Anda di halaman 1dari 83

PEMERIKSAAN FUNGSI

MENTAL
Neurobehavior
Dr.Moch. Bahrudin,SpS

Neurobehavior:
Cabang ilmu yang mempelajari hubungan

fungsi otak dengan perilaku.


Bagaimana otak berfungsi melalui berbagai
mekanisme untuk menunjang fungsi keseharian

Dimensi behavior mencakup masalah:


Kognitif/intelektual.
Emosi
Fungsi eksekutif

PEMERIKSAAN NEUROBEHAVIOR
TUJUAN:
Menegakan diagnosa
Menentukan penatalaksanaan dan perencanaan

perawatan
Mengevaluasi hasil pengobatan
Memberikan informasi sehubungan dengan aspek
hukum
Evaluasi hasil penelitian
Pemeriksaan mungkin mempunyai berbagai tujuan

TUJUAN PEMERIKSAAN
NEUROBEHAVIOR PADA FIT AND
PROPER
TEST jasmani (termasuk otak) dan
Menilai kesehatan
rohani

Menilai kemampuan dalam proses belajar dan

menyelesaikan masalah berdasarkan


kemampuan intelektualnya yang dilandasi oleh
keutuhan fungsi kognisinya.

Pemeriksaan status mental


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Berurutan

Pemeriksaan tingkat kesadaran


Atensi dan Konsentrasi
Orientasi
Pemeriksaan fungsi bahasa
Pemeriksaan memori
Praksis
Gnosis (pengenalan obyek)

PEMERIKSAAN TINGKAT KESADARAN

Tingkat kesadaran
GCS (Glasgow Coma Scale)

ATENSI:
Kemampuan pasien untuk mempertahankan

atensi pada stimulus spesifik tanpa mengalami


distraksi oleh stimulus lingkungan.
Mampu mengabaikan stimulasi yang tidak
relevan.
Sebelum melakukan pemeriksaan
neurobehavior yang lebih kompleks harus
dipastikan adanya kemampuan dalam
mempertahankan atensi.

ASPEK ATENSI:
Atensi selektif:.
Kemampuan untuk menseleksi stimulus
Mempertahankan atensi atau kesiagaan:
:Kemampuan mempertahankan atensi dalam waktu tertentu.
Atensi terbagi:
Kemampuan untuk bereaksi terhadap berbagai stimulus
dalam satu waktu
Atensi alternatif:
Mampu beralih dari satu situasi kesituasi lain.
Gangguan atensi dan konsentrasi menjadi masalah yang

berhubungan dengan kerusakan otak.

Kesiagaan:
Kemampuan mempertahankan atensi dalam

kurun waktu tertentu.


Situasi klinis yang mempengaruhi:.
Pasien yang secara klinis mengalami gangguan
mempertahankan atensi..
Inatensi spesifik terhadap stimulus pada sisi
tubuh yang berlawanan dengan sisi lesi otak

DIGIT REPETITION:
Pasien mampu memperhatikan stimulus verbal

dan mengulangi dalam waktu tertentu.


Atensi (Forward digit span)

Instruksi:
Saya akan menyebutkan beberapa angka.
Dengar baik-baik, ketika saya selesai, sebutkan
kembali angka-angka itu secara berurutan dan
benar.

Digit repetition:
Catatan:
Bacakan angka-angka dalam nada suara normal
dengan kecepatan 1 angka perdetik. Jangan
mengelompokan angka-angka.
Penilaian:
Subjek normal dapat mengulang 5-7 angka.
Kurang dari 5 digit pada subjek tanpa retardasi
mental tanpa afasia indikasi adanya gangguan
atensi

DIGIT REPETITION
FOREWARD:
Trial I
3-7

Trial 2
92

6-29

--------

3-75

--------

5-5-17

--------

8-3-96

--------

3-6-9-25

--------

6-9-4-71

--------

9 - 1 - 8 - 4 - 2- 7

-------- 6 - 3 - 5 - 4 8 - 2

--------

1 - 2 - 8 - 5 -3 - 4- 6

-------- 2 - 8 - 1 - 4 -9 7 5

--------

3 - 8 - 2 - 9 - 5 -1 -7 -4

-------- 5 - 9 - 1 - 8 - 2 6 -4 -7

--------

Backward Digit Span :


Instruksi:
Saya akan menyebutkan beberapa angka.
dengar baik-baik,
ketika saya selesai, sebutkan kembali angkaangka itu secara berurutan dan benar dari
belakang.

