PEMERIKSAAN FISIK
GANGGUAN
SISTEM PERSYARAFAN
TANDA VITAL
Pada cedera medula spinalis trias klasik
hipotensi, bradikardia, hipotermia (hilangya fungsi
sistem saraf simpatis)
Perubahan TTV dapat menyertai tahap akhir
peningkatan TIK
Respons Cushing peningkatan TD Sistolik,
tekanan andi meningkat, bradikardia
Frekuensi dan irama pernapasan terganggu
peningkatan TIK di batang otak
STATUS MENTAL
Pemeriksaan terhadap ;
Tingkat kesadaran
Orientasi
Memori
Suasana hati dan afek
Perfoma intelektual
Pengambilan keputusan dan daya tilik diri
Bahasa dan komunikasi
Tingkat kesadaran
Perfoma intelektual
– Sumber pengetahuan
– Kemampuan berhitung
Mintaklien mengidentifikasi orang yang
dikenal, tempat, atau peristiwa tertentu
Pengambilan keputusan dan daya
tilik diri
Termasuk
– Penalaran
– Pemikiran abstrak
– Memecahkan masalah
– Persepsi terhadap situasi
Dengarkan bagaimana klien menjawab pertanyaan
Dapat berkonsentrasi, tetap fokus, atau mudah
mengalami distraksi
Bahasa dan Komunikasi
Afasia motorik, lesi di area Broca, klien tidak mampu
menyatakan pikiran dengan kata-kata, namun mengerti bahasa
verbal dan visual serta dapat melaksanakan sesuatu sesuai
perintah.
Afasia sensorik / perseptif, lesi pada area Wernicke, ditandai
dengan hilangnya kemampuan untuk mengerti bahasa verbal dan
visual tapi memiliki kemampuan secara aktif mengucapkan kata-
kata dan menuliskannya. Apa yang diucapkan dan ditulis tidal
mempunyai arti apa-apa.
Disatria gangguan pengucapan kata-kata secara jelas dan
tegas karena lesi pada upper motor neuron (UMN) lateral bersifat
ringan dan lesi UMN bilateral bersifat berat
Inspeksi
Kepala; ukuran, bentuk, kontur dan kesimetrisan
Temuan
– ekimosis sekitar mata atau telinga
– Ekimosis periorbital
– Ekimosis prosesus mastoideus belakang telinga (tanda
Battle)
– Cairan dari telinga (darah, CSS, atau keduanya)
– Keluar cairan serebrospinal dari lubang hidung
– Lipan kulit, lipoma, bercak berambut
Palpasi
Persiapan :
– Pasien hrs sadar & kooperatif
– Bahan :kopi,teh,tembakau,jeruk
pepperminth,kamper,aq.rosarum
Pemeriksaan :
1. Inspeksi
Periksakedua lubang hidung
yakinkan jalan pernafasan & mukosa baik
2. Inspeksi
– Pasien diberitahu bahwa daya
penciumannya hendak diperiksa.
Pemeriksaan
– Menggunakan kartu test istihara dan stiling / benang
wol berwarna.
– Pasien membaca angka berwarna dlm kartu istihara
atau stiling
– Mengambil wol yang berwarna sesuai perintah.
Interpretasi
– Normal
– Buta Warna
Pemeriksaan & Interpretasi
medan pengelihatan
Interpretasi
– Normal : simetris kanan-kiri
– Kelainan : Celah kelopak mata menyempit
Ptosis, Enoftalmus & blefarospasmus
– Kelainan : Celah kelopak mata melebar
Eksoftalmus & proptosis
2. Pemeriksaan gerakan bola mata
Kelainan :
– Tanda parinaud (+) (paralisis lirikan ketas)
– Stabismus
– Gerakan okulogirik
– Diplopia
– Gangguan gerakan bola mata kesamping
– Gangguan gerakan bola mata adduksi, kebawah
3.Pemeriksaan & Interpretasi
Pupil-Reaksi pupil
Pemeriksaan :
Observasi bentuk, ukuran pupil & posisi pupil
Perbandingan pupil kanan dan kiri
Pemeriksaan reflek pupil
Interpretasi
Normal :
– Bentuk pupil : bulat reguler
– Ukuran pupil : 2 mm – 5 mm
– Posisi pupil : ditengah-tengah
– Isokor
– Reflek cahaya langsung (+)
– Reflek cahaya konsensuil (+)
– Reflek akomodasi/konvergensi (+)
Kelainan :
– Pintpoin pupil
– Bentuk ireguler
– Anisokor dengan kelainan reflek cahaya
Saraf Kranial V (Trigeminus)
Pemeriksaan:
1. Fungsi motorik N. Trigeminus
– Pasien menggigit giginya sekuat-kuatnya,
– palpasi m.maseter & temporalis
– Pasien membuka mulutnya, perhatikan deviasi
rahang bawah (m.pterigoideus lateralis)
– Tongue spatel digigit bergantian, bandingkan
bekas gigitan( M.Pterigoideus Medialis)
Normal:
– Kontraksi m.masseter & m.temporalis simetris
– Rahang bawah berada ditengah tengah
Interpretasi :
Normal : gangguan sensibilitas(-)
Kelainan :
– Analgesi : tidak merasakan rangsang nyeri
– Termanestesi : tidak merasakan rangsangan
suhu
– Anestesi : tidak merasakan rangsangan raba
Saraf Kranial VII (Fasialis)
Pemeriksaan:
1. Pemeriksaan & Interpretasi fungsi motorik
a. Observasi otot wajah dlm keadaan istirahat
b.Observasi otot wajah saat digerakkan
2.Pemeriksaan fungsi Pengecapan
Persiapan :
– larutan garam (rasa asin), gula (rasa manis), kinine
(rasa pahit), cuka (rasa asam)
Pemeriksaan:
– Mintalah ps/ utk menjulurkan lidahnya
– Bersihkan lidah sblm pemeriksaan
– Berilah rangsangan pd indera pengecapnya 2/3
bg.depan
Interpretasi :
Ageusia Pargeusia
Hipoageusia Hemiageusia
3. Pemeriksaan fungsi parasimpatis
Pemeriksaan :
Interpretasi :
– Normal : Lakrimasi dan sekresi glandula
submasilaris dan sublingualis baik
– Kelainan : Hiperlakrimasi dan Hiposekresi
gl.submaxilaris dan sublingualis
Saraf Kranial VIII (Kokhlearis dan N.
