Anda di halaman 1dari 9

Perhimpunan Dokter Spesialis

Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (PERDOSRI)

ASESMEN GANGGUAN BERBAHASA


TADIR ( TES AFASIA UNTUK DIAGNOSIS INFORMASI REHABILITASI )
Tanggal pemeriksaan :

Nama pasien :
Tanggal lahir : / / L/P
Pekerjaan :
Pendidikan :
Alamat :

Diagnosis medis :
Fungsi penglihatan :
Fungsi pendengaran :
Bahasa yang dipergunakan :
Bahasa Indonesia : Ya / Tidak
Bahasa lain :

Workshop Asesmen KFR - PERDOSRI Lampiran Asesmen Gangguan Komunikasi 1


PETUNJUK ASESMEN PENEGAKAN DIAGNOSIS AFASIA

Untuk menegakkan diagnosis afasia diperlukan evaluasi kemampuan pasien menyebut dan
menamai tingkat kata

JENIS REGISTRASI Skor


Afasia Normal
Menamai-tingkat kata 14 5
Menyebut 14 5

Diagnosis afasia ditegakkan bila skor pasien (1 4) pada kedua subtes. Jika salah satu subtes
menghasilkan skor 5 (normal) berarti pasien tidak mengalami afasia.
Yang perlu diperhatikan, gangguan bicara dapat terjadi oleh penyebab lain seperti disartria atau
apraksia verbal. Bila pasien dapat menamai secara tertulis (subtes menulis tingkat kata) dengan
baik sedangkan menamai secara lisan tidak, maka pasien tidak menderita afasia tetapi apraksia
verbal.

1. MENAMAI TINGKAT KATA (Leksiko semantik)

Tujuan : Menilai kemampuan menamai gambar

Bahan : Kartu stimulus 1 dan 2

Instruksi pada kartu 1 : P a s i e n d i m i n t a m e n y e b u t k a n satu-persatu nama gambar pada


kartu 1. Bila pasien tidak dapat menamai item 1 (gelas) dan 2 (payung),
tanyakan apakah bisa menunjukkan gerakannya atau menyebutkan apa
fungsi alat tersebut.
Kartu 1

Instuksi pada kartu 2: Pasien diminta menyebutkan warna dan angka sesuai gambar berikut :
Kartu 2

Tabel 1. Poin stimulus Tabel 2. Hasil Pemeriksaan

Workshop Asesmen KFR - PERDOSRI Lampiran Asesmen Gangguan Komunikasi 2


No Stimulus Poin Poin 1 1/2 0
Langsung Menjawab Hanya sebagian
1-0
Arti menjawab benar setelah benar atau
1. Gelas benar 5 detik tidak benar

2. Payung Tabel 3. Skor

3. Panah Total Skor


poin
4. Segi tiga 0 1
1-2 2
5. Biru
3-5 1/2 3
6. Kuning
6-7 1/2 4
7. Sembilan 8 5

8. Tujuhbelas
TOTAL POIN = SKOR =

Skor : untuk menentukan skor, dihitung terlebih dahulu jumlah total poin ( lihat tabel 1),
kemudian dicocokkan dengan standar pencapaian skor untuk mendapatkan skor akhir .

2. MENYEBUT

Tujuan : Menilai kemampuan menyebut contoh nama-nama dalam satu kategori semantik
tertentu.

Bahan : Formulir Registrasi

Instruksi : Pasien diminta menyebutkan nama-nama binatang sebanyak mungkin dalam


waktu satu menit. Bisa menyebut binatang jinak, binatang buas atau jenis-jenis
burung. Ulangi instruksi bila perlu.

Skor : Hitung jumlah nama binatang yang disebut dalam waktu satu menit. Pengulangan
tidak dihitung. Nama yang diucapkan tidak perlu sempurna, asalkan dapat
dikenal.

Workshop Asesmen KFR - PERDOSRI Lampiran Asesmen Gangguan Komunikasi 3


Menyebut nama binatang dalam 1 menit

1. 11.
2. 12.
3. 13.
4. 14.
5. 15.
6. 16.
7. 17.
8. 18.
9. 19.
10. 20.
Jumlah total :

Selanjutnya, dicocokkan dengan standar pencapaian skor untuk mendapatkan skor akhir , menurut
tolak ukur di bawah ini :

Jumlah nama Skor


binatang yang dapat
disebutkan

0 1

1-2 2

3-4 3

5-9 4

10 5
SKOR =

Workshop Asesmen KFR - PERDOSRI Lampiran Asesmen Gangguan Komunikasi 4


PENEGAKKAN DIAGNOSIS JENIS AFASIA
Penentuan sindrom jenis afasia ditetapkan melalui penilaian skor berikut ini :

- Skor kelancaran : tidak lancar / lancar


- Skor norma : PEMAHAMAN BAHASA LISAN tingkat kata kalimat
- Skor norma : BICARA meniru ucapan

TIDAK LANCAR LANCAR

PEMAHAMAN BAHASA LISAN PEMAHAMAN BAHASA LISAN

1 25 12 35

MENIRU UCAPAN MENIRU UCAPAN MENIRU UCAPAN MENIRU UCAPAN

1 25 13 45 13 45 13 45

Global TKC Broca TKM Wernicke TKS Konduksi Anomis

Afasia Global : Afasia yang sangat berat. Pasien tidak bisa berbicara, kecuali terkadang satu
kalimat otomatis, tidak dapat meniru ucapan, sulit mengerti bahasa orang lain dan tidak dapat
menulis maupun membaca.

Afasi Broca : Afasia yang bervariasi antara ringan sampai berat. Pasien mengalami kesulitan
menemui kata-kata yang tepat dan bicaranya ragu-ragu / berjeda, dengan kalimat-kalimat yang
tidak lengkap. Pada umumnya, gangguan menulisnya setara dengan gangguan berbicaranya.
Pemahaman bahasa lisan ataupun tulis lebih baik.

Afasia Wernicke : Afasia yang bervariasi antara berat sampai sedang, yang terutama terganggu
adalah pemahaman bahasa lisan dan tulis. Pasien berbicara dengan lancar tetapi menggunakan
kata-kata yang salah. Pada umumnya gangguan menulis seorang afasia wernicke setara dengan
gangguan berbicaranya.

Afasia Anomis : Afasia yang ringan. Kesulitan utama adalah menemukan kata dan memahami kata-
kata tertentu.

Afasia konduksi : Afasia yang bervariasi antara sedang sampai ringan. Pasien dapat bicara lancar,
tetapi ragu-ragu karena mencari kata-kata. Meniru ucapan sangat terganggu. Pemahaman bahasa
jauh lebih baik.

Afasia Transkortikal Motoris : Afasia yang bervariasi antara berat sampai ringan. Pasien sulit
berbicara secara spontan dan ragu-ragu, dengan kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Meniru
ucapan jauh lebih baik, tetapi sering dilakukan secara otomatis. Gangguan menulisnya biasanya
setara dengan bicaranya. Pemahaman bahasa lisan dan tulis jauh lebih baik.

Afasia Transkortikal Sensoris : Afasia yang bervariasi antara berat sampai ringan. Yang terutama
terganggu adalah pemahaman bahasa lisan dan tulis. Pasien dapat berbicara dengan lancar tetapi
menggunakan kata-kata yang salah. Pasien dapat meniru ucapan kata dan kalimat dengan baik
Workshop Asesmen KFR - PERDOSRI Lampiran Asesmen Gangguan Komunikasi 5
walaupun tidak memahaminya. Gangguan menulisnya umumnya setara dengan gangguan
bicaranya.

Afasia Transkortikal Campuran : Afasia yang bervariasi antara berat sampai ringan. Pemahaman
maupun pengungkapan bahasa dan tulis terganggu. Pasien dapat meniru ucapan dan
menyelesaikan kalimat, walaupun ia tidak memahaminya.

A. KELANCARAN

Tujuan : - Menentukan jumlah total kata (JTK) pada waktu menceritakan topik
berikut
- Menentukan kelancaran bicara

Bahan : Formulir Registrasi

Instruksi :

1. Pasien diminta menceritakan kesibukannya sehari-hari . Tidak ada batas waktu.


Pertanyaan dapat dihentikan apabila pasien memberi tanda tidak ada lagi yang diceritakan.
Ulangi pertanyaan jika perlu.
Pertanyaan :
- Sebutkan kesibukan anda di pagi, siang dan malam hari ?
- Ceritakan mengenai kesulitan dan masalah bahasa yang anda alami sekarang !
- Masalah apa yang paling menyulitkan ?
- Apa sebabnya ?

2. Tetapkan jumlah total kata (JTK)


Tetapkan jumlah total kata dengan menghitung total kata yang diucapkan. Hitung setiap kata,
termasuk pengulangan, bagian kata yang salah, kata yang tidak relevan . Tapi jangan
menghitung keraguan seperti (eh) atau kesalahan memulai (ba-ba-bapak) yang akhirnya
menghasilkan kata.

3. Tetapkan skor kelancaran

Skor kelancaran ditetapkan melalui pembagian jumlah kata permenit.

Tidak lancar : mengucapkan kurang dari 75 kata per menit

Lancar : mengucapkan 76 kata atau lebih per menit.

Workshop Asesmen KFR - PERDOSRI Lampiran Asesmen Gangguan Komunikasi 6


B. PEMAHAMAN BAHASA LISAN

1. PEMAHAMAN BAHASA LISAN TINGKAT KATA

Tujuan : Menilai pemahaman bahasa lisan pada tingkat kata

Bahan : Kartu stimulus berikut ini :

Instruksi : Letakkan kedua kartu stimulus di hadapan pasien, yang satu di bawah yang lain.
Pasien diminta menunjuk gambar kuda gunting empat belas segi empat
yang disebutkan oleh pemeriksa sesuai dengan urutan gambar .

Skor : Setiap gambar yang ditunjuk benar diberi 1 poin. Skor maksimal yang dapat dicapai
adalah 4 poin. Skor ini akan dijumlahkan dengan skor pada bagian berikut :
pemahaman bahasa lisan tingkat kalimat

2. PEMAHAMAN BAHASA LISAN TINGKAT KALIMAT (Leksiko-Semantik dan Morfo-


Sintaksis)

Tujuan : - Memberi pemahaman bahasa lisan pada tingkat kalimat

- Menilai kemampuan menyerap sekaligus berbagai kesatuan informasi

Bahan : Formulir Registrasi. Jika perlu kartu 9

Workshop Asesmen KFR - PERDOSRI Lampiran Asesmen Gangguan Komunikasi 7


Instruksi :

1. Pemeriksa mengucapkan kalimat seperti berikut :

1. Seorang bayi lebih besar daripada seorang dewasa.

2. Seorang polisi ditembaki seorang pencuri.

3. Bandung Jakarta lebih jauh daripada Bandung Aceh.

4. Seekor burung dimakan seekor ular.

5/6. Saya telah membuat janji untuk saya sendiri dengan dokter gigi, untuk hari
kamis, tanggal 23 bulan ini.

2. Pemeriksa menanyakan hal yang berhubungan dengan kalimat tersebut. Jika pasien tidak
dapat mengucapkan jawabnya, letakkan kartu 9 di hadapan pasien dan minta agar dia
menunjukkan pilihannya. Pertanyaan :

1. Benar atau tidak?

2. Siapa yang menembak : polisi atau pencuri?

3. Benar atau tidak?

4. Siapa yang makan : ular atau burung?

5. Janji ini untuk hari apa? Untuk tanggal berapa?

3. Tetapkan skornya. Skor yang diperiksa di sini adalah pengertian bahasa lisan dengan dua
struktur morfosintaksis yang berbeda. Kalimat 1 dan 3 adalah kalimat-kalimat komparatif, kalimat
2 dan 4 adalah kalimat-kalimat pasif. Untuk menghindari kemungkinan pasien menebak jawaban,
kedua kalimat dengan struktur yang sama harus dijawab benar. Kalimat 5/6 adalah kalimat dengan
banyak informasi baru.

Jadi : Kalimat 1 + 3 dijawab benar menghasilkan 1 poin

Kalimat 2 + 4 dijawab benar menghasilkan 1 poin

Kalimat 5 + 6 dijawab benar menghasilkan 1 poin

Skor maksimal yang dapat dicapai untuk bagian ini adalah 3.

Jumlahkan poin yang dicapai pada tingkat kata ( maksimal 4 ) dan tingkat kalimat ( maksimal 3 )
untuk menghasilkan total poin (maksimal 7 poin). Kemudian total poin tersebut dicocokkan
dengan standar pencapaian skor untuk mendapatkan skor akhir , menurut tolak ukur di bawah ini :

Total Poin 0 1-2 3-4 5-6 7

Skor 1 2 3 4 5

C. MENIRU UCAPAN

Workshop Asesmen KFR - PERDOSRI Lampiran Asesmen Gangguan Komunikasi 8


Tujuan : Menilai kemampuan meniru ucapan kata-kata dan kalimat-kalimat
lengkap

Bahan : Formulir Registrasi

Instruksi : Pasien diminta untuk mengulangi kembali kata-kata dan kalimat-kalimat


yang diucapkan pemeriksa. Bila perlu ulangi instruksi. Ulangi setiap kata dan
setiap kalimat.

Stimulus : Tingkat kata : Minum

Diarahkanlah

Tingkat Kalimat : Yang penting baginya adalah belajar dan bekerja

Saya mau ke pasar untuk beli setengah kilo kopi dan tiga kilo
beras

Skor : Catat apa yang diucapkan pasien. Beri 1 poin untuk setiap kata (pada tingkat kata)
dan setiap kalimat (pada tingkat kalimat) yang seluruhnya (semua fonem kata dan
semua suku kata) diucapkan dengan baik. Hitung jumlah total poin, kemudian
cocokkan dengan standar pencapaian skor untuk mendapatkan skor akhir,
menurut tolak ukur di bawah ini :

Total Poin 0 1 2 3 4

Skor 1 2 3 4 5

Workshop Asesmen KFR - PERDOSRI Lampiran Asesmen Gangguan Komunikasi 9

Anda mungkin juga menyukai