Catatan:
Bacakan angka-angka dalam nada suara normal
dengan kecepatan 1 angka perdetik. Mulai dari
dua digit sampai subjek gagal mengulang.

Penilaian:
Subjek normal dapat mengulang 4 angka. Kurang
dari 4 digit pada subjek tanpa retardasi mental
tanpa afasia indikasi adanya gangguan atensi

Trial 1
Trial II
36
--------74
---------685
--------318
---------8 4 - 1- 6
--------5241
---------468-52
--------81637
---------7 1 8 3 - 6 -2
--------3 8 1- 7 5 4
---------1 5 2 7 4 3 8
--------6 - 7 4 3 1 5 2
----------Dapat mengulang sampai .digit (maksimalnya)

ORIENTASI
Pemeriksaan orientasi

memori jangka pendek

pemeriksaan orientasi meliputi :


1. Orientasi tempat
2. Orientasi waktu
3. Orientasi orang
Kesalahan dalam orientasi mencerminkan memori
jangka pendek juga terganggu

AFASIA

Kemampuan berbahasa

6 Modalitas
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bicara spontan
Komprehensi
Penamaan
Repetisi (Pengulangan)
Membaca
Menulis

Pengertian Afasia
Gangguan berbahasa (produksi

dan/atau pemahaman bahasa)


Bahasa merupakan
Instrumen dasar komunikasi
Dasar kemampuan kognitif

Anatomi & Fisiologi

The major language centers of the


brain. The motor and sensory
areas are presented as
landmarks. Interconnecting
functional pathways are indicated
by letters: A) The connection
between Wernicke's and Broca's
areas, mediating expression of
language utterances in speech; B)
The connection between Broca's
area and the primary motor area;
C) Connection between primary
auditory perception and
Wernicke's area; D) Connection
between vision and Wernicke's
area, mediating reading ability; E)
Connection between
somatosensory perception
(tactile, pain, cold/hot, position
sense) and Wernicke's area, this
would mediate language
comprehension by tracing letters
on the skin or reading braille.

Kaitan anatomi :
Area bahasa posterior = area
kortikal, bertugas memahami
bahasa lisan = AREA WERNICKE
Area bahasa bagian frontal =
produksi bahasa = AREA BROCA
(area brodmann 44)

APHASIA = Gangguan
BERBAHASA
I. Comprehension Language = Pemahaman
1. Bahasa Verbal / Oral Verbal
Comprehension
2. Bahasa Tulis
Reading Comprehension
- Afasia Sensoris
- Afasia Acoustic / Aferen
- Afasia Syntaktik
- Afasia Wernicke
II. Language Expression / Production
1. Oral / Verbal expression Bahasa VERBAL
2. Written expression
Bahasa TULIS
- Afasia Motorik
- Afasia Verbal
- Afasia Eferen
- Afasia Broca

Klasifikasi Afasia
Menurut manifestasi klinisnya :
Afasia yg lancar (bicara lancar, artikulasi baik, irama
baik, namun isi bicara tdk bermakna & tanpa isi),
parafasia (kata sering salah)
Afasia Reseptif/sensorik (Wernicke)
Afasia Konduksi
Afasia amnesik (anomik)
Afasia transkortikal
Afasia yg tdk lancar (bicara terbatas, artikulasi buruk)
Afasia ekspresif/motorik
Afasia global

Menurut lesi anatomiknya


Sindrom afasia peri - silvian
Afasia Broca (ekspresif)
Afasia wernicke (reseptif)
Afasia konduksi
Sindrom afasia daerah perbatasan (border
zone)
Afasia transkortikal motorik
Afasia transkortikal sensorik
Afasia transkortikal campuran
Sindrom afasia subkortikal
Afasia talamik
afasia striatal
Sindrom afasia non - lokalisasi
Afasia anomik
Afasia global

KLASIFIKASI AFASIA BOSTON


(Goodglass + Kaplan, 1972)

Sind. Peri Sylvian

Diluar Sylvian

Menirukan jelek

Menirukan baik

I. Afasia Broca 44
II. Afasia Wernicke 22
III. Afasia Konduksi
Sub Kortek
IV. Afasia Global
Peri sylvii

I. Af.Transkortikal Motor
II. Af. Transkortikal
Sensoris
III. Af.Transkortikal Camp
IV. Af. Anomik

Sind. Lain-2

1.
2.
3.
4.