Vestibularis)
A. Kokhelaris ( Akustikus)
1.Suara Bisik
2.Uji garputala
a. Rinne
Interpretasi :
Rinne (+)
Rinne (-)
b. Schwabach
− Getarkan garputala,tempelkan pd proc.mastoideus penderita
− Jika suara garputala tdk di dengar lg oleh penderita,pindahkan
ke proc.mastoideus pemeriksa.
Interpretasi :
– Schwabach normal
– Schwabach memendek
3. Weber
Pemeriksaan :
– Getarkan garputala dan tempatkan diatas calvaria
penderita.
Interpretasi :
– Bing + : lateralisasi ke telinga yg disumbat
– Bing - : tidak ada lateralisasi
Saraf Kranial IX dan X
(Glosofaringeus & Vagus)
Interpretasi :
– Normal
– Ggn fonasi suara “sangau”
Interpretasi :
– Ageusia Hipoageusia
– Parageusia Hemiageusia
Saraf Kranial XI (Aksesorius)
Interpretasi :
– Normal : ada kontraksi otot
– Kelainan : tidak ada kontkaksi otot
Saraf Kranial XII (Hipoglosus)
Pemeriksaan:
– Inspeksi lidah saat istirahat
– Inspeksi lidah saat dijulurkan
– Pemeriksaan artikulasi kata “ ular loreng lari, lurus
dilorong”
Interpretasi :
– Normal : tidak ada deviasi
– Kelainan : ada deviasi +
2. Pemeriksaan Fungsi M.Trapezius
– Saat Istirahat
– Saat bahu digerakkan
Interpretasi :
– Normal : simetris
– Kelainan :
Asimetris
kelemahan pd bahu yg sakit
SISTEM MOTORIK
Ataksia
Tremor intensional (tremor saat mendekati objek)
Nistagmus
Dismetria okular (ketidakmampuan melitik mata
pada objek)
Disdiadokokinesis (menahan satu impuls motorik
dan menggantikan pada sisi yang berlawanan)
Gaya berjalan dan sikap tubuh
– Dengan meminta pasien berdiri tegak, berjalan,
dan berjalan tandem
Gerakan
– Fasikulasi reaksi involunter pada saat sedang
istirahat (motorik halus)
– Gerakan motorik kasar akinesis, atetosis,
balismus, bradikinesia, distonia, mioklonus,
spasme, tiks, tromor
– Nyeri, kontraktur sendi, tahanan otot
– Ketidakmampuan melakukan gerakan yang
diperintahkan walaupun tidak terdapat kelemahan
atau paralisis apraksia
Pemerikasaan motorik pasien yang tidak sadar
dengan stimulus nyeri dan respon motorik GCS
– Respon yang normal adalah kontraksi otot triceps, sedikit meningkat bila
ekstensi ringan dan hyperaktif bila ekstensi siku tersebut menyebar keatas
sampai otot-otot bahu atau mungkin ada klonus yang sementara.
Refleks achilles
– Posisi kaki adalah dorsofleksi, untuk memudahkan pemeriksaan refleks ini kaki
yang diperiksa bisa diletakkan / disilangkan diatas tungkai bawah kontralateral.
– Tendon achilles dipukul dengan refleks hammer, respon normal berupa gerakan
plantar fleksi kaki.
Refleks abdominal
– Dilakukan dengan menggores abdomen diatas dan
dibawah umbilikus. Kalau digores seperti itu,
Kaku kuduk
– Bila leher ditekuk secara pasif terdapat tahanan,
sehingga dagu tidak dapat menempel pada dada
kaku kuduk positif (+).
Tanda Brudzinski I
– Letakkan satu tangan pemeriksa dibawah kepala klien
dan tangan lain didada klien untuk mencegah badan tidak
terangkat.
– Kemudian kepala klien difleksikan kedada secara pasif.
Brudzinski I positif (+) bila kedua tungkai bawah akan
fleksi pada sendi panggul dan sendi lutut.
Tanda Brudzinski II
– Tanda Brudzinski II positif (+) bila fleksi tungkai klien pada
sendi panggul secara pasif akan diikuti oleh fleksi tungkai
lainnya pada sendi panggul dan lutut.
Tanda Kernig
– Fleksi tungkai atas tegak lurus, lalu dicoba meluruskan tungkai
bawah pada sendi lutut. Normal, bila tungkai bawah
membentuk sudut 1350 terhadap tungkai atas.
– Kernig + bila ekstensi lutut pasif akan menyebabkan rasa sakit
terhadap hambatan.
Test Laseque
– Fleksi sendi paha dengan sendi lutut yang lurus akan
menimbulkan nyeri sepanjang m. ischiadicus.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Lumbal Pungsi
Angiografi
Elekto Encephalografi
Elektromiografi
Radiologi tengkorak dan tulang belakang
Computerized Axial Tomografi Scan (CT Scan)
Otak
Magnetic Resonance Imaging