PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
2.1 Anatomi dan fiiologi !erte"ra
Kolumna vertebralis merupakan poros tulang rangka tubuh yang memungkinkan
untuk beregrak. olumna vertebralis terbentang dari cranium sampai ujung os coccygis.
Kolumna vertebralis melindungi medulla spinalis, menyangga berat tubuh, dan
merupakan sumbu bagi tubuh yang untuk sebagian kaku dan untuk sebagian lentur, serta
/
berungsi sebagai poros untuk kepala berputar.
ambar !.
+natomi columna
vertebralis
Kolumna
vertebralis terdiri
dari
00
vertebra yangteratur
dalam 5 daerah, tetapi hanya /1 dari jumlah tersebut ( 2 vertebra cervicalis, !/ vertebra
thorakalis, dan 5 vertebra lumbalis) yang dapat digerakan pada orang de%asa. -ada orang
de%asa ke lima vertebra sacralis melebur untuk membentuk os sacrum dan keempat
vertebra coccygea melebur untuk membentuk os coccygis. Korpus vertebra berangsur
menjadi lebih besar ke ujung kaudal kolumna vertebralis, dan kemudian berturut3turut
menjadi makin kecil ke ujung os coccygis. -erbedaan structural ini berhubungan dengan
keadaan bah%a daerah lumbal dan sakral menanggung beban yang lebih besar daripada
2
servikal dan torakal. 'engkung torakal dan sakrokoksigeal mencekung ke arah ventral.
/
Sedangkan servikal dan lumbal mencekung ke arah dorsal.
4ertebra dari berbagai daerah berbeda dalam ukuran dan siat khas lainnya, dan
vertebra dalam satu daerah pun satu dengan yang lain memperlihatkan perbedaan yang
lebih kecil. 4ertebra yang khas terdiri dari corpus vertebra dan arcus vertebra. Corpus
vertebrae adalah bagian ventral yang memberi kekuatan pada kolumna vertebralis dan
menanggung berat tubuh. orpus vertebrae terutama dari vertebra thorakalis 4 ke kaudal
berangsur bertambah besar supaya dapat memikul beban yang makin berat. Arcus
vertebrae adalah bagian dorsal vertebra yang terdiri dari pediculus dan lamina arcus
vertebra. Pediculus adalah taju pendek yang kokoh dan menghubungkan lengkung pada
corpus vertebrae6 incisura vertebralis merupakan torehan pada pediculus arcus vertebrae.
ncisura vertebralis superior dan incisura vertebralis inerior pada vertebra3vertebra yang
bertetangga membentuk sebuah foramen intervertebalis. -ediculus menjorok kearah
dorsal untuk bertemu dengan dua lempeng tulang yang lebar dan gepeng, yakni lamina
arcus vertebra. +rcus vertebra dan permukaan dorsal corpus vertebra membatasi foramen
vertebrale. *oramen vertebrale berurutan pada kolumna vertebralis yang utuh
membentuk canalis vertebralis yang berisi medulla spinalis, meningens, jaringan lemak,
akar sara dan pembuluh darah. /
3
ambar /.
4ertebra
lumbalis
4
ambar 0.
agian3 bagian
discus
intervertebralis
ambar 1.
Segmen spinalis
9
acet joint
Ketebalan
diskus
intervertebralis di berbagai
daerah berbeda satu dari yang lain6 diskus intervertebralis yang paling tebal terdapat di
daerah lumbal dan yang paling tipis di daerah torakal sebelah kranial. /
*acet join ( articulation zygapophysealis) adalah persendian kecil yang
menghubungkan tulang vertebra dengan yang lainnya. Sendi aset merupakan sendi
5
diartrosis yang membolehkan tulang belakang bergerak. leh karena kelenturan kapsul
sendi, tulang belakang mampu bergerak dalam batas %ajar dengan arah yang berbeda3
beda. /
2.2 Definii
Kata spondylolisthesis berasal dari bahsa "unani yang terdiri atas kata
“spondylo” yang berarti tulang belakang (vertebra) dan # listhesis” yang berarti bergeser.
$aka spondilolistesis adalah suatu pergeseran korpus vertebrae (biasanya kedepan)
terhadap korpus vertebra yang terletak diba%ahnya. &mumnya terjadi pada pertemuan
lumbosacral (lumbosacral joints) dimana '5 bergeser (slip) diatas S!, akan tetapi hal
tersebut dapat terjadi pula pada tingkat vertebra yang lebih tinggi. 0
&mumnya diklasiikasikan ke dalam lima bentuk : kongenital atau displastik,
isthmus, degenerati, traumatik dan patologis. anyak kasus dapat diterapi secara
konservati. $eskipun demikian, pada individu dengan radikulopati, klaudikasio
neurogenik, abnormalitas postural dan cara berjalan yang tidak berhasil dengan
penanganan non3operati, dan terdapatnya pergeseran yan progresi, pembedahan
dianjurkan. 7ujuan pembedahan adalah untuk menstabilkan segmen spinal dan
dekompresi elemen sara jika dibutuhkan.
2.# E$idemiologi
Spondilolistesis mengenai 53; < populasi pria, dan /30 < %anita. Karena gejala
yang diakibatkan olehnya bervariasi, kelainan tersebut sering ditandai dengan nyeri pada
bagian belakang (low back pain) nyeri pada paha dan tungkai. Sering penderita
mengalami perasaan tidak nyaman dalam bentuk spasme otot, kelemahan dan ketegangan
otot betis. $eskipun demikian, banyak penelitian menyebutkan bah%a terdapat
predisposisi kongenital dalam terjadinya spondilolistesis dengan prevalensi sekitar ;= <
pada anggota keluarga yang terkena. 'ebih lanjut, kelainan ini juga berhubungan dengan
meningkatnya insidensi spina biida sacralis.0
Kira3kira >/ < kasus isthmic spondilolistesis terjadi di '53S!. !!,0 < terjadi di
'13'5. Kelainan kongenital seperti spina biida occulta berkaitan dengan munculnya
isthmic spondilolistesis. 0
Degenarative spondilolistesis terjadi lebih sering seiring bertambahnya usia.
4ertebra '13'5 terkena ;3!? kali lebih sering dibanding lokasi lainnya. Sakralisasi '5
6
sering terlihat pada degenerative spondilolistesis '13'5. 7ipe ini biasanya muncul 5 kali
lebih sering pada %anita dibanding pria, dan sering pada usia lebih dari 1? tahun.
Spondilolistesis kongenital (tipe displastik) terjadi / kali lebih sering pada %anita
dengan permulaan gejala muncul pada usia remaja. 7ipe ini biasanya terjadi sekitar !13/!
< dari semua kasus spondilolistesis.
7
Gambar 5. Klasifkasi spondilolistesis tipe
2.& Patofiiologi
8
Sekitar 53; < pria dan /30 < %anita mengalami spondilolistesis. -ertama sekali
tampak pada individu yang terlibat akti dengan aktiitas isik yang berat seperti angkat
besi, senam dan sepak bola. -ria lebih sering menunjukkan gejala dibandingkan dengan
%anita, terutama diakibatkan oleh tingginya aktivitas isik pada pria. $eskipun beberapa
anak3anak diba%ah usia 5 tahun dapat mengalami spondilolistesis, sangat jarang anak3
anak tersebut didiagnosis dengan spondilolistesis. Spondilolistesis sering terjadi pada
anak usia 23!? tahun.
-eningkatan aktivitas isik pada masa remaja dan de%asa sehari3hari
mengakibatkan spondilolistesis sering dijumpai pada remaja dan de%asa. Spondilolistesis
dikelompokkan ke dalam lima tipe utama dimana masing3masing mempunyai patologi
yang berbeda. 7ipe tersebut antara lain tipe displastik, isthmic, degenerative, traumatic
dan patologik. Spondilolistesis displastik merupakan kelainan kongenital yang terjadi
karena malormasi lumbosacral joints dengan permukaan sendi yang kecil dan
inkompeten. Spondilolistesis displastik sangat jarang terjadi, akan tetapi cenderung
berkembang secara progresi, dan sering berhubungan dengan deicit neurologis berat.
Sangat sulit diterapi karena bagian elemen posterior dan prosessus transversus cenderung
berkembang kurang baik, meninggalkan area permukaan kecil untuk usi pada bagian
posterolateral.
Spondilolistesis displastik terjadi akibat deek arkus neural, seringnya pada
sacrum bagian atas atau '5. -ada tipe ini, =5 < kasus berhubungan dengan spina biida
occulta. 7erjaid kompresi serabut sara pada oramen S!, meskipun peregserannya
minimal. Spondilolistesis isthmic merupakan bentuk spondilolistesis yang paling sering.
Spondilolistesis isthmic (juga sering disebut spondilolistesis spondilolitik) merupakan
kondisi yang paling sering dijjumpai dengan angka prevalensi 532 <. *redericson et al
menunjukkan bah%a deek spondilolistesis biasanya didapatkan pada usia ;3!; tahun,
dan pergeseran tersebut sering lebih cepat. Ketika pergeseran terjadi, jarang berkembang
progresi, meskipun suatu penelitian tidak mendapatkan hubungan antara progresiitas
pergeseran dengan terjadinya gangguan diskus intervertebralis pada usia pertengahan.
7elah dianggap bah%a kebanyakan spondilolistesis isthmic tidak bergejala, akan tetapi
insidensi timbulnya gejala tidak diketahui. Secara kasar =? < pergeseran isthmus
merupakan pergeseran tingkat rendah (lo% grade : kurang dari 5? < yang mengalami
9
pergeseran) dan sekitar !? < bersiat high grade (lebih dari 5? < yang mengalami
pergeseran).
Sistem grading untuk spondilolistesis yang umum dipakai adalah system grading
$eyerding untuk menilai beratnya pergeseran. Kategori tersebut didasarkan pengukuran
jarak dari pinggir posterior korpus vertebra superior hingga pinggir posterior korpus
vertebra inerior yang terletak berdekatan dengannya pada oto rontgen lateral. Barak
tersebut kemudian dilaporkan sebagai panjang korpus vertebra superior total :
rade ! adalah ?3/5 <
rade / adalah /535? <
rade 0 adalah 5?325 <
rade 1 adalah 253!?? <
Spondiloptosis lebih dari !?? <
10
menyebabkan tekanan yang besar pada pars interartikularis. 'ordosis lumbal dan tekanan
rotasional dipercaya berperan penting dalam perkembangan deek litik pada pars
interartikularis dan kelemahan pars interartikularis pada pasien muda. 7erdapat hubungan
antara tingginya aktivitas selama masa kanak3kanak dengan timbulnya deek pada pars
interartikularis.
-ada 7ipe degenerative, instabilitas intersegmental terjadi akibat penyakit diskus
degenerative atau acet arthropaty. -roses tersebut dikenal dengan spondilosis. -ergeseran
tersebut terjadi akibat spondilosis progresi pada 0 kompleks persendian tersebut.
&mumnya terjadi pada '135, dan %anita usia tua yang umumnya terkena. abang sara
'5 biasanya terkena akibat stenosis resesus lateralis sebagai akibat hipertroi ligament
atau permukaan sendi.
-ada 7ipe traumatic, banyak bagian arkus neural yang terkena A mengalami
raktur, sehingga menyebabkan subluksasi vertebra yang tidak stabil. Spondilolistesis
patologis terjadi akibat penyakit yang mengenai tulang, atau berasal dari metastasis atau
penyakit metabolic tulang, yang menyebabkan mineralisasi abnormal, remodeling
abnormal serta penipisan bagian posterior sehingga menyebabkan pergeseran (slippage).
Kelainan ini dilaporkan terjadi pada penyakit -agets, tuberculosis tulang, iant cell
7umor dan metastasis tumor. 1
meskipun sangat berkaitan dengan instabilitas segmental yang terjadi. 7anda neurologis
berhubungan dengan derajat pergeseran dan mengenai system sensoris, motoric dan
perubahan rele8 akibat dari pergeseran serabut sara.
-rogresiitas listesis pada individu de%asa muda biasanya terjadi bilateral dan
berhubungan dengan gambaran klinisAisik berupa : 5
7erbatasnya pergerakan tulang belakang
11
7idak dapat memleksikan panggul dengan lutut yang berekstensi penuh
Ciperlordosis lumbal dan thorakolumbal
Ciperkiosis lumbosacral junction
Kesulitan berjalan
-emendekan badan jika terjadi pergeseran komplit (spondiloptosis)
-asien dengan spondilolistesis degenerative biasanya pada orang tua dan muncul
dengan nyeri tulang belakang (back pain), radikulopat i, klaudikasio neurogenic atau
gabungan beberapa gejala tersebut. -ergeseran tersebut paling sering terjadi pada '135
dan jarang terjadi '031. ejala radikuler sering terjadi akibat stenosis resesus lateralis
dan hipertroi ligamen atau herniasi diskus. abang akar sara '5 sering terkena dan
menyebabkan kelemahan otot ekstensor halluces longus. -enyebab gejala klaudikasio
neurogenic selama pergerakan adalah bersiat multiact orial. yeri berkurang ketika
pasien memleksikan tulang belakang dengan duduk. *leksi memperbesar ukuran kanal
dengan menegangkan ligamentum lavum, mengurangi overriding lamina dan
pembesaran oramen. Cal tersebut mengurangi tekanan pada cabang akar sara, sehingga
mengurangi nyeri yang timbul. 5
2.) Diagnoi
Diagnosis ditegakan dengan gambaran klinis, pemeriksaan isik dan pemeriksaan
radiologis.
!. ambaran Klinis
yeri punggung (back pain) pada regio yang terkena merupakan gejala khas.
&munya nyeri yang timbul berhubungan dengan aktivitas. +ktivitas membuat
nyeri makin bertambah buruk dan istirahat akan dapat menguranginya. Spasme
otot dan kekakuan dalam pergerakan tulang belakang merupakan ciri yang
spesiik. ejala neurologis seperti nyeri pada bokong dan otot hamstring tidak
sering terjadi kecuali jika terdapatnya bukti subluksasi vertebra. Keadaan
umum pasien biasanya baik dan masalah tulang belakang umumnya tidak
berhubungan dengan penyakir atau kondisi lainnya.
/. -emeriksaan *isik
-ostur pasien biasanya normal, bilamana subluksasio yang terjadi bersiat
ringan. Dengan subluksasio berat, terdapat gangguan bentuk postur. -ergerakan
tulang belakang berkurang karena nyeri dan terdapatnya spasme otot.
-enyangga badan kadang3kadang memberikan rasa nyeri pada pasien, dan
12
nyeri umumnya terletak pada bagian dimana terdapatnya pergeseranAkeretakan,
kadang nyeri tampak pada beberapa segmen distal dari levelAtingkat dimana
lesi mulai timbul. Ketika pasien dalam posisi telungkup (prone) di atas meja
pemeriksaan, perasaan tidak nyaman atau nyeri dapat diidentiikasi ketika
palpasi dilakukan secara langsung diatas deek pada tulang belakang. yeri
dan kekakuan otot adalah hal yang sering dijum pai. -ada banyak pasien,
lokalisasi nyeri disekitar deek dapat sangat mudah diketahui bila pasien
diletakkan pada posisi lateral dan meletakkan kaki mereka keatas seperti posisi
etus. Deek dapat diketahui pada posisi tersebut. -emeriksaan neurologis
terhadap pasien dengan spondilolistesis biasanya negative. *ungsi berkemih
dan deekasi biasanya normal, terkecuali pada pasien dengan sindrom cauda
euine yang berhubungan dengan lesi derajat tinggi.
0. -emeriksaan Eadiologis
*oto polos vertebra merupakan modalitas pemeriksaan a%al dalam diagnosis
spondilosis atau spondilolistesis. F ray pada pasien dengan spondilolistesis
harus dilakukan pada posisi tegakAberdiri. *ilm posisi +-, 'ateral dan obliue
adalah modalitas standard dan posisi lateral persendian lumbosacral akan
melengkapkan pemeriksaan radiologis. -osisi lateral pada lumbosacral joints,
membuat pasien berada dalam posisi etal, membantu dalam mengidentiikasi
deek pada pars interartikularis, karena deek lebih terbuka pad aposisi tersebut
dibandingkan bila pasien berada dalam posisi berdiri. -ada beberapa kasus
tertentu studi pencitraan seperti bone scan atau 7 scan dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosis. -asien dengan deek pada pars interartikularis sangat
mudah terlihat dengan 7 scan. one scan (S-@7 scan) bermanaat dalam
diagnosis a%al reaksi stressAtekanan pada deek pars interartikularis yang tidak
terlihat baik dengan oto polos. Scan positi menunjukkan bah%a proses
penyembuhan tulang telah dimulai, akan tetapi tidak mengindikasikan bah%a
penyembuhan yang deinitive akan terjadi. 7 scan dapat menggambarkan
abnormalitas pada tulang dengan baik, akan tetapi $E sekarang lebih sering
digunakan karena selain dapat mengidentiikasi tulang juga dapat
13
mengidentiikasi jaringan lunak (diskus, kanal dan anatomi serabut sara ) lebih
baik dibandingkan dengan oto polos. 5
ambar 2.
ambaran $E
spondiloliste sis
'13'5
2.*
Penatalakanaan
7erapi pada spondilolistesis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu operative dan
non operative. -emilihan terapi pada pasien tergantung dari usia pasien, tipe subluksasi
dan gejala yang dialami oleh pasien. 7ujuan dari terapi adalah menghilangkan nyeri yang
dirasakan pasien dan memperkuat serta stabilisasi vertebra. -rinsip terapi pada
spondilolistesis adalah apabila spondilolistesis yang ringan tanpa gejala, tidak diperlukan
terapi tertentu. +pabila muncul gejala yang masih ringan, terapinya biasanya diberikan
latihan agar tidak terjadi kekakuan vertebra dan penggunaan brace untuk stabilisasi
vertebra. amun, jika gejala yang timbul berat dan lebih penting lagi apabila sampai
mengganggu aktivitas pasien, maka operasi menjadi pilihan terbaik. ;
14
!. Konservati (on operati)
7erapi konservati terdiri dari istirahat (rest), penyangga eksternal ke bagian
vertebra yang terkena deek, terapi medikamentosa dan isioterapi. -enyangga
eksternal biasanya menggunakan brace.
$odiikasi gaya hidup
Sangatlah penting untuk mengedukasi pasien dengan spondilolistesis
mengenai kondisi mereka dan bagaimana untuk meminimalisasi gejala
yang dialami serta mencegah terjadinya progresi dari subluksasi
tersebut. 'angkah3langkahnya adalah sebagai berikut :
$engurangi atau tidak melakukan aktiitas yang menyebabkan
nyeri
ed rest selama episode nyeri akut
$enjaga berat badan agar tidak over%eight
$embatasi gerakan lumbar
-enyangga eksternal (bracing)
race merupakan hal yang penting dalam terapi konservati. 7ujuan
penggunaan brace adalah untuk stabilisasi vertebra, mencegah
terjadinya progresiitas dari subluksasi yang telah terjadi. Dalam
beberapa kasus brace juga terbukti mengurangi nyeri dan spasme otot.
7erapi medikamentosa
$edikasi diberikan untuk mengurangi rasa nyeri, proses inlamasi dan
spasme otot. +nalgesik digunakan untuk mengurangi nyeri, muscle
rela8ants digunakan untuk mengurangi spasme otot serta S+D atau
steroid untuk mengurangi proses inlamasi.
*isioterapi
*isioterapi menggunakan variasi modalitas seperti ultrasound, stimulasi
elektrik, pemijatan dan termal terapi untuk membantu mengurangi
15
membantu merilekskan otot sekitarnya. ara ini sangat
mendatangkan keuntungan bagi pasien dengan spondilolistesis
yang telah menyebabkan iritasi pada jaringan disekitarnya.
7erapi termal hangat
7erapi termal hangat berguna untuk meningkatkan sirkulasi dan
merilekskan jaringan otot sekitar.
Kompres es
Kompres es biasanya digunakan pada 2/ jam inisal dari
terjadinya injuri untuk mengurangi inlamasi dan
menghilangkan nyeri.
7@S
7ranscutaneous electrical nerve stimulation membantu
menghilangkan nyeri. iasanya digunakan terutama untuk nyeri
yang teradiasi.
+ngka keberhasilan terapi non3operati sangat besar, terutama pada pasien
muda. -ada pasien yang lebih tua dengan pergeseran ringan (lo% grade slip)
yang diakibatkan oleh degenerasi diskus, traksi dapat digunakan dengan
beberapa tingkat keberhasilan. Salah satu tantangan adalah dalam terapi pasien
dengan nyeri punggung hebat dan menunjukkan gambaran radiograi
abnormal. -asien tersebut mungkin memiliki penyakit degenerative pada
diskus atau bahkan pergeseran ringan (lo% grade slip, G/5<), dan biasanya
nyeri yang terjadi tidak sesuai dengan pemeriksaan isik dan gambaran
radiograi. yeri punggung merupakan masalah kesehatan utama dan penyebab
disabilitas yang paling sering. +dalah sangat penting untuk mempertimbangkan
actor tingkah laku dan psikososial yang berperan dalam timbulnya disabilitas
pada pasien tersebut.
/. 7erapi -embedahan
7erapi pembedahan hanya direkomendasikan bagi pasien yang sangat
simtomatis yang tidak berespon dengan pera%atan non3bedah dan dimana
gejalanya menyebabkan suatu disabilitas. 7ujuan terapi adalah untuk
dekompesi elemen neural dan immobilisasi segmen yang tidak stabil.
&mumnya dilakukan dengan eliminasi pergerakan sepanjang permukaan sendi
16
(acet joints) dan diskus intervert ebralis melalui arthrodesis (usi). ndikasi
intervensi bedah (usi) pada pasien de%asa adalah :
7anda neurologis 3 radikulopaty (yang tidak berespon dengan terapi
konservati).
Klaudikasio neurogenik.
-ergeseran berat ( Cigh grade slip H5? <)
-ergeseran tipe dan tipe , dengan bukti adanya instabilitas,
progresiitas listesis, dan kurang berespon dengan terapi konservati.
Spondilolistesis traumatic.
Spondilolistesis iatrogenic.
'istesis tipe (degenerative) dengan instabilitas berat dan nyeri hebat.
Deormitas postural dan abnormalitas gaya berjalan (gait).
2.+ Kom$likai
-rogresiitas dari pergeseran dengan peningkatan tekanan ataupun penarikan pada
sara spinal, bisa menyebabkan komplikasi. -ada pasien yang membutuhkan penanganan
dengan pembedahanuntuk menstabilkan spondilolistesis, dapat terjadi komplikasi seperti
nerve root in!ury (G!<), kebocoran 'S (/3!? <), kegagalan melakukan usi (53/5 <),
ineksi dan perdarahan dari prosedur pembedahan (!35 <). -ada pasien yang perokok,
kemungkinan untuk terjadinya kegagalan pada saat usi ialah (H5?<). -asien yang
berusia lebih muda memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita spondilolistesis
isthmic atau kongenital yang lebih progresi. Eadiograi serial dengan posisi lateral harus
;
dilakukan setiap ; bulan untuk mengetahui perkembangan pasien ini.
2.1, Prognoi
-asien dengan raktur akut dan pergeseran tulang yang minimal kemungkinan
akan kembali normal apabila raktur tersebut membaik. -asien dengan perubahan
vertebra yang progresi dan degenerative kemungkinan akan mengalami gejala yang
siatnya intermiten. Eesiko untuk terjadinya spondilolistesis degenerative meningkat
seiring dengan bertambahnya usia, dan pergeseran vertebra yang progresi terjadi pada
0?< pasien. ila pergeseran vertebra semakin progresi, oramen neural akan semakin
dekat dan menyebabkan penekanan pada sara, ha lini akan membutuhkan dekompresi. ;
17
BAB III
KESI-PULAN
DATA/ PUSTAKA
18
!. Sjamsuhidajat E, Bong ID. "istem #uskuloskeletal. n : uku +jar lmu edah.
/nd ed. Bakarta : @6 /??5. p. >05.
/. $oore K', +gur +$E. Anatomi $linis %asar. Cipokrates : Bakarta6 /??/.
0. Spondylolis!esis. "#ailable a $
http:AAmy.clevelandclinic.orgAdisordersAbackJpainAhicJspondylolisthesis.asp8.
+ccessed on ovember, /0rd /?!0.
1. Salter E. &e'tbook of %isorders and (n!uries of the #usculoskeletal "ystem.
Iilliams 9 Iilkins : &S+6 !===.
5. 4okshoor +, Keenan $+@. Spondyl olisthesis, Spondylolysis, and Spondylos is.
+vailable at : http:AAemedicine.medscape.comAarticleA!/;;>;?3overvie%.
+ccessed on ovember, /0rd /?!0.
;. Spondylolisthesis. +vailable at : http:AA%%%.spine3
health.comAvideoAspondylolisthesis3symptoms3and3causes3video. +ccessed on
rd
ovember, /0 /?!0.
19