Tuli kata 21
Bisu Kata
Buta Kata
Sind. Dis Kolasal

Kelancaran

Pemahaman

Baik

Pengulangan
Baik

Anomik

Buruk

Konduksi

Lancar
Baik
Buruk
Buruk
Baik
Baik
Tak Lancar

Jenis

Transkortikal
sensorik
Wernicke
Transkortikal
Motorik

Buruk

Broca

Baik

Transkortikal
camp

Buruk

Global

Buruk

Pemeriksaan Sistem
Bahasa
Perhatikan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

berbicara spontan
komprehensi (pemahaman)
repetisi (mengulang)
menamai (naming)
membaca
menulis

sisi otak mana yg dominan (kidal atau tdk)

1. Bicara Spontan / Internal


Lancar / Tidak Mutisme
Fluen/ non fluen
Telegrapik
2. Pemahaman Perintah Parafasia
Perintah motorik sederhana komplek
Soal/ pernyataan Ya / Tidak ,
Suruh menunjuk Gb, benda, warna
3. Menirukan ucapan
Menirukan kata, kalimat
4. Menamakan (Naming)
Benda, gambar, Huruf .., warna
5. Membaca
Huruf, kata, kalimat, paragraf
6. Menulis
Huruf, kata, kalimat
Perintah / Dikte

Px yg AFASIA selalu AGRAFIA, dan

sering ALEKSIA pemeriksaan


baca & tulis bisa dipersingkat

Px yg tdk afasia pemeriksaan

baca - tulis harus dilakukan


sepenuhnya (karena dpt terjadi
terpisah, tanpa afasia)

Verbal fluency
Dapat mendeteksi :
Kelainan lobus frontal
Mental inflexibility seperti pada

Parkinson.
Gangguan memori

VERBAL FLUENCY
Verbal fluency meliputi kelancaran dalam :
Wicara (speech)
Membaca (reading)
Menulis (writing)

Kelancaran wicara
Mengukur kuantitas produksi kata dalam kurun
waktu tertentu.

VERBAL FLUENCY
Set test :

Responden diminta untuk menyebut katagori


nama binatang, buah, warna dan kota masing
masing dalam 1 menit.
Normal bila dapat menyebutkan >18 4,8 kata
untuk tiap katagori.

VERBAL FLUENCY
COWA (Controlled Oral Word Association)
test Responden diminta untuk menyebut kata
dengan huruf awal F/N-A-S masing masing
dalam 1 menit.
Normal bila dapat menyebutkan > 18
4,8 kata untuk tiap katagori.

BOSTON NAMING TEST


(BNT):
Tujuan pemeriksaan:
Menilai kemampuan penamaan.
Deskripsi:
Untuk mengetahui adanya kesulitan dalam
penamaan dari objek yang sering sampai yang
jarang ditemukan,Pasien disnomia akan kesulitan
dalam penamaam objek yang jarang.
BNT sebagai bagian dari CERAD ,teridiri dari 15
kata yang tersusun berdasarkan tingkat
kesulitannya, pada demensia test ini effektif untuk
mengidentifikasi adanya dan beratnya deteriosasi.

Boston Naming Test


Stimulus

Respon
Nilai 1 jika
benar

Pancingan katagori
(Nilai 1 jika benar)

Pohon

Tumbuh diluar rumah

Sikat gigi

Digunakan di mulut

Pensil

Untuk menulis

Bunga

Tumbuh di kebun

Rumah

Sejenis bangunan

Harmonika

Alat musik

Gunung berapi

Sejenis gunung

Topeng

Bagian dari kostum

Unta

Binatang

Domino

Mainan

Penjapit es

Sejenis peralatan makan

Ayunan

Alat untuk berbaring

Corong

Untuk menuangkan cairan

Piramid

Ditemukan di Mesir

Stetoskop

Dipakai oleh dokter

Pancingan
fonemik (nilai
0 walau benar)

Boston Naming Test (15)


Subjek normal 60-75 tahun rata-rata 14,6 + 0,6
Demensia ringan 11,8 + 2.7

MEMORI
status mental yang memungkinkan seseorang
menyimpan informasi untuk dipanggil
kembali dikemudian hari.

Hasil tes memori


Gangguan organik
Faktor psikiatrik (depresi dan anxietas)

Proses Memori
Informasi diterima oleh modalitas sensorik khusus disimpan
Sebentar dimemori jangka pendek (memori kerja).
Menyimpan dan mempertahan kan informasi dalam bentuk
Yang lebih permanen (memori jangka panjang ).
Proses penyimpanan ini dapat ditingkatkan melalui
Pengulangan (repetisi), penyimpanan merupakan proses aktif
Yang membutuhkan upaya melalui praktek dan latihan.
Langkah akhir pada proses memori adalah memanggil kembali
(recal) menjumput (retrival) informasi yang telah disimpan.

Pembagian Memori :
Memori Segera
Memori segera atau pemanggilan segera merupakan pemanggilan setelah rentang waktu
beberapa detik, seperti pada pengulangan deretan angka.

Memori baru/ janka pendek ( rescent memori)


kemampuan untuk mengingat materi yang baru dan menjumput materi tersebut setelah
interval beberapa menit , jam atau hari.

Memori Rimot ( jangka panjang)


Kemampuan mengumpulkan fakta atau kejadian yag terjadi bertahun tahun sebelumnya,
seperti nama guru atau nama teman waktu kecil dulu.

Amnesia
Kelainan pada fungsi memori

Amnesia antegrade
ketidak mampuan memepelajari materi baru setealah jejas otak

Amnesia retrograd
amnesia terhadap kejadian sebelum terjadinya jejas pada otak.

Amnesia psikogenik
pasien memblok suatu kurun waktu. pasien ini tidak menunjukkan defisit memori
baru, ia dapat mempelajari aitem baru sewaktu periode amnesia dan setelah
periode amnesia berlalu

Pemeriksaan
Pada pemeriksaan memori tiap aspek pemerikasaan memori harus diteliti yaitu memori
segera, memori jangka pendek \ memori baru dan memori rimot.

Pemeriksaan memori segera ( immediate recall)


Dilakukan dengan cara mengulang angka.
Cara pemeriksaan :
penderita diberitahu untuk menyebutkan angka yang telah pemeriksa sebutkan. Mulamula dengan menyebutkan dua angka, tiga angka, dan seterusnya.
contoh aitem tes
: 4-7; 3-6-8; 1-3-7-3; 2-5-3-6-7; 2-7-4-7-8; 1-5-7-4-8-4-1 dst
Skor orang dengan intelegensi rata-rata dapat dengan akurat mengulangi 5 sampai 7
angka tanpa kesulitan.

Pemeriksaan memori baru ( rescent memori )


1. Memori verbal
2. Memori visual.

Memori verbal
Cara pemeriksaan :
Pemeriksa memeriksa orientasi penderita dengan
menanyakan :
Indetitas pribadi
( nama, umur , tangal lahir dll )
Tempat
( dimana saat ini berada)
Waktu
( pagi, siang, sore, tanggal,
tahun dll.)

Memori visual
Cara pemeriksaan :

Pemeriksaan dengan menggunakan 5 obyek kecil, yang dapat dengan


mudah disembunyikan disekitar penderita, misalnya : pensil, sisir, mata
uang sendok dll. obyek ini disimpan disekitar penderita misalnya dibawah
kursi, dibawah bantal, didalam laci di kantung pemeriksa. Sewaktu
disembunyikan penderita melihatnya, kemudian perhatian penderita
dialihkan dengan cara penderita diajak bicara dengan diberikan beberapa
pertanyaan, setelah berselang 5 menit penderita kita tanyakan benda yang
kita simpan tadi dan dimana tempatnya.
Skor memori visual

Orang normal berusia diawah umur 60 tahun dapat menyebutkan 4 atau 5


obyek yang disembunyikan setelah 5 menit tanpa kesulitan.
Penderita usia 70 90 tahun kurang mampu melakukanya .
Apabila penderita mampu melakukan kurang dari 3 obyek maka dapat
dikatakan telag terjadi gangguan memori.

Memori Rimot ( jangka panjang)


Pertanyaan yang dapat diajukan mengenai diri pribadi
adalah :
Dimana anda dilahirkan ?
Kapan anda dilahirkan ?
Dimana anda sekolah SD,SMP,SMA?
Apa saja pekerjaan anda? kapan ? dimana ?
Siapa nama istri anda ? anak ? berapa anak anda ?
Siapa nama ibu anda ?

WORD LIST MEMORY


TASK:
Instruksi:
Saya akan memperlihatkan kepada anda 10

kata satu persatu.


Bacalah dengan suara keras sambil
mengingatnya.
Setelah selesai saya akan menanyakan
kembali kesepuluh kata itu lagi.

WORD LIST MEMORY


TASK:
Trial 1

Trial 2

Trial 3

Mentega

Karcis

Ratu

TOTAL

Lengan

Kamar

Rumput

Trial 1

Pantai

Mentega

Lengan

Intrusi

Huruf

Pantai

Kamar

Ratu

Mesin

Tongkat

Trial 2

Kamar

Lengan

Pantai

Intrusi

Tongkat

Ratu

Mentega

Karcis

Huruf

Mesin

Trial 3

Rumput

Tongkat

Karcis

Intrusi

Mesin

Rumput

Huruf
TOTAL

WORD LIST MEMORY


TASK:
Beri waktu maksimal 90 detik, setelah itu

dengan cara yang sama lanjut ke trial 2 dan


trial 3
Penilaian: Rerata nilai pada subjek normal
usia 60-75 tahun 21,1 + 3,7.
Nilai pada pasien demensia ringan 8,8 +
4.1.

WORLD LIST RECALL

WORD LIST RECALL:


Instruksi:
Sekarang saya minta anda menyebutkan kembali 10 kata yang
telah dihafal sebelumnya.
Catatan:
Waktu tersedia 90 detik.
Semua jawaban yang salah dicatat sebagai intrusi (pengganggu).
Penilaian:
Rerata nilai pada subjek normal usia 60-75 tahun adalah 7,2

+1,8.
Pada pasien demensia ringan nilainya 0,9 + 1.4.

WORD LIST RECALL


Checklist
Mentega
Lengan
Pantai
Surat
Ratu
Kamar
Tongkat
Karcis
Rumput
Mesin

Intrusi (tulis)

WORLD LIST RECOGNITION

WORD LIST RECOGNITION:


Instruksi:
Berikut ini saya akan memperlihatkan sejumlah kata. Jawablah

Ada bila kata itu termasuk dalam daftar kata yang telah anda hafal
tadi, dan Tidak ada bila kata itu tidak termasuk daftar kata yang
dihafal tadi.
Catatan:
Lingkari angka 1 bila jawabannya benar
Penilaian:
Rerata nilai pada subjek normal usia 60-75 tahun adalah 9,6 +0,8.
Pada pasien demensia ringan nilainya 4,8 + 2.7.

WORD LIST RECOGNITION


Stimulus

Benar
Ada

Gereja
Kopi
Mentega

Benar
Tidak
ada
1
1

Uang

Stimulus

Benar
Ada

Ratu

Kamar

Sepatu
1

Tongkat

Benar
Tidak
ada

1
1

Lengan

Kampung

Pantai

Benang

Lima
Surat

1
1

Karcis

Pasukan

Hotel

Rumput

Gunung

Mesin

Total Benar Ada + Total Benar Tidak ada / 2 = Total nilai.

APRAKSIA

Figure Caption:
The major
cortical brain
centers involved
in the control of
movement.
Subcortical
centers include
the cerebellum,
basal ganglia
and substantia
nigra

Praksis
Konstruksional
Praksis
Integrasi motorik yg digunakan utk
melakukan gerakan kompleks yg bertujuan
Tugas konstruksional :

menggambar garis & balok, berguna dlm


deteksi penyakit otak organik
(HARUS DIMASUKKAN DLM PEMERIKSAAN STATUS MENTAL)

Ketdk mampuan melakukan tugas

konstruksional = apraksia konstruksional


kemampuan konstruksi :

menggambar atau membangun gamb


atau btk 2 - 3 dimensi
mencontoh atau menyalin gbr garis dg
pensil & kertas
merekonstruksi bangunan balok
Merupakan fungsi kognitif non - verbal tk

tinggi

Pemeriksaan
Menggambar segi empat
Mereproduksi bangunan geometri dg pensil

dan kertas
menggambar secara spontan
Reproduksi pola dg menggunakan batang
korek api
Membuat konstruksi dari balok 3 dimensi
Tugas analisa spasial, yaitu pasien diminta
menandai bagian yg bertindihan

Implikasi Klinis
Kemampuan konstruksional merup

fungsi kortikal terintegrasi tinggi yg


primer dilaksanakan oleh lobus
parietal
Gangguan kinerja konstruksional
diduga adanya penyakit pd bagian
posterior hemisfer serebral (meskipun
daerah lain dpt juga ikut terlibat)

Apraksia
Adalah gangguan didapat pd

gerakan motorik yg dipelajari dan


berurutan , yg bukan disebabkan
oleh gangguan elementer pd
tenaga, koordinasi, sensorik atau
kurangnya pemahaman
(konprehensi) atau atensi.

Apraksia bkn ggn motorik tk

rendah, tp defek dlm perencanaan


motorik (langkah2 integratif yg
dibutuhkan pd gerakan terampil
atau yg dipelajari)
Klasifikasi apraksia berdsrkan

kerumitan (kompleksitas) & sifat dr


tugas yg dilaksanakan

Macam - macam Apra


xia

Apraxia ideomotor
Apraxia ideasional (lesi cerebral difus)
Cortical motor apraxia
Apraxia agraphia (lesi di writing center
exner 89)
Apraxia swallowing (menelan), contoh
ceguken
Apraxia gaze & head-neck (apraxia dlm
melirik, lesi pd area 8)
Apraxia tangan & jari (dressing apraxia)

1. Apraksia
Ideomotor
Jenis yg paling sering dijumpai
Tdk mampu melakukan gerakan motorik

yg sebelumnya pernah dipelajari scr


akurat
ketidak mampuan lobus frontal untuk
menerjemahkan aksi menjadi gerakan
mortorik
ggn dpt dilihat pd otot buko-fasial,
ekstremitas sup/inf, atau otot badan

Misal :

Px tdk mampu memperagakan bgmn


minum dg menggunakan sedotan
tdk mampu meniup api
Gagal apraksia bukofasial
Kesulitan dlm gerakan lengan atau
tungkai (Beri hormat !, Peragakan
bgmn menendang bola!)
Gagal apraksia anggota gerak
Kesulitan grakan tubuh (Peragakan
bgmn sikap seorang petinju mennagkis
serangan lawan)
Gagal apraksia gerak tbh
seluruhnya

Px apraksia ideomotor mungkin tdk

mampu memejamkan mata atas


suruhan, namun dpt mengedipkan
mata scr spontan,
tdk mampu menjulurkan lidah atas
perintah, namun gerakan lidahnya
adekuat bila ia berbicara
px mungkin mengalami kesulitan
melaksanakan tugas yg sederhana
(berpakaian, menyisir rambut,
menggunakan alat makan)

Pemeriksaan
Bukofasial

Bagaimana meniup lilin yg menyala


Menjulurkan lidah
Minum melalui semprit
Anggota gerak
Memberi hormat
Mengetok palu
Menyisir rambut
Menendang bola
Seluruh tubuh
Melakukan smash pd bulu tangkis
Sikap seorang petinju

Implikasi Klinis
Berasosiasi erat dg fungsi bahasa pd hemisfer yg

dominan
Pemahaman verbal merupakan prasarat dari penilaian
praksis
Bila suruhan telah dipahami, informasi meluas ke girus
supramarginal yg letaknya berbatasan (misal hembus
lilin menyala) di asosiasikan dg memori kinetik (gerakan)
yg berada di korteks parietal post-rolandik.
Memori dr gerakan ditransfer ke daerah pre motor tmpt
memori bagi pola motorik dicetuskan.
Daerah premotor kemudian mengarahkan neuron piramid
di daerah motor untuk melaksanakan aksi
Lesi di salah satu titik di sepanjang jalur apraksia
ideomotor

2. Apraksia
Ideasional
Adalah ggn perencanaan motorik yg kompleks

(> tinggi dr ideomotor)


Kegagalan dlm melaksanakan tugas yg
mempunyai berbagai komponen yg berurutan
Px tdk mampu memformulasikan ranc aksi
(plan of action). Perintah melakukan aksi jelas
dipahami, namun px tdk mampu
merencanakan rentetan aktivitas yg
diperintah

Contoh :
Px disuruh menuangkan air dari teko
ke dlm gelas, px mungkin gagal
menuangkan air, & mungkin
mengangkat gelas ke bibir atau
mengangkat teko dan minum
langsung dari teko
Menyalakan lilin dg korek api
(Tahapannya : korek menyala - lilin
dinyalakan - korek ditiup utk
memadampak api), px dpt
melakukan gerakan tsb tp kacau
urutannya

Implikasi Klinis
Sering dijumpai pd px dg penyakit otak

bilateral (penyakit kortikal difus, t.u. Lobus


parietal)
Ketidakmampuan mengetahui kegunaan
suatu obyek agnosia obyek (px berusaha
menyalakan lilin dg menggesekkan lilin pd
kotak korek api)
Apraksia idesional umumnya tdk sendiri,
namun dijumpai bersama deteriorasi
intelektual luas

3. Cortical Motor
Apraxia
Px dpt melakukan tindakan

sesuai perintah hanya lebih


lamban
Apraxia Speech
Musical apraxia

AGNOSIA

Agnosia (from the Greek word for "lack of knowledge") means the

inability to recognize objects when using a given sense, even though


that sense is basically intact." (Nolte, 1999)
The part of the brain which is usually damage in patients with object

agnosia is usually the occipital the red area) or inferotemporal cortex


(the yellow area)

Definisi
Gagal mengenal suatu obyek kendati

sensasi primernya (inderanya)


berfungsi baik
Gangguan persepsi sensasi, walaupun
sensibilitas primernya normal
dpt melibatkan semua jenis sensasi
(visual, rasa raba & persepsi tbh)

Macam Agnosia
Verbal agnosia
visual spatial agnosia (tdk mampu mengenali

tata ruang. Px biasanya takut turun tangga)


Visual agnosia (tdk mampu mengenali obyek
melalui penglihatan)
Agnosia taktil (astereognosia), tdk mampu
mengenali obyek dg sentuhan atau perabaan
Visual - verbal agnosia (gx buta kata, alexia
tanpa agrafia)
Sindrom Gerstmann, gx alexia, agrafia, dan R/L
discrimination (lesi di are 22,39)

Agnosia visual
Adlh tak mampu mengenal obyek scr visual,

pdhal penglihatannya adekuat


mungkin disebabkan oleh kelainan yg
melibatkan area asosiasi visual otak (px dpt
melihat obyeknya, namun tdk dpt
mengenalinya atau menyebutkan namanya)
perlu disingkirkan kemungkinan adanya afasia
nominal bila px dpt menamai obyek tsb melalui
perabaan (taktil)

Agnosia Jari
Adalah keadaan px yg tdk mampu

mengidentifikasi jarinya tau jari


orang lain (misal tak mampu
melakukan suruhan Tunjuk
telunjukmu! Kanan atau ibu jari
kirimu !)

Cara Pemeriksaan
Px disuruh menutup mata, pemeriksa

meraba salah satu jarinya, kemudian px


buka mata, & menunjukkan jari yg
diraba oleh pemeriksa
Pemeriksa menyebutkan nama jari, &
suruh px menunjukkan pd jari
pemeriksa (misal Tunjuklah jari manis
saya!)

Px dg agnosia jari biasanya

mempunyai lesi di hemisfer yg


dominan
Lesi di parietal - occipital mungkin
dpt menyebabkan agnosia jari,
bila didptkan pula kelainan disfasia
tes ini sulit dilakukan atau sulit
dinilai

Agnosia Taktil
(Astereognosia)
Adalah keadaan dmn tdpt

kegagalan mengenal st obyek


melalui perabaan, sedang sensorik
primernya baik
dpt dijumpai pd lesi yg melibatkan
lobus parietal yg non dominan

Cara Pemeriksaan
Suruh px menutup mata
Tempatkan pd tangan atau

genggamannya suatu benda,


misal kunci atau peniti
dg cara meraba2 suruh px
mengenalinya

Anosognosia adlh tdk mengakui adanya

penyakit atau kelainan, merupakan


keadaan tdk mengakui atau tdk
menyadari adanya gangguan fungsi pd
sebagian tbh (misal : tdk mengakui
adanya kelumpuhan, pdhal jelas
terlihat adanya hemiplegi)
anosognosia merupakan gamb kelainan
di frontal posterior & lobus parietal
otak, & > sering terlihat bila lesi
melibatkan hemisfer yg non dominan

Terima kasih

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai