BELAJAR 2

Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran

Pendekatan , strategi, metode, dan Teknik pembelajaran pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan. Ke
empat istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran.

Dalam implementasi kurikulum, pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena suatu pendekatan tertentu yang digunakan dalam
implementasi kurikulum membawa impllikasi terhadap penggunaan strategi, metode, dan Teknik
pembelajaran tertentu pula.

A. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Menurut Joni (1992/1993) pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan
atau objek kajian. Dapat juga dikemukakan bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara
memandang terhadap pembelajaran.
B. STRATEGI PEMBELAJARAN
Menurut Joni (1992/1993) strategi adalah ilmu atau kiat di dalam memanfaatkan segala sumber
yang dimiliki dan /atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Joni (1992/1993) mengemukakan bahwa yang menjadi ancuan utama dalam penentuan strategi
pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran.
C. METODE PEMBELAJARAN
Dalam Bahasa inggris , method berarti cara. Apabila kita kaitkan dengan pembelajaran, metode
adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa. Karena metode lebih
menekankan pada peran guru, istilah metode sering digandengkan dengan kata mengajar, yaitu
metode mengajar.
D. TEKNIK PEMBELAJARAN
Teknik pembelajaran mengacu pada ragam khas penerapan suatu metode sesuai dengan latar
penerapan tertentu, seperti kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan peralatan, kesiapan
siswa, dan sebagainya ( Joni, 1992/1993).
Dari Langkah-langkah atau Teknik pembelajaran, kita dapat mengetahui metode, strategi, dan
pendekatan yang digunakan dalam suatu proses pembelajaran.
Suatu pembelajaran menuntut pemanfaatan berbagai metode dan Teknik, baik pada tahap
perancangan maupun penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan pada saat pembelajaran sedang
berlangsung.

KEGIATAN BELAJAR 3

Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Strategi dan Pembelajaran

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran ialah tujuan
pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan materi pembelajaran, sarana, watu yang tersedia, siswa, dan
guru.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran menyangkut tiga kelompok perilau, yaitu pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
Gagne, Briggs, dan Wager (1992)mengelompokkan kemampuan-kemampuan sebagai hasil
kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap.
1. Keterampilan Intelektual
Keterampilan intelektual merupaan keterampilan pikiran, yang jika dihubungkan dengan
pendapat Bloom termasuk ranah kognitif. Keterampilan intelektual terbagi atas beberapa
tahapan berikut.
a. Diskriminasi-diskriminasi
Diskriminasi merupakan kemampuan membandingkan benda-benda secara fisik. Apakah
benda-benda yang diamati itu sama atau berbeda satu dengan yang lain.
b. Konsep-konsep konkret
Konsep konkret menunjukkan suatu sifat objek atau atribut objek (umpamnya; warna,
bentuk, ukuran). Kosep-konsep ini disebut konkret karena menyangkut objek yang
konkret (umpamnya; benda-benda yang ada di sekitar kita).
c. Konsep terdefinisi
Seseorang dikatakan telah memahami suatu konsep terdefinisi bila orang tersebut dapat
menjelaskan dengan dengan cara memberikan contoh atau mendemontrasikan atribut-
atribut objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan.
d. Aturan-aturan
Seseorang dikatakan telah dapat menggunakan aturan-aturan, apabila perilakunya atau
ia melakukan pekerjaan telah selesai dengan aturan perbuatan tersebut.
e. Aturan-aturan tingkat tinggi pemecahan masalah
Untuk memperoleh aturan-aturan tingkat tinggi, aturan-aturan yang mendasarinya
harus telah dikuasai terlebih dahulu, dan aturan tingkat tinggi tersebut ditemukan
ditemukan di dalam pemecahan masalah.

2. Strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan suatu proses kontrol, yaitu suatu proses internal yang
digunakan seseorang untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian,
belajar, mengingat, dan berpikir (Gagne, Briggs, dan Wager, 1992).

3. Informasi Verbal
Seorang anak dianggap telah menguasai informasi verbal apabila anak tersebut telah
mampu mengingat objek yang dilihat atau didengarnya. Informasi verbal diperoleh
seseorang melalui pendengaran (kata-kata yang diucapkan orang lain, radio, TV, dan
sejenisnya) dan melalui membaca.

4. Keterampilan Motorik
Yang dimaksud keterampilan-keterampilan motoric tidak hanya mencakup kegiatan-
kegiatan fisik, tetapi juga digabung dengan keterampilan -keterampilan psikis. Misaknya,
olahraga.

5. Sikap
Sikap yang dimiliki seseorang mempengaruhi pilihan tindakan orang tersebut terhadap
suatu objek, orang atau peristiwa.

B. BAHAN PELAJARAN
Setiap jenis tujuan pembelajaran menuntut proses pembentukan yang berbeda. Tujuan yang
bersifat penguasaan menuntut kegiatan pengkajian. Tujuan yang bersifat penguasaan
keterampilan menuntut kegiatan berlatih. Sementara itu, tujuan yang bersifat sikap dan nilai
menuntut kegiatan penghayatan terhadap sikap dan nilai yang diharapkan dikuasai.
C. SISWA
Yang perlu dipertimbangkan dari faktor siswa didalam memilih strategi pembelajaran, antara
lain ;
a. Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaan-perbedaan dari siswa lain;dan
b. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran.

D. GURU
Faktor guru yang akan mempengaruhi penggunaan strategi pembelajaran ialah kemampuan
menguasi bahan pelajaran dan kemampuan membelajarkan siswa.

E. SARANA (ALAT DAN SUMBER), WAKTU, DAN RUANGAN


Faktor fasilitas, ruang, dan waktu yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi
pembelajaran ialah:
a. Jumlah dan karakteristik alat pelajaran dan alat peraga
b. Jumlah dan karakteristik sumber pelajaran ( bahan cetakan dan lingkungan sekitar)
c. Ketersediaan ruangan yang dibutuhkan; serta
d. Jumlah waktu yang tersedia.

KEGIATAN BELAJAR 4

Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran

A. STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PROSES PENGOLAHAN PESAN


1. Strategi Pembelajaran Deduktif
Dalam strategi pembelajaran deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah mualai dari yang
umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan ke hal yang
khusus, yaitu penjelasan bagian-bagiannya, atau atribut-atributnya dengan menggunakan
berbagai ilustrasi atau contoh. Strategi pembelajaran deduktif antara lain dapat digunakan
pada pelajaran mengenai konsep terdefinisi.

2. Strategi Pemebelajaran Induktif


Dalam strategi pembelajaran induktif, pesan atau materi pelajaran diolah menjadi dari yang
khusus, bagian atau atribut, menuju ke yang umum, yaitu generalisasi atau rumusan konsep
atau aturan.

B. STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PIHAK PENGGOLAH PESAN


1. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Jika yang mengolah pesan atau materi pelajaran itu guru, maka strategi pembelajaran yang
digunakan ialah ekspositori. Dengan strategi ekspositori, guru yang mencari materi pelajaran
yang akan diajarkan dari berbagai sumber, kemudian guru mengolahkannya serta membuat
rangkuman dan mungkin membuat bagan. Di depan siswa, guru menjelaskan dan siswa
tinggal menerimanya kemudian mencatatnya.

2. Strategi Pembelajaran Heuristik


Dengan menggunakan strategi pembelajaran ini, yang mencari dan mengolah pesan ( materi
pelajaran) ialah siswa. Guru berperan sebagai fasiliator dan pembimbing kegiatan belajar
siswa. Jadi, di sini yang lebih aktif ialah siswa itu sendiri. Dengan strategi pembelajaran
heuristic , guru tidak berada di depan dan menarik siswa untuk mengikutinya, tetapi siswa
disuruh berada di depan, guru mengarahkan, memberi dorongan, membantu siswa bila
mengalami kesulitan.

C. STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGATURAN GURU


Di lihat dari sisi pengaturan guru, dikenal dua jenis strategi pembelajaran, yaitu strategi
pembelajaran seorang guru dan beregu ( team teaching)
a. Pengaturan seorang guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa.
b. Strategi pembelajaran beregu ( team teaching). Dengan pembelajaran beregu , dua orang
atau lebih guru mengajar sejumlah siswa. Pembelajaran beregu dapat digunakan di dalam
mengajarkan salah satu mata pelajaran atau sejumalah mata pelajaran yang terpusat
kepada suatu topik tertentu.

D. DITINJAU DARI PERTIMBANGAN JUMLAH SISWA


a. Strategi klasikal.
b. Strategi kelompok kecil.
c. Strategi individual.

E. STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN INTERAKSI GURU DENGAN SISWA


a. Strategi pembelajaran tatap muka yang baik yaitu menggunakan alat peraga.
b. Starategi pembelajaran melalui media, guru dan siswa tidak langsung bertatap muka,tetapi
melalui media. Siswa berdialog dengan media sebagai wakil guru.

