Nama pasien :
Tanggal lahir : / / L/P
Pekerjaan :
Pendidikan :
Alamat :
Diagnosis medis :
Fungsi penglihatan :
Fungsi pendengaran :
Bahasa yang dipergunakan :
Bahasa Indonesia : Ya / Tidak
Bahasa lain :
Untuk menegakkan diagnosis afasia diperlukan evaluasi kemampuan pasien menyebut dan
menamai tingkat kata
Diagnosis afasia ditegakkan bila skor pasien (1 4) pada kedua subtes. Jika salah satu subtes
menghasilkan skor 5 (normal) berarti pasien tidak mengalami afasia.
Yang perlu diperhatikan, gangguan bicara dapat terjadi oleh penyebab lain seperti disartria atau
apraksia verbal. Bila pasien dapat menamai secara tertulis (subtes menulis tingkat kata) dengan
baik sedangkan menamai secara lisan tidak, maka pasien tidak menderita afasia tetapi apraksia
verbal.
Instuksi pada kartu 2: Pasien diminta menyebutkan warna dan angka sesuai gambar berikut :
Kartu 2
8. Tujuhbelas
TOTAL POIN = SKOR =
Skor : untuk menentukan skor, dihitung terlebih dahulu jumlah total poin ( lihat tabel 1),
kemudian dicocokkan dengan standar pencapaian skor untuk mendapatkan skor akhir .
2. MENYEBUT
Tujuan : Menilai kemampuan menyebut contoh nama-nama dalam satu kategori semantik
tertentu.
Skor : Hitung jumlah nama binatang yang disebut dalam waktu satu menit. Pengulangan
tidak dihitung. Nama yang diucapkan tidak perlu sempurna, asalkan dapat
dikenal.
1. 11.
2. 12.
3. 13.
4. 14.
5. 15.
6. 16.
7. 17.
8. 18.
9. 19.
10. 20.
Jumlah total :
Selanjutnya, dicocokkan dengan standar pencapaian skor untuk mendapatkan skor akhir , menurut
tolak ukur di bawah ini :
0 1
1-2 2
3-4 3
5-9 4
10 5
SKOR =
1 25 12 35
1 25 13 45 13 45 13 45
Afasia Global : Afasia yang sangat berat. Pasien tidak bisa berbicara, kecuali terkadang satu
kalimat otomatis, tidak dapat meniru ucapan, sulit mengerti bahasa orang lain dan tidak dapat
menulis maupun membaca.
Afasi Broca : Afasia yang bervariasi antara ringan sampai berat. Pasien mengalami kesulitan
menemui kata-kata yang tepat dan bicaranya ragu-ragu / berjeda, dengan kalimat-kalimat yang
tidak lengkap. Pada umumnya, gangguan menulisnya setara dengan gangguan berbicaranya.
Pemahaman bahasa lisan ataupun tulis lebih baik.
Afasia Wernicke : Afasia yang bervariasi antara berat sampai sedang, yang terutama terganggu
adalah pemahaman bahasa lisan dan tulis. Pasien berbicara dengan lancar tetapi menggunakan
kata-kata yang salah. Pada umumnya gangguan menulis seorang afasia wernicke setara dengan
gangguan berbicaranya.
Afasia Anomis : Afasia yang ringan. Kesulitan utama adalah menemukan kata dan memahami kata-
kata tertentu.
Afasia konduksi : Afasia yang bervariasi antara sedang sampai ringan. Pasien dapat bicara lancar,
tetapi ragu-ragu karena mencari kata-kata. Meniru ucapan sangat terganggu. Pemahaman bahasa
jauh lebih baik.
Afasia Transkortikal Motoris : Afasia yang bervariasi antara berat sampai ringan. Pasien sulit
berbicara secara spontan dan ragu-ragu, dengan kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Meniru
ucapan jauh lebih baik, tetapi sering dilakukan secara otomatis. Gangguan menulisnya biasanya
setara dengan bicaranya. Pemahaman bahasa lisan dan tulis jauh lebih baik.
Afasia Transkortikal Sensoris : Afasia yang bervariasi antara berat sampai ringan. Yang terutama
terganggu adalah pemahaman bahasa lisan dan tulis. Pasien dapat berbicara dengan lancar tetapi
menggunakan kata-kata yang salah. Pasien dapat meniru ucapan kata dan kalimat dengan baik
Workshop Asesmen KFR - PERDOSRI Lampiran Asesmen Gangguan Komunikasi 5
walaupun tidak memahaminya. Gangguan menulisnya umumnya setara dengan gangguan
bicaranya.
Afasia Transkortikal Campuran : Afasia yang bervariasi antara berat sampai ringan. Pemahaman
maupun pengungkapan bahasa dan tulis terganggu. Pasien dapat meniru ucapan dan
menyelesaikan kalimat, walaupun ia tidak memahaminya.
A. KELANCARAN
Tujuan : - Menentukan jumlah total kata (JTK) pada waktu menceritakan topik
berikut
- Menentukan kelancaran bicara
Instruksi :
Instruksi : Letakkan kedua kartu stimulus di hadapan pasien, yang satu di bawah yang lain.
Pasien diminta menunjuk gambar kuda gunting empat belas segi empat
yang disebutkan oleh pemeriksa sesuai dengan urutan gambar .
Skor : Setiap gambar yang ditunjuk benar diberi 1 poin. Skor maksimal yang dapat dicapai
adalah 4 poin. Skor ini akan dijumlahkan dengan skor pada bagian berikut :
pemahaman bahasa lisan tingkat kalimat
5/6. Saya telah membuat janji untuk saya sendiri dengan dokter gigi, untuk hari
kamis, tanggal 23 bulan ini.
2. Pemeriksa menanyakan hal yang berhubungan dengan kalimat tersebut. Jika pasien tidak
dapat mengucapkan jawabnya, letakkan kartu 9 di hadapan pasien dan minta agar dia
menunjukkan pilihannya. Pertanyaan :
3. Tetapkan skornya. Skor yang diperiksa di sini adalah pengertian bahasa lisan dengan dua
struktur morfosintaksis yang berbeda. Kalimat 1 dan 3 adalah kalimat-kalimat komparatif, kalimat
2 dan 4 adalah kalimat-kalimat pasif. Untuk menghindari kemungkinan pasien menebak jawaban,
kedua kalimat dengan struktur yang sama harus dijawab benar. Kalimat 5/6 adalah kalimat dengan
banyak informasi baru.
Jumlahkan poin yang dicapai pada tingkat kata ( maksimal 4 ) dan tingkat kalimat ( maksimal 3 )
untuk menghasilkan total poin (maksimal 7 poin). Kemudian total poin tersebut dicocokkan
dengan standar pencapaian skor untuk mendapatkan skor akhir , menurut tolak ukur di bawah ini :
Skor 1 2 3 4 5
C. MENIRU UCAPAN
Diarahkanlah
Saya mau ke pasar untuk beli setengah kilo kopi dan tiga kilo
beras
Skor : Catat apa yang diucapkan pasien. Beri 1 poin untuk setiap kata (pada tingkat kata)
dan setiap kalimat (pada tingkat kalimat) yang seluruhnya (semua fonem kata dan
semua suku kata) diucapkan dengan baik. Hitung jumlah total poin, kemudian
cocokkan dengan standar pencapaian skor untuk mendapatkan skor akhir,
menurut tolak ukur di bawah ini :
Total Poin 0 1 2 3 4
Skor 1 2 3 4 5