Anda di halaman 1dari 3

Pemeriksaan Proprioseptif

Seti Aji Hadinoto

Proprioception adalah suatu proses dimana tubuh dapat mengontrol kontraksi otot sebagai
respon cepat terhadap rangsangan dari luar, dengan menggunakan stretch reseptor pada otot untuk
mengetahui posisi sendi tubuh. Propriosepsi dapat bersifat volunteer seperti saat penempatan yang
akurat terhadap ekstremitas, atau bersifat involunter seperti saat memodulasi fungsi otot.

Semua sendi synovial pada tubuh mempunyai berbagai macam mechanoreseptor dan
nociceptor yang menempel pada struktur sendi, otot, dan cutis dengan berbagai macam karakteristik
dan distribusi, tergantung dari jaringan sendi. Mechanoreseptor sendi ini yang distimulasi oleh gaya
mekanis (pemanjangan soft tissue, relaksasi, kompresi, dan tegangan cairan) yang memediasi
proprioseptif, termasuk didalamnya Pacinian corpuscles, Ruffini endings, dan muscle spindle serta Golgi
Tendon Organ (GTO). Muscle spindle berfungsi sebagai stretch receptor, dimana GTO berfungsi sebagai
monitor derajat tension didalam otot dan tendon. Istilah musculotendineus kinesthesia adalah kapasitas
jaringan musculotendinous untuk memberikan kontribusi input proprioseptif untuk aktifasi muscle
spindle dan GTO

Proprioseptif sering disebut sebagai indra keenam, merupakan kemampuan yang dikembangkan
oleh system saraf dengan tujuan untuk mengetahui posisi dan mengontrol berbagai macam bagian
tubuh. System sensorik proprioseptif dibentuk menggunakan proprioceptor yang terletak di otot untuk
memonitor panjang, tegangan, tekanan, dan stimulus berbahaya. Spindle otot adalah proprioceptor
yang paling kompleks, berfungsi untuk menginformasikan neuron lain tentang panjang otot dan
kecepatan dari regangan otot (stretch receptor). Kepadatan spindle otot dalam otot akan bertambah
terutama pada otot yang bekerja pada pergerakan halus (fine movement), kebalikan dengan otot yang
bekerja pada gerakan motorik kasar. Otak membutuhkan input dari berbagai macam muscle spindle
untuk memahami perubahan posisi dan sudut dari otot. Juga ditemukan jumlah spindle yang banyak
pada lengan atas dan betis, yaitu otot yang harus mempertahankan posisi tubuh terhadap gravitasi

Proprioceptor lain adalah, organ tendon golgi, ditemukanpada muscle tendo junction. Fungsi
organ ini adalah menginformasikan mengenai tarikan yang terjadi pada bagian otot yang spesifik
(tension receptor).
Pemeriksaan untuk proprioceptive :

1. Finger – Nose test


Pasien menutup mata, pemeriksa menyentuh ujung salah satu jari pasien dengan ringan
kemudian meminta pasien untuk menyentuh hidung dengan jari yang disentuh tersebut.
Pemeriksa kemudian menyentuh jari lain di tangan lain, kemudian meminta pasien untuk
melakukan hal yang sama. Pasien dengan gangguan proprioseptif mengalami kesulitan
melakukan tes ini tanpa bantuan visual

2. Movement test

Pasien menutup mata, kemudian pemeriksa menggerakkan jari tangan atau jari kaki pasien ke
arah atas dan bawah dengan memegang pada sisi jari untuk mengurangi petunjuk akibat
tekanan jari. Kemudian pasien diminta untuk menyebutkan ke arah mana jari digerakkan

3. Space test
Pasien menutup mata, pemeriksa menempatkan salah satu dari tangan atau kaki pasien pada
posisi tertentu di udara. Pasien kemudian diminta untuk meniru posisi tersebut dengan tangan
atau kaki yang lain, atau diminta untuk menyentuh tangan atau kaki tersebut menggunakan
tangan atau kaki yang lain. Hilangnya kemampuan proprioseptif (true proprioceptive loss)
menyebabkan pasien tidak dapat memposisikan atau menyentuh tangan atau kaki yang normal
menggunakan tangan atau kaki yang mengalami gangguan proprioseptif
4. Thumb/big toe localizing test (TLT/BLT)
Pasien menutup mata, tangan atau kaki pasien diposisikan pada posisi “fixed” oleh pemeriksa,
kemudian pada TLT pasien diminta menyentuh ibu jari yang diposisikan oleh pemeriksa dengan
ibu jari dan jari telunjuk sisi lain. Pada BLT, pasien diminta menutup mata, kemudian pasien
diminta untuk melokalisir posisi ibu jari kaki dengan jari telunjuk. Pada orang normal, mereka
dapat menyelesaikan tes ini dengan rute spasial yang terpendek, sedangkan pada beberapa
pasien dengan penyakit neurologis, mereka mengalami kesulitan untuk melakukan tes ini
walaupun memiliki sensasi normal dari gerakan dan posisi sendi

5. Stork standing test


Merupakan tes untuk keseimbangan, untuk menilai kemampuan control proprioseptif pasien
pada sendi yang sedang dinilai. Pasien diminta untuk berdiri dengan satu kaki (pada kaki sehat
lebih dahulu), kemudian pasien diminta berdiri satu kaki dengan kaki yang sakit – pertama
dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup.Perbedaan harus dinilai melalui proses
perbandingan

DaftarPustaka

1. Magee D.Orthopaedic Physical Examination 4th Ed. Missouri : Elsevier, 2006. P. 76 - 80


2. Dutton M. Orthopaedic Examination, Evaluation, and Intervention 2 nd Ed. Pennsylvania :
McGraw Hill, 2006. P 72 – 80, 1561 – 62
3. Sensory Processing Disorder, diunduhdari : www.spdaustralia.com.au

Anda mungkin juga menyukai