MODUL 2

PEMEBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

KEGIATAN BELAJAR 1

PENEGERTIAN BELAJAR
Belajar merupakan suatu proses yang harus ditempuh oleh siswa, tetapi esensi dan hakikatnya harus
dipahami oleh guru agar dalam pelaksanaannya guru dapat mengelola dan membimbing proses
pembelajaran sesuai dengan kaidah-kaidah belajar yang efektif. Di samping itu, guru akan dapat
menciptakan kondisi dan suasana belajar yang optimal dalam rangka mendukung proses guna mencapai
hasil belajar yang diharapkan. Oleh karena itu, guru perlu belajar memahami hakikat belajar, factor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan ciri-ciri perubahan yang disebabkan oleh belajar.

A. PENGERTIAN BELAJAR
Menurut definisi lama, yang dimaksud dengan belajar adalah menambah dan mengumpulkan
pengetahuan. Yang diutamakan dalam definisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-
banyaknya untuk menjadi cerdas atau membentuk intelektual, sedangkan sikap dan
keterampilan diabaikan.
Menurut Ernest R.Hilgard(1948), belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang
diperoleh melalui Latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan
yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif.
Pendapat lain mengemukakan bahwa belajar adalah proses pengalaman artinya belajar itu
suatu proses interaksi anatar individu dengan lingkungannya. Dalam interaksi tersebut terjadi
proses mental, intelektual, dan emosional yang pada akhirnya menjadi suatu sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang kompleks, berlangsung secara
terus menerus, dan melibatkan berbagai lingkungan yang dibutuhkannya.

B. HAKIKAT BELAJAR
Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses
melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan Latihan.
Dalam peristiwa belajar semua aspek dalam diri siswa sebagai individu seperti intelektual,
sosial-emosional, fisik harus terlibat secara utuhsehingga pengembangan potensi, bakat, dan
minat siswa dapat terjadi secara maksimal.
Belajar akan terjadi apabila terjadi proses interaksi dengan lingkungan. Lingkungan yang
dimaksud adalah narasumber, teman,guru, situasi dan kondisi nyata, lingkungan alam,
lingkungan buatan dan lain-lain yang dapat dijadikan sumber belajar siswa. Dalam hal inilah
peranana guru sebagai fasiliator dan pembimbing harus dapat berfungsi secara optimal.
Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu;
1.learning to know artinya belajar untuk mengetahui.
2.learning to do artinya belajar untuk berbuat.
c.learning to live together artinya belajar untuk hidup Bersama.
d.learning to be artinya belajar untuk menjadi.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR


1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar di antaranya adalah
kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan Kesehatan, serta
kebiasaan siswa.
2. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya adalah lingkungan
fisk dan nonfisik ( termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang, gembira,
menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah, guru,
pelaksanaan pembelajaran.

KEGIATAN BELAJAR 2

KARAKTERISTIK PROSES BELAJAR DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

Teori belajar yang dianut guru dalam implementasi prose belajar, akan mempengaruhi bahan yang
dipelajari, proses yang dilaksanakan dan hasil yang diinginkan. Proses belajar sangat dipengaruhi oleh
pendekatan atau strategi belajar yang digunakan dalam kurikulum saat ini adalah proses pembelajaran
yang dituntut dalam kurikulum saat ini adalah proses pembelajaran yang dapat mengoptimalkan seluruh
aktivitas siswa berdasarkan potensi yang dimilikinya.

Teori belajar disiplin mental menganut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah daya mental seperti
daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat, berpikir dan sebagainya yang dapat dilatih dan
didisiplinkan. Belajar itu sendiri merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
individu.

Teori belajar asosiasi berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang menekankan pola perilaku baru
yang diulang-ulang sehingga menjadi aktivitas yang otomatis. Dalam teori ini belajar lebih
mengutamakan stimulus-respons yang membentuk kemampuan siswa secara spesifik dan terkontrol.
Hukuman (punishment) dan ganjaran (reward) merupakan penguatan (reinforcement) yang dipakai.
Pelopor aliran ini diantaranya Edward L. Thorndike. Ia mengemukakan 3 hukum belajar, 1) hukum
kesiapan ( law of readiness) 2) hukum Latihan atau pengualangan (law of exercise or repetition) dan 3)
hukum akibat (law of effect).

Proses belajar aliran asosiasi dalam penerapannya memerlukan pengkondisian yang mendalam dari
guru, di antaranya; 1) proses belajar harus dipersiapkan secara sistematis dan terarah berdasarkan
tujuan yang jelas dan teratur, 2) strategi belajar dipersiapkan lebih teliti, 3) dalam proses belajar selalu
menuntut pujian dan ganjaran, 4) proses pembelajaran selalu diawali dengan stimulus-stimulus dan 5)
aspek siswa ( psikologis maupun intelektual) kurang diperhatikan.

Menurut teori Gestalt belajar adalah mengubah pemahamn siswa. Perubahan ini akan terjadi apabila
siswa menggunakan lingkungan. Belajar dalah suatu proses yang bertujuan eksploratif, imajinatif, dan
kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi dan berpikir tinggi. M
enurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Pembelajaran selalu diberikan dalam
bentuk problematic atau masalah actual dan nyata yang sedang terjadi saat ini mampu saat yang akan
datang.

Dalam kegiatan pembelajaran harus diperhatikan fase perkembangan siswa seperti perkembangan
fisik-motorik, kognitif, moral, Bahasa, sosial, dan perkembangan ekspresif.
Ada beberapa tife belajar yang dikemukakan Gagne;

1. Signal learning ( belajar melalui isyarat)


2. Stimulus-respons learning ( belajar melalui rangsangan tindak balas)
3. Chaining learning ( belajar melalui perangkaian)
4. Verbal association learning ( belajar melalui perkaitan verbal)
5. Concept learning ( belajar melalui konsep)
6. Discrimination learning ( belajar melalui membeda-bedakan)
7. Rule learning ( belajar melalui aturan aturan)
8. Problem solving learning ( belajar melalui pemecahan masalah)

Aspek-aspek intelegensi tersebut dapat ditumbuhkembangkan pada setiap siswa. Dikenal 7 jenis
intelegensi dalam kehidupan sehari-hari. Intelegensi itu tidak berfungsi sendiri2 tetapi setiap
individu memiliki campuran yang unik dari ketujuh intelegensi tersebut. Aspek-aspek intelegensi
tersebut adalah intelegensi linguistic, logis-matematis, special, music, fisik-kinestetik,
intrapribadi, dan interpribadi.

KEGIATAN BELAJAR 3

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI SD

A. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI KELAS RENDAH


Esensi proses pembelajaran di kelas rendah adalah pembelajaran konkret yaitu suatu
pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan siswa yang
berkenan dengan fakta dan kejadian di sekitar lingkungan siswa. Pembelajaran ini dilaksanakan
berdasarkan recana pelajaran(silabus) yang telah dikembangkan oleh guru. Pembelajaran
konkret lebih sesuai bila diberikan pada siswa di kelas rendah (kelas1, 2, dan 3) sekolah dasar.
Kondisi harus diupayakan oleh guru sehingga kemampuan siswa, bahan ajar, protes belajar, dan
system penilaian sesuai dengan taraf perkembangan siswa.
Karakteristik lain yang harus dipahami dalam pembelajaran di kelas rendah yaitu proses
belajar harus dikembangkan secara interaktif. Dalam hal ini guru memegang peranan penting
dalam menciptakan stimulus-respons pembelajaran. Sementara itu, karakteristik aktivitas siswa
di kelas rendah sekolah dasar masih relative kurang terfokus dalam konsentrasi, kecepatan
belajar, dan aktivitas belajar shingga hal ini memrlukan kegigihan guru untuk mengupayakan
pembelajaran kea rah proses belajar yang efektif.
Dalam kurikulum Sd tahun 2004 dianjurkan di kelas 1 dan 2 sekoalh dasar agar siswa
melakukan kegiatan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik meruapakan strategi
pembelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa yang melibatkan
bebrapa mata pelajaran.
B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI KELAS TINGGI
Esensi proses pembelajaran kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6) sekolah dasar adalah suatu
pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan konsep, dan
generalisasi hingga penerapannya (menyelesaikan soal, menggabungkan, menghubungkan,
memisahkan, Menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi).
Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar dikelas tinggi sekolah
dasar, di antaranya; tanya-jawab, Latihan atau masalah, dan diskaveri. Dikelas tinggi, siswa
dapat dibimbing dengan menggunakan pembelajaran konstruktivis, artinya siswa dibimbing
untuk mencari, menemukan, menggolongkan, Menyusun, melakukan, mengkaji dan
menyimpulkan sendiri atau berkelompok tentang substansi yang dipelajarinya. Menurut piaget
siswa kelas 6 sd yang mencapai usia 11 tahun, masuk dalam fase perkembangan operasional
formal, artinya suatu perkembangan kognitif yang menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki
kemampuan berpikir tinggi atau berpikir ilmiah. Dengan demikian pada kelas 6 bahkan mulai
dari kelas 5 pembelajarannya harus menggunakan beberapa pendekatan ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai